Setelah produksi ikan asin melampaui jumlah target, Dirandra menargetkan produksi dari kerupuk ikan, meskipun merupakan produksi rumahan, tapi kerupuk ini di kemas sebelum di goreng, sehingga bisa bertahan lama,
Kerupuk Ikan merupakan salah satu olahan makanan yang termasuk golongan camilan gurih. Kerupuk ikan ini akan sangat cocok dijadikan camilan dan lauk di rumah.
Untuk olahan kerupuk ini, Dirandra memilih dari jenis ikan Gabus yang di dapat dari sungai, selain itu Ikan gabus juga memiliki kandungan protein asam amino dan asam lemak yang membantu untuk menyembuhkan luka.
Cara membuat kerupuk dari ikan gabus pun mudah, yaitu dengan mencampurkan bahan ikan gabus dengan tepung tapioka, telur, bawang putih, garam, dan gula, lalu aduk bahan hingga tercampur rata. Tambahkan air dalam adonan sedikit demi sedikit. Uleni adonan hingga benar-benar kalis dan tidak lengket dan lembek. Bentuk adonan menjadi bulat dan pipih kemudian bungkus menggunakan daun pisang. Kukus adonan hingga matang, angkat dan dinginkan. Iris tipis-tipis adonan yang sudah dikukus dan telah dingin. Jemur di bawah terik matahari hingga benar-benar kering.
Kerupuk ikan gabus siap di masukan dalam kemasan dan diberi label nama yang sudah di daftarkan di UMKM lewat desa dan petinggi terkait,
Kemasan kerupuk ikan gabus ini bila ingin di makan cukup di goreng kerupuk menggunakan api sedang hingga kering, matang dan berubah warna menjadi kecoklatan. Angkat, tiriskan, siap disajikan, gurih dan lezat rasanya
Dalam waktu 2 Minggu produksi kedua dari Dirandra ini laku di pasaran juga, bahkan di lirik kembali oleh pada tengkulak untuk di jual oleh mereka di pasar kota
Hasil produksi dari ikan asin dan kerupuk ikan yang di kembangkan oleh Dirandra berhasil memperbaiki kondisi perekonomian kakek Indra, bahkan warga sekitar banyak yang terbantu, warga desa semakin menyayangi Dirandra
Dirandra yang sibuk dengan proyek proyek nya sudah tidak inginkan ingatan masa lalunya, baginya saat ini adalah masa kini dan masa depan
Setelah 1 bulan produksi Perdana Dirandra di keluarkan, keuntungan yang di dapatkan cukup banyak, Kakek Indra dan warga yang terlibat sangat bersyukur dan mengadakan perayaan di desa serta pemujaan terhadap dewa mereka
Acara di desa begitu meriah dengan suara musik yang ramai dan canda tawa warga desa, semua berbaur menjadi satu, karena di desa ini semua penduduk berasal dari kasta yang sama, meskipun ada yang lebih tinggi tingkat perekonomian mereka, namun mereka tidak menjadikan nya beralih kasta atau membedakannya dari masyarakat lain yang belum berubah tingkat perekonomian keluarga mereka
Suasana damai, tentram, dan saling mengasihi ini yang menjadikan Dirandra semakin bahagia bersama mereka dan tidak ingin kembali ke masa lalunya
"Andra, persiapan oke sudah 100%, tinggal kita eksekusi nanti malam " ujar Mahesa yang bersama Dirandra menikmati pesta rakyat di desa
"oke, terimakasih, nikmati pesta nya ya, saya pulang dulu " jawab Dirandra
"Yes Boss " jawab Mahesa dan teman yang lain kompak sambil memberikan hormat dengan tangan di kepala dan tertawa bersama
Dirandra tersenyum melihat tingkah teman temannya tersebut
Malam pun tiba, acara pesta rakyat belum selesai, warga begitu antusias dengan acara ini, tidak kenal lelah dan penuh dengan rasa syukur
"Kakek, Andhi ke desa dulu ya kek, Mahesa bilang ada pertunjukan seni musik malam ini" ucap Andhira meminta izin pada kakek Indra
"Pergilah nak, ajak Andra untuk menemanimu" jawab kakek Indra
"Baik, Kek" Patuh Dirandra yang segera bangkit dan menemani Andhira menuju desa
Kakek Indra dan Nenek Gita tersenyum manis melihat cucunya pergi bersama Dirandra
"Semoga Andhira bisa mendapat kebahagiaan nya ya Kakek " ujar nenek Gita
"Iya, semoga Andra adalah pria terbaik yang dikirimkan dewa untuk Andhira " harapan kakek Indra
"Hey, mau lihat apa sih di desa?" Tanya Dirandra yang berjalan disisi Andhira
"Malam ini ada pertunjukan musik pemuda, aku ingin lihat Mahesa menampilkan apa kali ini " Ucap Andhira
"Menurutmu dia akan buat pertunjukan apa ?" Tanya Dirandra
"Andra, kalian kan yang selalu bersama, masa kamu tanya saya sih, harusnya saya yang bertanya " Ucap Andhira kembali sambil menghentikan langkahnya
"Mahesa tidak bilang mau menampilkan apa, dan kau kan tahu, saya tidak terlalu suka dengan musik " ujar Dirandra dengan malas
"Kalau keberatan menemani, silahkan pulang saja sana, saya bisa sendiri " ujar Andhira dengan ketus dan memalingkan mukanya
"Mana bisa saya pulang sendiri, nanti kakek dan nenek marah " Ujar Dirandra
"kamu mau nya apa sih, kalau gak suka udah sana pergi saja " ujar Andhira ketus sambil berlalu pergi
"Ya Ampun, nona cantik sedang marah" Ujar Dirandra sambil meledek Andhira
Andhira yang merasa kesal bergegas pergi meninggalkan Dirandra
Telah lama ia berjalan, namun tak ada tanda Dirandra mengejarnya, malah ia sibuk dengan ikatan tali sepatunya yang terlepas
"Akhh, menyebalkan sekali orang itu" gerutu Andhira saat menoleh kebelakang dan Dirandra tidak mengejarnya
Dirandra hanya tersenyum melihat tingkat Andhira dari kejauhan
Sampai di depan Gapura desa nampak sepi, dan hening, Andhira semakin bingung karena dia sendirian, dia tengok kanan kiri tak ada orang, bahkan Dirandra tidak menyusul nya sama sekali
"Katanya ada pentas musik, tapi kenapa sepi sekali, apa Mahesa berbohong ?" ujar Andhira dengan semakin kesal
"Akh,,,, tidak ada yang bisa di tanya, lebih baik pulang saja " ujar Andhira sambil berbalik badan melangkah pergi
Dummmmmmm
terdengar suara keras di belakang Andhira dan semua lampu padam
"Akhhh,,,,,," teriak Andhira yang terkejut karena semua tampak gelap dan dia sendirian
Andhira segera mengeluarkan ponselnya dan menyalakan baterainya, dia semakin takut dengan kegelapan itu dan mencoba berlari pulang
Andhira mencoba melangkah berjalan, dan kemudian ada sorot lampu mengarah kepadanya
Andhira terpaku merasa sorot lampu itu mengenai dirinya, segera ia berbalik melihat arah sorot lampu dan tak lama terdengar suara di ujung sana dengan sebuah irama yang dikenal oleh Andhira
..."Kau begitu sempurna dimata ku kau begitu indah, tak bisa ku bayangkan hidupku tanpa cintamu " suara itu menggema dengan merdunya ...
Tak lama kemudian muncul irama musik yang sahut menyahut dengan suara itu dengan Irama musik yang selalu Andhira mainkan
Andhira masih menatap ke depan, masih dengan kebingungan, hingga akhirnya di sisi kiri Andhira lampu menyala satu persatu di dekat tanaman dan tiang dan membentuk beberapa kata
"Menikahlah dengan ku, Menua lah Bersamaku, Andhira " ucap Andhira membaca kata yang di bentuk lampu tersebut masih dengan kebingungan nya
Irama musik masih terdengar dan muncul suara lagi dari alunan nada itu
..."Janganlah kau tinggalkan diriku, tak akan mampu menghadapi semua, hanya bersama mu ku akan bisa"...
Andhira memang menyukai lagu ini, lagi dari penyanyi Andra dan the back bond ini memang sering ia mainkan dengan harmonikanya, namun saat ini Andhira masih bingung siapa yang menyanyikan lagu ini, karena baik suara dan sumber musik itu belum ia temukan, kemudian di sebelah kanan Andhira lampu menyala kembali dan muncul sebuah papan besar di sana dengan rangkaian bunga di sisi kiri kanannya dan terukir kata
"Andhira, aku mencintaimu, semua hal tentang dirimu "
Andhira sangat menyukai kejutan ini, tapi ia merasa di permainkan oleh Mahesa dan pemuda di desa, Andhira kemudian berjalan mendekati papan tersebut dan menarik paksa rangkain bunga tersebut
"Berhentilah bermain, cepatlah keluar, Mahesa " ujar Andhira
Alunan musik itu berhenti dan munculah seorang pria berjalan dari sumber suara dengan membawa karangan bunga di depan wajahnya, dan di belakang pria tersebut lampu menyala dan tampaklah Mahesa dan pemuda desa yang lainnya sedang memegang alat musik mereka
"Mahesa masih di sana, lalu siapa pria itu " ujar Andhira dengan terkejut sambil menutup mulut dengan tangannya sendiri
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments