Arya terus berlari sambil memapah tubuh Arkadewi, hujan yang mulai turun tak menyurutkan langkahnya untuk terus berlari. Belasan anak panah sesekali melesat kearah mereka. Arya selalu merubah arah untuk mengelabui pendekar tengkorak merah yang mengejar mereka.
"Bagaimana mereka bisa terus menemukan kita". Umpat Arkadewi pelan.
"Darahmu yang menetes menjadi petunjuk mereka". Ucap Arya pelan, dia terus berfikir bagaimana caranya melepaskan diri dari.kejaran tengkorak merah.
"Kau sebaiknya mengikat lukamu terlebih dahulu atau kita akan selalu ditemukan". Arya menghentikan langkahnya setelah memutar arah beberapa kali. Dia ingin mengecoh para pengejarnya.
Arya merobek bajunya sedikit untuk mengikat lengan Arkadewi yang terluka, dia mengoleskan ramuan yang masih dibawanya sebelum mengikat lengan Arkadewi.
"Kau sepertinya tau banyak tentang pengobatan". Tanya Arkadewi. Dia beberapa kali melihat Arya meramu beberapa tumbuh tumbuhan untuk mengobatinya.
"Alam yang mengajarkanku". Jawab Arya singkat. Dia masih konsentrasi mengikat lengan Arkadewi.
"Sudah berapa lama kau tinggal di hutan ini?".
"Beberapa tahun, aku sudah lupa kapan masuk kehutan ini".
"Kau memang orang yang aneh, apa enaknya tinggal di hutan sendirian". Arkadewi meringis kesakitan ketika Arya menekan lukanya.
"Tahan sebentar, aku akan mengencangkan ikatannya". Arya menarik perlahan tali ikatan yang dia buat.
"Sebaiknya kita harus cepat, aku merasakan energi cukup besar bergerak cepat kearah kita". Arya kembali memapah tubuh Arkadewi.
"Bagaimana kau bisa merasakan energi seseorang dalam jarak yang cukup jauh?". Arkadewi mengernyitkan dahinya.
"Aku tidak tau cara menjelaskannya, hanya saja tubuhku tiba tiba bereaksi jika ada bahaya".
"Tubuh 7 bintang". Ucap Arkadewi tiba tiba.
"Tubuh 7 bintang?". Arya menoleh penasaran.
"Dahulu kala ada seorang pendekar terbaik dimasanya, Selain dianugerahi tubuh 7 bintang dia juga mampu membangkitkan mata bulan. Pemilik tubuh 7 bintang akan bereaksi jika ada bahaya yang mengancamnya. Sepertinya itu yang bisa menjelaskan keanehan pada tubuhmu. Kau bisa menjadi pendekar terhebat jika mau mempelajari ilmu kanuragan".
Arya tersenyum sinis, "Aku tidak pernah meminta tubuh ini dan aku tidak pernah tertarik mempelajari ilmu merepotkan seperti itu".
***
Mpu Supo terlihat berlari ketika mendengar ledakan yang berasal dari ruang penyimpanan pusaka nya. Wajahnya sedikit pucat karena selama ini tidak pernah terjadi ledakan seperti itu. Dia khawatir jika pusaka Megantara mengamuk.
Wajah Mpu sopo semakin buruk ketika membuka pintu ruang pusaka dan melihat pedang Megantara berputar di udara.
Mpu Supo langsung merapal ajian Lebur saketi untuk mengendalikan ruh Eyang Wesi Megantara. Dia melompat dan menangkap pedang yang sedang berputar di udara.
"Apakah pedang ini sedang mencari tuannya? tapi apa mungkin dia bisa memilih tuannya sendiri". Mpu Supo bergumam dalam hati. Biasanya pusaka yang dia ciptakan akan ditaklukan terlebih dahulu sebelum diberikan pada seseorang sesuai permintaan ruh yang ada di dalam pusaka atau melalui petunjuk mimpi.
Setelah Pedang Megantara sedikit tenang, Mpu Supo memutuskan menayuh untuk mencoba berbicara dengan Eyang Wesi Megantara.
Dia menancapkan pedangnya di tanah sebelum merapal sebuah jurus. Tak lama pusaka Megantara bergetar dan mengeluarkan kobaran api.
"Api? Bagaimana Eyang Wesi Megantara bisa mengeluarkan api?". Gumam Mpu Supo dalam hati.
