Alin dan Amitha pergi meninggalkan Andhira yang sudah lemas tersungkur setelah berkali kali cambuk mendera tubuhnya
"Heran, kuat sekali dia menahan dan tidak membuka mulut, apa kunci itu lebih berharga dari pada nyawanya sendiri?" ujar Amitha
"Sudahlah, ayo nanti kita pikirkan lagi cara membuka mulutnya " ujar Alin
"Andra, dimana kamu, datang dan bawa saya pergi dari sini, ya dewa, apa saya bisa bertemu dengan Andra sebelum saya kembali kepadamu dan pergi ke tempat ibu berada ?" tangisan Andhira sendiri dalam ruangan yang gelap dan kosong itu
"Dewa, kenapa ayah sama sekali tidak perduli kepada saya, padahal saya dan Amitha sama sama anak nya, hanya karena sebuah kunci ia membawa saya kemari setelah membuang saya sebelumnya, dan saat ini yang ada hanyalah ruangan kosong dan cambukan dari mereka, tidak ada kasih sayang keluarga, nenek kakek, Andhi rindu di desa" tangisan Andhira yang semakin melirih dengan luka yang di peroleh nya
krekkkk
pintu terbuka, masuk 3 orang pengawal ke ruang kosong itu, Andhira masih berbaring menahan luka di tubuhnya
"Apa kau yakin, kita akan melakukan perintah nyonya Alin ? " tanya salah seorang dari mereka
" Tentu saja, jika kita tidak melakukan orang lain juga akan melakukan, dan kita akan kehilangan pekerjaan kita, apa kamu mau ?" ujar salah seorang dari mereka
" Sudahlah ayo kita kerjakan dan dapatkan kuncinya, segera geledah tubuh wanita itu, lepaskan semua yang dia kenakan dan periksa satu persatu, dan kamu jangan lupa rekam semuanya untuk diberikan kepada nyonya Alin kalau semua sudah di periksa" ujar seorang memberi komando
"Ya dewa, kejam sekali mereka, setelah melukai bahkan masih menghina dan melecehkan saya, ayo Andhira kamu harus lawan mereka " ujar Andhira setelah mendengar ucapan mereka dengan bulir air bening
mulai mengalir dari matanya
"Nona Andhira, maafkan kami, jika anda bekerja sama, maka ini tidak akan sulit " ujar seorang mendekati Andhira dan mulai mengarahkan tangannya untuk menyentuh baju Andhira
srekkkkkkk
akhhhhh darah mengalir dari pergelangan tangan pria itu, Andhira menyayat pergelangan tangan pria tersebut dengan tusuk rambut yang di pakainya, kemudian dia menikam dada pria tersebut dengan tusuk rambut itu berkali kali hingga dia tewas seketika
"Apa kalian lupa, kalau sudah ada yang pernah meregang nyawa sebelumnya di tanganku ini, hah !" ujar Andhira yang mulai bangkit duduk
Dua orang pengawal yang masih hidup bergidig ngeri melihat nona yang sejak kemarin mereka cambuk tanpa perlawanan saat ini sudah menjadi sangat mengerikan, bahkan kamera yang sempat tadi merekam itu pun terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai, hingga pecah berantakan
"Buka pintunya, maka kalian berdua akan selamat, atau kalian mau menjadi seperti dia!" tegas Andhira
"Jangan bengong saja, ayo cepat panggil pengawal yang lain, kita urus jasad dan laksanakan perintah nyonya Alin" ujar salah seorang dari mereka
Pengawal yang tadinya merekam hendak pergi dan seketika ambruk ke lantai karena ada balok tepat mengenai kepalanya hingga berdarah dan akhirnya ia pun menghembuskan nafas terakhirnya
"Anda cukup gesit juga nona dan tepat sasaran, tapi tidak lama lagi bantuan akan datang, dan anda tidak akan bisa pergi setelah terjadi kekacauan seperti ini" ucap seorang pengawal yang masih hidup sambil menekan alarm,
Ketika pengawal itu berbalik badan, tawa yang semula dia lontarkan berubah menjadi sunyi karena tubuhnya ikut ambruk setelah Andhira melemparkan tusuk rambutnya tepat mengenai jantung pengawal tersebut
Tanpa mereka tahu, Andhira memang berbakat dalam hal melempar dan tepat sasaran, sedari kecil Andhira memang pernah meraih penghargaan lomba memanah dan menembak terbaik, tentu saja kali ini kemampuan nya ini sangat tidak akan meleset sesuai target yang dia kehendaki
"Ayo, Andhi kamu harus bangkit dan keluar dari sini, sebelum mereka datang lagi" ujar Andhira sambil mencoba bangkit dan berjalan dengan tertatih, Andhira yang sudah hapal lokasi villa keluarga nya ini langsung masuk ke arah Taman dimana ia sering bersembunyi dan kabur dari hukuman ibu tirinya, bahkan ada sebuah terowongan tanah yang sengaja ibunya Andhira buat untuk melindungi anak nya itu dan kabur dari sana sewaktu kecil
Andhira sengaja tidak langsung keluar dari terowongan, karena pasti ramai pengawal melakukan pencarian di luar dan di dalam villa tersebut, tanpa sadar Andhira akhirnya terlelap tidur di sana melepas semua lelah dan luka yang ia rasakan
"APA!!!!!,,,, anak sialan itu berhasil kabur, kalian semua tidak becus kerja " marah Alin kepada pengawal nya
"Maaf nyonya, di luar perkiraan kami, nona Andhi berubah menjadi sangat tidak terkendali, bahkan sudah ada 3 orang yang kehilangan nyawa di tempat" jawab ketua pengawal yang melaporkan
"itu karena kamu memilih anggota yang payah, menghadapi seorang gadis yang luka sekujur badan akibat di cambuk saja harus kehilangan nyawa, cihhhh, memalukan !" geram Alin
"Mama, apa benar yang aku dengar ini, Andhi kabur dan berhasil membunuh 3 orang pengawal kita ?" tanya Amitha yang mendekati mama nya sambil berlari
"iya benar " jawab Alin dengan geram
"oh astaga,,,,, pengawal kita ternyata payah " hardik Amitha
"segera kalian cari dan temukan Andhi, dengan kondisi terluka begitu, tidak akan pergi jauh !" perintah Alin
Pengawal tersebut mencari di segala sudut vila baik di dalam maupun di luar, namun tidak di temukan jejak dari Andhira,
Keesokan paginya Andhira terbangun dan masih bersembunyi di terowongan, dan kondisinya sudah berganti pakaian dan luka di sekujur tubuhnya sudah dibersihkan dan di perban, saat ini pun ia tidur beralaskan matras dan selimut yang nyaman, bahkan sudah ada makanan terhidang di dekatnya yang masih hangat dan di tutupi
"oh Dewa, terimakasih, rupanya masih ada yang menolong saya disini, pantas saja tidur nyenyak " batin Andhira sambil tersenyum sendiri mengingat bahwa ia tertidur sangat pulas semalam
"siapapun kamu yang telah menolong saya terima kasih, semoga dewa membalas kebaikan untukmu " ucap Andhira yang mulai melahap makanannya, sudah 2 hari Andhira tidak diberi makan oleh Alin, sehingga sebuah roti panggang isi yang masih hangat dan segelas susu manis itu terasa sangat lezat untuknya
Andhira sangat menikmati makannya, sampai akhirnya dia membaca sebuah pesan di sana untuk memintanya tetap di terowongan karena pencarian masih di lakukan
Andhira pun mengikuti pengaturan tersebut, sambil mengumpulkan tenaga nya untuk pulih
Andhira sedang berjalan di sekitar terowongan untuk mencoba menggerakkan tubuhnya yang terluka, ia berlatih memulihkan tenaganya juga bersiap untuk pergi, kali ini Andhi tidak akan pulang ke desa kakek, karena khawatir keselamatan mereka, langkah kaki Andhira terhenti ketika ia mendengar tidak jauh di ujung terowongan ada sosok yang menerobos masuk ke dalam terowongan itu
"Siapa dia, apakah pengawal Alin atau orang yang menolong saya?" gumam Andhira sambil berjinjit ke arah tepi terowongan untuk bersembunyi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments