Pesan Terakhir Arya

Dirandra masih diam menatap keluar dari jendelanya, ia memaksa mengingat kejadian sebelumnya namun yang ada hanya kepalanya yang terasa ngilu dan dadanya terasa sesak bernafas, lamunan Dirandra kembali terganggu oleh suara bising lagu, dan Dirandra sangat terganggu dengan lagu tersebut yang sering di nyanyikan oleh Fikram,

"Ya dewa, anak itu tak berhenti juga mengganggu ku, awas kalau tertangkap saya kuliti kamu biar tidak berulah !" geram Dirandra dengan kesalnya

Ketika Dirandra mendapatkan sumber suara ternyata berasal dari handphone genggam milik Fikram yang tertinggal ada panggilan masuk tertera di sana dan bertuliskan adik kesayanganku cantik

Karena merasa terganggu, Dirandra segera menolak panggilan telpon tersebut dan suara lagu pun berhenti, tak berlangsung lama kembali berdering dengan nama sama

Fikram yang mendengar sumber suara berasal dari kamar tuan mudanya segera masuk ke sana dan meminta handphonenya di kembalikan, Dirandra segera melempar benda pipih tersebut dan berhasil di tangkap oleh Fikram

Panggilan berbunyi untuk kesekian kalinya, dan kali ini Fikram yang menerimanya,

"Maafkan saya Bu guru, baru bisa mengangkat telpon, apa ada Masalah dengan adik adik saya di asrama ?" tanya Fikram yang kemudian terdengar balasan dari pembicaraan di sana yang di akhiri oleh ucapan terima kasih dari Fikram kepada orang di ujung telpon sana

Setelah mengakhiri pembicaraannya Fikram merebahkan dirinya duduk di sofa, dan menghela nafas panjang berkali kali, mereka berdua sama sama terdiam dengan pemikiran masing masing

"Fikram, kita ke rumah Arya sekarang !" ucap Dirandra memecah kesunyian di antara mereka

"Baik tuan muda, kita berdua atau Raka ikut ?" ujar Fikram

"kita saja, bisa ? " tanya Dirandra

"tentu saja tuan muda!" jawab Fikram bergegas ia menemui Raka dan meminta kunci mobilnya

Dirandra dan Fikram pergi ke sebuah rumah dan di dapatinya seseorang wanita sendirian di dalam rumah itu yang begitu senang melihat kedatangan Dirandra

"Tuan, akhirnya anda datang kemari" jawab wanita itu yang merupakan bibi Nova

"Bibi, apa kabarmu ? " tanya Dirandra

"Baik tuan, tapi rumah ini sekarang sunyi tanpa tawa dari Kamaniya " ucap Bibi Nova dengan terbata dan terlihat di sana ia menatap dua buah fhoto keponakan nya yang sudah berkalung bunga duka

"Bibi, maafkan saya " ujar Dirandra

"kau tidak salah tuan, tapi nasib kedua keponakan bibi yang tidak bagus" jawab singkat bibi Nova

"Tuan muda, apa itu fhoto Arya dan adiknya yang sering kau ceritakan?" tanya Fikram berbisik pada Dirandra

"ya" jawab Dirandra singkat

"Tuan muda, ada pesan dari Arya sebelum pergi dengan anda waktu itu, sebentar saya ambilkan " ujar Bibi Nova

Dirandra hanya menganggukan kepala tanda setuju

Bibi Nova kembali dengan membawa sebuah handphone genggam dan Dirandra yakin itu adalah milik Arya

"Arya bilang, jika ia tidak kembali, saya harus menyerahkan handphone genggam ini kepada anda seorang tidak boleh di wakilkan, dan sandi nya adalah bulan dan tahun Arya pertama berkerja kepada anda tuan " ujar bibi Nova kepada Dirandra

"Jadi Arya sudah tahu kalau ia akan menyusul Kamaniya saat pergi bersamaku, apakah bibi sudah tahu jasad Arya ?" tanya Dirandra

"iya tuan, setelah kepergian tuan bersama Arya, keesokan paginya tuan Rajendra datang dan membawa jasad Arya dan itu hanya sebuah lengan yang masih terpasang cincin milik Arya yang masih erat melekat, sementara jasadnya sudah melebur akibat granat yang Arya ledakan sendiri tuan" cerita bibi Nova dengan iringan air mata mulai berjatuhan

