Sebuah Rasa yang Terpendam

Luna dan Amel saling berpandangan dengan mata terbelalak.

"Kamu gila? Kamu kasih nomor kamu ke dia?" Amel setengah berteriak tak bisa menutupi rasa terkejutnya.

Luna kikuk dan bingung, "Hhm, ya …, aku terpaksa!" Ia menjawab dengan sedikit salah tingkah.

"Apa, terpaksa? Kenapa? Jangan bilang kalo kamu … mau manfaatin dia?" Amel berdiri ke arah Luna dengan melipat kedua tangan di dada, matanya memicing menunggu jawaban.

"Ehm, duh gimana ya … itu karena, ehm dia dosen killer dan dia ternyata … ehm, sedikit suka padaku," jawab Luna tertahan.

"What the hell are you doing Luna? Dia tuh …,"

(Apa yang kamu lakukan Luna?)

Belum juga Amel selesai menyelesaikan perkataannya suara ponsel Luna kembali terdengar.

"Dia lagi?" Luna cengengesan dan meminta izin Amel untuk menjawab.

"Iya pak, ada apa?"

"Jangan lupa hari ini jadwal saya, ada tugas yang harus kamu kerjakan kalau kamu nggak mau saya kasih nilai D!"

Suara diseberang sana terdengar mengingatkan tapi juga mengancam pada saat yang bersamaan.

"I-iya pak, makasih udah ngingetin," jawab Luna gugup.

Tanpa basa basi si dosen killer yang diberi julukan si Jaka itu menutup panggilannya. Luna menjauhkan ponsel dari telinganya dengan seringai aneh.

"Kenapa?" Amel bertanya karena penasaran.

"Ditutup," jawab Luna sambil menunjuk ke arah ponselnya tak lupa senyuman konyol menghiasi bibir mungilnya.

"Ya udah buruan pake baju biar cepet kelar ni tugas!" 

Amel kembali duduk di meja belajar disusul Luna yang dengan tergesa mengambil kertas dan ikut mengerjakan tugasnya. Dalam waktu kurang dari satu jam semuanya selesai.

"Akhirnya …," Luna bernafas lega begitu juga dengan Amel.

"Yuk kita berangkat, aku nggak mau kita telat!" ajak Amel.

Amel termasuk mahasiswa paling rajin dan juga pintar di angkatannya, berasal dari keluarga petani yang cukup terpandang di desanya ia memiliki rasa tanggung jawab yang cukup besar dan berniat membahagiakan kedua orang tua Amel dengan segudang prestasi.

Sementara Luna yang notabene adalah putri pengusaha kaya raya seringkali memanfaatkan Amel untuk membantu tugasnya. Luna tidak segan memberi Amel apapun demi kelancaran studinya. Simbiosis mutualisme itulah yang terjadi diantara keduanya.

Setibanya di kampus Luna dan Amel segera bergabung dengan yang lainnya. Sang dosen killer belum datang tapi kelas sudah hampir penuh.

"Syukur deh kita nggak telat," bisik Luna pada Amel.

"Luna … Amel, sini!" Seorang mahasiswi cantik dengan rambut cepak melambaikan tangannya dari sudut ruangan.

Namanya Arini, mahasiswi asal kota Purworejo. Dia teman dekat Luna dan Amel. "Eh, kalian tahu nggak gosip terbaru di kampus kita?"

"Hhm, pagi-pagi udah ngajakin ghibah aja ni anak!" gerutu Amel.

"Irish, gosip terhangat si Fanny kemarin kepergok jalan sama om-om di mall!"

"Eeh, serius kamu Rin?" tanya Luna dengan mata membulat.

"Adalah, dari sumber terpercaya, kan ini buktinya kalo dia beneran ayam kampus!" bisik Arini celingukan melihat situasi.

"Huuush, jangan asal tuduh kamu masa anak kalem gitu mbok bilang ayam kampus?! Ojo fitnah to Rin, Rin!" Amel mencoba mengingatkan.

"He lah iki fakta Mel, keliatannya aja tuh dia diem tapi …,"

"Njlimet yo Rin?" sambung Luna terkekeh.

Mereka bertiga tertawa kecil dan menutup mulut agar tidak menarik perhatian yang lain. 

Suara langkah kaki yang memakai high heels terdengar nyaring dari koridor. Seorang wanita cantik berkacamata, berbuat ikal, dengan bibir merah merona, dan berpakaian sedikit ketat dan seksi masuk ke dalam ruangan.

Dia bukan bagian dari kelas Luna, wajahnya asing. Tiga buku yang ada di tangannya menunjukkan kalau dirinya adalah salah satu staf pengajar. Wanita cantik itu berdiri di depan kelas, matanya menyapu bersih ke seluruh ruangan.

"Selamat pagi semuanya!"

"Saya, Erika asisten dosen pak Wahyu. Beliau berhalangan hadir jadi saya ditugaskan menggantikannya pagi ini!" Wanita bernama Erika itu membuka suara dengan tegas dan lantang.

Suara dengungan berisik seperti lebah terdengar sebagai sahutan dari sambutan pagi Erika.

"Tolong diam! Saya nggak suka mahasiswa yang cerewet!"

Seketika semuanya pun diam, dan memperhatikan wanita cantik yang ada di depan mereka.

"Ada tugas kan? Silakan dikumpulkan!" lanjutnya lagi setelah situasi tenang. 

"Gila, ni dosen sepaket kali ma asdosnya! Killer!" bisik Amel pada Luna yang hanya ditanggapi dingin.

Luna bertingkah tidak biasa kali ini, ia terlihat lebih diam. Tak banyak kata yang keluar dari bibir mungilnya, ia sesekali hanya melirik layar ponsel yang menyala tanpa suara. Beberapa pesan masuk ke ponselnya.

Wajah Luna tegang, sesekali tangannya mengepal di bawah meja lipat. Konsentrasi Luna buyar, sebuah pesan memberinya kabar yang membuat suasana hatinya buruk.

Tunggu saja, aku akan menuntut balas!

...----------------...

Diluar sana, di sebuah rumah mewah seorang wanita paruh baya membawa sesaji lengkap ke dalam ruangan gelap. Aroma wangi khas yang unik memenuhi ruangan tanpa ventilasi.

"Apa semuanya sudah siap?" tanya wanita tua lain yang ada dalam ruangan itu.

"Sampun ndoro," jawabnya menunduk sopan.

"Bagus, bawa sesembahan itu kemari!"

Wanita paruh baya dengan kebaya khas yang lusuh meletakkan sesaji penuh dengan bunga yang ditengahnya terdapat bungkusan kain putih berlumuran darah.

Dengan senyuman iblis yang mengerikan wanita yang dipanggil ndoro membuka bungkusan putih, membacakan sebuah mantra diatas janin tak bernyawa yang sudah terbentuk hampir sempurna.

Asap tipis kehitaman muncul di hadapan dukun wanita itu. Semakin lama semakin menunjukkan wujudnya. Perempuan dari bangsa jin menampakkan diri.

"Sesembahan kelima untukmu …,"

Jin perempuan itu mendekati meja dimana mayat janin itu berada. Ia tersenyum, tangan pucat dengan kuku hitam panjang mengusap janin itu. Seketika janin itu bergerak dan perlahan membuka mata yang berkabut putih.

"Ikutlah bersamaku, kau tampan sekali!"

Terpopuler

Comments

Hana Nisa Nisa

Hana Nisa Nisa

🙈🙈🙈🙈

2023-07-31

0

Nur Aini

Nur Aini

Purworejo kampung gw🗿

2023-02-01

0

Nikodemus Yudho Sulistyo

Nikodemus Yudho Sulistyo

NALA mampir sebentar.

2022-11-29

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!