Langkah kaki orang tersebut semakin mendekat, Andhira bersiap dengan sebuah kain melilit ditangan kanan dan kirinya dan membentuk sebuah tali,
tap tap tap
langkah kaki nya makin mendekat, hingga Andhi mendengar suara dari orang tersebut
"semoga saja nona Andhi mengikuti saran saya" ujar orang tersebut yang terus berjalan ke arah tempat Andhi istirahat tanpa ia sadari bahwa Andhi yang siaga sudah di lewati olehnya
"ya dewa, kemana nona pergi, apa dia tidak mengikuti pesan saya, lindungi dia dewa, di luar sana pengawal nyonya Alin masih berkeliaran, bahkan kemarahan nyonya Alin Makin bertambah setiap hari " ujar wanita tersebut yang berhasil masuk ke terowongan
"ya sudahlah kalau nona memilih pergi, setidaknya sarapan yang saya siapkan sudah mengisi perutnya, bisa membantu tenaganya untuk waspada terhadap apapun" ujar wanita itu lagi
"Tempat teraman bersembunyi adalah tempat yang di rasa paling berbahaya, bukan kan begitu ? " wanita itu terkejut mendengar suara seseorang di belakangnya dan segera berbalik badan
"Nona Andhi !" ujar wanita tersebut yang berhambur memeluk Andhira
"Bibi, terimakasih karena sudah menolongku " tutur Andhira kepada pengasuhnya selama tinggal di rumah ayahnya ini
"Nona, maafkan bibi baru bisa menolong anda, sungguh nyonya Alin masih begitu kejam terhadap anda, dan pasti Dewata akan membalas nya lebih dari yang nona alami saat ini " ujar Bibi Xena
"Bibi sangat tepat waktu menolongku semalam, oh ya apa yang bibi bawa itu " jawab Andhira
" Lihatlah ini adalah puding coklat kesukaan nona, sudah lama bibi ingin membuatnya kembali, namun nona tidak pernah kembali sejak tuan besar mengusir Nona saat itu, nona ayo makan " ujar bibi Xena
Andhira kemudian memakan puding coklat yang merupakan makanan manis dibuat dari campuran telur, susu, krim, dan tambahan cokelat itu dengan lahap sambil sesekali tersenyum melihat bibi Xena yang antusias masih memandanginya
Setelah kematian ibunya Andhira, bibi Xena lah yang sering menemani Andhira, namun ia juga harus menjaga jarak karena pekerjaan nya, sehingga beberapa kali bibi Xena melindungi Andhira secara diam diam tanpa menimbulkan kecurigaan dihadapan Alin
Selama ini bibi Xena selalu membersihkan terowongan itu setiap hari ketika malam datang dan semua orang terlelap, ia selalu berharap nona Andhira kembali melewati terowongan itu maka akan merasa nyaman karena layak untuk di lewati, dan ketika malam itu ia terkejut melihat nona nya tertidur dengan luka sekujur tubuhnya yang memerah dan lebam, sehingga ia langsung menolong anak asuhnya itu dan mengurusnya,
Andhira tertidur pulas semalam, karena bibi Xena memeluknya sepanjang malam saat Andhira demam menggigil dan memanggil ibu nya dan nama seorang pria yang belum di kenal bibi Xena, namun karena rasa hormat dan sayangnya pada Andhira, bibi Xena mengurungkan niatnya untuk bertanya tentang pria asing tersebut
"Puding buatan bibi Xena selalu enak, the best" ucap Andhira setelah selesai makan
"Nona, saya berharap anda masih diam disini, nyonya Alin semakin marah, di tambah dengan Tuan Aditya yang memaksa nona Amitha untuk bertunangan menggantikan posisi Nona Andhi, acara pertunangan itu 2 hari lagi" ujar bibi Xena
"Baiklah bibi, saya mengerti, biarlah Amitha yang bertunangan, dia juga anak ayah bukan, tidak harus selalu saya yang di jadikan tumbal" ujar Andhira
"Nona, ketika rombongan mereka datang, akan banyak orang yang datang, nona bisa keluar dan bersembunyi di salah satu mobil mereka dan anda bisa keluar dari sini dengan aman" ujar bibi Xena
"siap bibi" jawab Andhira mengacungkan kedua ibu jarinya
bibi Xena tertawa melihat tingkah Andhira, begitu pula Andhira tertawa membalas bibi Xena
