Bab.2

...Tidak ada seorang Muslim pun yang ditusuk oleh duri atau lebih dari itu, kecuali Allah pasti akan menghilangkan kesalahan-kesalahannya. Sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya." (HR. Bukhari)....

*

*

*

"Silahkan berbaring agar pemeriksaan keperawanan cepat selesai," ujar Dokter Annisa seraya menyiapkan segala peralatannya.

"Maaf Dok, saya datang untuk inseminasi buatan, bukan pemeriksaan keperawanan," ucap Shila dengan raut wajah kebingungan.

"A-apa, jadi ...." Dokter Anisa bisa merasakan seluruh tubuhnya bergetar hebat setelah sadar telah melakukan kesalahan besar.

"Kenapa, apa ada masalah Dok?" tanya Shila yang semakin kebingungan. Tadi ia memang datang sedikit terlambat dan ia pikir tidak akan menjadi masalah.

"Ti-tidak ada masalah apapun, silahkan berbaring." Ia berusaha untuk tetap tenang agar tidak memancing kecurigaan. Meski dalam hati ia begitu panik mengingat kesalahan prosedur yang telah ia lakukan.

Shila dan Syifa, bagaimana aku melakukan kesalahan seperti ini, batin Annisa.

~

"Bismillahirrahmanirrahim." Syifa menyuapkan nasi ke dalam mulutnya dengan tangan bergetar. Setelah pemeriksaan itu, ia memutuskan untuk makan di kantin rumah sakit, karena perutnya terasa begitu mual, ia pikir asam lambungnya naik karena terlalu gugup.

Saat tengah fokus melahap makanannya tiba-tiba saja ponselnya berdering tanda panggilan masuk. Ia segera menerima panggilan telepon itu. "Hallo Mas?"

[Bagaimana tes kamu hari ini, lancar? Maaf Mas tidak bisa mengatakan kamu ya, banyak sekali pekerjaan di kantor.]

"Tidak apa-apa, Mas. Aku sudah selesai, tinggal menunggu hasil saja."

[Syifa, maafkan Ibu ku ya. Sebenarnya Mas tidak setuju, tapi demi restu mereka kamu harus berkorban seperti ini.]

Syifa kembali terdiam, ingin rasanya ia meluapkan segala isi hatinya kepada sang calon suami, namun lagi-lagi ia merasa perasaannya tidak lagi penting.

"Aku baik-baik saja, Mas. Aku tutup dulu ya, aku sedang makan."

[Hem sampai jumpa besok.]

Panggilan telepon itu segera di akhiri oleh Syifa, ia menghela napas yang begitu berat karena semakin dekat dengan pertunangan maka semakin banyak hal yang memenuhi pikirannya.

Tatapan kedua orang tua Mas firman kemarin benar-benar membuat ku merasa bahwa aku bukanlah menantu yang mereka harapkan. Ingin mundur tapi Mas firman sudah sangat baik selama ini, batin Syifa.

Tak ingin berkutat dengan rasa cemas yang tak berujung, Syifa memilih untuk menghabiskan makanannya agar energinya kembali pulih.

~

Di ruangan berbeda, Gavin menatap tajam kearah Anisa yang berdiri di hadapannya. Ia sudah mendengar semua cerita Anisa tentang kesalahan prosedur yang di lakukan oleh seorang wanita yang hanya datang untuk tes keperawanan malah di berikan tindakan inseminasi buatan.

"Aku tidak tahu harus berkata apa, Nis. Kesalahan kamu kali ini sangat fatal, jika sampai wanita bernama Syifa itu benar-benar hamil, dia bisa saja menuntut kamu dan rumah sakit ini!"

"Vin jangan berkata seperti itu, aku benar-benar tidak sengaja. Semoga saja wanita itu tidak hamil, karena kita tidak tahu dia datang saat masa subur atau tidak. Aku mohon kamu jaga rahasia ini ya, demi aku dan juga rumah sakit ini."

"Sampai kapan, Nis? Aku benar-benar ... ahk, baiklah kita lihat saja satu bulan ke depan, jika wanita itu tidak hamil maka semua aman, tapi jika yang terjadi malah sebaliknya, kamu harus bertanggungjawab penuh, sel s*erma itu bukan milik orang sembarangan!"

Di tengah perdebatan keduanya tiba-tiba saja ponsel Gavin berdering dan ia nampak kaget ketika melihat nama Arman Alfarizi tertera di sana. "Nah dia menelepon kan, aku juga yang kena kalau begini."

Annisa bersimpuh di hadapan Gavin karena benar-benar ketakutan kariernya sebagai seorang Dokter hancur. "Please, Vin. Tutup mulut dulu untuk sementara waktu."

"Hallo, Arman."

[Apa prosesnya sudah selesai?]

"Iya sudah selesai, sekarang kita tinggal menunggu hasilnya saja, mungkin akan memakan waktu sekitar satu bulan atau lebih."

[Aku percayakan semuanya kepada kamu, kalau begitu aku tutup dulu.]

Gavin kembali menunduk melihat Annisa yang masih berlutut di hadapannya. "Berdiri lah, Nis. Kamu tidak perlu sampai berlutut seperti itu." Ia membantu Anisa untuk berdiri dari posisinya.

"Vin, apa yang harus aku katakan kepada Syifa sekarang?"

"Berikan hasil tes keperawanan palsu kepada pasien yang bernama Syifa Khairunnisa dan kita terus pantau dia sampai 1 bulan ke depan, jika dia benar-benar hamil, mau tidak mau kita harus menanggung resiko dan memberitahu semuanya tentang kesalahan yang sudah kamu lakukan, bagaimanapun keputusan Arman dan Syifa nanti kita hadapi bersama."

...****************...

Satu bulan berlalu....

Kediaman sederhana keluarga Syifa sudah di dekorasi sekian rupa untuk menyambut kedatangan keluarga Firman. Suasana sakral begitu terasa, meski hanya di hadiri keluarga dekat dan juga ketua RT sekitar.

Di dalam kamar, Syifa tak henti-hentinya menarik napas panjang nan dalam karena semakin gugup. Sebentar lagi ia akan terikat oleh seorang pria yang siap bertanggung jawab atas dirinya.

Sempat ragu saat kedua orang tua Firman nampak tak menyukainya, namun kini ia sudah berhasil membuat calon mertuanya itu sedikit demi sedikit luluh.

Dengan gaun burkat berwarna biru, hijab pasmina yang menutup mahkota indahnya dan make up tipis yang ia poles sendiri tanpa bantuan Mua ternama, Syifa tetap terlihat cantik meski terkesan sederhana.

"Cie yang sebentar lagi tunangan, hadiah pelangkah untuk Kakak ada kan?"

Syifa menoleh, memandangi sang Kakak yang sedang berdiri di ambang pintu kamarnya. "Iya, ada kok. Tapi Kak Devan jangan berekspektasi tinggi, karena aku beli seusai kemampuan ku."

"Kakak doakan kamu bahagia dan tidak ragu lagi dengan Firman. Kakak ke depan dulu ya sepertinya sudah banyak orang."

Setelah kepergian sang Kakak, Syifa membaringkan tubuhnya di atas ranjang. Sejak malam tadi ia merasa kurang enak badan namun enggan untuk mengeluh.

Air matanya tiba-tiba mengalir melihat foto sang ibu yang terpajang di nakas di sebelah ranjang tempat tidurnya. "Bismillah ya Bu. Hari ini Syifa akan bertunangan dengan seorang laki-laki yang sangat baik, dan juga bertanggungjawab. Andai ibu di sini, pasti akan lebih menyenangkan, tapi tidak apa-apa di sisi Allah ibu telah mendapatkan tempat terbaik."

Cinta dan kasih seorang Ibu tidak akan pernah tergantikan, apalagi untuk seorang anak perempuan yang harus kehilangan kasih sayang Ibu di usia yang masih teramat muda.

Berusaha menerima keadaan yang sebenarnya tidak baik-baik saja, Syifa terbentuk menjadi pribadi yang mandiri melawan kejamnya dunia yang selalu tak berpihak kepadanya.

Mempunyai sandaran hidup, adalah harapan besar Syifa kepada Firman. Setelah semua pembuktian, Syifa sadar tidak ada lagi pria yang bisa membahagiakannya kecuali Firman.

"Fa...Syifa, ayo keluar. Keluarga Firman sudah menunggu," ucap seorang wanita paruh baya yang berdiri di ambang pintu kamarnya.

Syifa segera bangkit dari posisi berbaringnya, membetulkan pakaian agar terlihat lebih rapi. "Apa acaranya akan di mulai?"

"Iya, semua tamu sudah berkumpul di depan, Tante di minta memanggil kamu, ayo."

Syifa menarik nafas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Dengan langkah perlahan ia pergi ke menuju ruang tamu, karena sang calon suami telah menunggu.

Sesampainya di depan Syifa bisa melihat calon suaminya tengah duduk diantara para tamu. Semua mata menatap takjub kepadanya tetapi pandangan matanya tiba-tiba saja kabur, tubuhnya terasa lemas dan--

Bruk!

"Syifa!" sahut Firman yang segera berdiri dari posisi duduknya ketika melihat sang calon istri sudah jatuh pingsan di lantai ruang tamu kediaman itu.

Bersambung 💖

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Syifa hamidun 😭😭😭

2024-03-03

0

Endank Susilowaty

Endank Susilowaty

awal mula derita syifa di mulai nih

2023-06-23

0

Dewi Ansyari

Dewi Ansyari

Kasihan Syifa hamil😔

2023-06-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!