Dirandra mengepalkan kedua tangannya menahan amarah

"Bibi apa yang di katakan Rajendra kepadamu?" tanya Fikram yang penasaran tanpa dia lihat kemarahan mulai muncul pada diri tuannya

"Dia bilang, itu adalah nasib orang yang melawan nya, dan Arya cukup pintar dengan mengakhiri hidupnya sendiri tanpa tuan Rajendra bersusah payah mengakhirinya" ujar bibi Nova

"Tidak berperasaan!" hardik Fikram

"Tuan, abu Kamaniya dan Arya masih saya simpan, apakah boleh saya taburkan ke sungai agar jiwa mereka tenang?" tanya bibi Nova

"Bibi, setelah saya membalas Rajendra maka saya sendiri yang akan menaburkan abu Arya dan Kamaniya ke sungai" ujar Dirandra dan kemudian mereka berdua pamit dari rumah Bibi Nova

Bibi Nova memberikan sebuah syal yang di rajut oleh Kamaniya kepada Dirandra

"ini adalah syal yang di rajut oleh Kamaniya untuk tuan dan Arya, tapi ia belum sempat memberikannya pada kalian, bahkan Arya belum sempat melihat nya apalagi memakainya, Kamaniya bilang syal ini untuk kedua Kakak terbaik dalam hidupnya, apa anda bersedia menerimanya, tuan ? " tanya bibi Nova

"Baiklah" Dirandra segera mengambil syal untuknya dan Fikram meraih syal satunya

"Syal yang sangat cantik, bolehkah itu untuk saya bibi ? tanya Fikram

"Tentu, jika anda berkenan, Kamaniya pasti sangat bahagia syal yang dibuatnya sampai kepada orang orang baik seperti kalian " jawab bibi Nova dengan tersenyum

"terimakasih, bibi tahu saja cara menyenangkan hati " jawab Fikram

"Tuan Arya adalah asisten yang handal, dan sepertinya sangat menyayangimu tuan muda, sampai benda pribadinya saja di kode dengan bulan dan tahun pertama bekerja dengan anda, jadi malu sama diri sendiri " ujar Fikram yang melajukan kendaraan meninggalkan rumah bibi Nova

"Arya adalah sahabat dan keluarga saya" jawab Dirandra

Dirandra segera membuka pesan terakhir dari Arya dan membuka kuncinya

Dirandra makin mengepalkan tangannya menahan amarah ketika dia melihat isi pesan pembuka yang muncul pertama kali di layar utama yang di jadikan wallpaper layar terbuka

"Tuan, Semoga anda sehat selalu, jika anda berhasil membuka ini, maka saya sudah pergi jauh bersama Kamaniya, kami berharap anda selalu berbahagia, dan maafkan kesalahan kami, tuan buka lah di menu utama kotak masuk dan draf pesan, dan semoga bisa membantu tuan" isi tulisan pesan terakhir dari Arya

Dirandra membuka satu persatu isi pesan tersebut, dan dia begitu marah karena di dalamnya adalah bukti dari kecurangan yang di lakukan Rajendra untuk membuat hancur Narashima company saat di pimpin Dirandra, dan beberapa nama orang yang berkhianat dari Dirandra di sertai dengan bukti, dan ada pesan khusus dari Rajendra kepada Arya yang belum di hapus, dan ketika membaca pesan itu Dirandra semakin memuncak amarahnya karena di dalam pesan itu ada video Kamaniya yang sangat menderita dan tidak berdaya sedang mengalami kejang akibat butuh ketergantungan obat yang diberikan Rajendra, dan Arya terpaksa berkhianat demi menyelamatkan Kamaniya dan nyatanya malah nyawa dia dan adiknya yang menjadi korban ambisi dari seorang Rajendra

Dirandra menggenggam erat pesan terakhir dari Arya tersebut

Fikram yang melihat emosi tuannya sedang tidak baik, sengaja membawa tuannya menepi di sebuah pinggiran pantai berharap suasana di sana dapat menenangkan hati tuannya

"Akhhhhhhhhh" teriak Dirandra tiba tiba

alih alih mendapat ketenangan, di sana melihat deburan ombak dan aliran air mengalir malah membuat Dirandra berteriak karena kepalanya yang kembali terasa sakit dan dadanya yang menjadi sesak kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!