Jangan Salahkan Kasta nya, tapi salahkan Orangnya

1 bulan berlalu dari tingginya permintaan bahan baku furniture yang di kelola Dirandra, sementara di pihak proyek Rajendra permintaan bahan baku textil makin melemah dan menurun, ratting pendapatan Rajendra makin menjauh dari Dirandra,

Dirandra yang mengembangkan konsep ""setiap orang berhak sejahtera, jangan salahkan kastanya, tapi salahkan orangnya yang menyalah artikannya , pembagian masyarakat yang sudah digolongkan adalah penghormatan dari leluhur untuk menuju kesejahteraan bersama dan saling membantu satu sama lain, namun nyata saat ini banyak yang salah mengartikan bahwa kasta menjadikan suatu kelompok lebih tinggi dari kelompok lain, bahkan sering kali merendahkan orang lain dengan berdalih adat istiadat itu,

Dalam proyeknya Dirandra tidak hanya menyediakan bahan baku premium dan unggulan untuk furniture seperti kayu jati, Dirandra juga menyediakan bahan semi premium seperti kayu mahoni, kayu Pinus, kayu trembesi, kayu Sungkai dan kayu nindi, dengan bahan berbeda dan proses pembuatan dan perawatan berbeda di sesuaikan dengan kondisi kemampuan daya beli konsumen di pasar, baik pasar industri pasar tradisional, sehingga peminat pasar proyek nya menjadi banyak, ada juga program kerupuk ( kepuasan, rancangan, ulasan, perbaikan, unggulan, komitmen ) dimana kepuasan pelanggan nomor satu, rancangan di bantu dengan bimbingan pemilihan bahan baku, ulasan masalah di sediakan untuk membantu dalam proses perawatan bahan baku sebelum di buat furniture, perbaikan kesalahan segera setelah komplain masuk, berikan bahan baku unggulan yang terawat, komitmen untuk pengiriman tepat waktu dan utuh sampai tempat tujuan ), melalui program "Kerupuk " inilah proyek Dirandra menjadi lebih berkembang, apa coba hubungan bahan baku furniture dengan nama program kerupuk? heheheh program pemasaran untuk menarik konsumen harus bisa dimengerti dan di kenali di semua lapisan masyarakat, kerupuk adalah makanan yang di jumpai di setiap rumah makan dan dikenal oleh masyarakat elit dan masyarakat bawah, begitu pula furniture adalah barang barang kebutuhan rumah tangga yang di konsumsi bukan hanya masyarakat elit, tapi kaum biasa juga menggunakan, ketika kebutuhan rumah tangga di sandingkan dengan nama makanan yang lazim di dengar tentu lebih menarik minat para produsen untuk bekerja sama dengan Dirandra, baik dari produsen furniture kelas tinggi, bahkan sampai produsen furniture kelas bawah, apalagi jika semua fasilitas program kerupuk ini bisa di nikmati oleh semua peminat, dan terbukti perusahaan yang bekerja sama dengan Dirandra sangat puas dan banyak yang bergabung

Wahyu begitu jelas membanggakan Dirandra di setiap waktu dan tempat, saat ini juga Dirandra sudah tinggal di rumah utama keluarga Narasimha, bergesernya kedudukannya sebagai CEO yang melambung kan Narashima dan akumulasi pendapatan pribadi Dirandra, berhasil menarik Dirandra naik ke kasta Ksatria dan bersanding dengan Ayahnya

sementara Rajendra makin di hindari oleh Wisnu, kekecewaan Wisnu terhadap upaya yang di lakukan Rajendra sangat jelas terbaca, anak emas yang di sekolahkan tinggi di fasilitasi elite, nyatanya hasil kerjanya kalah jauh dari seorang anak biasa yang sekolah dengan fasilitas biasa,

"ibu, lihatlah sudah ku penuhi janjiku" ujar Dirandra sambil menatap jendela kamarnya memandangi pondok kecil yang dahulu di tempati olehnya dan ibunya

"akhhhhh,,,,,, akan ku pastikan kau menderita lebih dari dahulu" teriak Rajendra di kamar pribadinya dan sambil memecahkan semua isi kamarnya mulai dari meja kursi ornamen vas bunga lukisan tidak ada yang luput dari kemarahan Rajendra saat ini

"Raj, hentikan semua ini !" perintah Lavani kepada putranya

"mom, tidak kau lihat anak rendahan itu berhasil masuk ke rumah kita, dan dad lebih berpihak padanya dan menjauhiku " ratap Rajendra

"kau pikir, mom tidak gerah melihatnya, harusnya kau berfikir cara untuk mengalahkannya, bukan membuat kekacauan seperti ini !" marah Lavani

beberapa pelayan datang dan mulai membersihkan kekacauan yang di buat Rajendra

"jadi sudah dapat info keluarga Aftan ?" tanya Lavani kepada putranya yang sudah mulai duduk

"tidak ada kontribusi berarti dari keluarga Aftan, bahkan nyatanya Dirandra lah yang membantu mengangkat nama mereka " jawab Rajendra dengan putus asa

"Raj, semua dilakukan diatas ketukan tangan Dirandra sendiri ?" tanya Lavani dengan penasaran tinggi

"ya iyalah mom, anak yang kita injak dahulu, sekarang mencoba mengigit, dan itu kesalahan mom kenapa hanya melenyapkan kepalanya tidak sekalian ekornya di potong, agar tubuh itu jatuh ambruk " tegas Rajendra

"akh,,, kau benar Raj, sekarang dengarkan saja " ujar Lavani sambil membisikan sesuatu ke telinga Rajendra

"mom, apa kau yakin dia mau melakukan nya? sangat meragukan, keberhasilan hanya 30 %, jika Gagal Dad akan lebih menjauhi kita " analisa Rajendra

" sudah ikuti saja, urusan Dad mu, biar mom yang atur, tugas kamu adalah bawa dia dan adiknya ke hadapanku segera !" perintah Lavani

keesokan paginya

brukkkkkk

suara tubuh orang dilempar ke lantai dengan keras dengan kondisi tangan dan kakinya terikat serta wajahnya terluka

"mom, ini lintah yang berhasil ku tangkap " ujar Rajendra sambil menjambak rambut orang tersebut

"jadi, apa dia mau?" tanya Lavani

"menolak, tubuh terluka dan terikat itu sudah jadi saksinya " jawab Rajendra

" luar biasa, kesetiaan lintah ini menempel pada tuannya ya" cibir Lavani

Rajendra segera menarik solatip yang membungkam mulut orang tersebut

"akhhhh, sampai matipun tidak akan ku lakukan, kalian orang orang picik yang di luar sana sangat berbangga dengan kasta kalian, nyatanya di dalam sini sangat memalukan, cihhh " jawab orang tersebut

"lihatlah mom, anak buahnya saja sudah sombong begitu, itu karena tuanya saja Arogan" cibir Rajendra

Lavani segera menghampiri orang tersebut dan mengangkat dagunya kemudian memiringkan kepalanya ke samping, dan di sana terlihat seseorang di ikat di sebuah tiang dengan kondisi tangan dan kaki terikat pada tiang tersebut

"Kamaniya!" orang tersebut mencoba memanggilnya, namun yang terikat di sana masih terdiam

"jika kau tidak melakukannya, maka ia tidak akan dapat penawar, apa kau tahu tubuhnya sudah diberi sedikit Narko****ka, dan jika tidak mendapat lagi, apa yang akan terjadi kamu lihatlah sendiri " Ujar Lavani

setelah 15 menit kamaniya tersadar tapi tatapan matanya kosong, kemudian dia teriak dengan sangat kencang, seperti tubuhnya kesakitan dan mulai menggila, namun karena tangan dan kakinya terikat, ia hanya melengkungkan tubuhnya ke samping, terikan itu makin menyayat orang yang mendengarnya

Rajendra menghampiri Kamaniya, dia membawa sebuah jarum suntik berisi cairan, "kamaniya sayang apa kau butuh obat ini, maka sampaikan pada kakakmu untuk aku memberikannya padamu, mohonlah pada kakakmu, sampaikanlah betapa kamu butuh obat ini " ujar Rajendra sambil berputar mengelilingi kamaniya, dan sesuai dengan arah pergerakan Rajendra, tatapan mata kamaniya akan mengikutinya

"lepaskan adikku " ujar orang tersebut

"apa kau pikir bisa gratis dapat obat itu ? dibutuhkan uang yang banyak untuk membelinya, dan tidak cukup gaji kamu 2 bulan ini hanya untuk membelinya" ujar Lavani

"baiklah akan saya lakukan perintah anda nyonya, dan lepaskan adiku !" ucap orang tersebut dengan sangat putus asa

"dia akan disini sebagai jaminan kau tidak berkhianat, setelah kamu kerjakan, dia aku lepaskan" ujar Lavani

orang tersebut hanya menganggukan kepala

"Raj, berikan obatnya pada Kamaniya !" perintah Lavani

Rajendra segera menyuntikan obat tersebut ke tubuh Kamaniya lewat dari Vena lengannya, kamaniya berangsur tenang dan mulai tertidur

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!