"tuan besar,, gawaaatttttt" ujar seseorang di balik pintu
Irawan segera membuka pintu ruangan dan diikuti oleh Zarina dengan tergesa gesa
"Tuan muda bertengkar dengan tuan Fikram, meskipun tuan Fikram sudah tersungkur, tapi tuan muda masih marah terhadapnya, kami kewalahan tuan besar " jelas seorang pelayan di depan pintu ketika Irawan dan Zarina membuka pintu
"Ayo kita ke sana sekarang !" ujar Zarina sambil memapah suaminya berjalan dengan tongkatnya
sampai di ruangan, Fikram masih juga di pukuli dan wajahnya sudah lebam di mana mana
"DIRANDRA !" teriak Irawan yang membuat semua orang menoleh ke arah sumber suara
Pria yang di panggil tersebut langsung terdiam dan menghentikan tindakannya, beberapa pelayan mencoba menolong Fikram yang sudah terluka dan membantunya untuk duduk
"Fikram, ada apa ini? kenapa kalian bertengkar dan lihatlah wajahmu itu tidak tampan lagi, hahaha upssss " ucap Zarina sambil tertawa melihat luka lebam di wajah Fikram yang selama ini selalu memuji ketampanan nya sendiri
"akhh nyonya Zarina, mode malas menjawab, tidak bisa membalas " celetuk Fikram
Irawan segera menghampiri keponakan nya itu dan mencoba berbicara dengan tenang kepadanya
"Apa yang terjadi nak, Fikram ada di sisi kita, percayalah pada Paman" ujar Irawan
"Paman itu memberi saya seorang asisten untuk membantu pekerjaan saya kan, sementara dia hanya membuat saya semakin pusing dan rasanya kepala ini mau pecah mendengar ucapan nya" ucap Dirandra dengan kemarahannya
"Fikrammmmmm, apa yang kau lakukan kepada keponakan ku ?" ujar Zarina sambil menarik telinga kanan Fikram
"Aduh nyonya, sakit lah, sudah mah di pukuli habis habisan oleh tuan muda dan tidak boleh membalas, sekarang di jewer pula oleh anda, betapa malangnya nasibku hari ini, menyedihkan sekali ya dewa" keluh Fikram
Irawan hanya menggelengkan kepalanya melihat asisten yang dikirim nya masih bersikap konyol, sementara keponakan nya sudah mulai terbakar amarah kembali
Zarina menarik kedua telinga Fikram secara bersamaan karen gemas melihat tingkah Fikram
"Menyerah menyerah saya menyerah " ujar Fikram sambil melambaikan satu tangannya ke atas
"ini baru anak pintar, ayo duduk sini dan ceritakan kepada kami " ujar Zarina
"Begini ceritanya tuan besar dan nyonya, saya di perintahkan oleh tuan besar menemani tuan muda yang mukanya makin kusut, sesampainya di sini, tuan muda hanya melamun di dekat jendela, saya ajak bicara pun tak di jawab, saya bilang mau bernyanyi tidak di jawab juga, bad mood booring dan boosaaannnn akhirnya saya bernyanyi lah di sini, (sambil memperagakan diri seolah Memegang mikrofon) dan tanpa ada suara tiba tiba tubuh saya di lempar oleh sepatu oleh tuan muda" jelas Fikram
Irawan dan Zarina tertawa kembali mendengar cerita Fikram
"cihhh, terlalu banyak ocehan!" sindir Dirandra
"Tuan muda gak usah nyindir, bilang aja ngiri dengan suara saya yang bagus kan, sementara tuan muda tidak bisa bernyanyi " jawab Fikram
"eitsss tak kena,,,,, " ujar Fikram yang berhasil menghindar dari lemparan kotak tissu yang di layangkan Dirandra
"Janganlah kau tinggalkan kan diriku, tak kan mampu menghadapi semua,,,,,," kembali Fikram mempermainkan tuan mudanya sambil terus bernyanyi
" Dirandra apa kau terganggu dengan suara Fikram, nanti paman marahin dia agar tak membuat gaduh, sekarang tenangkan dirimu, karena bagaimana kamu baru pulih dari koma " ujar Irawan
"Kepala ku makin sakit mendengar suaranya paman, dia sudah tahu dari sejak di mobil, dan mengulanginya kembali, paman segera temukan Arya, hanya dia yang bisa saya andalkan " ujar Dirandra
Fikram berhenti menggoda tuan muda, kali ini ia berfikir bahwa tuan mudanya tidak sedang bercanda dan benar dalam kondisi marah
"Arya tidak bisa kami temukan, karena saat itu yang kami temukan hanya tubuhmu sendiri di dasar jurang dan penuh luka, kemungkinan besar Arya telah tiada, sabarlah nak " ujar Irawan
"Rajendra dan Lavani keterlaluan, kalian sudah membunuh Arya dan Kamaniya, kalian tak akan saya lepaskan !" geram Dirandra
"Pulihkan dulu tubuhmu, baru atur rencana" jawab Irawan
"Rajendra, Lavani dan keluarga Aftan, kalian semua akan mati !" ujar Dirandra
"opsssss!" tutur Zarina sambil menggelengkan kepalanya
"Nak, apa kau mengingat sesuatu ? "tanya Irawan
"Paman tidak tahu apa pura pura? keluarga Aftan itu bersujud meminta dukungan Saat saya berjaya dan ketika saya jatuh, dia malah berpaling berpihak pada Rajendra, dasar penjilat" ucap Dirandra
"Dirandra, tunanganmu masih belum di temukan, ia tidak terlibat sama sekali dengan apa yang di lakukan keluarga Aftan saat ini " ujar Zarina
"Aku tidak perduli padanya " Jawab Dirandra
"Sayang sekali, menghilang dan tidak di harapkan, seperti gadis itu di buang dan di campak kan" ujar Fikram
"Fikram, berhentilah membuat kerusuhan" ujar Irawan
"Gadis mana, Fikram, ikut denganku dan jelaskan apa yang terjadi di sana!" ujar Zarina yang kemudian pergi dari ruangan itu dan diikuti oleh Fikram
"Dirandra, kamu harus kuat sabar dan sembuhkan dirimu dulu, baru kita susun rencana untuk membalas mereka, paman tidak ingin terjadi sesuatu denganmu, karena kamu adalah amanat terakhir dari ayahmu dan tunanganmu adalah amanat terakhir dari keluarga nya Zarina " jelas Irawan
"Maksud paman ?" tanya Dirandra
"Tunanganmu Dhira adalah anak kandung dari Almarhum kakaknya Zarina, dan saat ini ia hilang karena di usir oleh Aditya dari keluarga Aftan," ujar Irawan
"Aku tidak perduli padanya paman, jangan campuri hidupku dan jodohku!" ucap Dirandra sambil berjalan kembali ke arah jendela
"Baiklah jika itu kehendak mu, nak, paman akan jelaskan kepada Tante mu" ujar Irawan dan keluar dari kamar Dirandra
"Kenapa kepala dan hati ini sakit sekali mendengar ucapan Paman Irawan, dan kenapa suara Fikram bernyanyi itu membuat dada ini sesak, ya dewa, terlalu banyak pengkhianat yang terjadi dan saya tidak ingin terluka kembali, Arya, Kamaniya dendam kalian akan saya balaskan" Gumam Dirandra
Di ruangan lain Zarina sedang mendengarkan cerita dari Fikram, terkait gadis yang mereka temui hari ini
"Apa kau yakin Dirandra tidak mengenalnya?" tanya Zarina
"Iya nyonya, tuan muda mengusirnya dan menolaknya, gadis itu begitu kecewa, saya rasa mungkin dia yang selama ini merawat tuan muda sebelum akhirnya di temukan kembali oleh Rajendra dan akhirnya kita menemukan Tuan muda " jelas Fikram
"Fikram, jika gadis itu benar ada hubungan dengan Dirandra, bagaimana nasib keponakanku nanti " ujar Zarina
"Nyonya, jodoh, maut dan rezeki sudah ada yang mengatur, serahkan kepada Dewata saja, lagi pula tuan muda sudah sangat terluka akan kematian orang orang terdekatnya, asalkan nona Dhira di temukan dan selamat seharusnya nyonya bersyukur, tidak baik memaksakan sesuatu jika tidak sesuai garis takdir, hanya sia sia, nyonya percayalah " jelas Fikram
"Benar apa yang dikatakan Fikram" ujar Irawan yang ikut bergabung bersama mereka
"Asalkan Dhira selamat, kita akan menjaganya, sepertinya Dirandra sudah memiliki pilihan nya sendiri " ujar Irawan
Zarina hanya diam mendengarkannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments