Kitab Naga Api Abadi

Arya menarik tubuh Arkadewi ke sisi kiri ketika beberapa anak panah yang mengandung tenaga dalam melesat kearah mereka.

"Pinjam pedangmu". Arya mencabut pedang Arkadewi dan memutar pedangnya untuk menangkis beberapa anak panah yang terarah padanya.

Ledakan ledakan tenaga dalam terdengar ketika anak panah menancap di tanah. "Lari kearah kiri, cepat! Aku akan menyusul".

Arkadewi berlari sesuai perintah Arya dan tak lama hilang di kegelapan hutan.

Arya kembali memperagakan gerakan gerakan pedang yang ada di kitab miliknya untuk menghindari serangan anak panah.

Jantungnya berdegup kencang ketika merasakan energi besar bergerak cepat dari arah belakang. Dia memutar tubuhnya dan melompat sebelum tanpa sadar merapal jurus Api abadi tingkat II : Tarian pedang api.

Gerakannya semakin cepat dan berhasil memukul mundur beberapa pendekar yang mencoba mendesaknya. Arya memanfaatkan kesempatan itu untuk melarikan diri dan mengejar Arkdewi.

"Sial! Ilmu kanuragannya cukup tinggi". Umpat salah satu pendekar itu.

"Dia tidak menguasai ilmu kanuragan sama sekali, aku yakin saat melihat kuda kudanya berantakan". Jawab pendekar lainnya.

"Jadi kau menuduhku berbohong?".

"Tidak kau benar, bagaimana seseorang yang bahkan tidak menguasai kuda kuda dasar bisa menyerang secepat itu".

"Tak ada waktu untuk berfikir, ayo kita kejar atau kita akan kehilangan jejak mereka".

***

Arya terus berlari diantara lebatnya hutan tanpa memperdulikan rimbunnya pepohonan disekitarnya. Dia terus mengikuti jejak kaki yang dia yakini adalah jejak kaki Arkadewi.

"Hei kemari, aku menemukan tempat sembunyi". Suara lembut Arkadewi mengagetkan Arya.

"Kau tidak bisa muncul dengan cara yang biasa?". Umpat Arya kesal.

"Kau terlalu berlebihan". Jawab Arkadewi sinis. "Ayo cepat sebelum mereka mengejar kita".

Arya mengikuti kemana Arkadewi berlari sambil sesekali menoleh kebelakang untuk memastikan tidak ada yang mengejar.

"Ayo masuk". Arkadewi menarik Arya kesebuah celah kecil didekat bebatuan besar.

"Tak kusangka didalam celah kecil tadi ada gua sebesar ini". Ucap Arya kagum saat melihat dalam gua yang begitu luas.

"Sepertinya tempat ini bisa dijadikan tempat persembunyian sementara waktu sampai mereka pergi". Arkadewi mengistirahatkan tubuhnya yang terasa sakit.

Arya duduk disudut gua, dia menyenderkan tubuhnya dan mulai mengobati luka luka yang didapatnya saat bertarung tadi.

"Sial sakit sekali". Gumam Arya dalam hati.

"Apakah rasanya sangat sakit?". Tiba tiba sebuah suara memenuhi kepalanya.

"Kau tak pernah menyerah ya, sudah kukatakan jauhi aku!". Suara Arya sedikit meninggi.

"Kau harus menerima takdirmu seperti leluhurmu dahulu".

"Aku bukan seperti mereka dan aku tidak tertarik sama sekali dengan dunia persilatan! Lupakan semua tujuanmu, aku tak akan merubah pendirianku!"

"Dasar bodoh, apa kau tidak merasa jika semakin kau berusaha menjauhi dunia persilatan maka semakin kau masuk kedalamnya.Aku akan segera mendatangimu, kuharap kau mempersiapkan diri".

"Teruslah bermimpi, aku tidak akan pernah merubah pendirianku". Jawab Arya tegas.

"Kau memang bodoh". Suara itu tertawa keras sebelum perlahan menghilang.

"Mereka seenaknya saja memaksaku". Umpat Arya.

"Hei kau baik baik saja". Suara Arkadewi membangunkan Arya. Saat Arya membuka matanya Dia melihat Arkadewi membangunkannya dengan ujung jari telunjuk yang ditekan tekan kewajahnya.

"Apa aku terlihat seperti kotoran hah?". Arya protes dengan cara Arkadewi membangunkan yang tidak lazim itu.

"Ku kira kau sudah mati". Arkadewi menjawab seenaknya.

"Apa kau begitu ingin aku mati?". Arya tersulut emosinya mendengar jawaban Arkadewi.

"Untuk orang mesum sepertimu, Iya!". Arkadewi masih berbicara sinis.

"Oh kau masih mempermasalahkan pakaianmu yang kurobek ya? Asal kau tau saja, saat kau tak sadarkan diri aku membuka semua pakaianmu dan memperhatikannya, sama persis seperti yang kau lakukan pada wajahku tadi".

"Dasar bodoh!". Sebuah pukulan bertubi tubi menghantam wajah Arya.

Ketika Arkadewi kembali melanjutkan tidurnya, Arya kembali membuka kitab yang yang selama ini tidak menarik perhatiannya. Sebuah kitab lusuh yang dia dapatkan dari seorang kakek tua saat usianya sekitar tujuh tahun.

Sampai detik ini dia tidak mengenal siapa kakek tua yang dia temui saat pertama kali dia sadarkan diri di atas tempat tidur milik kakek itu.

Ada yang aneh pada diri Arya, dia sama sekali tidak bisa mengingat masa lalunya sebelum berumur tujuh tahun sekuat apapun dia berusaha mengingatnya. Arya merasa seolah hidupnya baru dimulai sejak sadarkan diri di gubuk kakek tua yang memberikan kitab digenggaman nya.

"Kitab Naga Api Abadi". Arya membaca tulisan di halaman depan kitab itu. Dia sedikit ragu ingin membacanya karena memang dia sama sekali tidak tertarik dengan ilmu kanuragan. Ada sesuatu yang entah apa namun Arya merasa jika sebagian dirinya sangat menentangnya mempelajari ilmu kanuragan.

Arya hanya membuka lembaran buku itu dengan cepat, dia hanya melihat dan mengingat ingat gerakan gerakan yang digambarkan dalam kitab itu.

Pandangan matanya berhenti disebuah tulisan kecil yang sedikit mencolok diujung buku.

(Ketika rambutmu mulai berubah itulah tanda kau telah menguasai secara sempurna jurus yang mengguncang dunia persilatan ini).

"Ketika rambutmu mulai berubah?". Arya mengernyitkan dahinya.

Perlahan namun pasti Arya terus membaca kitab itu, hal yang selama ini tidak pernah dia lakukan. Arya ingin membunuh kebosanan karena tidak ada yang bisa dia lakukan lagi didalam gua ini. Sesekali dia memejamkan matanya, membayangkan gerakan gerakan yang ada didalam kitab itu.

Ketika Arya membuka halaman terakhir kitab itu, kokokan ayam hutan mulai bersautan menandakan pagi mulai datang.

"Sepertinya pagi sudah datang". Gumam Arya sambil menutup lembaran terakhir kitab itu, namun tiba tiba dia mengurungkan menutup kitab itu saat membaca catatan di lembar terakhir kitab yang dipegangnya.

"(Kebangkitan mahluk masa lalu sudah diperingatkan oleh Iblis petarung di dieng, Semua tidak akan bisa dicegah. Siapapun yang menemukan kitab ini pelajarilah untuk mengubur kembali mahluk masa lalu itu)".

"Pelajarilah? Seenaknya saja kau memaksa orang". Arya menutup kitab ditangannya, dia melangkah mendekati celah lubang yang dia masuki untuk mengamati keadaan diluar.

"Sepertinya mereka sudah pergi". Gumam Arya dalam hati. Dia melangkah mendekati Arkadewi yang masih terlelap dalam posisi duduk didinding gua dan berniat membangunkannya namun tiba tiba Arya mengurungkan niatnya saat menatap wajah cantik Arkadewi.

"Dia cantik sekali". Wajah Arya memerah saat menatap Arkadewi.

Raut wajah Arya berubah saat melihat seekor laba laba didekat rambutnya Arkadewi. Arya yang panik berusaha mencari kayu atau apapun untuk menangkap laba laba itu karena dia tidak mungkin menangkap dengan tangan kosong Laba laba beracun itu.

Arya langsung membuka bajunya untuk digunakan menangkap laba laba itu. Dia mendekati Arkadewi perlahan agar Laba laba itu tidak menyerang karena gerakan tiba tiba.

Saat wajah Arya sudah berada didekat wajah gadis itu, Arkadewi tiba tiba membuka matanya. Pandangan mata kedua orang itu bertemu, Arya mencoba tersenyum agar Arkadewi tidak salah paham namun melihat wajah Arya hanya berjarak sejengkal dari wajahnya ditambah pemuda itu tidak memakai baju membuat situasi menjadi rumit.

"Dasar mesum!". Arkadewi kembali memukul tubuh Arya.

"Aku mencoba membantu menjauhkan laba laba beracun dari tubuhmu, kau malah memukulku". Arya meringis kesakitan.

"Apa menangkap binatang harus membuka pakaian, hah?".

"Kau selalu memukulku, jika terus seperti ini bukan tengkorak merah yang akan membunuhku tapi kau!".

"Aku tidak akan memukulmu jika kau tidak berbuat mesum".

"Siapa yang ingin berbuat mesum dengan gadis gila sepertimu?".

Pertengkaran pagi itu berakhir ketika perut Arya mulai merasakan lapar.

"Terserah kau saja! perutku lapar, aku akan mencari makan". Arya bersingut keluar gua.

Terpopuler

Comments

MasWan

MasWan

bertengkar mulu, ntar ujung²nya malah mesra nih biasanya

2023-06-15

2

Mas Aria

Mas Aria

Thor up lg jgn pake alesan ya

2022-08-20

0

omTe

omTe

like n komen dukungan 12

2021-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Arya Wijaya
3 Pengejaran Perguruan Tengkorak Merah
4 Kemampuan Arya Wijaya
5 Ramalan Kehancuran Dunia Persilatan
6 Kitab Naga Api Abadi
7 Aura aneh Arya Wijaya
8 Sisi Lain Arya Wijaya
9 Sisi Lain Arya Wijaya II
10 Kemunculan Pusaka Pedang Megantara
11 Serat Malwageni
12 Dewi Racun
13 Masa Lalu Dewi Racun
14 Kemunculan Pria Misterius
15 Pendekar Terkuat Masa Lalu
16 Pendekar Terkuat Masa Lalu II
17 Perkembangan Arya Wijaya
18 Kebangkitan Pusaka Terkuat
19 Kebangkitan Pusaka Terkuat II
20 Menuju Bukit Cetho
21 Jurus Badai Api Neraka
22 Rencana menyusup ke Keraton Majapahit
23 Kenyataan Masa Lalu
24 Lembah Tanpa Cahaya
25 Hibata
26 Energi Naga Api
27 Air Terjun Lembah Pelangi
28 Arya Kembali
29 Keputusan Arya Wijaya
30 Rubah Putih
31 Jurus Pedang Jiwa
32 Misi mustahil Arkadewi
33 Awal Pengembaraan Arya
34 Rencana Arya Wijaya
35 Tinju Kilat Hitam
36 Pertemuan kembali
37 Rencana yang dibuat Wardhana
38 Organisasi Dunia Baru Mulai Bergerak
39 Membunuh tanpa Ampun
40 Prajurit rambut putih
41 Arkadewi dalam Bahaya
42 Kemarahan Arya Wijaya
43 Kelompok Latimojong
44 Undangan Rubah Putih
45 Iblis Dalam Tubuh
46 Kekuatan Misterius
47 Keberadaan Sabrang Damar
48 Memasuki Gua Srunggo
49 Memasuki Gua Srunggo II
50 Efek Jurus Mengendalikan Waktu
51 Efek Jurus Mengendalikan Waktu II
52 Misteri Kematian Wardhana
53 Ruang Dimensi Api
54 Keturunan Wardhana
55 Bangkitnya Mata Terkuat I
56 Bangkitnya Mata Terkuat II
57 Arya vs Tengkorak Merah
58 Pernyataan Cinta Arya
59 Terjebak di Dasar Jurang
60 Rencana Tersembunyi Sang Patih Malwageni
61 Dewi Kematian
62 Pusaka Pisau Naga Emas
63 Perangkap Besar Wardhana
64 Perangkap Besar Wardhana II
65 Tebing Kelam Dieng
66 Rahasia Kitab Lembah Terlarang Api Merah
67 Masa Lalu Arya
68 Pengumuman
69 Keberadaan Wardhana
70 Pertemuan Kembali
71 Pertemuan Kembali II
72 Pusaka Terakhir
73 Pengkhianat Malwageni
74 Tawaran Kerjasama
75 Sebuah Rencana Besar
76 Dunia Tak Bertuan
77 Lembah Merah Dieng
78 Pendekar Sayap Iblis
79 Wardhana Mulai Bergerak
80 Sabrang vs Li You Fei I
81 Sabrang vs Li You Fei II
82 Masa Lalu Emmy
83 Pertarungan di dasar Jurang Bintang Langit
84 Kekuatan Lingga
85 Pusaka Terakhir Dunia Tak Bertuan
86 Jalan Hidup Arkadewi
87 Kepingan Terakhir itu Bernama Arkadewi
88 Jebakan Arkadewi
89 Pesan Yasha Wirya
90 Wisanggeni
91 Tengkorak Merah Menyerang
92 Sabrang vs Tara Jingga
93 Kitab Sabdo Loji I
94 Kitab Sabdo Loji II
95 Mata Bulan Moris
96 Rahasia Gerbang Kedelapan
97 Moris vs Lakeswara I
98 Moris vs Lakeswara II
99 Minak Jinggo dan Moris Terdesak
100 Ruh Suci Penjaga Nusantara
101 Pendekar Misterius di Masa Lalu
102 Bangkitnya Ruh Suci Penjaga Nusantara
103 Sabrang vs Lakeswara I
104 Sabrang vs Lakeswara II
105 Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa
106 Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa II
107 Latihan Aneh Arya Wijaya
108 Kekuatan Alami Arya
109 Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga I
110 Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga II
111 Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan
112 Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan II
113 Awal Mula Kehancuran Dimensi Tak Bertuan
114 Rencana Besar Jaka Buana
115 Rencana Besar Dimulai
116 Arkadewi Dalam Bahaya
117 Bunga Cahaya Perak
118 Lingga vs Pendekar Sula Geni
119 Lingga vs Pendekar Sula Geni II
120 Ketua Bunga Cahaya Perak
121 Ketua Bunga Cahaya Perak II
122 Arkadewi vs Jaka Buana I
123 Arkadewi vs Jaka Buana II
124 Arkadewi vs Jaka Buana III
125 Arkadewi vs Jaka Buana IV
126 Arkadewi vs Jaka Buana V
127 Serangan Balik Arkadewi
128 Bangkitnya Cakra Loji
129 Sabrang Terdesak
130 Kekuatan Jaka Buana
131 Ingatan Naga Api
132 Api Suci Sula
133 Api Suci Sula II
134 Dimensi Pusat Waktu
135 Pesan Misterius dari Masa Lalu
136 Sang Penjaga Alur Waktu
137 Jebakan Jaka Buana
138 Ruh Wisanggeni Sang Penjaga Dimensi Sula
139 Bulan Darah I
140 Bulan Darah II
141 Bulan Darah III
142 Bulan Darah IV
143 Bulan Darah V
144 Bulan Darah VI
145 Bulan Darah VII
146 Ekstra Bab I : Pengorbanan Arya
147 Pengumuman Novel Baru Sabdo Loji
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Prolog
2
Arya Wijaya
3
Pengejaran Perguruan Tengkorak Merah
4
Kemampuan Arya Wijaya
5
Ramalan Kehancuran Dunia Persilatan
6
Kitab Naga Api Abadi
7
Aura aneh Arya Wijaya
8
Sisi Lain Arya Wijaya
9
Sisi Lain Arya Wijaya II
10
Kemunculan Pusaka Pedang Megantara
11
Serat Malwageni
12
Dewi Racun
13
Masa Lalu Dewi Racun
14
Kemunculan Pria Misterius
15
Pendekar Terkuat Masa Lalu
16
Pendekar Terkuat Masa Lalu II
17
Perkembangan Arya Wijaya
18
Kebangkitan Pusaka Terkuat
19
Kebangkitan Pusaka Terkuat II
20
Menuju Bukit Cetho
21
Jurus Badai Api Neraka
22
Rencana menyusup ke Keraton Majapahit
23
Kenyataan Masa Lalu
24
Lembah Tanpa Cahaya
25
Hibata
26
Energi Naga Api
27
Air Terjun Lembah Pelangi
28
Arya Kembali
29
Keputusan Arya Wijaya
30
Rubah Putih
31
Jurus Pedang Jiwa
32
Misi mustahil Arkadewi
33
Awal Pengembaraan Arya
34
Rencana Arya Wijaya
35
Tinju Kilat Hitam
36
Pertemuan kembali
37
Rencana yang dibuat Wardhana
38
Organisasi Dunia Baru Mulai Bergerak
39
Membunuh tanpa Ampun
40
Prajurit rambut putih
41
Arkadewi dalam Bahaya
42
Kemarahan Arya Wijaya
43
Kelompok Latimojong
44
Undangan Rubah Putih
45
Iblis Dalam Tubuh
46
Kekuatan Misterius
47
Keberadaan Sabrang Damar
48
Memasuki Gua Srunggo
49
Memasuki Gua Srunggo II
50
Efek Jurus Mengendalikan Waktu
51
Efek Jurus Mengendalikan Waktu II
52
Misteri Kematian Wardhana
53
Ruang Dimensi Api
54
Keturunan Wardhana
55
Bangkitnya Mata Terkuat I
56
Bangkitnya Mata Terkuat II
57
Arya vs Tengkorak Merah
58
Pernyataan Cinta Arya
59
Terjebak di Dasar Jurang
60
Rencana Tersembunyi Sang Patih Malwageni
61
Dewi Kematian
62
Pusaka Pisau Naga Emas
63
Perangkap Besar Wardhana
64
Perangkap Besar Wardhana II
65
Tebing Kelam Dieng
66
Rahasia Kitab Lembah Terlarang Api Merah
67
Masa Lalu Arya
68
Pengumuman
69
Keberadaan Wardhana
70
Pertemuan Kembali
71
Pertemuan Kembali II
72
Pusaka Terakhir
73
Pengkhianat Malwageni
74
Tawaran Kerjasama
75
Sebuah Rencana Besar
76
Dunia Tak Bertuan
77
Lembah Merah Dieng
78
Pendekar Sayap Iblis
79
Wardhana Mulai Bergerak
80
Sabrang vs Li You Fei I
81
Sabrang vs Li You Fei II
82
Masa Lalu Emmy
83
Pertarungan di dasar Jurang Bintang Langit
84
Kekuatan Lingga
85
Pusaka Terakhir Dunia Tak Bertuan
86
Jalan Hidup Arkadewi
87
Kepingan Terakhir itu Bernama Arkadewi
88
Jebakan Arkadewi
89
Pesan Yasha Wirya
90
Wisanggeni
91
Tengkorak Merah Menyerang
92
Sabrang vs Tara Jingga
93
Kitab Sabdo Loji I
94
Kitab Sabdo Loji II
95
Mata Bulan Moris
96
Rahasia Gerbang Kedelapan
97
Moris vs Lakeswara I
98
Moris vs Lakeswara II
99
Minak Jinggo dan Moris Terdesak
100
Ruh Suci Penjaga Nusantara
101
Pendekar Misterius di Masa Lalu
102
Bangkitnya Ruh Suci Penjaga Nusantara
103
Sabrang vs Lakeswara I
104
Sabrang vs Lakeswara II
105
Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa
106
Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa II
107
Latihan Aneh Arya Wijaya
108
Kekuatan Alami Arya
109
Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga I
110
Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga II
111
Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan
112
Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan II
113
Awal Mula Kehancuran Dimensi Tak Bertuan
114
Rencana Besar Jaka Buana
115
Rencana Besar Dimulai
116
Arkadewi Dalam Bahaya
117
Bunga Cahaya Perak
118
Lingga vs Pendekar Sula Geni
119
Lingga vs Pendekar Sula Geni II
120
Ketua Bunga Cahaya Perak
121
Ketua Bunga Cahaya Perak II
122
Arkadewi vs Jaka Buana I
123
Arkadewi vs Jaka Buana II
124
Arkadewi vs Jaka Buana III
125
Arkadewi vs Jaka Buana IV
126
Arkadewi vs Jaka Buana V
127
Serangan Balik Arkadewi
128
Bangkitnya Cakra Loji
129
Sabrang Terdesak
130
Kekuatan Jaka Buana
131
Ingatan Naga Api
132
Api Suci Sula
133
Api Suci Sula II
134
Dimensi Pusat Waktu
135
Pesan Misterius dari Masa Lalu
136
Sang Penjaga Alur Waktu
137
Jebakan Jaka Buana
138
Ruh Wisanggeni Sang Penjaga Dimensi Sula
139
Bulan Darah I
140
Bulan Darah II
141
Bulan Darah III
142
Bulan Darah IV
143
Bulan Darah V
144
Bulan Darah VI
145
Bulan Darah VII
146
Ekstra Bab I : Pengorbanan Arya
147
Pengumuman Novel Baru Sabdo Loji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!