Kemampuan Arya Wijaya

"Apa yang sebenernya kalian inginkan? jika ayahku tau kalian menyerangku maka dia akan menghancurkan kalian semua". Arkadewi mencabut pedangnya dan memainkan di lengannya.

"Apa kau mengancamku nona?". Aji tersenyum licik. Dia memandang setiap lekuk tubuh Arkadewi sambil menjulurkan lidahnya.

"Aku akan mengeluarkan isi kepalamu yang kotor itu". Arkadewi geram melihat tatapan Aji padanya.

"Tak ada cara lain, aku harus menghadapinya sambil mencari celah untuk kabur dari sini namun saat ini aku harus memberi waktu si bodoh itu untuk lari dari sini". Arkadewi tak ingin Arya ikut terseret masalahnya.

"Ketika aku mulai menyerang, lari lah sekuat tenaga dan jangan pernah berhenti sebelum kau anggap aman". Arkadewi berbicara setengah berbisik sambil menoleh kearah Arya.

"Hei! Bagaimana kau masih bisa berfikir makan buah disaat seperti ini? Apa kau kelaparan?". Emosi Arkadewi memuncak ketika orang yang dia khawatirkan sedang memakan buah dan menatapnya dengan wajah tak berdosa.

"Kalau lapar ya makan, itulah manusia". Ucap Arya pelan.

Arkadewi hanya menggeleng kesal, bagaimana bisa Arya masih bisa makan disaat nyawa mereka dalam bahaya.

"Kalian mempermainkanku". Aji tiba tiba menyerang dengan kecepatan tinggi. Arkadewi yang tidak siap dengan serangan tiba tiba itu terpaksa melompat mundur.

"Hari ini aku ingin merasakan kehebatan Jurus pedang embun perusak hati milik Angin biru". Aji melesat cepat sambil menebaskan pedangnya.

Arkadewi mengalirkan tenaga dalam kedalam pedangnya sebelum menyambut serangan serangan cepat Aji. Dalam waktu singkat mereka telah bertukar belasan jurus.

Walaupun jurus pedang Arkadewi terlihat cukup hebat dan mematikan namun Aji unggul pengalaman dan tenaga dalam. Dalam beberapa gerakan berikutnya dia mulai bisa menemukan celah pertahanan Arkadewi dan menekannya.

"Embun perusak hati memang jurus yang menakutkan namun tidak akan berguna di tanganmu, sepertinya si tua Warta gagal mendidikmu". Aji bergerak sedikit menurunkan bahunya sebelum menggunakan jurus Pedang tanpa bayangannya.

"Gawat!". Arkadewi mencoba menghindar namun tebasan pedang Aji lebih dulu mengenainya. Tubuhnya terpental jauh dan membentur pepohonan.

"Ikutlah denganku baik baik, mungkin ketua akan membiarkanmu hidup". Aji melangkah mendekati Arkadewi yang masih berusaha bangkit.

"Aku lebih baik mati daripada mengikuti perintah kalian". Arkadewi mengatur nafasnya perlahan. Seluruh tubuhnya terasa sakit akibat sayatan pedang Aji.

"Dasar Ayah bodoh! aku akan mengadukan pada ibu kalau ayah memaksaku melakukan hal yang tidak kusuka". Umpat Arkadewi.

Arkadewi sudah pasrah karena yakin tidak bisa menang melawan Aji namun dia juga ingin memberikan luka yang dalam pada Aji sebelum dia mati.

"Pedang embun perusak hati tingkat II". Arkadewi mulai memutar pedangnya dan siap menyerang Aji.

"Berhenti di sana". Suara Arya mengagetkan Aji dan Arkadewi.

"Apa yang dilakukannya? seharusnya dia lari saat ada kesempatan". Gumam Arkadewi dalam hati sambil menatap Arya yang berdiri dibelakang Aji dengan kayu digenggaman tangannya.

"Apa kau juga mengancamku?". Tatapan tajam Aji membuat Arya menelan ludahnya. Bulu kuduknya berdiri dan tubuhnya terasa lemas saat menatap mata pedang Aji yang terlihat sangat tajam.

"Aku tidak mengancamu namun aku memberimu kesempatan untuk pergi jika tidak ingin pedangku melukaimu". Arya mengarahkan kayu ditangannya ke depan. "Maksudku Kayu ini".

Arya mengumpat dalam hati, dia mulai menyesali keputusannya menyelamatkan Arkadewi tempo hari. Kini dia harus berhadapan dengan salah satu pendekar tengkorak merah, salah satu perguruan terkuat dunia persilatan hanya dengan kayu ditangannya tanpa Ilmu kanuragan apapun.

Aji tertawa keras ketika mendengar ancaman Arya Wijaya. "Baik, aku ingin liat seberapa tinggi ilmu kanuraganmu".

Aji bergerak menyerang membuat Arya panik, dia memutar mutar kayunya ke segela arah sambil berusaha lari.

"Dia tidak menguasai ilmu kanuragan apapun? lalu aura apa yang pernah kurasakan menguap dari tubuhnya". Arkadewi menatap khawatir Arya yang terus memutar kayunya seperti anak kecil.

"Ternyata aku salah menilaimu". Aji bergerak lebih cepat dan mengayunkan pedangnya tepat di tubuh Arya. Arya terdorong beberapa langkah sebelum ambruk ketanah.

"Tidak! Lepaskan dia". Arkadewi memaksa bangkit dan berjalan kearah tubuh Arya yang tergeletak di tanah.

"Apa yang kau lakukan? dia hanya pemuda bodoh yang bahkan tidak menguasai ilmu kanuragan sama sekali. Kalian benar benar kejam". Arkadewi menghunuskan pedangnya."Aku akan menghancurkan orang sepertimu".

"Kau benar benar keras kepala nona, jika ketua tidak memintaku membawamu hidup hidup, kau sudah kubunuh dari tadi". Aji melepaskan aura hitam pekat.

"Aku akan membawamu hidup atau mati sekalipun".

"Sakit". Suara lirih Arya mengagetkan mereka berdua.

"Kau baik baik saja?". Ucap Arkadewi khawatir sambil memeriksa luka ditubuh Arya. Terlihat goresan kecil memanjang diperutnya.

"Apanya yang baik baik saja, kau tidak liat ususku hampir terpotong".

Aji mematung sambil menahan nafas melihat Arya Wijaya. Dia adalah orang yang paling terkejut dengan kejadian itu. Aji menggunakan jurus pedang tanpa bayangan tingkat 5 yang bahkan bisa membunuh pendekar tingkat menengah.

"Bagaimana kau bisa menghindarinya?". Aji terlihat menahan amarahnya. Aura hitam ditubuhnya makin pekat.

"Gawat! kau membuatnya marah". Arkadewi menggeleng pelan. Dia mencoba mengalirkan tenaga dalam ke seluruh tubuhnya namun tidak berhasil, tenaganya telah terkuras habis akibat pertarungan sebelumnya.

"Harusnya aku yang marah! dia hampir memotong....". Arya tidak melanjutkan perkataannya ketika dia merasakan aura besar terarah padanya.

Arya mendorong tubuh Arkadewi menjauh, tangannya menyambar pedang milik gadis itu. Dia memutar tubuhnya sedikit dan menangkis serangan tiba tiba yang terarah padanya.

"Trang". Terdengar suara pedang beradu di udara.

"Hei apa kau sudah gila?". Teriak Arya.

"Kau menyembunyikan ilmu kanuraganmu!". Aji semakin emosi saat Arya berhasil menangkis serangannya. Dia yakin sekali tadi menyerang titik buta Arya, harusnya tidak ada yang bisa menangkis serangan di titik buta karena keterbatasan penglihatan manusia.

"Kenapa dia jadi marah sekali padaku?". Arya mengumpat dalam hati sambil terus menghindar. Gerakan lincahnya mampu menghindari hampir semua serangan Aji.

"Jika begini terus aku bisa mati, aku harus mencari cara untuk melarikan diri secepatnya". Ucap Arya pucat.

Arya tiba tiba teringat gerakan gerakan jurus pada kitab yang selalu dibawanya dari kecil.

"Aku terpaksa menggunakannya". Raut wajah Arya tiba tiba berubah. Dia memperlambat gerakannya dan memutar pedangnya ke depan sesuai dengan gerakan yang diingatnya.

Arya mulai menyerang balik ketika berhasil menangkis serangan pedang tanpa bayangan milik Aji.

"Jurus ini?". Aji tersentak kaget ketika dalam sekejap terpojok oleh gerakan pedang Arya.

Seolah digerakkan oleh sesuatu, Arya tanpa sadar memainkan jurus pedang yang paling dicari dunia persilatan saat ini.

"Tidak salah lagi, ini jurus Api abadi". Aji yang mulai terdesak berusaha melarikan diri.

Arkadewi hanya mematung kagum melihat gerakan yang diperlihatkan Arya. Walaupun gerakannya masih terkesan lambat namun perubahan pola serangannya benar benar bervariasi dan sulit ditebak.

Arya melompat dengan pijakan batu kecil dihadapannya sebelum mengayunkan pedang sekuat tenaganya.

Sebuah aura keluar dari dalam pedangnya dan menghantam Aji dengan keras yang membuatnya terdorong mundur sebelum menghantam sebuah batu yang membuatnya tak sadarkan diri.

"Dia mengalahkan pendekar tengkorak merah?". Arkadewi menatap tak percaya.

Arkadewi yakin sekali Arya tidak menguasai ilmu kanuragan apapun.

"Siapa kau sebenarnya?". Arkadewi bergumam dalam hati.

Arya melangkah mendekati Arkadrwi dan memberikan pedangnya.

"Ayo, kita harus cepat pergi dari sini, aku merasakan dua orang bergerak cepat kesini". Ucap Arya sambil memapah tubuh Arkadewi.

"Kenapa kita harus pergi? dengan kemampuanmu harusnya kau bisa mengalahkan mereka". Arkadewi memancing Arya. Dia ingin melihat apakah Arya menyembunyikan ilmu kanuragannya.

"Mengalahkan mereka? apa kau sudah gila? hampir saja tadi ususku terpotong".

"Apa kau punya masalah dengan ususmu?". Ucap Arkadewi kesal.

Terpopuler

Comments

Nur Tini

Nur Tini

hahaha koplak juga s i arya wijaya

2023-10-17

3

putra

putra

23 like

2022-11-04

0

Isna Kuat

Isna Kuat

seng penting ngisinh

2021-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Arya Wijaya
3 Pengejaran Perguruan Tengkorak Merah
4 Kemampuan Arya Wijaya
5 Ramalan Kehancuran Dunia Persilatan
6 Kitab Naga Api Abadi
7 Aura aneh Arya Wijaya
8 Sisi Lain Arya Wijaya
9 Sisi Lain Arya Wijaya II
10 Kemunculan Pusaka Pedang Megantara
11 Serat Malwageni
12 Dewi Racun
13 Masa Lalu Dewi Racun
14 Kemunculan Pria Misterius
15 Pendekar Terkuat Masa Lalu
16 Pendekar Terkuat Masa Lalu II
17 Perkembangan Arya Wijaya
18 Kebangkitan Pusaka Terkuat
19 Kebangkitan Pusaka Terkuat II
20 Menuju Bukit Cetho
21 Jurus Badai Api Neraka
22 Rencana menyusup ke Keraton Majapahit
23 Kenyataan Masa Lalu
24 Lembah Tanpa Cahaya
25 Hibata
26 Energi Naga Api
27 Air Terjun Lembah Pelangi
28 Arya Kembali
29 Keputusan Arya Wijaya
30 Rubah Putih
31 Jurus Pedang Jiwa
32 Misi mustahil Arkadewi
33 Awal Pengembaraan Arya
34 Rencana Arya Wijaya
35 Tinju Kilat Hitam
36 Pertemuan kembali
37 Rencana yang dibuat Wardhana
38 Organisasi Dunia Baru Mulai Bergerak
39 Membunuh tanpa Ampun
40 Prajurit rambut putih
41 Arkadewi dalam Bahaya
42 Kemarahan Arya Wijaya
43 Kelompok Latimojong
44 Undangan Rubah Putih
45 Iblis Dalam Tubuh
46 Kekuatan Misterius
47 Keberadaan Sabrang Damar
48 Memasuki Gua Srunggo
49 Memasuki Gua Srunggo II
50 Efek Jurus Mengendalikan Waktu
51 Efek Jurus Mengendalikan Waktu II
52 Misteri Kematian Wardhana
53 Ruang Dimensi Api
54 Keturunan Wardhana
55 Bangkitnya Mata Terkuat I
56 Bangkitnya Mata Terkuat II
57 Arya vs Tengkorak Merah
58 Pernyataan Cinta Arya
59 Terjebak di Dasar Jurang
60 Rencana Tersembunyi Sang Patih Malwageni
61 Dewi Kematian
62 Pusaka Pisau Naga Emas
63 Perangkap Besar Wardhana
64 Perangkap Besar Wardhana II
65 Tebing Kelam Dieng
66 Rahasia Kitab Lembah Terlarang Api Merah
67 Masa Lalu Arya
68 Pengumuman
69 Keberadaan Wardhana
70 Pertemuan Kembali
71 Pertemuan Kembali II
72 Pusaka Terakhir
73 Pengkhianat Malwageni
74 Tawaran Kerjasama
75 Sebuah Rencana Besar
76 Dunia Tak Bertuan
77 Lembah Merah Dieng
78 Pendekar Sayap Iblis
79 Wardhana Mulai Bergerak
80 Sabrang vs Li You Fei I
81 Sabrang vs Li You Fei II
82 Masa Lalu Emmy
83 Pertarungan di dasar Jurang Bintang Langit
84 Kekuatan Lingga
85 Pusaka Terakhir Dunia Tak Bertuan
86 Jalan Hidup Arkadewi
87 Kepingan Terakhir itu Bernama Arkadewi
88 Jebakan Arkadewi
89 Pesan Yasha Wirya
90 Wisanggeni
91 Tengkorak Merah Menyerang
92 Sabrang vs Tara Jingga
93 Kitab Sabdo Loji I
94 Kitab Sabdo Loji II
95 Mata Bulan Moris
96 Rahasia Gerbang Kedelapan
97 Moris vs Lakeswara I
98 Moris vs Lakeswara II
99 Minak Jinggo dan Moris Terdesak
100 Ruh Suci Penjaga Nusantara
101 Pendekar Misterius di Masa Lalu
102 Bangkitnya Ruh Suci Penjaga Nusantara
103 Sabrang vs Lakeswara I
104 Sabrang vs Lakeswara II
105 Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa
106 Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa II
107 Latihan Aneh Arya Wijaya
108 Kekuatan Alami Arya
109 Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga I
110 Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga II
111 Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan
112 Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan II
113 Awal Mula Kehancuran Dimensi Tak Bertuan
114 Rencana Besar Jaka Buana
115 Rencana Besar Dimulai
116 Arkadewi Dalam Bahaya
117 Bunga Cahaya Perak
118 Lingga vs Pendekar Sula Geni
119 Lingga vs Pendekar Sula Geni II
120 Ketua Bunga Cahaya Perak
121 Ketua Bunga Cahaya Perak II
122 Arkadewi vs Jaka Buana I
123 Arkadewi vs Jaka Buana II
124 Arkadewi vs Jaka Buana III
125 Arkadewi vs Jaka Buana IV
126 Arkadewi vs Jaka Buana V
127 Serangan Balik Arkadewi
128 Bangkitnya Cakra Loji
129 Sabrang Terdesak
130 Kekuatan Jaka Buana
131 Ingatan Naga Api
132 Api Suci Sula
133 Api Suci Sula II
134 Dimensi Pusat Waktu
135 Pesan Misterius dari Masa Lalu
136 Sang Penjaga Alur Waktu
137 Jebakan Jaka Buana
138 Ruh Wisanggeni Sang Penjaga Dimensi Sula
139 Bulan Darah I
140 Bulan Darah II
141 Bulan Darah III
142 Bulan Darah IV
143 Bulan Darah V
144 Bulan Darah VI
145 Bulan Darah VII
146 Ekstra Bab I : Pengorbanan Arya
147 Pengumuman Novel Baru Sabdo Loji
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Prolog
2
Arya Wijaya
3
Pengejaran Perguruan Tengkorak Merah
4
Kemampuan Arya Wijaya
5
Ramalan Kehancuran Dunia Persilatan
6
Kitab Naga Api Abadi
7
Aura aneh Arya Wijaya
8
Sisi Lain Arya Wijaya
9
Sisi Lain Arya Wijaya II
10
Kemunculan Pusaka Pedang Megantara
11
Serat Malwageni
12
Dewi Racun
13
Masa Lalu Dewi Racun
14
Kemunculan Pria Misterius
15
Pendekar Terkuat Masa Lalu
16
Pendekar Terkuat Masa Lalu II
17
Perkembangan Arya Wijaya
18
Kebangkitan Pusaka Terkuat
19
Kebangkitan Pusaka Terkuat II
20
Menuju Bukit Cetho
21
Jurus Badai Api Neraka
22
Rencana menyusup ke Keraton Majapahit
23
Kenyataan Masa Lalu
24
Lembah Tanpa Cahaya
25
Hibata
26
Energi Naga Api
27
Air Terjun Lembah Pelangi
28
Arya Kembali
29
Keputusan Arya Wijaya
30
Rubah Putih
31
Jurus Pedang Jiwa
32
Misi mustahil Arkadewi
33
Awal Pengembaraan Arya
34
Rencana Arya Wijaya
35
Tinju Kilat Hitam
36
Pertemuan kembali
37
Rencana yang dibuat Wardhana
38
Organisasi Dunia Baru Mulai Bergerak
39
Membunuh tanpa Ampun
40
Prajurit rambut putih
41
Arkadewi dalam Bahaya
42
Kemarahan Arya Wijaya
43
Kelompok Latimojong
44
Undangan Rubah Putih
45
Iblis Dalam Tubuh
46
Kekuatan Misterius
47
Keberadaan Sabrang Damar
48
Memasuki Gua Srunggo
49
Memasuki Gua Srunggo II
50
Efek Jurus Mengendalikan Waktu
51
Efek Jurus Mengendalikan Waktu II
52
Misteri Kematian Wardhana
53
Ruang Dimensi Api
54
Keturunan Wardhana
55
Bangkitnya Mata Terkuat I
56
Bangkitnya Mata Terkuat II
57
Arya vs Tengkorak Merah
58
Pernyataan Cinta Arya
59
Terjebak di Dasar Jurang
60
Rencana Tersembunyi Sang Patih Malwageni
61
Dewi Kematian
62
Pusaka Pisau Naga Emas
63
Perangkap Besar Wardhana
64
Perangkap Besar Wardhana II
65
Tebing Kelam Dieng
66
Rahasia Kitab Lembah Terlarang Api Merah
67
Masa Lalu Arya
68
Pengumuman
69
Keberadaan Wardhana
70
Pertemuan Kembali
71
Pertemuan Kembali II
72
Pusaka Terakhir
73
Pengkhianat Malwageni
74
Tawaran Kerjasama
75
Sebuah Rencana Besar
76
Dunia Tak Bertuan
77
Lembah Merah Dieng
78
Pendekar Sayap Iblis
79
Wardhana Mulai Bergerak
80
Sabrang vs Li You Fei I
81
Sabrang vs Li You Fei II
82
Masa Lalu Emmy
83
Pertarungan di dasar Jurang Bintang Langit
84
Kekuatan Lingga
85
Pusaka Terakhir Dunia Tak Bertuan
86
Jalan Hidup Arkadewi
87
Kepingan Terakhir itu Bernama Arkadewi
88
Jebakan Arkadewi
89
Pesan Yasha Wirya
90
Wisanggeni
91
Tengkorak Merah Menyerang
92
Sabrang vs Tara Jingga
93
Kitab Sabdo Loji I
94
Kitab Sabdo Loji II
95
Mata Bulan Moris
96
Rahasia Gerbang Kedelapan
97
Moris vs Lakeswara I
98
Moris vs Lakeswara II
99
Minak Jinggo dan Moris Terdesak
100
Ruh Suci Penjaga Nusantara
101
Pendekar Misterius di Masa Lalu
102
Bangkitnya Ruh Suci Penjaga Nusantara
103
Sabrang vs Lakeswara I
104
Sabrang vs Lakeswara II
105
Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa
106
Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa II
107
Latihan Aneh Arya Wijaya
108
Kekuatan Alami Arya
109
Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga I
110
Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga II
111
Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan
112
Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan II
113
Awal Mula Kehancuran Dimensi Tak Bertuan
114
Rencana Besar Jaka Buana
115
Rencana Besar Dimulai
116
Arkadewi Dalam Bahaya
117
Bunga Cahaya Perak
118
Lingga vs Pendekar Sula Geni
119
Lingga vs Pendekar Sula Geni II
120
Ketua Bunga Cahaya Perak
121
Ketua Bunga Cahaya Perak II
122
Arkadewi vs Jaka Buana I
123
Arkadewi vs Jaka Buana II
124
Arkadewi vs Jaka Buana III
125
Arkadewi vs Jaka Buana IV
126
Arkadewi vs Jaka Buana V
127
Serangan Balik Arkadewi
128
Bangkitnya Cakra Loji
129
Sabrang Terdesak
130
Kekuatan Jaka Buana
131
Ingatan Naga Api
132
Api Suci Sula
133
Api Suci Sula II
134
Dimensi Pusat Waktu
135
Pesan Misterius dari Masa Lalu
136
Sang Penjaga Alur Waktu
137
Jebakan Jaka Buana
138
Ruh Wisanggeni Sang Penjaga Dimensi Sula
139
Bulan Darah I
140
Bulan Darah II
141
Bulan Darah III
142
Bulan Darah IV
143
Bulan Darah V
144
Bulan Darah VI
145
Bulan Darah VII
146
Ekstra Bab I : Pengorbanan Arya
147
Pengumuman Novel Baru Sabdo Loji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!