Dirandra pulih lebih awal dari Andhira, ia meminta pihak RS untuk menghubungi keluarga kakek Indra, dengan nomor telpon yang disebutkan oleh Dirandra
Andhira sudah tersadar, lukanya sudah di obati, dan phobia nya sudah menghilang, melihat Dirandra datang dan mendekatinya, Andhira tersenyum senang, apalagi jika ingat bahwa Dirandra yang menggendongnya keluar dari hutan, menjadikan hatinya semakin terharu dan menyukai Dirandra, selama hidup nya Andhira selalu di perlakukan sebelah mata oleh keluarga nya, bahkan harus menjalani masa sulit seorang diri ketika berada di sel tahanan atas tindakan menghilangkan nyawa seseorang akibat kecelakaan yang tidak sengaja ia lakukan, keluarga nya sudah membuang Andhira dan menghapusnya dari silsilah keluarga bahkan dari draf di kartu keluarga nya pun di hapuskan, hanya kakek Indra yang selama ini menjaga Andhira, bersama Kakek Indra dan nenek Gita, barulah Andhira merasakan kehangatan keluarga,
Phobia yang di alami Andhira juga berasa dari kecelakaan tersebut, manakala mobil yang ia kendarai bertabrakan dengan mobil orang lain, yang mengakibatkan mobil Andhira terjatuh ke dasar sungai dan beruntung segera di selamatkan oleh warga sekitar, sementara mobil yang satunya terguling di permukaan darat dan meledak hingga nyawa pengemudinya tidak terselamatkan,
"Andhi, bagaimana keadaanmu ?" tanya Dirandra
"Baik, Andra bagaimana kakimu?" ujar Andhira
"Hanya trauma ringan karena belum biasa berjalan sendiri" jawab Dirandra sambil tersenyum
"Andra, maafkan aku, dimana tongkatmu ?" tanya Andhira lagi
"Terjatuh di hutan, dan tidak tahu di mana letaknya " jelas Dirandra
"Apakah kau akan terus di Kutai roda ini ? " tanya Andhira lagi
"Kakek akan datang ke sini, bawa tongkat baru, sudah ya Andhi istirahatlah, jangan banyak fikiran macam macam, " ucap Dirandra sambil mendekati tempat tidur Andhira dan memasangkan selimut di tubuh Andhira
"Andra, tetaplah disini" ujar Andhira sambil menghentikan tangan Dirandra yang membetulkan selimutnya
"Baik yang mulia, titah yang mulia akan hamba laksanakan, maka beristirahat dengan tenang " ucap Dirandra sambil memberikan Harmonika yang berhasil ditemukan
Andhira tersenyum mendengar perkataan Dirandra, ia merasa sangat bahagia karena Harmonika yang diberikan ibunya berhasil ia temukan, Andhira beristirahat kembali menunggu kedatangan kakek Indra, Dirandra menemani di ruangan tersebut,
Jauh dari RS X, Kakek Indra sedang bersiap siap berangkat, Mahesa dan pemuda desa lainnya datang ke rumah Kakek untuk mencari informasi tentang Andhira yang belum di temukan dan menghilang nya Dirandra
"Kakek, mau ke mana ?" Tanya Mahesa
"Mau ke RS X yang ada di kota J" jawab Kakek Indra
"Jauh sekali kakek dari sini, apa nenek ikut, ada urusan apa kakek ke sana ?" tanya Mahesa
"Mau jemput cucu kakek di rawat di sana" jawab Kakek Indra
"Apa yang terjadi pada Andhira, kakek ?" tanya pemuda pemuda tersebut secara bersamaan
"Tenanglah, Dewa masih melindungi Andhira dan Andra, keduanya selamat dan sedang menjalani pengobatan di RS X itu, kakek dapat kabar telpon dari RS X bahwa mereka masih di rawat di sana " jelas kakek Indra
"Kakek, kami ikut " ujar pemuda pemuda tersebut
"Kalau kalian ikut semua, siapa yang bantu Nenek di rumah?" ucap kakek Indra
"Warga desa banyak kakek " jawab Mahesa
" Sudah, biarkan mereka ikut Kakek " ucap Nenek Gita yang membawakan tongkat untuk Dirandra
"Nenek terbaik, terimakasih" ujar pemuda pemuda tersebut kompak sambil mengacungkan kedua jempol ya
"Mobilnya tak akan cukup, nenek" jawab Kakek
"Baiklah, biar Mahesa dan Jivan saja yang ikut Kakek, sedangkan yang lain membantu nenek di sini" ujar Mahesa dan di setujui oleh yang lainnya meskipun berat hati
Kakek Indra, Mahesa dan Jivan pergi menuju RS x yang jauh dari desa mereka, sempat muncul pertanyaan kenapa Andhira dan Dirandra berada di RS yang sama dan lokasinya sangat jauh, namun kakek sendiri tidak tahu secara pasti, pertanyaan mereka sepertinya akan terjawab jika sudah berada di sana
Mahesa bertugas sebagai supir, kakek Indra duduk di sebelah Mahesa dan Jivan duduk di kursi belakang
3 jam perjalanan akhirnya mereka sampai di RS X, Kakek Indra segera menghampiri bagian informasi dan bertanya perihal cucunya
Kakek Indra, Mahesa dan Jivan bergegas menuju ruangan yang di tunjukan oleh petugas
Setibanya di ruangan, Mahesa langsung memeluk Dirandra
"Kawan, kami yang terjun mencari Andhira ke dasar sungai, kamu malah hilang dan kini berada di RS bersama Andhira" ujar Mahesa melepas pelukannya
"Itu kehendak dewa, apa kau mengerti kawan " jawab Dirandra
"Akhh, kau curang Andra, selalu mengelabui kami " ujar Jivan sambil mencibirkan bibirnya
"Betul itu 100 %" timpa Mahesa
"hahahaha" tawa Dirandra melihat tingkah kawan kawannya
"Andhi, apa kau baik baik saja ?" tanya Kakek Indra menghampiri cucu kesayangan nya itu
"Baik kakek, maafkan aku " jawab Andhira
" Tidak apa apa nak, ayo bersiap kita akan pulang, kalian tunggu disini, kakek akan urus administrasi RS ini dulu " ujar Kakek Indra
"ya kakek" jawab mereka bersamaan
Setelah mengurus administrasi di RS, Andhira dan Dirandra di perbolehkan pulang, dan mobil yang di kendarai mahesa melaju dengan cepat membawa mereka kembali ke desa
Sesampainya di desa, warga sudah menunggu di rumah bersama nenek, ada rasa haru dalam diri Dirandra ketika melihat banyaknya orang desa yang menunggu kepulangannya, sementara keluarganya sama sekali tidak mencari keberadaan nya selama ia menghilang
"Kakek tahu apa yang kau pikirkan, bersemangat lah untuk sembuh, kami semua keluarga mu saat ini " ucap kakek Indra sambil menepuk bahu Dirandra menyadarkan dari lamunannya
setelah 5 hari masa pemulihan, Dirandra kembali kepada rutinitas di desa, ia pun berdamai dengan Andhira dan menceritakan alasan selama ini Andhira tidak di libatkan, sehingga kesalahpahaman antara keduanya berhasil di selesaikan
Produksi pertama yang di kembangkan oleh Dirandra adalah pengolahan ikan asin, dari hasil tangkapan ikan, yang tidak di terima oleh tengkulak, di kelola oleh Dirandra dan di jadikan ikan Asin namun di kelola menjadi ikan asin kemasan
Pengolahan ikan asing ini dilakukan dengan metode kering, dengan proses Penyiangan ikan yang akan diolah dicuci bersih hingga bebas dari sisa-sisa kotoran. Selanjutnya, sediakan sejumlah garam kristal sesuai berat ikan. Untuk ikan berukuran besar, jumlah garam yang harus disediakan sekitar 20—30% dari berat ikan dan untuk ikan berukuran sedang 15—20%, sedangkan ikan yang berukuran kecil 5%.Taburkan garam ke dalam wadah atau bak setebal 1—5 sentimeter, tergantung jumlah garam dan ikan yang akan diolah. Lapisan garam ini berfungsi sebagai alas pada saat proses penggaraman. Susunlah ikan di atas lapisan garam tersebut dengan cara bagian perut ikan menghadap ke dasar bak. Setelah itu, taburkan kembali garam pada lapisan ikan, lakukan penyusunan ikan dan garam secara berlapis-lapis hingga lapisan teratas adalah susunan dengan lapisan lebih banyak atau lebih tebal.Tutuplah tumpukan ikan dan garam tersebut dengan keranjang bambu. Biarkan selama beberapa hari untuk terjadinya proses penggaraman. Untuk ikan berukuran besar selama 2—3 hari, namun ikan yang berukuran sedang dan ikan yang berukuran kecil selama 12—24 jam. Selanjutnya, cuci dengan air bersih dan tiriskan, susun ikan di atas para-para penjemuran. Pada saat penjemuran atau pengeringan, ikan sekali-kali dibalik agar cepat mengering.
Setelah ikan kering diangkat dari jemuran dan di masukan ke dalam wadah kemasan plastik yang sebelumnya sudah di pasangkan label dan resmi sudah di daftarkan oleh Dirandra tentang hak kepemilikan usaha UMKM melalui aparat desa dan sudah di laporkan kepada pihak pemerintah terkait
Produksi pertama ikan asin tersebut berhasil menarik minat warga di pasar, dan para tengkulak pun tertarik untuk mereka bawa ke pasar besar di kota, pesanan dari pada Tengkulak untuk di order ke kota cukup banyak belum di tambah dengan yang di pasarkan di pasar tradisional, Dirandra dan kelima temannya tersebut sangat senang dengan hasil usaha mereka yang berhasil di awal dengan produk perdana mereka saat ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments