Menyelamatkan Andhira

"Andra, atau siapa pun itu tolong !" terik nenek Gita menuju Desa

Andra dan penduduk desa segera menghampiri nenek Gita yang tampak panik dan terdengar nafasnya berat akibat berlari dari rumahnya

"Nenek, ada apa ?" tanya Dirandra

"Andra, tolong, Andhi terbawa arus sungai " jawab nenek Gita dengan terbata

"Nenek tak perlu khawatir, Andhi akan baik-baik saja, kemampuannya berenang sudah tidak di ragukan" ujar Mahesa

"Tapi phobia Andhi sepertinya datang kembali, Andra tolong Andhi, jika phobia nya tidak datang pasti Andhi sudah sampai di permukaan, tapi nyatanya tidak begitu " tangis Nenek Gita

"Apa!!!! " teriak warga desa bersamaan, karena mereka tidak tahu sama sekali dengan phobia Andhira terhadap dasar sungai yang gelap dan tenggelam

Dirandra segera berlari dengan bantuan tongkatnya dan di bantu oleh warga berlari menuju sungai untuk mencari Andhira, namun karena ketidakmampuan Dirandra berlari cepat dan hanya bertumpu pada tongkat, akhirnya dia tertinggal dari warga

Meskipun kemampuan nya terbatas, Dirandra tidak berputus asa dan bersemangat mencari Andhira, nampak dari kejauhan beberapa warga sudah terjun ke sungai mencari Andhira

"Akhh, kaki ku tidak bisa di gunakan untuk berenang, bagaimana aku membantu mereka mencari Andhi" keluh Dirandra

Warga masih berusaha mencari Andhira, namun arus sungai saat ini sangat deras, sehingga sulit untuk proses pencarian

Dirandra berjalan dari tepi sungai mengikuti aliran arus sungai, sesekali ia melirik ke arah sungai dan kemudian menatap lurus kembali ke jalan yang dia tuju

Dirandra masuk ke dalam hutan liar dimana arus sungai menuju ke sana, meskipun tertatih berjalan dengan tongkatnya, Dirandra terus berjalan dengan harapan menemukan Dirandra

jalan yang licin membuat keseimbangan Dirandra terganggu, ia terjatuh dan terguling ke dasar lembah

"Akhh,,, sial, sendiri saja terjatuh dan tak tahu bisa keluar atau tidak, bagaimana bisa menemukan Andhira" gerutu Dirandra

"Dewa, semoga warga bisa menemukan Andhira, tolong ke lindungi gadis baik hati itu" ucap Dirandra dalam keputusasaan nya

Dirandra melihat seekor jalak gading yang sedang melompat lompat jauh di depannya, tidak ada pilihan lain selain mengikuti burung jalak gading tersebut, Dirandra berharap burung tersebut dapat menunjukan jalan keluar

Dirandra hanya tahu, karakteristik burung ini memang menyukai tempat terbuka, pemakan biji-bijian di tanah, dan tidak bisa berada di tempat yang tertutup

"Baiklah dewa, aku yakin itu petunjuk darimu, maka akan aku ikuti " ujar Dirandra

Burung jalak tersebut berjalan dengan melompat melompat sambil sesekali mematuk tanah, Dirandra yang tertatih dengan tongkat semakin berusaha mengejarnya meskipun kakinya sudah mulai sakit di gerakan akibat terjatuh, Dirandra sangat bersyukur karena burung tersebut berjalan dan melompat dengan lambat, sehingga Dirandra bisa mengikutinya

Cahaya terang tampak di depan, namun yang di temukan Dirandra adalah jalan buntu yang terhalang oleh tumpukan batu, burung tersebut kemudian terbang ke atas meninggalkan Dirandra

"Bagaimana cara melewat tumpukan batu yang sangat banyak dan tinggi ini, untuk memanjat juga tidak mampu " ujar Dirandra

Tidak tahu apa yang berada di balik tumpukan batu itu, namun Dirandra yakin akan Cahya terang yang tampak dari sana itu merupakan jalan keluar

Dirandra mencoba memanjat batu itu dengan tongkatnya di jadikan sebagai tumpuan, kaki kanan nya berhasil untuk menumpu badannya dan kemudian terangkat ke atas, ketika ia akan menjadikan kaki kirinya dan tongkatnya sebagai tumpuan, ternyata kegagalan yang ia dapatkan, Dirandra terus mencobanya namun berkali kali terjatuh kembali, Dirandra mengambil ranting pohon dan mengikatnya membuat simpul dan di ikatkan di tubuhnya, kemudian dia memanjat kembali dengan ujung ranting sudah di lemparkan dan berhasil melekat di salah satu ujung batu yang runcing, namun kegagalan kembali yang di dapatkan Dirandra, dengan fikiran dan tubuh yang sudah mulai lelah ia mencoba mendorong batu tersebut, dan gagal lagi

Dirandra yang sudah lelah dan sudah kehilangan ide, akhirnya hanya bersandar di sudut dinding tersebut dan pasrah, akan tetapi ketika ia bersandar dan punggungnya menyentuh sebuah batu yang sudah berlumut namun tampak lebih terang dari pada batu yang lain, Dirandra tiba tiba terdorong dan sekarang berubah tempat dan posisi

Dirandra terjatuh ketika ia sudah berpindah posisi

"Tempat apa ini, aku sudah berpindah lokasi " ujar Dirandra dalam hati, sambil berjalan pelan, karena tongkatnya tidak terbawa pindah

"Air terjun yang menenangkan, disini begitu damai dan indah " ujar Dirandra

Dirandra menyusuri daerah air terjun tersebut dan berjalan mengikuti arah arus muara dari air terjun tersebut

"Andhira, dimana pun kau berada semoga kau selamat, maafkan aku jika kita tidak bisa berjumpa lagi " ujar Dirandra dalam kesendiriannya

"ya Dewa, itu adalah potongan baju Andhira " ucap Dirandra ketika melihat sebuah potongan kain yang tersangkut pada batang pohon di tepi air sungai, Dirandra segera menghampiri batang pohon tersebut dan memastikan bahwa itu benar merupakan potongan dari baju yang dikenakan oleh Andhira sebelum ia terbawa arus sungai

"Andhira, aku akan lanjutkan untuk tetap mencari mu, dewa selamatkan dia " ujar Dirandra dan melanjutkan menyusuri tepi sungai tersebut

"Andhira !" teriak Dirandra ketika melihat sosok seorang wanita tertelungkup diatas kayu yang tersangkut batu dan dalam kondisi tidak sadar

Dirandra segera memindahkan tubuh Andhira ke permukaan tanah, dan di letakan di tempat datar, Dirandra mengechek pernafasan dan nadi Andhira, ia sangat bersyukur bahwa gadis itu masih hidup hanya kondisinya lemah,

Dirandra mencoba memanggil manggil nama Andhira, untuk mengetahui responnya, dan belum ada respon,

Dirandra mempertahankan posisi badan Andhira tetap terlentang dan kemudian menaik kan kaki Andhira lebih tinggi sekitar 30 cm dari dada, untuk mengembalikan aliran darah kembali ke otak

Dirandra melonggarkan pakaian Andhira, agar dia dapat lebih mudah dan nyaman untuk bernapas, kemudian menutupi tubuh Andhira dengan jaket yang Dirandra kenakan sebelumnya

Andira mulai tersadar, namun masih lemah, Dirandra segera memberikan Andhira air minum dan mencoba menanyakan kondisi Andhira

"Apakah kau baik- baik aja ?" tanya Dirandra

Andhira menganggukan kepalanya karena tidak mampu untuk membalas ucapan

Dirandra sangat senang dengan respon Andhira, dan tanpa sadar memeluk tubuh Andhira karena sangat bahagia

"maafkan aku" ucap Dirandra ketika menyadari kesalahannya

Andhira dan Dirandra menjadi saling salah tingkah,

Andhira menganggukan kepalanya lagi, saat ini Andhira sangat lemah dan masih salah paham akan sikap Dirandra yang lebih fokus urusan di desa tanpa mengajaknya, saat ini Andhira tidak ingin banyak bicara, ia hanya ingin segera sampai rumahnya dan istirahat

"Lokasi kita saat ini cukup jauh dari desa, dan kita belum tahu ada di mana !" ujar Dirandra

Melihat Andhira hanya terdiam dan tampak lemah, Dirandra segera membopong Andhira di punggungnya, rasa sakit di kakinya tidak di pedulikan lagi, Dirandra terus berjalan pelan meninggalkan tempat tersebut, dan ketika melihat sebuah jalan raya Dirandra begitu senang, dan akhirnya mereka mendapatkan bus yang lewat dan meminta turun di sebuah RS terdekat

Andhira sudah berada dalam pengobatan dokter di IGD nya, begitu juga dengan Dirandra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!