Setelah kemunculan pria misterius didalam hutan, Mentari semakin keras pada Arya. Dia tidak tau apakah pria itu berniat baik atau buruk pada Arya sehingga dia harus secepatnya mengajarkan ilmu kanuragan padanya.
Latihan keras yang diajarkan Mentari pada Arya membuat gerakan tubuhnya semakin cepat walaupun belum ada satupun jurus yang dikuasainya.
Arya masih menyerang secara serampangan mengikuti instingnya.
Hingga dimalam kedua atau satu malam sebelum purnama mencapai puncaknya, saat Arya terlelap dalam tidurnya akibat kelelahan setelah berlatih bersama Mentari dia didatangi seseorang dalam mimpinya.
Seorang pria setengah baya yang menggunakan pakaian kebesaran kerajaan itu tersenyum lembut padanya.
"Apakah kita saling mengenal?". Tanya Arya penasaran, dia merasa tidak mengenali pria itu namun sepertinya orang dihadapannya itu sangat mengenal dirinya.
Pria itu menoleh kearah kobaran api yang berada disebelah Arya.
"Terima kasih Naga api, berkat bantuanmu aku bisa bertemu dengannya". Ucap Pria itu pelan sambil mendekati Arya.
"Aku meminta Naga api menyimpan sedikit energi kehidupanku untuk digunakan saat situasi sedikit mendesak, sepertinya Naga api menganggap inilah saatnya. Aku tak memiliki banyak waktu karena energiku terbatas, ada yang harus kubicarakan denganmu".
Pria itu melepaskan aura hitam dari tubuhnya sebelum membentuk ribuan energi keris diudara.
"Namun sebelum itu ada yang harus kupastikan sebelum bicara denganmu". Pria itu tiba tiba bergerak cepat menyerang Arya. Melihat gerakan pria itu, Naga api langsung masuk kedalam tubuh Arya dan melepaskan aura Banaspati.
Pria itu terpaksa melompat mundur untuk menghindari kobaran api yang siap membakarnya.
"Kau mengkhianatiku Naga api?" ucap pria itu terkekeh, dia menutup matanya sesaat sebelum tubuhnya juga mengeluarkan kobaran api walaupun jauh lebih kecil dari milik Arya.
"Tak salah kau dijuluki pendekar terhebat yang pernah dimiliki Nuswantoro, ini pertama kalinya kita saling berhadapan. Bukankah ini menarik?" ucap Naga api bersemangat.
"Anom, kau masih bisa bertarung?". Tanya pria itu dalam pikirannya.
"Dengan senang hati tuan" jawab Anom.
"Baiklah mari kita lihat apa benar anak ini adalah anak dalam ramalan itu". Pria itu kembali bergerak dengan kecepatan tinggi, mata birunya perlahan bersinar terang seiring dengan gerakannya yang semakin cepat.
Arya yang mendapat serangan tiba tiba terlihat tak siap, dia hanya bisa melompat mundur dan menghindat tanpa bisa menyerang balik. Setiap gerakan atau serangan yang coba dia lakukan seolah terbaca oleh mata pria itu.
"Siapa dia sebenarnya?" umpat Arya kesal. Beberapa hari ini dia selalu bertemu orang aneh dimulai dari Arkadewi, Mentari dan kini pria misterius yang terus menyerangnya dengan nafsu membunuh.
"Tak usah pikirkan siapa dia, saat ini fokuslah menghadapinya karena aku sangat mengenal pendekar gila ini". Naga api kembali melepaskan auranya untuk sedikit menekan pria itu walau dia tau semua itu tidak terlalu berarti dihadapannya.
Saat Arya mulai terdesak tiba tiba dia mengingat jurus pedang yang dia baca dikitab yang selalu dibawanya.
Arya memperlambat gerakannya sebelum merapal jurus Api abadi. Arya membentuk pedang energi ditangannya dan bergerak menyerang.
Pria itu sedikit terkejut setelah mengenali jurus yang digunakan Arya.
"Jurus api abadi? kau benar benar membuatku terkejut". Pria itu memunculkan sebuah keris ditangannya dan beberapa energi keris diudara.
Arya menyerang dengan kecepatan tinggi, dia berusaha mendesak lawannya sekuat tenaga namun lagi lagi semua serangannya dapat dipatahkan dengan mudah.
"Mata bulannya sudah ditahap sempurna, kau tak akan bisa menghadapinya dengan cara biasa". Ucap Naga api.
Arya terus bergerak menyerang dan sesekali menghindari serangan serangan Anom.
Ketika dia melompat kesisi kiri untuk menghindari serangan energi keris, pria itu bergerak mendekat dan memutar tubuhnya.
"Sial, dia cepat sekali". Arya berusaha menghindar namun tinju kilat hitam lebih dulu mengenainya. Dia terdorong mundur beberapa langkah sambil memegangi perutnya yang terasa sakit.
"Gerakanmu lumayan cepat namun tak membuktikan apa apa" ucap pria itu sambil menggeleng pelan. "Apakah kau semakin lemah Naga api?". Pria itu mengejek Naga api.
Naga api mengumpat dalam hati, bukan dia yang semakin melemah namun pria dihadapannya yang sangat kuat. Ditambah kondisi Arya yang belum menguasai ilmu kanuragan apapun membuatnya tidak bisa memaksimalkan kekuatan Naga api.
"*Ka**u tak akan bisa menghadapinya dengan cara biasa*".
Ucapan Naga api kembali terngiang dipikiran Arya, dia terus memikirkan bagaimana menyerang pria dihadapannya dengan cara yang tidak biasa.
Arya kembali mencoba menekan pria itu dengan jurus jurus yang dia baca dikitabnya namun tak satupun yang berhasil mengenainya. Saat dia mulai pasrah, Arya teringat percakapan terakhirnya dengan kakek tua yang ditemuinya dihutan.
"Kau menguasai Cakra Manggilingan tingkat sempurna?". Ucapan kakek itu membekas diingatannnya .
Arya mulai menarik seluruh energi disekitarnya. Dia tidak tau apakah ini Ajian Cakra manggilingan namun Arya baru menyadari bisa menarik energi disekitarnya saat berumur 10 tahun.
Pria itu tersentak kaget saat energinya ikut terserap, dia mencoba menjaga jarak namun tiba tiba Arya telah muncul didekatnya dan berusaha mencengram lengannya.
Merasa dalam bahaya, pria itu memaksakan mata bulannya untuk membaca gerakan Arya namun Arya terlihat semakin cepat.
Ketika energinya semakin banyak yang terserap, pria itu merapal jurus andalannya.
"Jurus pedang pemusnah raga?, apa dia sudah gila" Naga api mengumpat dalam hati, dia berusaha melindungi Arya dari serangan berbahaya itu.
Saat pria itu mulai bergerak dan mendekat dengan cepat tiba tiba sebuah serangan mengarah padanya. Dia membentuk perisai es untuk menangkis serangan tenaga dalam yang terarah padanya. butuh bongkahan es yang cukup besar sampai serangan itu berhenti.
"Ajian lebur sukma?" pria itu tampak terkejut sebelum sebuah pukulan mendarat tepat diwajahnya.
"Anda masih saja bodoh!". Ucap seorang wanita dengan wajah penuh amarah.
"Selirku?". Sabrang tampak terkejut melihat Mentari hadir dalam pikiran Arya.
"Bagaimana kau bisa masuk dalam jurusku?". Sabrang menatap wanita yang sangat dicintainya itu.
"Anda tak berfikir jika dalam ribuan tahun ini hamba tidak belajar apa apa bukan?". Mentari berlutut dihadapan Sabang memberi hormat.
"Bibi?". Arya semakin bingung saat melihat Mentari mengenal pria yang menyerangnya.
"Dia adalah tuanku sebelumnya, pendekar terkuat Nuswantoro yang juga raja Malwageni, Sabrang Damar".
Arya Wijaya tersentak kaget saat mendengar nama yang selama ini sangat dibencinya.
Arya wijaya tiba tiba melepaskan aura besar sebelum bergerak menyerang namun Mentari bergerak lebih cepat. Dia melepaskan aura yang tak kalah besar dan mencengkram lengan Arya. Mentari memutar tubuh Arya dan menotoknya dibeberapa titik yang membuat aura yang meluap kembali menghilang.
"Jaga sikapmu". Tatapan tajam Mentari sedikit menciutkan nyalinya. Arya menundukan kepalanya setelah menatap mata Mentari.
"Jangan terlalu keras padanya, kau terlihat makin cantik saat wajahmu sedang menahan amarah". Goda Sabrang pada selir kesayangannya itu.
Mentari membuang wajahnya seperti yang sering dia lakukan dulu saat Sabrang memujinya untuk menutupi wajahnya yang memerah.
***
"Orang tuaku meninggal saat aku baru dilahirkan, aku hidup dalam pelarian bersama guruku. Saat itu aku merasa sangat marah setelah mengetahui kedua orang tuaku dibunuh dengan kejam. Aku sangat marah pada dunia persilatan sampai pernah ingin menghancurkannya dan membunuh semua orang yang terlibat pembunuhan kedua orang tuaku namun beberapa orang menyadarkanku termasuk wanita cantik ini". Ucap Sabrang pelan.
Arya mengumpat dalam hati, bukan karena kehadiran orang yang sangat dibencinya itu namun karena Sabrang yang menjelaskan masa lalunya sambil tidur dipangkuan Mentari. Sabrang seolah tidak peduli akan kehadiran Arya, dia sesekali merayu Mentari dan menyentuh wajah cantik wanita itu.
"Apakah mereka bodoh? memperlihatkan adegan tidak senonoh dihadapan pemuda sepertiku seenaknya". Umpat Arya.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Api di Bumi Majapahit sementara memang saya update satu hari sekali karena proses update ABM sedikit lama dan rumit.
Saya harus memastikan tidak ada informasi atau spoiler penting alur cerita Pedang Naga Api yang bocor disini sebelum saya update.
Ada yang sempat protes sama saya karena akhirnya di ABM saya memberi petunjuk jika Sabrang menjadi raja Malwageni.
Informasi Sabrang menjadi raja bukan informasi yang harus saya tutupi karena sejak awal penggambaran Sabrang memang sebagai putra mahkota yang ingin merebut kerajaannya kembali jadi semua pasti sudah bisa menebak jika Sabrang akhirnya akan menjadi Raja.
Mengenai kemunculan Mentari yang ternyata adalah selir Sabrang memang saya sengaja agar reader menebak nebak siapa sebenarnya Ratu yang dipilih Sabrang.
Untuk Chapter bonus akan saya berikan jika posisi ABM semakin baik di rank...
terakhir terima kasih atas segala dukungannya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Mas Aria
Thor yg like banyak tolong aktif LG up nya ya
2022-08-20
1
Mas Bos
baca kisah ABM sambil ngayal
di mana bisa dapet air kehidupan
supoyo hidup ribuan tahun
2021-12-11
0
Arashy
Diemin aja thor..tinggal pda baca aja ribet..klu ga suka ga usah baca..tinggal skip baca yg laen..gtu aja kok repot. Maju terus pantang mundur thor..
2021-09-24
0