"Apa yang kau inginkan? Lebur saketi tidak akan bisa menaklukan aku! Urungkan niatmu mencoba mengendalikanku atau aku akan membakarmu". Sebuah suara mengejutkan Mpu Supo.
"Apa yang kau inginkan? aku yang menciptakan pusaka itu, kau harus mengikuti perintahku atau akan aku leburkan kembali dirimu!".
Eyang wesi tertawa keras mendengar ancaman Mpu Supo. "Kau pikir siapa yang membimbing mu membuat pusaka itu? Kau harus mengukur kemampuanmu sebelum bicara".
Mpu Supo tersentak kaget mendengar ucapan Eyang wesi. "Jadi kau yang membimbingku? apa yang sebenarnya kau rencanakan?".
"Tugasmu hanya menciptakan wadah untuk ruhku, aku akan memilih sendiri orang yang pantas untuk menjadi tuanku". Tak lama setelah Eyang wesi menghilang, Mpu sopo terlihat menghitung sesuatu dengan kedua jarinya.
"Tubuh 7 bintang, harusnya saat ini telah lahir pemilik tubuh 7 bintang. Ternyata Eyang wesi sudah merencanakan semua ini sejak lama. Apakah ramalan kuno tentang hancurnya dunia persilatan itu akan benar benar terjadi?". Mpu Supo terus mengira ngira tentang ramalan kuno yang tertulis di batu tulis gua khayangan.
Mpu Supo teringat pada ramalan batu tulis yang terdapat didasar telaga. Dia mencoba mengingat ingat tulisan yang sempat dia baca saat saat menyelam ke dasar telaga untuk melakukan ritual penyucian pusaka.
"(Akan ada saatnya dunia persilatan hancur sebagai pembersihan mahluk lemah, pusaka Terkuat yang dapat menunda kehancuran)".
"Apakah pusaka terkuat yang dimaksud ramalan itu adalah pedang Megantara ciptaanku. Lalu dari mana Eyang wesi mengetahuinya jika dia telah mempersiapkan sejak lama dan siapa yang menulis ramalan itu". Mpu Supo menggeleng pelan, semakin dia berfikir maka semakin banyak misteri yang muncul dihadapannya.
Mpu Supo lalu menatap pedang megantara yang ada digenggamannya. "Pendekar seperti apa yang telah kau pilih menjadi tuanmu? apakah pendekar itu mampu menaklukan pusaka ini jika aku sebagai penciptanya saja tak mampu".
Jantung Mpu Supo berdegup kencang saat memperhatikan gagang pedang yang dia genggam. "Sabrang Damar?". Mpu Supo tersentak kaget saat melihat tulisan kecil memanjang kebawah pada gagang pusaka ciptaannya. "Aku tidak pernah mengukir nama ini lalu siapa yang mengukir nya dan untuk apa?".
Mpu sopo terus mengingat ingat tulisan itu. Dia sangat yakin tak pernah mengukir tulisan itu.
"Apa yang sebenarnya akan terjadi di dunia persilatan ini. Apakah ada hubungannya dengan pendekar tanpa tanding pengguna Naga api yang juga bernama Sabrang? Sepertinya aku harus meminta petunjuk pada sang memberi hidup". Mpu Supo melangkah keluar ruang pusaka, dia memutuskan melakukan tapa brata untuk meminta petunjuk.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Selamat pagi atau selamat siang tergantung lama review, maklum novel baru...
Mulai Chapter selanjutnya teman teman bisa mencari kepingan kepingan petunjuk mengenai Telaga khayangan api di Novel pertama Pedang Naga api.
Bagi yang takut novel kedua ini mengandung bocoran jalan cerita PNA, tenang saja.. saya pastikan novel kedua ini tidak mengandung bocoran yang spesidik tentang PNA.
Jadi konsep Author seperti ini
Buku 1 : PNA mengandung kepingan kepingan yang akan berguna untuk menebak misteri di Api di Bumi Majapahit ini namun Buku ke 2 ini TIDAK mengandung bocoran jalan cerita PNA sama sekali., author hanya sedikit menyambungkan hal hal yang tidak mengandung petunjuk jalan cerita PNA.
So..... Selamat menebak nebak 😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 147 Episodes
Comments
Nur Tini
cerita yg keren...nusantara
2023-10-17
2
putra
29 like
2022-11-04
0
Mas Aria
ko ga up LG Thor gmn nih..update tiap masa ga bsa
2022-08-20
0