Leon sang penyelamat

Alessia, Wendy dan Joy berada di kantor keamanan rumah sakit. Seorang satpam disana melihat mereka dengan heran.

"Siapa mereka? Apa pencuri?" Tanya seorang satpam paruh baya pada Doni.

"Saya belum tau pak tapi kayak nya fans dokter Leon" ujar Doni dengan sopan.

"Waah dokter Leon memang sangat terkenal yaa dikalangan para suster, dokter hingga pasien. Yaa udah kamu periksa saja kita tak pernah tau pencuri itu seperti apa, sayangnya pada cantik cantik tapi...."

"Pak jaga omongan anda yaa, teman saya ini Alessia Javier calon istri dokter Leon. Kami tidak berbohong pak" ujar Wendy.

"Kalian duduk lah dulu" kata Doni mempersilahkan mereka untuk duduk disalah satu kursi.

"Identitas?" Doni meminta identitias mereka bertiga.

"Awas aja kalian kalau sampai dokter Leon tau kalian memperlakukan calon istrinya seperti penjahat begini bisa habis riwayatmu" ancam Joy.

"Mbak mbak yang cantik saya hanya menjalankan prosedur keamanan rumah sakit ini. Kalian tadi membuat keributan di koridor rumah sakit, Saya hanya minta kartu identitas kalian bukan minta nomor ponsel kalian" ujar Doni

Joy dan Wendy masih terus beradu pendapat dengan Doni. Alessia mengambil ponsel didalam tasnya, dia harus menghubungi Leon.

Alessia menghubungi Leon....

"Ada apa?" Ujar Leon dengan tak suka tapi bagi Alessia suara Leon terdengar seperti malaikat penolongnya.

"Tolongin aku... aku dirumah sakit mu nih sekarang" kata Alessia sambil berbisik di ponsel.

"Aku lagi diparkiran, kamu cari aja ruanganku trus masuk aja keruangan gue bilang ke suster Hani kalau lo calon istri aku" kata Leon.

"Aku lagi di kantor satpam. Kamu kesini deh buruan tolongin aku, cepetan yaa tolongin aku" kata Alessia lagi.

"Loh kenapa kamu kok disana? yaa udah aku kesana"

Alessia melihat pertengkaran Wendy, Joy dan satpam bernama Doni masih berlanjut sekarang makin bertambah dengan satpam paruh baya, makin berisik ruangan tersebut.

"Permisi" suara Leon membuat mereka yang bertengkar menjadi hening.

"Dokter Leonard Geraldo mohon maaf dok atas ketidak nyaman ini. Dokter tidak perlu kesini kami akan menyelesaikan semua ini" ujar pria paruh baya berkata dengan sopan dan hormat pada Leon.

"Alessia..." panggil Leon melihat Alessia.

"Leon..." jawab Alessia.

"Pak kenal dengan pencuri ini?" Tanya Doni dengan heran.

"Jaga bicara kalian!!! Ini calon istri saya berani beraninya kalian menyebut calon istri saya dengam sebutan pencuri"kata Leon dengan marah.

"Ma..maafkan saya dokter, saya tidak tau" ujar Doni dengan gugup.

"I..iyaa dokter maafkan saya, kami tidak tau kalau mbak ini calon istri dokter Leon" kata pria paruh baya tersebut dengan ketakutan.

"Sayang kamu tidak bilang kalau kamu calon istriku?"

"Aku sudah bilang tapi mereka tidak percaya malah dibilang pencuri sama satpam itu... Alessia menunjuk satpam paruh baya.... dan dibilang penganggu sama seorang suster" adu Alessia dengan raut wajah sedih.

"Kalian...." Leon menggeleng gelengkan kepalanya. Dia tak percaya Alessia dibilang seperti itu, apa mereka tak melihat penampilan Alessia. Dari atas sampai bawah memakai barang merk ternama.

"Kalian akan ku urus nanti, ayoo sayang kita ruanganku" Leon menarik tangan Alessia.

"Tunggu Leon teman temanku" Alessia melihat Joy dan Wendy.

"Udah Le santai aja, kami ga ada masalah. Udah sana lo pergi sama dokter ganteng" ujar Joy dan mendapat anggukan kepala oleh Wendy.

Alessia dan Leon keluar dari kantor keamanan sambil bergandengan tangan.

"Apa aku bilang itu calon istri dokter Leon, sekarang baru nyeselkan" ejek Joy.

"Iya emang enak hahaha" kata Wendy dengan suara tertawa penuh kemenangan.

Leon menggandeng tangan Alessia dengan mesra menuju koridor rumah sakit.

"Gue malu Leon tadi pada ngeliat gue dengan....." Alessia tak sanggup lagi meneruskan kata katanya. Dia sangat malu dengan kejadian yang baru saja terjadi.

"Jangan malu, tegakkan kepalamu. Kamu itu calon istri aku dan pemilik rumah sakit ini. Kamu ga boleh seperti itu" kata Leon memberi Alessia semangat.

Semua mata orang dirumah sakit melihat Leon dan Alessia dengan tak percaya. Sang dokter menggandeng tangan wanita yang tadi membuat keributan dan dibawa ke kantor satpam. Wajah Hani suster yang tadi mengusir Alessia menjadi pucat.

Leon dan Alessia berhenti tepat di depan Hani.

"Dok maaf saya tadi tidak tau"ujar Hani dengan ketakutan.

"Apa suster ini yang mengusirmu?" tanya Leon dengan suara menahan marah.

"I..iya"

"Suster Hani!!! Apa yang kamu lakukan? Dia ini adalah calon istriku!!! Kamu lihat wajahnya dan kamu harus tau mulai dari sekarang kalau Alessia Javier adalah calon istriku" kata Leon dengan marah.

"Ma..maafkan saya dok" ujar Hani makin ketakutan.

"Saya minta maaf, saya tidak tau kalau anda calon istri dokter Leonard. Maafkan saya" ujar Hani dengan sangat menyesal.

"Alessia sekarang terserah padamu. Jika ingin aku memecat suster Hani aku akan memecatnya. Mama dan papa jika mengetahui kamu dipermalukan seperti ini pasti tak akan keberatan" ujar Leon.

"Dok saya mohon jangan pecat saya, saya salah dok. Saya mohon maaf pada bu Alessia tolong jangan pecat saya. Saya sangat membutuhkan perkerjaan ini" ujar Hani sambil menangis.

Alessia merasa kasihan melihat suster Hani yang memohon maaf padanya. Dia mengerti suster Hani hanya menjalankan perkerjaannya walau sudah membuat Alessia malu.

"Yaa sudah tak masalah. Aku tau kamu hanya menjalankan perkerjaanmu, aku yakin kamu hanya ingin membuat Leon tak diganggu oleh wanita wanita lain" ujar Alessia melihat dengan iba pada suster Hani.

Leon melihat Alessia dengan tak percaya, dia wanita yang baik malah memaafkan orang yang telah membuatnya malu dan merendahkannya.

"Terima kasih bu Alessia. Terima kasih" ujar Hani memegang tangan Alessia.

"Iya ga apa apa. Setiap orang pernah melakukan kesalahan" ujar Alessia dengan tersenyum.

Leon melihat senyuman di wajah Alessia. Senyumannya sangat cantik, ada desiran aneh yang dirasakan Leon dalam hatinya.

Leon membawa Alessia masuk ke dalam ruangan praktiknya.

"Waah hebat juga kamu yaa Alessia bisa membuat seluruh orang dirumah sakit menjadi menaruh simpati. Kamu kalau jadi artis pasti jadi terkenal pinter banget akting pura puranya"ujar Leon menyindir Alessia.

"Panggil aja gue Ale, aku ga pura pura. Aku hanya kasian aja sama suster Hani. Yaa udah deh aku pulang dulu, teman temanku pasti nungguin diluar, kamu juga mau praktikkan" Alessia berpamitan pada Leon.

"Tunggu aku antar kamu keluar, semua orang dirumah sakit pasti sedang membicarakan kamu sekarang dan aku ga mau nanti dibilang calon suami yang tak perhatian. Ingat kita adalah pasangan yang saling mencintai" Leon membukakan pintu ruangannya.

Leon dan Alessia berjalan lagi melewati koridor rumah sakit dengan bergandengan tangan dengan mesra. Mereka harus kelihatan seperti sepasang kekasih yang saling mencintai di depan semua orang.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Nelfi Erawati

Nelfi Erawati

apakah yg meraba Ale di part 1 adlh dokter ini?atau Lim?

2020-09-10

0

DeRaSa

DeRaSa

trs dipart 1 yg mlem 2 ngeraba2 Ale siapa dong ??

2020-05-29

3

Rizm

Rizm

lanjutkan mbak author, jgn lama2 ya 🤭🤭

2020-05-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!