Dua hari kemudian, hari pertunangan itu tiba, ada banyak mobil datang ke rumah utama keluarga Aftan, dan Andhira sudah bersiap untuk keluar dari persembunyian nya di bantu oleh bibi Xena,
prakkkk
untuk kesekian kalinya Amitha melempar benda di kamarnya hingga pecah dan kondisi kamar saat ini sangat kacau dan berantakan
Para pelayan hanya bisa diam melihat sikap Amitha, bahkan dia sama sekali belum bersiap atau berganti pakaian, padahal di luar sana keluarga dari calon suaminya sudah berdatangan
Alin datang ke kamar Amitha karena acara pertunangan akan segera di lakukan
"Amitha apa yang kau lakukan?" teriak Alin yang melihat kondisi kamar yang sudah tidak beraturan
"Ma, tolong Amitha tidak mau menikah dengan keluarga itu, ayo ma temukan Andhira, lebih giat berusaha lagi masih ada waktu, apa mama tega melepas saya kepada keluarga kejam itu " tangis Amitha
" sayang, mama tidak bisa menemukan Andhira, bahkan perusahan papa kamu sudah di ambang kehancuran, hanya keluarga calon suami mu itu yang bisa membantu kita, mereka pun setuju karena perjanjian leluhur saja bukan karena keinginan sendiri " jawab Alin
"Mama, itu sebabnya saya tidak mau, mama tolong Amitha jangan paksa saya " tangis Amitha semakin kencang
Aditya masuk ke ruangan kamar, karena baik istri dan anaknya tidak ada yang turun satu pun, padahal acara pertunangan akan segera di lakukan
Aditya makin marah akan sikap Amitha bahkan tanpa ragu menampar pipi Amitha yang selalu merengek
"kamu kan ingin hidup layak enak dan terpandang, dengan setuju menjadi keluarga mereka maka masa depan kamu terjamin, jangan membuat malu keluarga kita, apalagi ini perjanjian leluhur kita dengan leluhur mereka" ujar Aditya dengan amarahnya
Amitha langsung diam membisu setelah Papa yang selalu membela nya di depan Andhira kini menamparnya di depan semua pelayan, dan membuat Amitha kehilangan muka
"Kalian segera bersiap, dan bawa Amitha keluar dengan baik ! " perintah Aditya kepada para pelayan di ruangan itu
Mereka bergegas merias Amitha dan segera membawa Amitha keluar dari kamar
Sementara itu Andhira baru saja keluar dari terowongan dan masuk ke sebuah mobil yang terparkir paling belakang, yang kebetulan belum terkunci karena supir mobil tersebut sedang di ajak bicara oleh bibi Xena dengan memberikan sebuah cemilan kue dan air minum, Andhira segera masuk dan merunduk di kursi paling belakang dan bibi Xena kembali beraktifitas di dapur
Tidak lama kemudian Andhira merasa mobil tersebut dan bergerak dan ia merasa lega bisa terbebas dari rumah itu
"Jadi tuan muda, anda mau kemana setelah ini ?" ujar sopir tersebut
"kembali ke rumah" ujar pemilik mobil itu
Andhira yang merasa mengenali suara itu secara tiba tiba keluar dari jok belakang dan melihat sumber suara itu berasal, dengan sangat senang Andhira segera memeluk pria yang duduk di jok tengah itu dari belakang
"Andra, terimakasih telah datang " ujar Andhira
"Lepaskan, siapa kamu? berani sekali ada di sini !" ujar pria itu menyinkirkan tangan Andhira
"Andra,,,, a,,,,, apa kau tidak mengenaliku ?" ujar Andhira dengan terbata sambil melepaskan tangannya dari tubuh pria tersebut
"Hemmmm" jawab pria itu
"Nona sepertinya anda salah kenal orang, dan mengapa anda di dalam mobil ini ?" ujar asisten pria tersebut
Andhira tidak menjawab apapun tatapan hanya memandang pria yang dia sebut Andra itu
"Hentikan mobilnya dan kau cepat keluar dari sini!" ujar pria tersebut
Mobil pun berhenti dan Andhira keluar dari sana dengan tatapan matanya yang tak beralih dari wajah pria tersebut
"Andra, kamu tidak perlu berpura-pura, jika tidak membutuhkan lagi, jika sudah melupakan, maka saya akan melepaskan mu dan pergi jauh darimu" ujar Andhira yang sudah di luar dan kemudian mobil itu melaju meninggalkan nya sendiri yang masih berdiri mematung dijalan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments