Dewi Racun

Arkadewi terpaksa menoleh, dia masih ingin menyelesaikan masalah dengan cara damai. Bagaimanapun akan sangat sulit menghadapi mereka sambil melindungi Arya.

"Sepertinya anda salah mengenali orang tuan". Arkadewi membua capingnya.

"Dia putri ketua perguruan angin biru kakang!. Mimpi apa kita tadi malam menemukan harta berharga ditempat ini". Ucap salah satu pendekar kalajengking hitam.

Arkadewi mengumpat dalam hati, kali ini dia benar benar dalam masalah. Bukan rahasia lagi jika Tengkorak merah menghargai kepalanya sangat mahal.

"Aku akan melupakan semua masalah ini jika kalian tidak mengusikku atau ayahku akan mengurus kalian". Ancam Arkadewi.

"Kau mengancamku nona? mungkin ayahmu adalah pendekar terkuat saat ini namun jika kau menghilang apa dia akan tau siapa yang membunuhmu?" Pendekar itu tertawa keras sambil memberi tanda pada teman temannya untuk menangkap Arkadewi.

Para pendekar itu mulai mengepung Arkadewi. Mereka berencana menangkap Adkadewi dan menyerahkannya pada perguruan tengkorak merah untuk mendapatkan hadiah.

"Saat aku menyerang mereka, larilah sejauh mungkin". Arkadewi mulai mencabut pedangnya.

"Baik, berhati hatilah". Ucap Arya polos.

"Apa kau begitu takut mati hah? sampai meninggalkan seorang gadis yang sedang terdesak". Arkadewi tersulut emosinya setelah mendengar Arya dengan polosnya mau meninggalkan dia.

"Kau yang memintaku bukan? apa aku salah?". Ucap Arya tak mau kalah.

Namun tiba tiba Arya menarik tubuh Arkadewi kebelakang ketika sebuah pedang hampir mengenai Arkadewi. Dia memutar lengannya dan menangkis pedang itu dengan tangan kosong.

Gerakan Arya sedikit mengejutkan pendekar yang menyerangnya, dia memberi tanda teman temannya untuk membantu menyerang.

Saat para pendekar itu mulai menyerang tiba tiba beberapa batu kecil melesat kearah mereka dengan kecepatan tinggi. Batu batu itu mengandung racun dan tenaga dalam yang sangat besar.

Pendekar yang terkena serangan batu itu roboh seketika dengan wajah menghitam.

"Racun mawar hitam?". Salah satu pendekar mengenali jenis racun yang menyerang temannya. Dia menoleh kearah serangan berasal dan menemukan seorang wanita cantik sedang memainkan beberapa batu ditangannya.

"Berani menyentuh anak itu, kubunuh kalian semua". Wanita itu melepaskan aura yang sangat besar dan menekan para pendekar kalajengking hitam.

Arya menatap wanita cantik itu takjub, kecantikannya bahkan jauh diatas Arkadewi. Dia yakin semua pria yang menatapnya akan langsung jatuh hati pada wanita misterius itu.

Wanita itu tersenyum ramah pada Arya sambil melangkah mendekatinya. Kursi dan meja yang ada disekitarnya melayang diudara akibat tekanan aura yang meluap dari tubuhnya.

"Ikut denganku, kau akan menjadi sangat berbahaya jika tidak mampu mengendalikan kekuatanmu". Ucap Wanita itu pelan.

"Kekuatanku? kau mengetahui apa yang ada didalam tubuhku?". Arya mengernyitkan dahinya.

"Bukan hanya mengetahui tapi aku sangat mengenal apa yang ada ditubuhmu".

Wanita itu kemudian menatap tajam para pendekar yang mematung ketakutan.

"Apa kalian masih ingin melanjutkan pertarungan?". Tanyanya sinis.

"Si..siapa kau sebenarnya? hanya ada satu pendekar yang mampu mengendalikan racun mawar hitam. Pendekar masa lalu yang dijuluki Dewi racun". Tanya pendekar itu terbata bata.

"Jika aku katakan bahwa akulah dewi racun itu, apakah kalian akan percaya?". Wanita itu tersenyum penuh makna.

Pendekar itu menggeleng pelan, dia merasa tidak mungkin dewi racun masih hidup. Jika Mentari sang dewi racun masih hidup maka umurnya saat ini sudah ribuan tahun.

"Kalian terlalu banyak bicara saat hatiku sedang buruk. Pergi dari sini atau kau akan bernasib seperti temanmu". Ancam Wanita itu .

Tanpa pikir panjang pendekar dari kalajengking hitam pergi setelah wanita itu selesai bicara, mereka sadar bukan pilihan tepat melawannya.

Wanita itu kemudian menatap Adkadewi sesaat sebelum kembali menatap Arya.

"Kau mengingatkanku dengan seseorang yang kucintai, semoga kau bukan mata keranjang". Wanita itu menarik lengan Arya dan mengajaknya pergi.

Arkadewi tiba tiba menahannya membuat Wanita itu sedikit tersinggung.

"Kau mau mencoba menyinggungku nona?". Wanita itu menatap tajam Arkadewi.

"Maaf bibi, bukan maksudku untuk menyinggung anda namun sibodoh ini harus kubawa ke Bukit Cetho untuk menyembuhkan luka dalamnya". Jawab Arkadewi hati hati karena dia yakin ilmu kanuragan wanita dihadapannya setara dengan ayahnya.

"Luka dalam?". Wanita itu menarik Arya dan memeriksa lengannya.

"Dasar bodoh! tubuhmu akan hancur jika kau memaksa menekannya". Wanita itu menarik nafas panjang sebelum melanjutkan ucapannya.

"Kau tau nona, apa yang ada didalam tubuhnya bisa membahayakan dirimu. Aku akan mencoba mengajarinya mengendalikan kekuatan dalam tubuhnya". Wanita itu kembali menarik lengan Arya namun Arya menarik lengannya.

"Aku tidak tau bibi siapa namun aku tidak tertarik sama sekali mempelajari ilmu kanuragan". Ucap Arya ketus.

"Aku akan tetap membawamu secara paksa". Tiba tiba wanita itu menotok beberapa bagian tubuh Arya.

"Apa yang kau lakukan?". Arya berusaha menggerakan tubuhnya namun tidak berhasil.

Wanita itu menggendong tubuh Arya dan melangkah pergi.

"Jika kau mencoba menghentikanku maka lupakanlah". Ucap Wanita itu dingin.

"Aku tak akan menghentikanmu namun bolehkah aku ikut? bagaimanapun dia temanku".

Wanita itu terlihat menarik nafas panjang "Jangan sampai kau tertinggal, aku tak berniat menunggumu". Tepat setelah dia menyelesaikan ucapannya tubuhnya melesat cepat.

"Sial". Umpat Arkadewi sambil melesat mengikuti wanita misterius itu.

***

Setelah melewati hutan dan menyebrangi beberapa sungai, wanita itu menghentikan langkahnya disebuah lembah. Dia melangkah masuk kedalam gua yang cukup besar.

"Apakah bibi tinggal disini?". Tanya Arkadewi pelan.

"Dulu tempat ini milik kelompok teratai merah, kadang berumur panjang membuatmu tersiksa karena menyaksikan orang yang kau sayang meninggalkanmu". Ucap Wanita itu pelan. Ada kesedihan yang terkandung disuaranya.

Mata Arkadewi terbelakak saat berada diujung gua, dia melihat beberapa bangunan megah dan besar dengan corak warna merah.

Wanita itu meletakan tubuh Arya disebuah batu besar sebelum membebaskan totokannya.

"Apa yang sebenarnya bibi pikirkan? memaksa orang untuk ikut denganmu". Ucap Arya kesal.

Wanita itu mengambil beberapa buah buahan dan memberikannya pada Arya dan Adkadewi.

"Makanlah, kau membutuhkan tenaga yang besar untuk mengendalikan Naga api". Ucap Wanita itu.

"Sudah katakan berkali kali aku tidak tertarik". Bentak Arya kesal.

"Hei bodoh diamlah, apa mulutmu tidak bisa diam?". Arkadewi menatap tajam Arya. Dia merasa wanita misterius itu bisa menyembuhkan luka dalam Arya.

"Kalian sama saja, bagaimana aku bisa bertemu wanita kasar seperti kalian". Ucap Arya pelan sebelum sebuah pukulan mendarat ditubuhnya.

"Maaf bi kalau boleh tau siapa nama anda?". Tanya Arkadewi sopan.

"Namaku Mentari, kau boleh memanggilku bibi Mentari". Ucap Mentari sebelum dia duduk dan memejamkan matanya untuk bermeditasi.

"Mentari?". Arkadewi mengernyitkan dahinya, dia merasa pernah mendengar nama aneh itu.

Arkadewi menggaruk kepalanya karena dia tidak bisa mengingat nama itu.

Wajahnya menjadi buruk saat melihat Arya memakan buah yang diberikan Mentarj dengan lahap.

"Baru saja kau merengek minta pergi namun sekarang kau makan seperti tidak terjadi apa apa". Ejek Arkadewi.

"Lapar ya makan, itulah manusai". Ucap Arya dengan mulut yang penuh buah buahan.

Terpopuler

Comments

Nur Tini

Nur Tini

asyik

2023-10-17

2

Mat Grobak

Mat Grobak

pada nanya mentari msh hidup, sabrang juga kan masih hidup karena sabrang prnh bertemu Arya Wijaya saat usia 5 thn

2022-11-06

0

putra

putra

30 like

2022-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Arya Wijaya
3 Pengejaran Perguruan Tengkorak Merah
4 Kemampuan Arya Wijaya
5 Ramalan Kehancuran Dunia Persilatan
6 Kitab Naga Api Abadi
7 Aura aneh Arya Wijaya
8 Sisi Lain Arya Wijaya
9 Sisi Lain Arya Wijaya II
10 Kemunculan Pusaka Pedang Megantara
11 Serat Malwageni
12 Dewi Racun
13 Masa Lalu Dewi Racun
14 Kemunculan Pria Misterius
15 Pendekar Terkuat Masa Lalu
16 Pendekar Terkuat Masa Lalu II
17 Perkembangan Arya Wijaya
18 Kebangkitan Pusaka Terkuat
19 Kebangkitan Pusaka Terkuat II
20 Menuju Bukit Cetho
21 Jurus Badai Api Neraka
22 Rencana menyusup ke Keraton Majapahit
23 Kenyataan Masa Lalu
24 Lembah Tanpa Cahaya
25 Hibata
26 Energi Naga Api
27 Air Terjun Lembah Pelangi
28 Arya Kembali
29 Keputusan Arya Wijaya
30 Rubah Putih
31 Jurus Pedang Jiwa
32 Misi mustahil Arkadewi
33 Awal Pengembaraan Arya
34 Rencana Arya Wijaya
35 Tinju Kilat Hitam
36 Pertemuan kembali
37 Rencana yang dibuat Wardhana
38 Organisasi Dunia Baru Mulai Bergerak
39 Membunuh tanpa Ampun
40 Prajurit rambut putih
41 Arkadewi dalam Bahaya
42 Kemarahan Arya Wijaya
43 Kelompok Latimojong
44 Undangan Rubah Putih
45 Iblis Dalam Tubuh
46 Kekuatan Misterius
47 Keberadaan Sabrang Damar
48 Memasuki Gua Srunggo
49 Memasuki Gua Srunggo II
50 Efek Jurus Mengendalikan Waktu
51 Efek Jurus Mengendalikan Waktu II
52 Misteri Kematian Wardhana
53 Ruang Dimensi Api
54 Keturunan Wardhana
55 Bangkitnya Mata Terkuat I
56 Bangkitnya Mata Terkuat II
57 Arya vs Tengkorak Merah
58 Pernyataan Cinta Arya
59 Terjebak di Dasar Jurang
60 Rencana Tersembunyi Sang Patih Malwageni
61 Dewi Kematian
62 Pusaka Pisau Naga Emas
63 Perangkap Besar Wardhana
64 Perangkap Besar Wardhana II
65 Tebing Kelam Dieng
66 Rahasia Kitab Lembah Terlarang Api Merah
67 Masa Lalu Arya
68 Pengumuman
69 Keberadaan Wardhana
70 Pertemuan Kembali
71 Pertemuan Kembali II
72 Pusaka Terakhir
73 Pengkhianat Malwageni
74 Tawaran Kerjasama
75 Sebuah Rencana Besar
76 Dunia Tak Bertuan
77 Lembah Merah Dieng
78 Pendekar Sayap Iblis
79 Wardhana Mulai Bergerak
80 Sabrang vs Li You Fei I
81 Sabrang vs Li You Fei II
82 Masa Lalu Emmy
83 Pertarungan di dasar Jurang Bintang Langit
84 Kekuatan Lingga
85 Pusaka Terakhir Dunia Tak Bertuan
86 Jalan Hidup Arkadewi
87 Kepingan Terakhir itu Bernama Arkadewi
88 Jebakan Arkadewi
89 Pesan Yasha Wirya
90 Wisanggeni
91 Tengkorak Merah Menyerang
92 Sabrang vs Tara Jingga
93 Kitab Sabdo Loji I
94 Kitab Sabdo Loji II
95 Mata Bulan Moris
96 Rahasia Gerbang Kedelapan
97 Moris vs Lakeswara I
98 Moris vs Lakeswara II
99 Minak Jinggo dan Moris Terdesak
100 Ruh Suci Penjaga Nusantara
101 Pendekar Misterius di Masa Lalu
102 Bangkitnya Ruh Suci Penjaga Nusantara
103 Sabrang vs Lakeswara I
104 Sabrang vs Lakeswara II
105 Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa
106 Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa II
107 Latihan Aneh Arya Wijaya
108 Kekuatan Alami Arya
109 Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga I
110 Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga II
111 Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan
112 Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan II
113 Awal Mula Kehancuran Dimensi Tak Bertuan
114 Rencana Besar Jaka Buana
115 Rencana Besar Dimulai
116 Arkadewi Dalam Bahaya
117 Bunga Cahaya Perak
118 Lingga vs Pendekar Sula Geni
119 Lingga vs Pendekar Sula Geni II
120 Ketua Bunga Cahaya Perak
121 Ketua Bunga Cahaya Perak II
122 Arkadewi vs Jaka Buana I
123 Arkadewi vs Jaka Buana II
124 Arkadewi vs Jaka Buana III
125 Arkadewi vs Jaka Buana IV
126 Arkadewi vs Jaka Buana V
127 Serangan Balik Arkadewi
128 Bangkitnya Cakra Loji
129 Sabrang Terdesak
130 Kekuatan Jaka Buana
131 Ingatan Naga Api
132 Api Suci Sula
133 Api Suci Sula II
134 Dimensi Pusat Waktu
135 Pesan Misterius dari Masa Lalu
136 Sang Penjaga Alur Waktu
137 Jebakan Jaka Buana
138 Ruh Wisanggeni Sang Penjaga Dimensi Sula
139 Bulan Darah I
140 Bulan Darah II
141 Bulan Darah III
142 Bulan Darah IV
143 Bulan Darah V
144 Bulan Darah VI
145 Bulan Darah VII
146 Ekstra Bab I : Pengorbanan Arya
147 Pengumuman Novel Baru Sabdo Loji
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Prolog
2
Arya Wijaya
3
Pengejaran Perguruan Tengkorak Merah
4
Kemampuan Arya Wijaya
5
Ramalan Kehancuran Dunia Persilatan
6
Kitab Naga Api Abadi
7
Aura aneh Arya Wijaya
8
Sisi Lain Arya Wijaya
9
Sisi Lain Arya Wijaya II
10
Kemunculan Pusaka Pedang Megantara
11
Serat Malwageni
12
Dewi Racun
13
Masa Lalu Dewi Racun
14
Kemunculan Pria Misterius
15
Pendekar Terkuat Masa Lalu
16
Pendekar Terkuat Masa Lalu II
17
Perkembangan Arya Wijaya
18
Kebangkitan Pusaka Terkuat
19
Kebangkitan Pusaka Terkuat II
20
Menuju Bukit Cetho
21
Jurus Badai Api Neraka
22
Rencana menyusup ke Keraton Majapahit
23
Kenyataan Masa Lalu
24
Lembah Tanpa Cahaya
25
Hibata
26
Energi Naga Api
27
Air Terjun Lembah Pelangi
28
Arya Kembali
29
Keputusan Arya Wijaya
30
Rubah Putih
31
Jurus Pedang Jiwa
32
Misi mustahil Arkadewi
33
Awal Pengembaraan Arya
34
Rencana Arya Wijaya
35
Tinju Kilat Hitam
36
Pertemuan kembali
37
Rencana yang dibuat Wardhana
38
Organisasi Dunia Baru Mulai Bergerak
39
Membunuh tanpa Ampun
40
Prajurit rambut putih
41
Arkadewi dalam Bahaya
42
Kemarahan Arya Wijaya
43
Kelompok Latimojong
44
