Lamaran dari Desa

Mahesa dan tim nya kembali memainkan alat musik mereka, alunan nada lagu sempurna karya Andra and the back bone itu makin menggema di iringi oleh tayangan video yang di mainkan di layar besar yang menghiasi layar belakang permainan mereka

"Mahesa !!!!" teriak Andhira yang melihat video dirinya bersama seorang pria yang dia kenal selama ini

Mahesa yang mendengar teriakan Andhira makin keras menyemangati timnya untuk memainkan alat musik mereka di iringi dengan paduan suara di sisi sayap kiri dan kanannya

Sementara itu pemuda yang membawa rangkaian bunga berjalan menuju Andhira masih dengan santainya, tanpa perduli teriakan kekesalan yang di buat Andhira

tuk,,,,, tuk,,,,, tukkk

suara derap langkah pemuda tersebut, makin membuat jantung Andhira berdegup kencang

"Mahesa,,, Mahesa lagi,, hemm, apa cuma dia yang ada di benakmu, Andhira menikahlah denganku hapus Mahesa" ujar pemuda tersebut di depan Andhira sambil tertawa lepas dan menurunkan rangkaian bunga dari wajah yang sejak tadi di bawa olehnya

"Akhhh,,,,, kalian semua benar benar menyebalkan " gerutu Andhira

Alunan irama musik dan paduan suara berhenti, dan kemudian terdengar suara bergema yang serentak dan kompak

"Aku mencintaimu Andhira "

"Akhhh,,,,, aku bermimpi mendapat ucapan itu dari seseorang dan mendapat lamaran dari seseorang, bukannya dari seluruh warga begini" rengek Andhira yang merasa di permainkan oleh semua warga, dan terlihat pula kakek Indra dan nenek Gita pun ada di sana

"hahahaha,,,, harusnya kamu senang Andhi, karena di cintai seluruh warga desa, ada banyak cinta di sekitar mu dan kau tak sendirian di dunia ini " tegas pemuda tersebut

"Yang benar saja kalian ini, apakah aku harus senang dapat lamaran dari seluruh desa, lalu menikah dengan seluruh warga desa begitu ?" ujar Andhira sambil cemberut

"Jika mau, boleh saja " ujar Pemuda tersebut

"Andra, berhentilah kalian mempermainkan ku, begitu pula Kakek dan nenek kenapa harus ikut kegilaan mereka " jawab Andhira

"Kami sudah gila karena cinta yang besar untukmu Andhira " ujar Dirandra sambil menggeser tubuhnya ke samping dan terlihat oleh Andhira di balik layar besar video Andhira selama bersama nya, video saat menemani therapy, memainkan harmonikanya, bersenda gurau bersama Kakek dan nenek, saat di desa dan saat bersama warga setempat

Andhira tidak bisa berkata-kata kembali, hatinya sebenarnya tersentuh dengan apa yang di lakukan warga desa, Andhira sadar bahwa ada banyak cinta dan kasih sayang di sini yang tidak pernah ia dapatkan dari keluarga nya sendiri, sudut matanya sudah mulai berembun, dan cairan bening dari matanya mulai turun perlahan

"Andhi, maafkan aku, kenapa kamu menangis ?" Ujar Dirandra yang dengan segera memeluk tubuh Andhira, bukannya reda malah tangisnya semakin menjadi

"Andhi, jangan merasa seorang diri, kami ada di sini bersamamu," ujar Dirandra kembali sambil mengusap rambut Andhira

Suasana menjadi haru, tak pernah terpikirkan oleh warga desa bahwa Andhira akan bersedih dengan rencana mereka saat ini

Mahesa turun dari tim musiknya dan berjalan menuju Andhira yang masih menangis dalam pelukan Andra, begitupula Kakek Indra dan Nenek Gita pun ikut berjalan menghampiri Andhira

"Andhi, maaf kan kami, kami tak ingin membuatmu sedih, kamu benar menyayangimu Andhi" ujar Mahesa

Mendengar ucapan Mahesa, tangis Andhira semakin pecah

"Andra, bagaimana ini ? ide gila mu tidak berhasil, malah Andhi menjadi menangis" ujar Mahesa menepuk nepuk bahu Dirandra

"Andhi, mau sampai kapan di peluk begini? " ujar Dirandra sambil tersenyum dan mengusap rambut Andhira

"Jadi, ini ide gila mu" ujar Andhira yang melepaskan pelukannya setelah mendengar perkataan Mahesa

"Iya benar, Andhi, ini memang rencana Andra, agar kau tidak bersedih lagi " terang Mahesa

"Kalian keterlaluan, bagaimana tidak sedih, kalau mendapat lamaran dari seluruh warga desa " ujar Andhira yang sudah mulai menghentikan tangisannya

"Seluruh warga desa memang mencintaimu Andhi, dan aku sudah berusaha payah berhasil mendapat restu mereka saat ini" Ujar Dirandra

Andhira menaikan kedua alisnya dengan heran

"Ya Andhi, lamaran ini dilakukan seluruh desa untuk memintamu menikah dengan Andra, dan kami sudah merestuinya " terang Mahesa

"APA?" ujar Andhira dengan terkejut, tidak bisa di jelaskan betapa senangnya Andhira bahwa yang terjadi saat ini bukan mimpi, bahwa orang yang selama ini dia sukai berusaha keras mengejar restu penduduk desa untuk bisa melamarnya

Andhira masih terpaku dengan kejadian ini, namun di dalam hati nya sudah meronta kegirangan

"Andhira, apa kau bersedia menikah dengan ku ?" ucap Dirandra kembali

"Tentu saja " jawab Andhira dengan tersenyum lebar

Duar Duar Duar,,,,,,, bunyi petasan kencang menggema di desa

Kakek Indra dan Mahesa segera memeluk Dirandra bersamaan menunjukkan keharuan mereka, dan nenek Gita memeluk Andhira berharap kebahagiaan akan menghampiri cucunya ini

Pentas musik di desa kembali bergema, kali ini Mahesa dan tim sudah memainkan musik dengan irama mereka sendiri, dan Andhira berjalan bergandengan tangan dengan Dirandra menikmati pesta rakyat saat ini, sementara kakek dan nenek sudah diantarkan pulang

"Apa kau suka dengan rencanaku?" tanya Dirandra

"Suka sekali, terbaik " jawab Andhira sambil tersenyum yang membuat hangat hati Dirandra

Dirandra mulai sibuk mempersiapkan hari pernikahan nya, konsep yang dia kembangkan adalah konsep pesta out door, dimana nanti upacara pernikahan mereka akan di lakukan di luar rumah dan bisa di saksikan oleh seluruh warga desa

Rasa cinta dan kasih sayang diantara kedua nya makin terlihat, tapi mereka masih bisa menjaga batasan diri dari hubungan tersebut

Warga desa turut bahagia dengan rencana pernikahan Andhira dan Dirandra, dan tidak sungkan membantu persiapannya

seminggu sudah Dirandra tinggal di rumah Mahesa, Dua Hari sebelum acara pernikahannya, lampu di kamar Dirandra putus dan padam, ia mencoba mengganti bola lampu dengan yang baru, ketika lampu berhasil menyala kembali, tiba tiba suara Mahesa datang dan mengagetkan Dirandra yang masih berada di atas tangga hingga keseimbangan nya terganggu dan terjatuh membentur lantai dengan posisi tengkurap

"Andra, maaf, tidak sengaja mengagetkan mu " ujar Mahesa yang membantu Dirandra bangun

"Tidak papa, hanya sedikit sakit di dahi " jelas Dirandra

"Ayo kita bersihkan dulu, dahi mu berdarah " ujar Mahesa

Setelah luka di dahi Dirandra di bersihkan dan Mahesa sudah berbincang perihal rencana pernikahan nya yang sudah semakin dekat, Mahesa pamit keluar kamar, dan Dirandra kembali sendiri di kamarnya

Rasa berdenyut di dahinya membuat kepalanya terasa sakit dan tiba tiba muncul sebuah bayangan seorang wanita sedang menangis memeluk anak laki-laki nya, bahkan bayangan itu menghantui Dirandra ke dalam mimpinya dan mengusik pendirian Dirandra untuk menikahi Andhira, keraguan tentang masa lalunya yang ia khawatirkan akan menyakiti Andhira

Keesokan harinya Dirandra datang ke rumah kakek Indra dan ingin menemui Andhira

Rumah kakek Indra sudah banyak dihiasi oleh bunga dan sudah sangat cerah dengan tirai berwarna merah dan banyak warga desa sudah menemani Andhira yang saat ini sedang di hias kuku tangannya dan mengikuti acara Mehendi, Andhira masih tersenyum manis meskipun ia masih harus di sibukkan dengan berbagai tradisi, kakek Indra dan Dirandra memang merencanakan proses pernikahan yang sesuai dengan adat mereka

Kakek Indra tidak setuju dengan permintaan Dirandra untuk menemui Andhira saat ini, menurutnya pertemuan mereka sebelum menikah hanya akan mendatangkan bencana

Dirandra terus memohon kepada kakek Indra, karena ada perasaan mengganjal di hatinya dan ia ingin berbicara dengan Andhira

Dirandra terus memohon kepada kakek, hingga Andhira mengetahuinya, dan mengatakan kepada nenek bahwa ia bersedia bertemu Dirandra

"Nak, acara pernikahan mu tinggal sehari lagi, setelah menikah kalian bisa bicara, jika bertemu saat ini tidak baik untuk kalian" ujar nenek Gita

"Nenek, mungkin ada hal penting yang ingin di sampaikan Andra, dan aku ingin mengetahuinya " tegas Andhira

Akhirnya saat ini Dirandra, Andhira kakek Indra dan Nenek Gita berada dalam satu ruangan

"Andhi, maafkan aku, kita tidak bisa melanjutkan pernikahan ini" ujar Dirandra dengan lirih

"Apa yang kau katakan Andra, persiapan pernikahan kalian tinggal sehari lagi, apa kamu ingin mengecewakan kami?" tanya Kakek Indra

"Kakek, ada seseorang dalam ingatanku hadir, dan aku takut akan menyakiti Andhi jika masa lalu itu hadir semua dan aku ingin mencari tahu terlebih dahulu siapa aku dan masa laluku, sebelum aku membawa Andhira lebih jauh dari ini " terang Dirandra

"Bukan kah kau bilang tidak perduli dengan masa lalumu, mengapa sekarang datang dan membawa kenangan masa lalumu ?" ujar Kakek Indra dengan marahnya

"Kakek, aku tidak ingin menyakiti Andhira, karena wanita dalam bayangan itu menangis sambil memeluk seorang anak" ujar Dirandra dengan sendu

Bughhhh

Kakek Indra memukul tubuh Diranda hingga terjatuh ke lantai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!