Bab.3

Mata itu mulai terbuka, ruangan asing yang di dominasi warna putih membuatnya menggedarkan pandangan ke sembarang arah. Ia semakin bingung, saat mendengar suara-suara orang yang sedang berdebat hebat tak jauh darinya.

"Syifa sudah sadar!"

Semua orang kembali mengerumuninya dengan tatapan penuh tanya, tak ada rasa simpati. Syifa tidak mengerti apa yang terjadi kepadanya, hingga harus mendapatkan tatapan seperti itu. "Ada apa ini?"

"Syifa, sekarang jujur kepada ku, siapa yang sudah menghamili kamu?"

"Hamil?" Syifa nampak terkejut ketika mendengar pertanyaan dari calon suaminya.

Bug!

Belum sempat Syifa menjawab apapun, Devan sang Kakak, sudah menjatuhkan pukulan di wajah Firman. "Fir! Bisa-bisanya kamu menanyakan hal itu kepada Syifa, dia tidak mungkin hamil kalau bukan kamu yang melakukannya!"

Ayah Syifa hanya bisa terduduk lemas di pojok ruangan, meratapi nasib buruk yang tiba-tiba saja menimpa keluarganya.

"Demi Allah! Aku tidak pernah menyentuh walau sehelai pun ujung rambutnya. Sekarang aku bertanya untuk sebuah kepastian." Firman kembali melihat kearah Syifa yang masih nampak terkejut. "Sekarang jawab, siapa yang sudah menghamili kamu, Syifa?"

Apa yang harus di jawab oleh seorang wanita yang tiba-tiba saja di nyatakan hamil di hari pertunangannya. Syifa adalah seorang wanita yang selalu menjaga dirinya dari pergaulan semacam itu, sungguh tidak mungkin baginya untuk melakukan hal intim di luar pernikahan.

"Sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan, Aku tidak hamil. Jangan mengada-ada, aku mau pulang." Di cabutnya jarum infus yang menancap di tangan lalu ia turun dari brankar rumah sakit.

Firman mencoba untuk menahan langkah sang calon istri, karena belum mendapatkan jawaban yang ia inginkan. "Syifa, dengarkan aku. Kamu baru saja di periksa oleh Dokter, dan hasilnya kamu hamil. Jangan menyembunyikan apapun dan jujurlah kepada kami, jujulah jika kamu sudah melakukan zina!"

Devan yang tidak terima adiknya di bentak, mendorong tubuh Firman menjauh dari Syifa. "Jangan membentak dia, kau tidak berhak!"

"Sebenarnya apa yang telah terjadi," lirihan suara Syifa saat melihat Firman sudah jatuh tersungkur ke lantai. "Aku tidak pernah melakukan zina seperti yang Mas tuduhkan."

Firman mencoba bangkit dari posisinya, menatap Syifa dengan penuh amarah. "Aku pikir kamu wanita suci dan beradab. Tetapi ternyata semua yang orang tua ku katakan tentang mu, itu benar. Aku menyesal karena telah mencintai wanita seperti mu. Mulai hari ini kita tidak punya hubungan apapun dan pertunangan kita batal."

"Dasar kau Firman b*engsek!" seru Devan saat Firman melangkah menuju pintu keluar. Ia hendak mengejar namun sang adik menahannya.

"Kak Devan." Syifa menoleh melihat sang Ayah yang sejak tadi hanya diam. "Ayah, katakan kepadaku, bahwa semua ini tidak benar. Kalian mengenal ku dengan sangat baik, aku tidak mungkin melakukan hal semacam itu sampai hamil."

Hembusan napas Ayahnya terdengar bergetar. "Ayah tidak bisa berpikir jernih saat mendengar hasil pemeriksaan kamu. Sekarang Firman sudah membatalkan pertunangan dan kamu sudah menghancurkan hidup mu sendiri."

~

"Vin, sekarang wanita itu sedang berada di rumah sakit ini. Dan ternyata dia ... dia benar-benar hamil, apa yang harus kita lakukan sekarang. Karir ku akan hancur," ujar Annisa saat masuk keruangan Gavin.

Gavin mengusap wajahnya dengan kasar. Ia malah memikirkan bagaimana cara mengatakan semua ini kepada Arman. "Sial...sial! Mau tidak mau aku harus memberitahu Arman, tapi Dia pasti akan membunuhku."

"Maafkan aku Vin. Aku berjanji jika kasus ini di bawah ke ranah hukum, aku yang akan bertanggungjawab penuh tanpa melibatkan rumah sakit apalagi kamu." Anisa menyadari kesalahannya dan ia sudah menyiapkan diri untuk hari ini.

Gavin tak memberikan tanggapan apapun lagi. Ia meraih ponselnya untuk menelpon Arman. "Hallo, Arman. Datanglah ke rumah sakit sekarang, ada hal penting yang harus aku bicarakan."

[Oh iya, kebetulan aku baru saja selesai rapat di kawasan dekat rumah sakit. Aku akan segera ke sana.]

~

Benar saja, tidak butuh waktu lama, Arman sudah datang dan membuat Anisa semakin tegang. Ia sudah bisa melihat kehancuran karirnya sebagai seorang dokter.

"Hey kenapa kalian melihat ku seperti itu, apa proses inseminasi buatannya gagal? Kalaupun iya, tidak apa-apa, kita bisa coba lagi," ujar Arman dengan santainya duduk di samping Anisa.

"Arman sebenarnya waktu itu--"

Annisa menahan ucapan Gavin. Ia yang melakukan kesalahan dan tentu saja ia yang harus menjelaskan semuanya kepada Arman. Di hadapan Arman ia berlutut dengan kepala tertunduk.

Tentu saja hal itu membuat Arman kaget. "Dokter Annisa, kenapa Anda berlutut seperti ini. Hey berdirilah."

"Pak Arman, maafkan saya. Sebenarnya saat proses inseminasi buatan, saya telah melakukan kesalahan. Sel s*Erma Anda yang seharusnya di suntikan ke rahim Shila malah saya suntikan ke rahim wanita lain."

"Apa!" Arman berdiri dari posisi duduknya, hampir tak percaya dan berharap baru saja salah dengar, namun ekspresi wajah Gavin dan Anisa mengisyaratkan sebuah kenyataan.

"Pagi ini wanita itu pingsan dan saat dilakukan pemeriksaan, dia benar-benar hamil. Maaf karena aku menyembunyikan hal ini kepadamu, aku benar-benar tidak menyangka inseminasi buatan itu akan berhasil. Kamu tenang saja, aku akan memastikan wanita itu mau mengugurkan kandungannya." ujar Gavin.

Arman tediam sejenak, ia merasa jika walau bagaimanapun hal itulah yang ia inginkan. Ia tidak bisa membuat calon anaknya di gugurkan begitu saja. "Itu sama saja kamu ingin membunuh anak ku. Sekarang katakan kepada ku di ruangan mana wanita itu di rawat."

~

"Ayah, Kak Devan. Aku mau pulang saja, tidak ada gunanya kita disini," ucap Syifa setelah sekian lama larut dalam keheningan.

"Kamu masih lemas dan syok bagaimana bisa kamu meminta untuk pulang," ujar Devan.

Klek.

Ketiga orang yang ada di ruangan itu menoleh kearah pintu masuk, saat mendengar suara pintu terbuka. Ketika melihat Dokter dan dua orang lainnya datang, Devan dan Ayahnya langsung berdiri.

"Dokter Anisa," ucap Syifa saat melihat Dokter yang sangat familiar baginya.

Mendengar namanya di sebut, Annisa tiba-tiba kembali berlutut. Ia benar-benar sudah pasrah untuk mengakui semua kesalahannya. Gavin dan Arman hanya bisa membiarkan Anisa untuk menceritakan semuanya.

"Dokter kenapa berlutut seperti ini," ucap Syifa panik.

"Maafkan saya, Nona Syifa. satu bulan yang lalu saat Anda datang untuk melakukan tes keperawanan Saya telah melakukan kesalahan besar. Hari itu saya menyuntikkan sel sp*rma milik Pak Arman kerahim anda secara tidak sengaja."

Semua orang di ruangan itu nampak terkejut, terkecuali Gavin dan Arman yang sudah mengetahui semuanya. Dengan gejolak amarah yang menyesakkan dada Devan menghampiri Anisa dan memaksanya untuk berdiri.

"Jadi karena itu adik saya hamil? Dimana otak Anda sebagai seorang Dokter, kami sebagai keluarga tidak akan membiarkan hal ini, kami akan mengugurkan kandungan Syifa dan melaporkan Anda kepihak yang berwajib!" tegas Devan.

"Saya akan bertanggungjawab," sahut Arman di tengah suasana yang makin memanas.

"Arman," ucap Gavin tak percaya, ia tahu sahabatnya itu enggan untuk menikah lagi setelah kematian sang istri.

"Apa maksud Anda?" tanya Ayah Syifa.

Arman melangkah mendekat hingga berdiri di sisi kanan ranjang rumah sakit. "Saya Arman Alfarizi adalah pemilik sel spe*ma yang disuntikkan ke rahim Nona Syifa. Semua ini memang adalah kesalahan prosedur rumah sakit tetapi, demi kebaikan bersama saya akan bertanggungjawab dan menikahi dia."

Devan dan sang Ayah saling memandang dari jarak dua meter. Mereka tidak menyangka Arman akan menawarkan pertanggungjawaban atas apa yang telah terjadi.

Arman mendekati Syifa yang masih diam tak percaya. "Syifa, lahirkan anak itu untuk saya."

Bersambung 💖🥰

Jangan lupa berikan dukungan untuk Author.

Terpopuler

Comments

Dewi Ansyari

Dewi Ansyari

Apakah Syifa mau menerima Arman atau malah sebaliknya 🤔

2023-06-15

1

Neneng cinta

Neneng cinta

emg jodoh terbaiknya Arman..Allah pnya rencana lain yg lebih baik buat shifa....🤗

2023-06-13

0

Yanti Raisyafariz

Yanti Raisyafariz

Ya ampun....

2023-06-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!