Kakek sakit

Alessia sudah berada dikampus bersama Wendy dan Joy. Mereka sekarang sedang berada di cafetaria setelah jam kuliah mereka selesai. Wajah Alessia hari terlihat begitu berbeda, sudah dua hari ini mereka melihat Alessia tak seperti biasanya.

"Le kemarin mata mu kayak mata panda, hari ini beda lagi membengkak dengan lingkaran mata yang menghitam. Kayaknya perlu touch up deh" kata Wendy .

"Haha makasih yaa Wen kamu perhatian banget sama aku" Alessia memeluk Wendy.

"Aku lagi sedih, kesal dan sebel banget sama kakek" kata Alessia.

"Kenapa? Kamu sama kakek Sebastian bertengkar?" tanya Wendy.

"Iya saat aku liat cctv diruang kerja kakek, eeh ketauan dan ngeliat video keluar kayak maling padahal belum sempat melihat siapa yang berada disekitar rumah. Baru kali ini kakek berteriak, membentak aku dengan keras" ujar Alessia sedih.

Saat mereka berusaha menghibur Alessia tetapi mereka mendengar ada beberapa gadis menjerit histeris melihat tiga orang pria masuk kedalam kantin. Mereka pun melihat ke arah tujuan yang dilihat para gadis gadis tersebut.

"Apa itu si Steve dan teman temannya bukan? Steve dan Darel anak bisnis dan Bruce anak seni. Mereka cakep banget ya " kata Joy pada Alessia dan Wendy.

"Iya itu si Steve dan teman temannya, waah ada angin apa ya si Steve kecafetaria. Baru kali ini gue liat si Steve, Bruce dan Darel secara dekat, yaa ampuuuun cakepnya" kata Wendy ikut antusias melihat mereka.

Alessia tak memperdulikan dengan yang bernama Steve dan teman temannya, malah sibuk dengan ponselnya membaca pesan dari Gisela asisten Sebastian kakek Alessia.

"Ale pulang dari kampus langsung kerumah sakit. Pak Sebastian masuk rumah sakit kasih indah"

Alessia tertegun membaca pesan dari Gisela, dia harus cepat kerumah sakit melihat kakeknya.

Tanpa Alessia sadari Steve dan teman temannya sudah berada di depan meja mereka dan melihat Alessia dengan tatapan tajam. Wendy dan Joy menjadi salah tingkah di datangi para mahluk ciptaan Tuhan yang terlihat sempurna didepan mereka.

"Jadi yang mana diantara mereka bertiga yang nabrak dan marah marah sama kamu Steve?" tanya Bruce pada Steve lalu melihat Alessia, Wendy dan Joy.

Wendy dan Joy merasa bingung dengan perkataan Bruce. Steve menunjuk Alessia.

"Jadi ini...

"Wen, Joy aku pulang dulu yaa, ada urusan yang penting" Alessia langsung mengambil tasnya dan segera pergi dari hadapan mereka tak menghiraukan Steve, Bruce dan Darel yang bingung melihat Alessia pergi begitu mereka datang.

"Tapi.. tapi... dia kok pergi sih" kata Steve kesal, lagi lagi wanita itu meninggalkan dia begitu saja. Kemarin di koridor kampus dan sekarang dicafetaria kampus. Baru kali ini ada seorang wanita yang tak tertarik padanya.

Joy dan Wendy makin bingung mendengar perkataan Steve yang sepertinya terdengar sedang kesal. Steve melihat Joy dan Wendy dengan tajam.

"Siapa nama gadis itu?" tanga Steve pada Joy dan Wendy.

"Maksudnya Ale?" tanya Wendy.

"Iya dia" kata Steve.

"Kalian anak mana?" tanya Bruce.

"Kami anak psikologi kak Bruce" jawab Wendy dengan takut.

"Ada apa yaa kok menanyakan Ale" tanya Joy dengan tegas.

"Gue ada urusan sama teman mu itu, tadi siapa namanya? Ale, Ali?" tanya Steve lagi.

"Nama nya Alessia Javier. Ada urusan apa dengan Ale, jika ada yang ingin disampaikan kata padaku" kata Joy melihat mereka.

Steve tak menjawab dia mengajak Bruce, Darel untuk pergi dari cafetaria. Steve akan mencari tau tentang Alessia Javier.

Wendy melihat Joy dengan cemas. Wendy tau siapa Steve Cornelius dan teman temannya, yang terkenal dan suka melakukan pembullyan pada orang yang tidak mereka suka, Steve anak pemilik Universitas Mulya yang terkenal suka mempermainkan wanita dan suka bersikap seenak saja. Sudah banyak wanita yang jadi korban dan hanya dijadikan mainan oleh Steve. Dan Darel juga hampir sama seperti Steve yang suka mempermainkan wanita hanya Bruce saja yang agak berbeda dengan mereka tak terlalu memperdulikan wanita hanya sibuk membuat karya seni.

"Joy aku khawatir nih sama si Ale. Ale buat masalah apa lagi sih Joy" Wendy merasa gelisah dan khawatir dengan apa yang akan terjadi.

"Tenang aja aku yakin ga ada masalah" kata Joy yang sedang berfikir.

"Tenang tenang.. Kamu tuh ya tadi kenapa kasih nama Ale ke mereka Joy. Kamu kan tau Steve dan teman temannya gimana kelakuan mereka"

"Maksud aku kasih tau nama lengkap Ale itu dengan tujuan agar mereka mikir kalo Ale dari keluarga Javier" jawab Joy dengan tenang.

"Gue semoga bener yaa Joy. Kita harus hubungi Ale deh tadi dia pergi kemana kok buru buru amat" kata Wendy.

"Hallo le kamu dimana?" suara Wendy terdengar di ponsel Alessia.

"Wen... kakek masuk rumah sakit" jawab Alessia dengan menangis...

*********************************

Steve penasaran dengan Alessia.

"Apa Alessia itu dari keluarga Javier? Atau hanya nama belakang aja yang sama?" tanya Darel pada Steve saat mereka berada diruangan khusus tempat mereka biasa menghabiskan waktu di kampus. Universitas Mulya milik keluarga Steve, mau berbuat apa saja terserah pada Steve.

"Sebastian Javier? Pengusaha Industri yang sukses itu? Tapi mungkin saja" kata Steve.

"Bentar aku cari tau. Aku jadi penasaran sama si nona Javier itu, cantik dan tak terpengaruh sama sekali dengan pesona kita. Apa lagi dengan pesona mu Steve" kata Bruce lalu mengambil laptopnya dan mengotak atik tuts keybord dengan lincah. Bruce memang mengerti dengan teknologi dan dia terpaksa kuliah dijurusan seni demi melanjutkan bisnis keluarga. Keluarga Bruce Cowel salah satu pemilik museum seni, galeri seni yang terkenal dan kaya raya.

"Tunggu 30 menit dan kita akan tau data lebih lengkap tentang nona Javier" Bruce melihat Steve.

"Kamu memang sahabat ku yang bisa diandalkan Bruce" Steve tersenyum melihat Bruce.

"Jadi cuman Bruce doang. Kamu anggap aku apa Steve? Sumpah aku sangat terluka Steve" kata Darel dengan mimik wajah berpura pura sedih.

"Yaelaah kayak apa aja sih hahaha" tawa mereka terdengar begitu kompak. Mereka bertiga sudah berteman dari masih kecil, tumbuh besar bersama dan saling mendukung satu dengan yang lain.

"Bro aku udah dapat nih data dan profile Alessia" Bruce memperlihat laptopnya pada Steve.

Steve membaca tentang informasi Alessia. Alessia cucu dari Sebastian Javier seorang pengusaha sukses dengan bisnis industrinya. Alessia Javier anak yatim piatu karena orang tuanya Harry Javier dan Megan Smith mengalami kecelakaan saat dia berusia 6 tahun. Alessia dibesarkan oleh Sebastian Javier seorang diri karena istrinya Anita Javier yang merupakan nenek Alessia sudah meninggal 10 tahun yang lalu. Harry Javier anak tunggal Sebastian Javier jadi Alessia Javier adalah pewaris tunggal perusahaan Jcorp.

"Gadis yang menarik. Cocok dengan kriteria keluarga aku" Steve menyeringai melihat foto Alessia di layar laptop Bruce.

Bruce dan Darel menelan saliva mereka dengan kompak. Jika Steve sudah begini bisa dipastikan dia akan berusaha mendapatkan apa yang dia inginkan tanpa peduli resikonya.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Sulis Daniati

Sulis Daniati

cerita nya bagus,semangat baca nya

2022-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!