Undangan Rubah Putih
45
Iblis Dalam Tubuh
46
Kekuatan Misterius
47
Keberadaan Sabrang Damar
48
Memasuki Gua Srunggo
49
Memasuki Gua Srunggo II
50
Efek Jurus Mengendalikan Waktu
51
Efek Jurus Mengendalikan Waktu II
52
Misteri Kematian Wardhana
53
Ruang Dimensi Api
54
Keturunan Wardhana
55
Bangkitnya Mata Terkuat I
56
Bangkitnya Mata Terkuat II
57
Arya vs Tengkorak Merah
58
Pernyataan Cinta Arya
59
Terjebak di Dasar Jurang
60
Rencana Tersembunyi Sang Patih Malwageni
61
Dewi Kematian
62
Pusaka Pisau Naga Emas
63
Perangkap Besar Wardhana
64
Perangkap Besar Wardhana II
65
Tebing Kelam Dieng
66
Rahasia Kitab Lembah Terlarang Api Merah
67
Masa Lalu Arya
68
Pengumuman
69
Keberadaan Wardhana
70
Pertemuan Kembali
71
Pertemuan Kembali II
72
Pusaka Terakhir
73
Pengkhianat Malwageni
74
Tawaran Kerjasama
75
Sebuah Rencana Besar
76
Dunia Tak Bertuan
77
Lembah Merah Dieng
78
Pendekar Sayap Iblis
79
Wardhana Mulai Bergerak
80
Sabrang vs Li You Fei I
81
Sabrang vs Li You Fei II
82
Masa Lalu Emmy
83
Pertarungan di dasar Jurang Bintang Langit
84
Kekuatan Lingga
85
Pusaka Terakhir Dunia Tak Bertuan
86
Jalan Hidup Arkadewi
87
Kepingan Terakhir itu Bernama Arkadewi
88
Jebakan Arkadewi
89
Pesan Yasha Wirya
90
Wisanggeni
91
Tengkorak Merah Menyerang
92
Sabrang vs Tara Jingga
93
Kitab Sabdo Loji I
94
Kitab Sabdo Loji II
95
Mata Bulan Moris
96
Rahasia Gerbang Kedelapan
97
Moris vs Lakeswara I
98
Moris vs Lakeswara II
99
Minak Jinggo dan Moris Terdesak
100
Ruh Suci Penjaga Nusantara
101
Pendekar Misterius di Masa Lalu
102
Bangkitnya Ruh Suci Penjaga Nusantara
103
Sabrang vs Lakeswara I
104
Sabrang vs Lakeswara II
105
Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa
106
Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa II
107
Latihan Aneh Arya Wijaya
108
Kekuatan Alami Arya
109
Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga I
110
Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga II
111
Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan
112
Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan II
113
Awal Mula Kehancuran Dimensi Tak Bertuan
114
Rencana Besar Jaka Buana
115
Rencana Besar Dimulai
116
Arkadewi Dalam Bahaya
117
Bunga Cahaya Perak
118
Lingga vs Pendekar Sula Geni
119
Lingga vs Pendekar Sula Geni II
120
Ketua Bunga Cahaya Perak
121
Ketua Bunga Cahaya Perak II
122
Arkadewi vs Jaka Buana I
123
Arkadewi vs Jaka Buana II
124
Arkadewi vs Jaka Buana III
125
Arkadewi vs Jaka Buana IV
126
Arkadewi vs Jaka Buana V
127
Serangan Balik Arkadewi
128
Bangkitnya Cakra Loji
129
Sabrang Terdesak
130
Kekuatan Jaka Buana
131
Ingatan Naga Api
132
Api Suci Sula
133
Api Suci Sula II
134
Dimensi Pusat Waktu
135
Pesan Misterius dari Masa Lalu
136
Sang Penjaga Alur Waktu
137
Jebakan Jaka Buana
138
Ruh Wisanggeni Sang Penjaga Dimensi Sula
139
Bulan Darah I
140
Bulan Darah II
141
Bulan Darah III
142
Bulan Darah IV
143
Bulan Darah V
144
Bulan Darah VI
145
Bulan Darah VII
146
Ekstra Bab I : Pengorbanan Arya
147
Pengumuman Novel Baru Sabdo Loji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!