Perkembangan Arya Wijaya

Arya terus bergerak dengan kecepatan tinggi untuk menghindari serangan Mentari, walau gerakan Mentari sedikit dibawah Sabrang namun dia unggul dalam serangan serangan jarak dekat.

"Mereka benar benar pendekar terkuat". Arya menggeleng pelan.

"Apa hanya ini yang bisa kau pelajari dari kitab lusuhmu itu?" ejek Mentari.

Mentari mendekat dengan cepat dan berusaha mencengkram lengan Arya namun Arya sedikit menarik tubuhnya dan mengeluarkan pedang energi ditangannya.

Mentari melepaskan aura untuk menekan gerakan Arya yang semakin cepat. Ketika gerakan Arya mulai melambat, Mentari melepaskan beberapa tinju kilat hitamnya yang tepat mengenai Arya.

Arya terdorong beberapa langkah, dia memegang tubuhnya yang terasa nyeri.

"Jurus ini? bukankah milik Sabrang?". Arya mengernyitkan dahinya heran.

"Dia adalah selir kesayangannya, apapun akan diberikan oleh sibodoh itu". Jawab Naga api.

Mentari tiba tiba menjaga jarak disaat Arya sudah sangat terdesak, dia membuang ranting yang dari tadi digunakannya sebagai pedang.

Arya tampak bingung dengan sikap Mentari namun tidak terlalu mempermasalahkannya. Dia lebih memilih mengatur nafas dan memulihkan staminanya yang mulai terkuras.

Mentari tersenyum bangga melihat perkembangan Arya dalam beberapa hari terakhir. Sebagai seorang pemula yang bahkan belum pernah belajar ilmu kanuragan perkembangan Arya sangat mengagumkan.

"Sepertinya kau akan melampaui Yang mulia" gumam Mentari sambil menarik pedangnya.

Arkdewi yang dari tadi duduk melihat pertarungan Arya tak kalah terkejut, dia bahkan hampir tak percaya jika Arya baru belajar ilmu kanuragan beberapa hari lalu.

"Sepertinya sekarang saatnya aku serius menghadapimu, gunakan jurus pedang dari kitab yang kau bawa. Perhatikan kuda kudamu dan lepaskan semua energi ditubuh mu, sudah saatnya kau menyatu dengan Naga api". Mentari mulai merapal jurusnya.

Arkadewi yang dari tadi hanya duduk tiba tiba berdiri, dia tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Jurus embun perusak hati?". Arkadewi mengernyitkan dahinya saat mengenali kuda kuda yang ditunjukan Mentari.

Arya terlihat mengumpat saat melihat aura Meluap dari tubuh Mentari, dia sudah sangat terdesak dalam pertarungan tadi dan kini wanita cantik dihadapannya itu akan menghadapi nya dengan serius.

Arya mulai mengingat jurus yang dibacanya, dalam beberapa hari ini dia diam diam membaca kitab Api abadi miliknya.

"Apa kau bisa membantuku Naga api?" tanya Arya dalam pikirannya.

"Dari awal aku selalu membantumu bodoh namun kau selalu menolaknya".

Arya tersenyum kecil sambil menggeleng pelan. "Aku sempat berfikir jika tidak mempelajari ilmu kanuragan maka aku bisa melupakan masa laluku namun Raja bodoh itu malah menarikku masuk seenaknya. Jika dia adalah tuanmu yang terkuat maka buat aku sekuat dia". Arya mulai merapal jurus Api abadi.

"Kau?". Naga api terkejut sekaligus kagum pada pemuda itu. "Sepertinya kau sudah banyak berubah nak sejak bertemu dengan Sabrang" gumam Naga api.

"Setelah aku mengalahkan bibi, aku akan menjadi lebih kuat dan menguasai dunia persilatan. Setelah semua tujuanku tercapai aku akan menikahi bibi dan membuat si bodoh itu menjadi hantu penasaran" tawa mesum Arya terdengar keras membuat Arkadewi menggerutu.

"Si bodoh itu pasti sedang memikirkan hal kotor". Arkadewi menggeleng pelan.

"Tujuan hidupnya benar benar aneh, sepertinya aku salah memilihnya sebagai tuan" umpat Naga api kesal.

Mentari mulai bergerak menyerang, dalam beberapa serangan dia sudah mulai bisa menyudutkan Arya yang belum siap menerima serangan cepat itu.

Beberapa goresan pedang mulai terbentuk ditubuh Arya, Mentari menyerang Arya dengan niat membunuh.

"Tunggu bi" teriak Arya tiba tiba sambil mengangkat tangannya yang membuat Mentari mengentikan serangannya heran.

"Bibi seharunya memberiku kesempatan menyerang, dan apa perlu sampai melukaiku" protes Arya polos.

Raut wajah Arkadewi semakin buruk setelah melihat tingkah bodoh Arya, ingin rasanya dia memukul wajah bodoh pemuda itu sampai babak belur. Bagaimana bisa meminta lawan untuk memberi kesempatannya menyerang dalam pertarungan.

"Isi kepanya sepertinya terganggu". Arkadewi menutup wajahnya menahan amarah.

Mentari menggeleng kesal, dia merasa Arya tidak benar benar serius mengeluarkan kemampuannya.

"Aku akan membunuhmu jika sampai mengecewakan Yang mulia". Mentari kembali menyerang namun kini dia benar benar tidak ingin menahan kekuatannya untuk memberi pelajaran pada Arya.

Mendapat serangan yang semakin membabi buta membuat Arya makin terdesak, dia tidak mengerti mengapa Mentari terlihat begitu marah padanya.

Serangan cepat Mentari memang membuat Arya terpojok namun tanpa sadar juga menarik kemampuan terbaik pemuda itu.

Arya memutar pedangnya sedikit sambil melepaskan aura untuk memperlambat gerakan Mentari.

Suhu udara yang tiba tiba naik dengan cepat membuat Mentari waspada, dia sangat mengenali aura yang keluar dari tubuh Arya.

Saat Mentari masih larut dalam pikirannya, Arya muncul didekatnya dan langsung menyerang.

Bongkahan es mulai terbentuk disekitar Mentari untuk menangkis serangan serangan cepat Arya.

"Kecepatannya hampir melampauiku" gumam Mentari dalam hati.

"Si bodoh itu?" Arkadewi terus memperhatikan pertarungan dua pendekar beda generasi itu, walaupun Mentari masih terlihat lebih unggul namun Arya perlahan mulai bisa mengimbanginya.

Tak mudah bagi para pendekar menghindari jurus embun perusak hati namun Arya mulai bisa menghindar dan sesekali menyerang balik.

"Apa bibi mau menikah denganku jika aku bisa mengalahkan bibi?" tanya Arya pelan.

Mentari membentuk bongkahan es kecil berbentuk pisau kecil dan mulai menyerang balik.

"Aku adalah leluhurmu bodoh!". Mentari melompat sambil melempar pisau es yang ada di lengan kirinya.

"Aku tak percaya dengan bualan si bodoh itu". Arya bergerak maju sambil menghancurkan pisau es yang melesat kearahnya dengan pedang energi.

"Jaga ucapanmu pada Yang mulia atau aku akan merobek mulutmu".

Mentari menyerang dengan jurus embun perusak hati tingkat 4.

Saat pedangnya hampir mengenai Arya, Mentari menyadari dia terlalu berlebihan. Dia berusaha menarik kembali serangannya namun terlambat.

Ketika Mentari merasa Arya akan terluka parah akibat serangannya tiba tiba Arya merubah genggaman pedangnya dan merapal jurus.

Arya menghilang dari pandangan dan berpindah tempat dengan sangat cepat.

"Gawat, jurus ini?" Mentari membentuk perisai es sebelum sebuah pedang menghantam tubuhnya. Retakan es semakin membesar sebelum Mentari kembali membentuk bongkahan es untuk melapisinya kembali.

Tubuhnya terdorong beberapa langkah sebelum kedua kakinya diselimuti es untuk mencengkram tanah.

Mentari tak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya setelah mengenali jurus yang digunakan Arya.

"Bagaimana dia bisa menggunakan jurus pedang pemusnah raga?".

Arya berlari mendekat dengan wajah khawatir.

"Bibi baik baik saja? maaf bi aku terlalu bersemangat" ucap Arya menyesal.

Mentari tersenyum lembut sambil menganggukkan kepalanya.

"Aku baik baik saja, bagaimana kau kau bisa menguasai jurus pedang pemusnah raga?".

Arya mengeluarkan kitabnya dan menunjukkan pada Mentari.

"Aku membacanya di kitab ini".

Mentari mengambil kitab itu dan membacanya.

"Ini semua jurus gabungan milik Yang mulia, bagaimana kau mendapatkan kitab ini?" tanya Mentari heran.

"Seorang kakek tua memberikannya padaku".

"Kakek tua? apa kau tau ciri cirinya? apakah Yang mulia?" Mentari mengernyitkan dahinya.

Arya menggeleng pelan "Bukan dia, kakek ini lebih tua darinya. Dia berpakaian lusuh dan membawa dua pedang di pinggangnya".

Saat Mentari berfikir dan mencoba mengingat ciri yang disebutkan Arya, tiba tiba puluhan pendekar muncul.

"Tak kusangka ada wanita secantik ini di hutan terpencil". Barja, ketua dari perguruan Kalajengking hitam menyeringai sambil menatap Mentari.

"Berani sekali kalian menginjakkan kaki di wilayahku". Mentari menatap tajam Barja. Saat dia hendak menyerang tiba tiba Arya menahannya.

"Istirahatlah bi". Arya melangkah maju kedepan.

Arkadewi cukup terkejut melihat sikap Arya yang biasanya langsung melarikan diri. Diam diam dia mulai mengagumi sikap pemuda yang belum lama dikenalnya itu.

"Apa yang kalian inginkan dari calon istriku ha?" bentak Arya pada Barja.

"Calon istri?" urat nadi di wajah Arkadewi mulai terlihat, dia langsung memukul wajah pemuda itu.

"Bibi, dia menyakitiku lagi" ucap Arya manja.

"Kau tidak bisa sekali saja serius hah?" bentak Arkadewi kesal.

"Aku sudah seri....". Arya tak melanjutkan ucapannya saat seorang pendekar Kalajengking hitam tiba tiba menyerang.

Arya menggerakkan tangannya dan menciptakan energi pedang di udara dan mengarahkannya pada pendekar itu. Pendekar itu roboh seketika tanpa tau apa yang menyerangnya.

Semua tersentak kaget melihat gerakan Arya termasuk Mentari.

"Dia sudah mulai berkembang Yang mulia" ucap Mentari sambil tersenyum.

"Bukannya dia adalah pendekar yang diserang bibi di penginapan tempo hari?" Arkadewi mengernyitkan dahinya menatap pendekar yang sudah terbujur kaku di tanah.

\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=

Sebenernya agak males jelasin tentang pertanyaan agak aneh Api di Bumi Majapahit tapi kali ini ada yang bertanya tentang Pedang Megantara yang katanya muncul dijaman Sabrang kok di ABM baru dibuat sama Mpu Supo, apa authornya mabok?

Astaga BAMBANG, sudah saya jelaskan kalo ABM itu buku kedua dari Trilogi Naga Api. untuk dapat memahami ABM ya kudu baca PNA... Istilah klo baca ABM tapi gak baca PNA berasa kayak liat cewek dipantai tapi mejem matanya... Rugi wkwkwkwkwk

Apa pernah Sabrang melihat Mengantara?

di Chapter 231 Pedang Naga api dijelaskan klo Pedang Megantara digunakan ksatria misterius untuk mengalahkan 10 pendekar terkuat kumari kandam namun walaupun dia menang, pedang Megantara ikut hancur saat itu.

Dan diramalkan jika ruh terkuat Eyang Wesi megantara akan bangkit kembali suatu saat ketika peradaban Maja muncul.

Mpu supo dapet wangsit untuk membuat pedang sebagai wadah Eyang wesi yang baru. Sebenernya Mpu supo mau beli aja pedangnya dari pada susah susah buat tapi kebetulan Pasar barang bekas lagi tutup karena corona jadi dia terpaksa buat dah...

PNA dan ABM saya buat sedikit bersamaan karena berharap kalian bisa melihat dari dua sisi tentang cerita Naga api.

Ok Mbang?

Terpopuler

Comments

putra

putra

25 like

2022-11-04

1

azka arizki

azka arizki

gua sih gk prmaslahkan alur critanya..tapi yang bikin gue mpet tuh..s arya nya bego buanget...ko bisa ya...hahaha ya walaupun sekedar cerita tapi bisa bkin orang bikin jengkel dan bikin empet tuh s arya gara gara kebodohan nya itu apa kepolosan nya itu poko nya itu deh....tapi gua ancungkan jmpol buat yang nulis certa nya...top dah

2022-09-30

0

Mbah Kenyung

Mbah Kenyung

jawaban author mantulll

2022-04-30

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Arya Wijaya
3 Pengejaran Perguruan Tengkorak Merah
4 Kemampuan Arya Wijaya
5 Ramalan Kehancuran Dunia Persilatan
6 Kitab Naga Api Abadi
7 Aura aneh Arya Wijaya
8 Sisi Lain Arya Wijaya
9 Sisi Lain Arya Wijaya II
10 Kemunculan Pusaka Pedang Megantara
11 Serat Malwageni
12 Dewi Racun
13 Masa Lalu Dewi Racun
14 Kemunculan Pria Misterius
15 Pendekar Terkuat Masa Lalu
16 Pendekar Terkuat Masa Lalu II
17 Perkembangan Arya Wijaya
18 Kebangkitan Pusaka Terkuat
19 Kebangkitan Pusaka Terkuat II
20 Menuju Bukit Cetho
21 Jurus Badai Api Neraka
22 Rencana menyusup ke Keraton Majapahit
23 Kenyataan Masa Lalu
24 Lembah Tanpa Cahaya
25 Hibata
26 Energi Naga Api
27 Air Terjun Lembah Pelangi
28 Arya Kembali
29 Keputusan Arya Wijaya
30 Rubah Putih
31 Jurus Pedang Jiwa
32 Misi mustahil Arkadewi
33 Awal Pengembaraan Arya
34 Rencana Arya Wijaya
35 Tinju Kilat Hitam
36 Pertemuan kembali
37 Rencana yang dibuat Wardhana
38 Organisasi Dunia Baru Mulai Bergerak
39 Membunuh tanpa Ampun
40 Prajurit rambut putih
41 Arkadewi dalam Bahaya
42 Kemarahan Arya Wijaya
43 Kelompok Latimojong
44 Undangan Rubah Putih
45 Iblis Dalam Tubuh
46 Kekuatan Misterius
47 Keberadaan Sabrang Damar
48 Memasuki Gua Srunggo
49 Memasuki Gua Srunggo II
50 Efek Jurus Mengendalikan Waktu
51 Efek Jurus Mengendalikan Waktu II
52 Misteri Kematian Wardhana
53 Ruang Dimensi Api
54 Keturunan Wardhana
55 Bangkitnya Mata Terkuat I
56 Bangkitnya Mata Terkuat II
57 Arya vs Tengkorak Merah
58 Pernyataan Cinta Arya
59 Terjebak di Dasar Jurang
60 Rencana Tersembunyi Sang Patih Malwageni
61 Dewi Kematian
62 Pusaka Pisau Naga Emas
63 Perangkap Besar Wardhana
64 Perangkap Besar Wardhana II
65 Tebing Kelam Dieng
66 Rahasia Kitab Lembah Terlarang Api Merah
67 Masa Lalu Arya
68 Pengumuman
69 Keberadaan Wardhana
70 Pertemuan Kembali
71 Pertemuan Kembali II
72 Pusaka Terakhir
73 Pengkhianat Malwageni
74 Tawaran Kerjasama
75 Sebuah Rencana Besar
76 Dunia Tak Bertuan
77 Lembah Merah Dieng
78 Pendekar Sayap Iblis
79 Wardhana Mulai Bergerak
80 Sabrang vs Li You Fei I
81 Sabrang vs Li You Fei II
82 Masa Lalu Emmy
83 Pertarungan di dasar Jurang Bintang Langit
84 Kekuatan Lingga
85 Pusaka Terakhir Dunia Tak Bertuan
86 Jalan Hidup Arkadewi
87 Kepingan Terakhir itu Bernama Arkadewi
88 Jebakan Arkadewi
89 Pesan Yasha Wirya
90 Wisanggeni
91 Tengkorak Merah Menyerang
92 Sabrang vs Tara Jingga
93 Kitab Sabdo Loji I
94 Kitab Sabdo Loji II
95 Mata Bulan Moris
96 Rahasia Gerbang Kedelapan
97 Moris vs Lakeswara I
98 Moris vs Lakeswara II
99 Minak Jinggo dan Moris Terdesak
100 Ruh Suci Penjaga Nusantara
101 Pendekar Misterius di Masa Lalu
102 Bangkitnya Ruh Suci Penjaga Nusantara
103 Sabrang vs Lakeswara I
104 Sabrang vs Lakeswara II
105 Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa
106 Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa II
107 Latihan Aneh Arya Wijaya
108 Kekuatan Alami Arya
109 Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga I
110 Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga II
111 Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan
112 Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan II
113 Awal Mula Kehancuran Dimensi Tak Bertuan
114 Rencana Besar Jaka Buana
115 Rencana Besar Dimulai
116 Arkadewi Dalam Bahaya
117 Bunga Cahaya Perak
118 Lingga vs Pendekar Sula Geni
119 Lingga vs Pendekar Sula Geni II
120 Ketua Bunga Cahaya Perak
121 Ketua Bunga Cahaya Perak II
122 Arkadewi vs Jaka Buana I
123 Arkadewi vs Jaka Buana II
124 Arkadewi vs Jaka Buana III
125 Arkadewi vs Jaka Buana IV
126 Arkadewi vs Jaka Buana V
127 Serangan Balik Arkadewi
128 Bangkitnya Cakra Loji
129 Sabrang Terdesak
130 Kekuatan Jaka Buana
131 Ingatan Naga Api
132 Api Suci Sula
133 Api Suci Sula II
134 Dimensi Pusat Waktu
135 Pesan Misterius dari Masa Lalu
136 Sang Penjaga Alur Waktu
137 Jebakan Jaka Buana
138 Ruh Wisanggeni Sang Penjaga Dimensi Sula
139 Bulan Darah I
140 Bulan Darah II
141 Bulan Darah III
142 Bulan Darah IV
143 Bulan Darah V
144 Bulan Darah VI
145 Bulan Darah VII
146 Ekstra Bab I : Pengorbanan Arya
147 Pengumuman Novel Baru Sabdo Loji
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Prolog
2
Arya Wijaya
3
Pengejaran Perguruan Tengkorak Merah
4
Kemampuan Arya Wijaya
5
Ramalan Kehancuran Dunia Persilatan
6
Kitab Naga Api Abadi
7
Aura aneh Arya Wijaya
8
Sisi Lain Arya Wijaya
9
Sisi Lain Arya Wijaya II
10
Kemunculan Pusaka Pedang Megantara
11
Serat Malwageni
12
Dewi Racun
13
Masa Lalu Dewi Racun
14
Kemunculan Pria Misterius
15
Pendekar Terkuat Masa Lalu
16
Pendekar Terkuat Masa Lalu II
17
Perkembangan Arya Wijaya
18
Kebangkitan Pusaka Terkuat
19
Kebangkitan Pusaka Terkuat II
20
Menuju Bukit Cetho
21
Jurus Badai Api Neraka
22
Rencana menyusup ke Keraton Majapahit
23
Kenyataan Masa Lalu
24
Lembah Tanpa Cahaya
25
Hibata
26
Energi Naga Api
27
Air Terjun Lembah Pelangi
28
Arya Kembali
29
Keputusan Arya Wijaya
30
Rubah Putih
31
Jurus Pedang Jiwa
32
Misi mustahil Arkadewi
33
Awal Pengembaraan Arya
34
Rencana Arya Wijaya
35
Tinju Kilat Hitam
36
Pertemuan kembali
37
Rencana yang dibuat Wardhana
38
Organisasi Dunia Baru Mulai Bergerak
39
Membunuh tanpa Ampun
40
Prajurit rambut putih
41
Arkadewi dalam Bahaya
42
Kemarahan Arya Wijaya
43
Kelompok Latimojong
44
Undangan Rubah Putih
45
Iblis Dalam Tubuh
46
Kekuatan Misterius
47
Keberadaan Sabrang Damar
48
Memasuki Gua Srunggo
49
Memasuki Gua Srunggo II
50
Efek Jurus Mengendalikan Waktu
51
Efek Jurus Mengendalikan Waktu II
52
Misteri Kematian Wardhana
53
Ruang Dimensi Api
54
Keturunan Wardhana
55
Bangkitnya Mata Terkuat I
56
Bangkitnya Mata Terkuat II
57
Arya vs Tengkorak Merah
58
Pernyataan Cinta Arya
59
Terjebak di Dasar Jurang
60
Rencana Tersembunyi Sang Patih Malwageni
61
Dewi Kematian
62
Pusaka Pisau Naga Emas
63
Perangkap Besar Wardhana
64
Perangkap Besar Wardhana II
65
Tebing Kelam Dieng
66
Rahasia Kitab Lembah Terlarang Api Merah
67
Masa Lalu Arya
68
Pengumuman
69
Keberadaan Wardhana
70
Pertemuan Kembali
71
Pertemuan Kembali II
72
Pusaka Terakhir
73
Pengkhianat Malwageni
74
Tawaran Kerjasama
75
Sebuah Rencana Besar
76
Dunia Tak Bertuan
77
Lembah Merah Dieng
78
Pendekar Sayap Iblis
79
Wardhana Mulai Bergerak
80
Sabrang vs Li You Fei I
81
Sabrang vs Li You Fei II
82
Masa Lalu Emmy
83
Pertarungan di dasar Jurang Bintang Langit
84
Kekuatan Lingga
85
Pusaka Terakhir Dunia Tak Bertuan
86
Jalan Hidup Arkadewi
87
Kepingan Terakhir itu Bernama Arkadewi
88
Jebakan Arkadewi
89
Pesan Yasha Wirya
90
Wisanggeni
91
Tengkorak Merah Menyerang
92
Sabrang vs Tara Jingga
93
Kitab Sabdo Loji I
94
Kitab Sabdo Loji II
95
Mata Bulan Moris
96
Rahasia Gerbang Kedelapan
97
Moris vs Lakeswara I
98
Moris vs Lakeswara II
99
Minak Jinggo dan Moris Terdesak
100
Ruh Suci Penjaga Nusantara
101
Pendekar Misterius di Masa Lalu
102
Bangkitnya Ruh Suci Penjaga Nusantara
103
Sabrang vs Lakeswara I
104
Sabrang vs Lakeswara II
105
Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa
106
Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa II
107
Latihan Aneh Arya Wijaya
108
Kekuatan Alami Arya
109
Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga I
110
Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga II
111
Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan
112
Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan II
113
Awal Mula Kehancuran Dimensi Tak Bertuan
114
Rencana Besar Jaka Buana
115
Rencana Besar Dimulai
116
Arkadewi Dalam Bahaya
117
Bunga Cahaya Perak
118
Lingga vs Pendekar Sula Geni
119
Lingga vs Pendekar Sula Geni II
120
Ketua Bunga Cahaya Perak
121
Ketua Bunga Cahaya Perak II
122
Arkadewi vs Jaka Buana I
123
Arkadewi vs Jaka Buana II
124
Arkadewi vs Jaka Buana III
125
Arkadewi vs Jaka Buana IV
126
Arkadewi vs Jaka Buana V
127
Serangan Balik Arkadewi
128
Bangkitnya Cakra Loji
129
Sabrang Terdesak
130
Kekuatan Jaka Buana
131
Ingatan Naga Api
132
Api Suci Sula
133
Api Suci Sula II
134
Dimensi Pusat Waktu
135
Pesan Misterius dari Masa Lalu
136
Sang Penjaga Alur Waktu
137
Jebakan Jaka Buana
138
Ruh Wisanggeni Sang Penjaga Dimensi Sula
139
Bulan Darah I
140
Bulan Darah II
141
Bulan Darah III
142
Bulan Darah IV
143
Bulan Darah V
144
Bulan Darah VI
145
Bulan Darah VII
146
Ekstra Bab I : Pengorbanan Arya
147
Pengumuman Novel Baru Sabdo Loji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!