Masa Lalu Dewi Racun

Saat Arkadewi terbangun di pagi hari dia sudah tidak menemukan Arya dan Mentari namun beberapa buah buahan sudah tersedia untuk mengisi perutnya.

"Kemana si bodoh itu". Gumamnya dalam hati.

Untuk mengisi kebosanannya Arkadewi memutuskan berkeliling tempat yang dulu merupakan markas kelompok Teratai merah.

Matanya berhenti pada batu tulis yang berada disudut ruangan merah yang cukup besar.

"Ruangan Ketua Teratai merah". Dia membaca dalam hati. Ada beberapa nama yang tertulis di batu itu namun satu nama yang menjadi perhatiannya.

"Mentari, ketua Teratai merah generasi ke 6". Dia berfikir sejenak. "Jadi bibi adalah ketua teratai merah". Gumamnya dalam hati.

Arkadewi memberanikan diri membuka pintu ruangan merah itu, dia melangkah masuk namun tidak menemukan apa apa kecuali debu yang menumpuk menandakan ruangan itu sudah lama tidak digunakan.

Ketika akan melangkah keluar dia menghentikan langkahnya ketika melihat sebuah gaun besar nan indah. Sebagai seorang wanita Arkadewi tentu sangat tertarik sesuatu yang indah.

"Malwageni". Dia membaca tulisan kecil digaun itu.

"Bukankah Malwageni adalah sebuah kerajaan kuno dimasa lalu? bagaimana bibi bisa memiliki pakaian dari kerajaan Malwageni". Arkadewi semakin bingung.

Dia menyentuh pakaian yang sudah rapuh itu. "Kain ini sangat bagus, apakah bibi adalah Ratu atau selir raja? namun bagaimana bisa, jika dia memang ratu Malwageni umurnya sudah ribuan tahu. Apa mungkin manusia bisa hidup selama itu?". Gumamnya dalam hati.

Arkadewi mengambil gulungan yang berada di sebelah gaun itu dan membacanya. Raut wajahnya tersentak kaget setelah membaca gulungan itu. Dia meletakan gulungan itu dengan tergesa gesa.

Arkadewi melangkah keluar ruangan cepat, sudah hilang keinginannya keliling tempat itu setelah membaca gulungan itu.

***

Mentari menatap Arya yang tertidur di tanah dengan wajah pucat, nafasnya tersengal menandakan tenaganya sudah hampir habis.

"Bangun" Ucap Mentari dingin sambil memegang sebuah ranting ditangannya.

"Aku sudah hampir mencapai batasnya, apakah bibi tidak mendengar apa yang aku katakan. Sampai kapanpun aku tidak ingin mempelajari ilmu kanuragan. Jika bibi mengancam membunuhku maka lakukanlah". Ucap Arya sudah tidak peduli.

Arya kembali mengingat saat pagi tadi dibangunkan Mentari. Dia memaksa Arya untuk mengikutinya atau dia akan membunuhnya.

Arya terpaksa mengikuti Mentari dan ternyata Mentari memaksanya mempelajari ilmu kanuragan untuk mengendalikan apa yang ada ditubuhnya.

Mentari bahkan masih terus memaksanya walaupun tubuhnya sudah mencapai batasnya.

"Kau pikir aku hanya mengancammu?" Mentari melepaskan aura yang sangat besar dan menekan Arya, dia mengeluarkan kerikil kerikil kecil dan langsung menyerang Arya.

"Dia benar benar ingin membunuhku". Arya bangkit dan mencoba menghindar namun sudah terlambat, kerikil kecil itu melesat dengan kecepatan tinggi.

Raut Wajah Mentari sempat terlihat cemas sebelum kerikil itu berhenti di udara akibat aura yang meluap dari tubuh Arya. Dia tersenyum lega sambil menarik kembali kerikil itu.

"Akhirnya kau menampakan diri Naga api". Ucap Mentari dalam pikiran Arya.

"Lama tak bertemu kau semakin menakutkan Dewi racun bahkan kau hampir membunuh keturunanmu sendiri".

"Jaga ucapanmu!". Mentari membentak Naga api.

"Tak perlu khawatir aku sudah menutup semua indra pendengarannya, percakapan kita tak mungkin didengarnya".

Mentari terlihat sedikit lega setelah mendengar ucapan Naga api.

"Kau sama bodohnya dengan tuanmu Naga api". Ejek Mentari.

"Bukankah wanita yang mencintainya yang lebih bodoh? Apa hidup ribuan tahun membuatmu lupa jika kau adalah selir Malwageni?". Balas Naga api.

Mentari sebenernya ingin langsung menyerang Naga api, dengan kekuatannya bukan mustahil menyegel Naga api namun dia teringat pada Arya yang merupakan keturunannya bersama Sabrang.

"Lupakan masa lalu, aku ingin bicara denganmu". Mentari melepaskan aura yang sangat besar untuk menekan Naga api.

"Kau?? bagaimana kau bisa menguasai Cakra manggilingan dan Energi bumi?". Ucap Naga api terkejut.

"Kau lupa aku selirnya?". Balas Mentari.

Mentari sengaja melepaskan auranya untuk mengancam Naga api, dia ingin Naga api menjaga keturunannya.

"Kau jelas sudah mengetahui mengenai ramalan tentang kebangkitan mahluk terkuat masa lalu. Ribuan tahun aku memperhatikan semua keturunan Yang mulia raja baik keturunannya bersama ratu maupun keturunanku namun aku tidak menemukan tanda tanda anak dalam ramalan itu dan kali ini aku cukup terkejut kau memilih Arya sebagai tuanmu. Kuharap dialah anak dalam ramalan itu karena tanda tanda kebangkitan mahluk itu semakin nyata".

"Aku hanya memiliki satu tuan dan dia adalah Sabrang damar". Ucap Naga api protes.

"Kau tak pernah berubah Naga api, dulu kau pun tak pernah mengakui Yang mulia sebagai tuanmu".

Naga api terdiam mendengar jawaban Mentari. "Apa yang kau inginkan?". Tanya Naga api.

"Dia memiliki tubuh 7 bintang seperti Yang mulia, aku ingin kau membantunya menjadi pendekar kuat seperti Yang mulia dulu. Dengan tubuh itu dia akan menjadi incaran para pendekar dunia persilatan". Pinta Mentari.

"Dia berbeda dengan Sabrang, walau dia memiliki bakat yang jauh lebih besar dari Sabrang namun dia tidak memiliki tekad sebesar Sabrang. Dia sangat membenci dunia persilatan setelah kejadian itu".

Mentari mengernyitkan dahinya dan mengingat kejadian saat Arya berusia enam tahun. Kejadian kelam itu sangat membekas di kepalanya hingga saat ini.

Mentari menarik nafas panjang sebelum berbicara "Aku akan mencoba mengobati trauma masa lalunya itu, aku yakin dalam dirinya dia sangat mencintai dunia persilatan karena dia adalah keturunan Raja bodoh itu. Jika aku berhasil menariknya ke dunia persilatan kuharap kau membimbingnya".

"Apa aku tidak salah mendengar kau memohon padaku? apa kau lupa dulu kau pernah menyegelku?".

"Kau masih mengingatnya? tak kusangka kau pendendam". Mentari tertawa pelan sebelum melanjutkan ucapannya.

"Dengar Naga api, banyak masalah yang lebih besar daripada hubungan buruk kita dimasa lalu dan jangan pernah kau lupakan jika aku adalah orang yang dicintai Tuanmu!. Ku harap kau mau membantu Arya, hanya dia harapan kita satu satunya untuk menghentikan mahluk itu. Jika dia sudah siap maka aku akan memberinya petunjuk menuju telaga khayangan api untuk menunggu kebangkitan Pusaka Megantara".

Naga api terdiam mendengar ucapan Mentari, bagaimanapun dia sempat berjanji pada Sabrang untuk menjaga keturunannya.

"Lakukan sesukamu". Ucap Naga api tak perduli.

"Namun kuperingatkan kau untuk tidak merasukinya atau aku akan menyegelmu selamanya". Ancam Mentari.

Naga api terdengar terkekeh sebelum menghilang.

***

Arya terbangun setelah Naga api menghilang, dia menatap heran Mentari dan mengingat kembali kejadian sebelum dia tak sadarkan diri.

"Bangun dan ambil kembali ranting itu, kau beruntung sesuatu didalam tubuhmu melindungimu dari seranganku namun jangan pernah berharap kau beruntung dua kali". Mentari kembali menggunakan Cakra manggilingan untuk menyerap energi yang diberikan Sabrang padanya, Energi Banaspati.

"Wanita ini benar benar sudah gila, apa yang sebenarnya dia inginkan dariku". Umpat Arya dalam hati. Dia terpaksa mengambil ranting dan melompat mundur saat Mentari mulai menyerangnya.

"Aku menepati janjiku padamu Yang mulia, jika urusanku sudah selesai aku akan menyusulmu". Gumam Mentari dalam hati.

Terpopuler

Comments

putra

putra

27 like

2022-11-04

1

Pulau Batam

Pulau Batam

makin menarik nih

2021-12-04

0

Prb Kertapati

Prb Kertapati

Bila keturunan Sabrang kawin dng keturunan Wardhana......... apa jadinya....👍👍👍

2021-07-21

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Arya Wijaya
3 Pengejaran Perguruan Tengkorak Merah
4 Kemampuan Arya Wijaya
5 Ramalan Kehancuran Dunia Persilatan
6 Kitab Naga Api Abadi
7 Aura aneh Arya Wijaya
8 Sisi Lain Arya Wijaya
9 Sisi Lain Arya Wijaya II
10 Kemunculan Pusaka Pedang Megantara
11 Serat Malwageni
12 Dewi Racun
13 Masa Lalu Dewi Racun
14 Kemunculan Pria Misterius
15 Pendekar Terkuat Masa Lalu
16 Pendekar Terkuat Masa Lalu II
17 Perkembangan Arya Wijaya
18 Kebangkitan Pusaka Terkuat
19 Kebangkitan Pusaka Terkuat II
20 Menuju Bukit Cetho
21 Jurus Badai Api Neraka
22 Rencana menyusup ke Keraton Majapahit
23 Kenyataan Masa Lalu
24 Lembah Tanpa Cahaya
25 Hibata
26 Energi Naga Api
27 Air Terjun Lembah Pelangi
28 Arya Kembali
29 Keputusan Arya Wijaya
30 Rubah Putih
31 Jurus Pedang Jiwa
32 Misi mustahil Arkadewi
33 Awal Pengembaraan Arya
34 Rencana Arya Wijaya
35 Tinju Kilat Hitam
36 Pertemuan kembali
37 Rencana yang dibuat Wardhana
38 Organisasi Dunia Baru Mulai Bergerak
39 Membunuh tanpa Ampun
40 Prajurit rambut putih
41 Arkadewi dalam Bahaya
42 Kemarahan Arya Wijaya
43 Kelompok Latimojong
44 Undangan Rubah Putih
45 Iblis Dalam Tubuh
46 Kekuatan Misterius
47 Keberadaan Sabrang Damar
48 Memasuki Gua Srunggo
49 Memasuki Gua Srunggo II
50 Efek Jurus Mengendalikan Waktu
51 Efek Jurus Mengendalikan Waktu II
52 Misteri Kematian Wardhana
53 Ruang Dimensi Api
54 Keturunan Wardhana
55 Bangkitnya Mata Terkuat I
56 Bangkitnya Mata Terkuat II
57 Arya vs Tengkorak Merah
58 Pernyataan Cinta Arya
59 Terjebak di Dasar Jurang
60 Rencana Tersembunyi Sang Patih Malwageni
61 Dewi Kematian
62 Pusaka Pisau Naga Emas
63 Perangkap Besar Wardhana
64 Perangkap Besar Wardhana II
65 Tebing Kelam Dieng
66 Rahasia Kitab Lembah Terlarang Api Merah
67 Masa Lalu Arya
68 Pengumuman
69 Keberadaan Wardhana
70 Pertemuan Kembali
71 Pertemuan Kembali II
72 Pusaka Terakhir
73 Pengkhianat Malwageni
74 Tawaran Kerjasama
75 Sebuah Rencana Besar
76 Dunia Tak Bertuan
77 Lembah Merah Dieng
78 Pendekar Sayap Iblis
79 Wardhana Mulai Bergerak
80 Sabrang vs Li You Fei I
81 Sabrang vs Li You Fei II
82 Masa Lalu Emmy
83 Pertarungan di dasar Jurang Bintang Langit
84 Kekuatan Lingga
85 Pusaka Terakhir Dunia Tak Bertuan
86 Jalan Hidup Arkadewi
87 Kepingan Terakhir itu Bernama Arkadewi
88 Jebakan Arkadewi
89 Pesan Yasha Wirya
90 Wisanggeni
91 Tengkorak Merah Menyerang
92 Sabrang vs Tara Jingga
93 Kitab Sabdo Loji I
94 Kitab Sabdo Loji II
95 Mata Bulan Moris
96 Rahasia Gerbang Kedelapan
97 Moris vs Lakeswara I
98 Moris vs Lakeswara II
99 Minak Jinggo dan Moris Terdesak
100 Ruh Suci Penjaga Nusantara
101 Pendekar Misterius di Masa Lalu
102 Bangkitnya Ruh Suci Penjaga Nusantara
103 Sabrang vs Lakeswara I
104 Sabrang vs Lakeswara II
105 Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa
106 Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa II
107 Latihan Aneh Arya Wijaya
108 Kekuatan Alami Arya
109 Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga I
110 Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga II
111 Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan
112 Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan II
113 Awal Mula Kehancuran Dimensi Tak Bertuan
114 Rencana Besar Jaka Buana
115 Rencana Besar Dimulai
116 Arkadewi Dalam Bahaya
117 Bunga Cahaya Perak
118 Lingga vs Pendekar Sula Geni
119 Lingga vs Pendekar Sula Geni II
120 Ketua Bunga Cahaya Perak
121 Ketua Bunga Cahaya Perak II
122 Arkadewi vs Jaka Buana I
123 Arkadewi vs Jaka Buana II
124 Arkadewi vs Jaka Buana III
125 Arkadewi vs Jaka Buana IV
126 Arkadewi vs Jaka Buana V
127 Serangan Balik Arkadewi
128 Bangkitnya Cakra Loji
129 Sabrang Terdesak
130 Kekuatan Jaka Buana
131 Ingatan Naga Api
132 Api Suci Sula
133 Api Suci Sula II
134 Dimensi Pusat Waktu
135 Pesan Misterius dari Masa Lalu
136 Sang Penjaga Alur Waktu
137 Jebakan Jaka Buana
138 Ruh Wisanggeni Sang Penjaga Dimensi Sula
139 Bulan Darah I
140 Bulan Darah II
141 Bulan Darah III
142 Bulan Darah IV
143 Bulan Darah V
144 Bulan Darah VI
145 Bulan Darah VII
146 Ekstra Bab I : Pengorbanan Arya
147 Pengumuman Novel Baru Sabdo Loji
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Prolog
2
Arya Wijaya
3
Pengejaran Perguruan Tengkorak Merah
4
Kemampuan Arya Wijaya
5
Ramalan Kehancuran Dunia Persilatan
6
Kitab Naga Api Abadi
7
Aura aneh Arya Wijaya
8
Sisi Lain Arya Wijaya
9
Sisi Lain Arya Wijaya II
10
Kemunculan Pusaka Pedang Megantara
11
Serat Malwageni
12
Dewi Racun
13
Masa Lalu Dewi Racun
14
Kemunculan Pria Misterius
15
Pendekar Terkuat Masa Lalu
16
Pendekar Terkuat Masa Lalu II
17
Perkembangan Arya Wijaya
18
Kebangkitan Pusaka Terkuat
19
Kebangkitan Pusaka Terkuat II
20
Menuju Bukit Cetho
21
Jurus Badai Api Neraka
22
Rencana menyusup ke Keraton Majapahit
23
Kenyataan Masa Lalu
24
Lembah Tanpa Cahaya
25
Hibata
26
Energi Naga Api
27
Air Terjun Lembah Pelangi
28
Arya Kembali
29
Keputusan Arya Wijaya
30
Rubah Putih
31
Jurus Pedang Jiwa
32
Misi mustahil Arkadewi
33
Awal Pengembaraan Arya
34
Rencana Arya Wijaya
35
Tinju Kilat Hitam
36
Pertemuan kembali
37
Rencana yang dibuat Wardhana
38
Organisasi Dunia Baru Mulai Bergerak
39
Membunuh tanpa Ampun
40
Prajurit rambut putih
41
Arkadewi dalam Bahaya
42
Kemarahan Arya Wijaya
43
Kelompok Latimojong
44
