Meskipun hilang ingatan akan masa lalunya, namun kemampuan Dirandra masih bisa di gunakan, setiap hari Dirandra mambantu kakek Indra memeriksa dan memilih ikan berdasarkan jenis, dan ukurannya, Dirandra sangat menikmati kegiatannya ini, kakek Indra pun tidak melarangnya, Karena fikiran yang positif dan bahagia akan membantu proses penyembuhannya.
Hasil tangkapan ikan kali ini tidak terlalu bagus, banyak ikan yang sudah tidak segar, namun kakek Indra masih menunjukkan senyuman semangatnya, Dirandra membantu kakek Indra mengemas ikan segar untuk dibawa ke tengkulak, sementara Andhira dan Nenek Gita masih di dapur untuk mempersiapkan makan mereka hari ini
"Kakek, ikan yang sudah tidak segar ini akan di apakan?" tanya Dirandra
" Serahkan pada Andhira biar di masak untuk kita makan hari ini, Andra" jawab kakek Indra
"Tapi ini terlalu banyak, dan tidak akan habis untuk kita berempat" ujar Dirandra
"Kalau begitu bantu Andhira membagikan kepada orang sekitar kita saja " solusi Kakek
"Kakek, jika ikan nya sudah tidak bagus dan tidak langsung di masak, tidak enak lagi di makan, apa Andhira bisa memasak semua ini baru di bagikan kepada tetangga ?" tanya Dirandra
"Coba saja kau tanyakan ya pada Andhira dan Nenek Gita di dapur " tegas kakek Indra
Dirandra pun bergegas masuk ke rumah kecil sederhana, namun penuh dengan kedamaian dan kasih sayang, itulah yang dirasakan Dirandra saat ini, kebahagiaan yang tak ia pahami, bahkan sampai menutup keinginannya untuk ingat masa lalunya
"Andra, ada apa kamu ke dapur?" tanya nenek Gita yang sengaja menegur Andra dengan menepuk bahunya, karena Andra terdiam sambil memandangi Andhira, namun obyek yang di maksud malah tidak sadar
"Pesan kakek, apa bisa ikan itu di masak dulu nek, baru di bagikan ke tetangga ?" ujar Dirandra dengan terbata
"Bisa, asal kamu yang bersihin ya, kami tinggal memasaknya it's no problem, ya kan nenek!" jawab Andhira
"Terserah kalian saja, aku tidak ikut campur urusan anak muda " celetuk nenek Gita
"hadehhhhh, nenek apaan coba " ucap Andhira sambil menepuk dahinya
Dirandra hanya tersenyum sendiri melihat nenek Gita dan Andhira, lalu ia pun bergegas membersihkan ikan ikan tersebut
Setelah selesai dibersihkan ikan tersebut diserahkan Dirandra kepada nenek Gita, pada saat itu Andhira sudah tidak di dapur, ia sedang menemuin bibi Gina untuk membantu mereka memasak ikan yang banyak itu, Andhira bukannya tidak mampu melakukannya, namun untuk menyelesaikan masakannya tepat jam makan siang, tentu perlu bantuan, Bibi Gina keponakan dari nenek Gita itu sangat senang membantu mereka memasak
Ikan yang di masak Andhira adalah ikan suwir sambal, ya ikan yang di suwir dagingnya kecil kemudian digoreng terlebih dahulu, baru di goreng bersama bumbu, sementara ikan yang di buat bibi Gina adalah pepes ikan yang dikukus terlebih dahulu bersama bumbu dan di bungkus daun pisang, kemudian di bakar, wangi harumnya menggoda selera makan, sementara nenek Gita membuat ikan bumbu sarden, mereka bertiga fokus di dapur, dengan masing masing olahan makannya, kemudian hasil masakannya di letakan di dalam stereform dan bungkus, mereka berhasil membuat 35 bungkus lauk yang siap di bagikan
Kakek tiba dari rumah tengkulak, kali ini kakek memang harus kecewa karena harga yang di beli tengkulak murah, ikan segar yang dibawa kakek tidak banyak sepeti biasanya, namun tidak menggoyahkan semangat kakek dan tetap bersyukur, apalagi dengan melihat 35 bungkus kotak stereform yang akan segera dibagikan, menjadikan kakek tambah bersyukur kepada yang kuasa
"Andra, sekarang giliran kamu ya yang membagikannya, saya akan membantu nenek bersihin alat dapur " ucap Andhira
Dirandra tidak menjawab, hanya diam melihat tumpukan kotak itu dan bagaimana cara dia membawanya sedangkan berjalan saja Dirandra masih menggunakan tongkat untuk menopang kakinya
"Andhi, berhentilah menggoda Andra, kalian pergilah bersama biar bibi yang bantuin nenek" ujar Nenek Gita
"Akhhhhh, nenek mah tidak besti" ucap Andhira sambil memanyunkan bibirnya
"Hahahaha " suara keras tawa Dirandra membuat semua orang terdiam
"Apa ada yang lucu, Andra ?" tanya kakek Indra
"itu mulut Andhi mirip sama seperti mulut ikan cucut, hahaha" tawa Dirandra lagi
"Enak saja kalau ngomong, cantik begini disamain ikan cucut!" ujar Andhira sambil memukul lengan Dirandra
"cantik kayak itik" ujar nenek Gita
" akhhhh menyebalkan," Andhira bergegas pergi membawa kotak stereform isi makanan tersebut
Dirandra segera mengikuti Andhira, selama perjalanan Dirandra mengamati tetangganya ada yang suka dengannya ada pula yang tidak suka, dan mayoritas yang tidak suka adalah kaum pemuda melihat Andhira berjalan berdua bersama Diranda, Andhira tidak pernah berjalan berdua dengan orang lain, ketika ada pria asing berhasil mendekati Andhira, jadi muncul kecemburuan masal di desa
"Wah ternyata itik ini punya banyak fans ya, lihat lah banyak yang patah hati " goda Dirandra
"Bodo akhhhh" jawab Andhira ketus
"Wah berubah jadi ikan cucut lagi " ledek Dirandra
"Andra, kau menyebalkan sekali hari ini !" ucap Andhira kemudian meletakan steroformnya di tanah dan berpangku tangan
"Masa sih, katanya menyebalkan, tapi kok mau jalan bareng bawa tentengan pula " jawab Dirandra lagi
Andhira segera mencubit gemas pipi Andra, dan langsung menjadi perhatian para tetangga
"Ampun, ampun, maaf " ujar Dirandra
boughhhh Diranda terjatuh di tanah, tongkat yang ia gunakan ada yang menarik paksa dari belakang dan Kotak yang di pegang Dirandra berjatuhan juga
"Hai, dasar cacat tidak tahu diri, sudah di tampung dan di terima di desa ini, masih saja berulah menggoda wanita kebanggaan kami" ujar salah seorang pria di belakang Dirandra
"Apa yang kalian lakukan?" ujar Andhira sambil mencoba membangunkan Dirandra
" Andhi, apa kau tidak merasa dia hanya memanfaatkan kebaikan mu dan kakek saja, enak kan numpang hidup gratis dan bisa menggoda kamu bahkan di depan umum seperti itu !" ujar pria itu
"Andra tidak seperti yang kamu fikiran! " ujar Andhira
"Berhentilah membela pria tidak berguna itu, Andhi, mau sampai kapan kamu akan menanggung bebannya " jawab pria tersebut
"Bukan urusanmu" jawab Andhira
Dirandra bangkit berdiri di bantu Andhira, Dirandra hanya menundukan kepala nya tidak menjawab hinaan mereka
"Kalian dengar, dia bukan beban hidupku, tapi kekasih ku, orang yang ku sayangi dan berarti dalam hidupku " ujar Andhira sambil menggenggam tangan Dirandra
"Apa kau gila, Andhi, dia hanya pria cacat dan selamanya akan menjadi beban hidup mu" ujar pria lain
"Aku tidak akan menjadi beban Andhi, aku bisa berguna akan ku buktikan pada kalian" jawab Dirandra, keberaniannya muncul ketika Andhi tanpa ragu memberikannya dukungan bahkan tidak mempersalahkan kekurangannya
Meskipun Andhira saat ini berbohong akan status mereka, tapi membuat tekat Dirandra untuk kembali bangkit
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments