Penyesalan Mbok Jum

Asih kembali ke rumah dalam keadaan kesal. Ia tidak menyangka salah satu warga desa ternyata memiliki kesaktian yang tidak biasa. 

"Mbok Jum!"

"Nggih ndoro," perempuan itu tergopoh-gopoh mendekati Asih.

"Dimana ibu?!" 

"Ada diruangan khususnya ndoro," jawabnya dengan membungkukkan badan.

Asih berdecak kesal, ia meninggalkan Ardi sendirian di ruang tengah bersama mbok Jum. Ardi tidak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa menghela nafas dan duduk manis di sofa.

"Den Ardi mau saya buatkan kopi?" Mbok Jum bertanya.

"Boleh mbok," jawabnya lirih.

Mbok Jum meninggalkan Ardi sendirian. Suara jam yang berdetak memecah keheningan ruangan. Ardi gelisah. Obrolan di warung tadi membuatnya sedikit takut. Ia berusaha mengingat ingat saat Rudi terbunuh. 

Ardi meyakinkan dirinya, bahwa tidak ada satu bukti yang tertinggal disana. Untuk meyakinkan dirinya, Ardi kembali memutar detik-detik Rudi menjemput kematiannya. Ardi harus yakin tak ada yang terlewat.

TAAK!!

Suara benturan benda keras seperti batu menghantam kaca jendela. Ardi melonjak kaget. Ia celingukan mencari sumber suara. Ardi yakin suara itu berasal dari jendela besar di sebelah kanan.

TAAK!!

Suara itu terdengar lagi, Ardi berjalan mendekati jendela. Menyibak tirainya perlahan. Ia terkejut bukan kepalang, mbok Ratem ada diluar sana. Ia menatap tajam tanpa ekspresi kepadanya.

Ardi bergidik ngeri, mbok Ratem dengan wajah tuanya begitu mengerikan saat dilihat dari lantai dua rumah Bu Lasmi. Tangannya gemetar, rasa takut menjalar di tubuhnya. Dengan kasar ia menutup tirai dan kembali duduk di sofa. Keringat dingin membasahi tubuhnya.

"Den," sapaan mbok Jum mengagetkan Ardi, ia berteriak kecil.

"Mbok, jangan ngagetin dong!"

"Maaf den, ini kopinya!" Mbok Jum menatap ke arah jendela lalu bertanya, "Ada apa diluar sana den? Kenapa den Ardi ketakutan sekali?"

Ardi tidak menjawab, tangannya meraih cangkir kopi dengan gemetar dan meminumnya. "Nggak ada apa-apa! Udah sana nggak usah nanya-nanya lagi!"

Ardi mengusir mbok Jum agar menjauh darinya. Ia memilih memejamkan mata sejenak untuk menghilangkan rasa takut dan gelisah yang melanda.

Sementara itu di ruangan terpisah, Asih menemui Bu Lasmi yang sedang bersemedi. 

 "Ada apa?" Bu Lasmi bertanya tanpa membuka matanya.

"Siapa nenek tua yang ada di desa itu Bu?"

Bu Lasmi membuka mata dan mengakhiri semedinya. "Mbok Ratem, dia tetua di desa. Kenapa kamu nanyain dia?"

"Dia menggangguku tadi!" Jawab Asih dengan kesal.

"Hindari dia, jangan sampai kita berurusan dengan dia!" Bu Lasmi memberikan peringatan.

"Dia mengancamku tadi, sepertinya dia tahu tentang kita!" Asih mengeluh.

"Mbok Ratem bukan orang biasa, aku malas berurusan dengan nini peot itu! Satu kali aku berurusan dengan dia dulu dan itu membuatku kehilangan banyak kekuatan!" Bu Lasmi mengenang kali pertama ia bertemu dengan mbok Ratem.

"Kau harus berhati hati Asih. Sekali dia mengincar, maka dia tidak akan melepaskanmu!" Bu Lasmi kembali berbicara, tangannya menaburkan serbuk ke atas prapen. 

Asap putih mengepul semakin pekat di ruangan. Mulutnya berkomat kamit sejenak dengan mata tertutup. 

"Besok itu Jumat Legi, apa kamu sudah menyiapkan semuanya? Jangan sampai lupa!"

Asih mengangguk, Bu Lasmi kembali berkata. "Tumbal berikutnya akan datang besok sore, artinya tinggal dua tumbal lagi! Selesaikan semuanya dengan rapi!"

"Baik Bu, aku juga sudah menyiapkan tumbal segar yang baru. Semoga saja kali ini berhasil!" Sorot mata Asih tertuju pada perutnya yang masih rata. Ia sangat berharap benih Ardi bisa tumbuh di rahimnya. 

Besok sudah memasuki waktu suburku, aku akan menggodanya lagi dan lagi!

Pikiran Asih kembali dipenuhi kesesatan. Ia ingin segera memperbaharui perjanjiannya dengan jin wanita yang menjadi sekutunya. Dengan begitu kekayaan dan kecantikan akan selalu didapatkannya dengan mudah.

Asih tak peduli lagi dengan nyawa kedua orang lelaki yang kini merana dalam sekapannya. Balas dendamnya kini tinggal selangkah lagi. Asih akan membunuh mereka dalam waktu dekat atau mungkin … menyiksanya hingga mereka tak ingin hidup lagi.

******

Keesokan harinya, mbok Jum sudah menyiapkan makanan untuk dibawa ke gudang tua di belakang rumah. 

"Ini makanannya den, mau saya bawakan atau …,"

"Biar aku saja yang membawanya kesana mbok!" Asih tiba-tiba saja muncul di dapur.

Ia mengambil alih nampan berisi makanan dan minuman untuk tawanannya. Wajahnya terlihat berseri. Ardi ingin membantunya tapi Asih menolak.

"Biarkan aku sendiri, sudah waktunya mereka tahu dengan siapa mereka berhadapan!" Senyum iblis muncul di wajah Asih.

Mbok Jum menggelengkan kepalanya melihat tingkah Asih. Ingin rasanya ia mengingatkan gadis yang dulu sangat ia sayangi. Airmata mbok Jum meleleh, tak kuasa menahan kesedihan.

Bu Lasmi melihat Asih keluar rumah menuju gudang tua miliknya, ia memperhatikan senyuman yang tak lepas dari wajah ayu Asih.

"Ndoro," mbok Jum mendekati Bu Lasmi yang masih memperhatikan Asih dari balik jendela.

"Ada apa mbok?"

"Ini sudah keterlaluan ndoro, saya … nggak tega melihat Asih semakin menjadi!" Suara mbok Jum tercekat oleh isakannya.

Bu Lasmi menghela nafas, ia menatap mbok Jum yang mengusap pipinya dengan punggung tangan.

 "Asih memilih jalannya sendiri mbok, aku hanya membantunya. Dia yang menentukan takdir mana yang menjadi pilihan hidupnya!"

"Tapi ndoro, ini sudah berlebihan! Asih yang saya kenal mboten kados niku …," (tidak seperti itu) perkataannya terpotong dengan tangis pilunya.

Bu Lasmi mendekati mbok Jum, mengusap lembut punggungnya dan berlalu meninggalkan mbok Jum sembari berkata.

"Asih tidak mungkin bisa kembali. Perjanjian sudah dibuat!"

Yang terdengar hanyalah isakan kesedihan mbok Jum. Asih masih terhitung keponakannya sendiri. Ia sungguh menyesal dan kecewa telah meminta bantuan pada Bu Lasmi.

Terpopuler

Comments

αʝιѕнαкα²¹ᴸ

αʝιѕнαкα²¹ᴸ

tanggal brp Jumat legi nya? 😏🤔

2022-09-24

4

Andini Andana

Andini Andana

wiiiih..mbok Ratem nantangin...sangar yoo..😱😱

2022-09-24

8

Ai Emy Ningrum

Ai Emy Ningrum

biasa mbok ..klo penyesalan pasti datang nya terakhir..klo datang nya awal2 itu nama nya pendaftaran 😴😴😴

2022-09-23

8

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!