Undangan Rubah Putih
45
Iblis Dalam Tubuh
46
Kekuatan Misterius
47
Keberadaan Sabrang Damar
48
Memasuki Gua Srunggo
49
Memasuki Gua Srunggo II
50
Efek Jurus Mengendalikan Waktu
51
Efek Jurus Mengendalikan Waktu II
52
Misteri Kematian Wardhana
53
Ruang Dimensi Api
54
Keturunan Wardhana
55
Bangkitnya Mata Terkuat I
56
Bangkitnya Mata Terkuat II
57
Arya vs Tengkorak Merah
58
Pernyataan Cinta Arya
59
Terjebak di Dasar Jurang
60
Rencana Tersembunyi Sang Patih Malwageni
61
Dewi Kematian
62
Pusaka Pisau Naga Emas
63
Perangkap Besar Wardhana
64
Perangkap Besar Wardhana II
65
Tebing Kelam Dieng
66
Rahasia Kitab Lembah Terlarang Api Merah
67
Masa Lalu Arya
68
Pengumuman
69
Keberadaan Wardhana
70
Pertemuan Kembali
71
Pertemuan Kembali II
72
Pusaka Terakhir
73
Pengkhianat Malwageni
74
Tawaran Kerjasama
75
Sebuah Rencana Besar
76
Dunia Tak Bertuan
77
Lembah Merah Dieng
78
Pendekar Sayap Iblis
79
Wardhana Mulai Bergerak
80
Sabrang vs Li You Fei I
81
Sabrang vs Li You Fei II
82
Masa Lalu Emmy
83
Pertarungan di dasar Jurang Bintang Langit
84
Kekuatan Lingga
85
Pusaka Terakhir Dunia Tak Bertuan
86
Jalan Hidup Arkadewi
87
Kepingan Terakhir itu Bernama Arkadewi
88
Jebakan Arkadewi
89
Pesan Yasha Wirya
90
Wisanggeni
91
Tengkorak Merah Menyerang
92
Sabrang vs Tara Jingga
93
Kitab Sabdo Loji I
94
Kitab Sabdo Loji II
95
Mata Bulan Moris
96
Rahasia Gerbang Kedelapan
97
Moris vs Lakeswara I
98
Moris vs Lakeswara II
99
Minak Jinggo dan Moris Terdesak
100
Ruh Suci Penjaga Nusantara
101
Pendekar Misterius di Masa Lalu
102
Bangkitnya Ruh Suci Penjaga Nusantara
103
Sabrang vs Lakeswara I
104
Sabrang vs Lakeswara II
105
Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa
106
Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa II
107
Latihan Aneh Arya Wijaya
108
Kekuatan Alami Arya
109
Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga I
110
Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga II
111
Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan
112
Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan II
113
Awal Mula Kehancuran Dimensi Tak Bertuan
114
Rencana Besar Jaka Buana
115
Rencana Besar Dimulai
116
Arkadewi Dalam Bahaya
117
Bunga Cahaya Perak
118
Lingga vs Pendekar Sula Geni
119
Lingga vs Pendekar Sula Geni II
120
Ketua Bunga Cahaya Perak
121
Ketua Bunga Cahaya Perak II
122
Arkadewi vs Jaka Buana I
123
Arkadewi vs Jaka Buana II
124
Arkadewi vs Jaka Buana III
125
Arkadewi vs Jaka Buana IV
126
Arkadewi vs Jaka Buana V
127
Serangan Balik Arkadewi
128
Bangkitnya Cakra Loji
129
Sabrang Terdesak
130
Kekuatan Jaka Buana
131
Ingatan Naga Api
132
Api Suci Sula
133
Api Suci Sula II
134
Dimensi Pusat Waktu
135
Pesan Misterius dari Masa Lalu
136
Sang Penjaga Alur Waktu
137
Jebakan Jaka Buana
138
Ruh Wisanggeni Sang Penjaga Dimensi Sula
139
Bulan Darah I
140
Bulan Darah II
141
Bulan Darah III
142
Bulan Darah IV
143
Bulan Darah V
144
Bulan Darah VI
145
Bulan Darah VII
146
Ekstra Bab I : Pengorbanan Arya
147
Pengumuman Novel Baru Sabdo Loji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!