Gangguan kecil di Dapur

Malam semakin larut, obrolan sekumpulan anak muda yang menikmati kebebasan mereka pun semakin tak jelas. Diam-diam Rico membawa salah satu jenis obat terlarang yang dibagikan pada yang lain. 

Luna yang sudah menduga acaranya akan dikacaukan Rico segera menyeret Amel agar tidak terlibat jauh dan terpengaruh dengan mereka yang kini asik menyesap barang haram yang dilinting menyerupai rokok. 

"Mel, masuk gih! Biarkan mereka menikmati apa yang mereka bawa!"

 Luna memberi perintah pada Amel. Matanya menatap tajam dari kejauhan pada sekelompok anak muda yang tengah menikmati barang haram itu.

"Mereka ngapain sih Lun, bau rokoknya kok beda ya bikin pusing!"

Luna hanya menyeringai tanpa menoleh ke arah Amel. Ardi yang ada diantara mereka, mengangguk samar pada Luna.

"Mereka sedang menggali kuburannya sendiri!" Luna bergumam, tak menyadari Amel menatapnya curiga.

"Hah, maksud kamu?" Amel bingung dengan sikap Luna yang fokus memperhatikan ke halaman ke belakang. Untuk sesaat Luna diam mengindahkan pertanyaan Amel.

"Ehm, apa? Kamu nanya apa tadi?" Luna balik bertanya ketika tersadar Amel memperhatikan dirinya.

Amel menahan rasa penasarannya, ia semakin yakin jika Luna memiliki rahasia yang tidak ingin dibagi dengannya Ia pun berkilah,

"Ah, nggak lupain! Aku beberes dapur dulu deh, kamu mau bantu?" 

"Ehm, boleh absen nggak? Aku mau beresin pakaian, besok harus berangkat sebelum jam delapan pagi biar nggak kesiangan sampai rumah!" jawab Luna dengan wajah menyesal dan kedua telapak tangan mengatup di depan dada.

"Hmm, ya udah deh kalau gitu. Udah malam juga kamu istirahat aja sekalian. Biarin mereka nikmatin malam diluar!" 

Luna dan Amel menatap sejenak ke arah anak-anak muda yang asik bernyanyi dan menghisap ganja sepuasnya. Efek memabukkan dari barang haram itu mulai mempengaruhi kewarasan mereka. Rico dan teman-temannya serta beberapa teman sekelas Luna mulai menggila di halaman belakang.

Nikmati malam ini dengan tawa kalian, setelah ini jeritan dan tangisan kalian yang aku nantikan!

Luna masuk ke dalam kamarnya, setelah beberapa saat berlalu lampu kamarnya pun mati. Tanda jika ia telah tertidur. Sementara Amel masih berada di dapur membersihkan sisa-sisa kegiatan memasak mereka. 

Amel melirik ke arah jam dinding hampir jam satu malam, meski lelah ia tetap ingin membersihkan dapur.

"Cepet amat sudah jam satu, habis ini tidur ajalah. Paling juga nanti mereka tidur disini."

Amel mengintip dari balik jendela dapur dengan view langsung menghadap ke halaman belakang. Tawa mereka terdengar begitu keras, terkadang racauan aneh juga terlontar dari mulut mereka. Kadang bergantian kadang bersamaan, membuat Amel pusing mendengarnya.

"Semoga tetangga nggak keganggu deh!"

Amel kembali membereskan alat-alat masak yang kotor, mencuci dan membilasnya bersih. Saking asiknya ia tidak menyadari kelebatan hitam yang bergerak mendekatinya.

Ssstt…,

Amel terkejut, seseorang seperti menyuruhnya diam. Amel menghentikan kegiatannya. Ia menajamkan Indra pendengarannya memastikan suara tadi bukan imajinasinya.

Ssst, sssttt …,

Kali ini suaranya sedikit lebih panjang. Seketika bulu halus di tengkuknya berdiri. Amel perlahan berbalik, menatap sekitar dapur di setiap sudutnya. Suhu ruangan terasa lebih dingin, sunyi, sepi, hanya terdengar suara air yang mengalir dari keran air yang terbuka.

"Sepertinya aku terlalu lelah," 

Amel kembali melanjutkan mencuci piring setelah menengok ke belakang dan tidak menemukan siapapun. Bayangan hitam berkelebat dibelakang Amel, sosok tak kasat mata itu kali ini menarik beberapa sendok yang baru dicuci Amel dan menjatuhkannya ke lantai.

Suara denting logam yang beradu dengan lantai membuat jantung Amel terasa meledak. Ia melonjak dari tempatnya, tubuhnya gemetar mencari benda yang berbunyi nyaring tadi.

Matanya menemukan sendok yang berserakan di lantai dengan takjub. Bagaimana bisa sendok-sendok itu jatuh dengan sendirinya ke lantai, sementara tidak ada siapapun di dapur selain dirinya.

"A-aku mimpi kan? S-siapa yang jatuhin?"

Mata Amel memindai sekitar, kelebatan bayangan hitam kembali muncul dan tertangkap ekor matanya.

"S-siapa itu?" tanyanya memberanikan diri.

Sepi, tak ada jawaban namun kemudian suara tawa anak kecil terdengar menggelitik telinga Amel. Ia meremas lap kain yang sedang dipegangnya, menyalurkan rasa takut yang menyergapnya tiba-tiba. Suara tawa kecil itu terdengar lagi, berpindah tempat seperti sedang berlarian kesana kemari.

"Jangan ganggu saya!" 

Amel berteriak memberanikan diri. Dalam hati ia menyesali kebodohannya yang nekat bersih-bersih dapur di tengah malam. Ia berusaha menggerakkan kakinya yang terasa kaku karena takut. 

Dengan perlahan, Amel berjongkok hendak mengambil sendok-sendok yang terjatuh di dekat meja makan. Tangannya gemetar, rasanya waktu berjalan amat lambat hingga sulit meraih sendok yang hanya berjarak beberapa centimeter saja. 

Suara tawa anak kecil kembali terdengar kali ini terasa amat dekat dengannya lalu menghilang. Dengan susah payah Amel bisa meraih satu sendok dan segera mengambil sendok lainnya.

"Satu … dua … eeh, a-apa ini?" 

Tangannya menyentuh sesuatu yang dingin dan lembut. Mata Amel terbelalak, ia penasaran tapi juga takut pada saat bersamaan. Meski ragu Amel memberanikan diri melongok ke kolong meja, tangannya belum bergerak dari benda dingin yang lembut itu.

Jantung Amel terasa berdetak melebihi normal. Dalam hati ia berdoa semoga tidak bertemu hantu dan sejenisnya. Amel merunduk dengan menutup matanya, terdengar suara halus yang menggidikkan bulu roma menyapa.

Hai kakak …,

Amel sontak membuka mata, dan mendapati dua dua sosok anak kecil tengah mengembangkan senyum padanya. Bibir mereka kering mengelupas dan berwarna kehitaman. Gigi hitam tajam juga terlihat menyeringai pada Amel. Benda dingin yang disentuhnya rupanya tangan salah satu dari sosok anak kecil menyeramkan itu.

"Aaaarggh!!"

 

Terpopuler

Comments

Fitri wardhana

Fitri wardhana

ada apa dgn luna??

2022-10-24

4

Ali B.U

Ali B.U

kok jadi serem

2022-08-25

7

Andini Andana

Andini Andana

hidiiiiih...auto ndredeg,,lemess,,bertatapan langsung sm demit,,kepegang pulak tangan nya yg dingin dingin empuk,,eeh..🙊🙈

2022-08-24

7

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!