Kebangkitan Pusaka Terkuat II

Arya mengernyitkan dahinya saat melihat sebuah pedang tertancap dihadapannya.

"Siapa yang membuang pedang sembarangan seperti ini hah? bagaimana jika menancap ditubuhku?" teriak Arya sambil menahan sakit karena tubuhnya terkena serangan pedang tunggal terbang kelangit milik Barja.

Ki Barja, Mentari dan yang lainnya masih mematung karena tekanan aura merah yang keluar dari pedang itu.

Mereka merasa pedang dihadapan Arya bukan pedang sembarangan.

"Bibi" ucap Arkadewi pelan, dia khawatir terjadi sesuatu pada Arya.

"Tenanglah, aku sedang memikirkan cara mendekati anak itu" ucap Mentari pelan.

Bukan tanpa alasan Mentari berhati hati, dia merasakan aura yang keluar dari pedang itu jauh lebih besar dari energi Naga api sekalipun. Dia takut jika salah bertindak akan membahayakan nyawa Arya.

Barja yang terus mengamati pedang itu selama beberapa saat mulai mendekat saat tidak terjadi apa apa. Dia ingin segera menyelesaikan pertarungannya dan pergi dari hutan kematian.

Barja tiba tiba melesat cepat kearah Arya sambil mengayunkan pedangnya. Mentari menggeleng pelan sebelum ikut melesat untuk menghentikan Barja namun yang terjadi berikutnya membuat mereka tersentak kaget.

Saat tubuh mereka sudah berada didekat Arya, pedang misterius itu tiba tiba melepaskan aura merah yang menekan mereka.

Mentari bahkan terdorong beberapa langkah sebelum dia mengalirkan tenaga dalamnya agar tak terlalu jauh terpental.

Situasi Barja jelas lebih buruk dari Mentari, dia yang tidak memiliki tenaga dalam setinggi Mentari terpental jauh sebelum membentur sebuah pohon besar. Darah segar keluar dari mulut dan hidung Barja.

"Pedang itu?" gumam Barja terkejut. Dia tidak pernah mendengar ada sebuah pedang yang dapat melepaskan aura sebesar itu.

Arya yang melihat Barja terluka merasa diatas angin. Dia bangkit dan berjalan mendekati pedang itu.

"Jauhi pedang itu" teriak Mentari.

"Hah?" Arya menoleh kearah Mentari bingung.

Barja mengernyitkan dahinya sebelum kembali bergerak menyerang. Dia melihat Arya bisa mendekati pedang itu, artinya tak ada lagi arua yang menyerangnya seperti tadi.

Arya menjadi panik saat Barja kembali memasang kuda kuda jurus pedang tunggal terbang kelangit. Tanpa pikir panjang dia memegang gagang pedang dan mencabutnya.

"Majulah kah! akan kucincang tubuhmu dengan pedang pusaka ini" ancam Arya congkak. Dia merasa pedang itu memiliki kekuatan besar saat melihat Mentari dan Barja tiba tiba terpental mundur.

Namun tak lama dia mengumpat dalam hati saat menyadari hanya gagang pedangnya yang tercabut. Dia menoleh kearah pedang yang masih tertancap ditanah.

"Pedang karatan" umpatnya sebelum kembali berlari menjauhi Barja sambil melempar gagang pedang itu.

Arkadewi yang melihat tingkah bodoh Arya tak tau harus tertawa atau khawatir.

"Bisa bisanya dia masih bertingkah bodoh disaat seperti ini" Arkadewi mencabut pedangnya dan siap membantu namun Mentari menahannya.

"Tunggu" ucap Mentari pelan.

"Tapi bi" ucap Arkadewi protes.

"Ku bilang tunggu atau kau akan terluka parah" ucap Mentari dingin. Matanya menatap pedang tanpa gagang yang masih tertancap ditanah itu.

Walau tulisan yang berjajar dimata pedang itu kecil namun dia bisa membacanya dengan sangat jelas.

"Sabrang Damar" ucapnya mengernyitkan dahinya. "Jangan jangan pedang ramalan itu sudah muncul?".

Mentari tak mau gegabah bertindak karena dia merasakan pedang itu sedang berusaha mengendalikan kekuatannya sendiri.

Pengalaman bertarung ribuan tahun dan menguasai Ajian Cakra manggilingan membuatnya bisa merasakan ada tarik menarik energi didalam pedang itu dan jika salah bertindak maka energi itu justru akan menyerangnya.

Arya semakin terdesak oleh serangan serangan cepat Barja. Bertarung tanpa pedang membuatnya hanya bisa terus menghindar tanpa bisa menyerang balik.

Arya bisa saja menciptakan energi pedang ditangan seperti biasanya namun dia membutuhkan waktu untuk berkonsentrasi sedangkan Barja terus menyerangnya.

Beberapa luka goresan mulai terbentuk ditubuh Arya.

"Naga api apa kau begitu lemah? lakukan sesuatu atau aku akan mati tanpa bisa menikah" teriak Arya dipikirannya.

"Tanpa perantara pedang aku hanya bisa melindungi tubuhmu. Kau pikir luka kecil ditubuhmu siapa yang melindungi? jika bukan karena kekuatanku tubuhmu sudah terbelah menjadi dua dari tadi".

"Sial" Arya terus menghindari serangan Barja yang semakin cepat.

Barja mengernyitkan dahinya heran, dia merasa serangan serangannya cukup telak mengenai Arya namun anehnya luka yang ditimbulkan hanya goresan goresan kecil.

"Aku harus menggunakan jurus Pedang tunggal tingkat 7" ucapnya pelan.

Barja memperlambat gerakannya untuk merubah kuda kudanya, dia memutar pedangnya kedepan seperti membidik Arya.

"Gawat, Jurus milik tuan Lingga tingkat tujuh. Aku harus menghentikannya" Mentari bersiap menyerang namun tanpa mereka semua sadari perlahan gagang pedang berwarna emas terbentuk dipedang misterius itu.

Saat Mentari mulai bergerak, pedang itu tiba tiba tercabut dari tanah dan melesat kearah Arya.

Mentari terpaksa melompat mundur saat kobaran api merah terbentuk dipedang itu.

"Pedang itu bergerak sendiri?" Mentari mengernyitkan dahinya.

"Mati kau". Barja memutar tubuhnya sedikit kesamping dan mengayunkan pedangnya sekuat tenaga.

Saat mata pedang Barja sudah hampir mengenai tubuh Arya, pedang misterius itu lebih dulu mencapai lengan Arya.

"Pedang karatan?" gumam Arya sebelum dia mengayunkan pedang yang tiba tiba muncul ditangannya.

"Jurus pedang pemusnah raga" Arya merubah sedikit posisi tubuhnya sebelum menangkis serangan Barja.

Saat Arya mulai bergerak, waktu disekitarnya seperti berhenti beberapa detik. Dia dapat melihat Barja bergerak mundur dengan sangat lambat.

Sesaat sebelum Arya menyerang, dia merasakan kekuatan yang sangat besar masuk ketubuhnya dengan cepat. Matanya bahkan memerah karena tekanan tenaga yang ada ditubuhnya. Naga api ikut tersentak kaget merasakan kekuatan itu, dia bagai terhisap dan dimakan hidup hidup oleh kekuatan itu.

Tubuh Mentari bergetar hebat saat melihat perubahan Arya, rambutnya yang hitam pekat perlahan namun pasti berubah menjadi putih seluruhnya.

Arkadewi yang berada disebelah Mentari terlihat mencengram pakaian Mentari tanpa sadar saat melihat pemuda dihadapannya bergerak dengan kecepatan tinggi. Ramputnya yang sudah memutih seluruhnya terlihat sangat mencolok.

Yang terjadi beberapa detik kemudian tubuh Barja roboh dan terbelah menjadi empat.

Tak jauh dari tubuh Barja, seorang pemuda berambut putih berdiri tegap dengan api yang menyelimuti seluruh tubuhnya.

"Dia gagah sekali" Arkadewi kagum pada Arya, rambutnya yang memutih membuat pemudai itu semakin tampan. Wajah Arkadewi bahkan memerah saat menatap pemuda tampan berambut putih itu.

Arya terlihat mengatur nafasnya yang mulai tersenggal. Dia menoleh kearah Barja sesaat sebelum menatap Mentari yang berdiri tak jauh darinya bersama Arkadewi.

"Apa bibi melihat ilmu kanuraganku? aku yakin dia kini terpesona padaku. Selangkah lagi aku akan menikahinya" gumamnya licik.

Arkadewi buru buru membuang jauh pikirannya yang memuji Arya saat melihat wajah mesum itu menatap Mentari.

"Wajah itu merusak pemandanganku" ucap Arkadewi kesal.

"Ternyata pedang karatan ini hebat juga" Arya menatap pedang yang ada digengamannya.

Tiba tiba pedang yang ada digenggaman Arya mengeluarkan kobaran api.

"Namaku Eyang Wesi Megantara bodoh! kau boleh memanggilku Eyang" hardik Eyang Wesi dalam pikiran Arya.

"Yah siapapun namamu selama kau membantuku mendapatkan bibi Mentari tak masalah" Arya tiba tiba tertawa lantang.

"Apakah aku salah memilihnya sebagai tuan?" umpat Eyang Wesi.

Naga api yang mendengar umpatan Eyang Wesi tertawa mengejek.

Mentari terlihat tersenyum sambil menatap Arya, dia kembali teringat ramalan yang dikatakan Sabrang padanya.

"Saat pedang dengan kekuatan yang sangat besar itu muncul maka anak dalam ramalan telah lahir. Sangking kuatnya pedang itu, siapapun tuan yang dipilihnya, rambutnya akan memutih akibat efek kekuatan itu. Jika saat itu tiba maka dia akan meneruskan perjuangan kita untuk menghancurkan mahluk terkuat masa lalu".

"Yang mulia, sepertinya ramalan itu benar" ucap Mentari pelan.

Terpopuler

Comments

gatot pringgodhani

gatot pringgodhani

tokohnya kelewat tolol menjadikan ceritanya jadi kurang menarik... Cape bacanya karna ceritanya nggak bermutu pake latar belakang sejarah kerajaan Majapahit nggak bikin menarik juga dg alur ceritanya...

2024-03-11

1

Nur Tini

Nur Tini

viktor

2023-10-19

2

putra

putra

ahh

2022-11-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Arya Wijaya
3 Pengejaran Perguruan Tengkorak Merah
4 Kemampuan Arya Wijaya
5 Ramalan Kehancuran Dunia Persilatan
6 Kitab Naga Api Abadi
7 Aura aneh Arya Wijaya
8 Sisi Lain Arya Wijaya
9 Sisi Lain Arya Wijaya II
10 Kemunculan Pusaka Pedang Megantara
11 Serat Malwageni
12 Dewi Racun
13 Masa Lalu Dewi Racun
14 Kemunculan Pria Misterius
15 Pendekar Terkuat Masa Lalu
16 Pendekar Terkuat Masa Lalu II
17 Perkembangan Arya Wijaya
18 Kebangkitan Pusaka Terkuat
19 Kebangkitan Pusaka Terkuat II
20 Menuju Bukit Cetho
21 Jurus Badai Api Neraka
22 Rencana menyusup ke Keraton Majapahit
23 Kenyataan Masa Lalu
24 Lembah Tanpa Cahaya
25 Hibata
26 Energi Naga Api
27 Air Terjun Lembah Pelangi
28 Arya Kembali
29 Keputusan Arya Wijaya
30 Rubah Putih
31 Jurus Pedang Jiwa
32 Misi mustahil Arkadewi
33 Awal Pengembaraan Arya
34 Rencana Arya Wijaya
35 Tinju Kilat Hitam
36 Pertemuan kembali
37 Rencana yang dibuat Wardhana
38 Organisasi Dunia Baru Mulai Bergerak
39 Membunuh tanpa Ampun
40 Prajurit rambut putih
41 Arkadewi dalam Bahaya
42 Kemarahan Arya Wijaya
43 Kelompok Latimojong
44 Undangan Rubah Putih
45 Iblis Dalam Tubuh
46 Kekuatan Misterius
47 Keberadaan Sabrang Damar
48 Memasuki Gua Srunggo
49 Memasuki Gua Srunggo II
50 Efek Jurus Mengendalikan Waktu
51 Efek Jurus Mengendalikan Waktu II
52 Misteri Kematian Wardhana
53 Ruang Dimensi Api
54 Keturunan Wardhana
55 Bangkitnya Mata Terkuat I
56 Bangkitnya Mata Terkuat II
57 Arya vs Tengkorak Merah
58 Pernyataan Cinta Arya
59 Terjebak di Dasar Jurang
60 Rencana Tersembunyi Sang Patih Malwageni
61 Dewi Kematian
62 Pusaka Pisau Naga Emas
63 Perangkap Besar Wardhana
64 Perangkap Besar Wardhana II
65 Tebing Kelam Dieng
66 Rahasia Kitab Lembah Terlarang Api Merah
67 Masa Lalu Arya
68 Pengumuman
69 Keberadaan Wardhana
70 Pertemuan Kembali
71 Pertemuan Kembali II
72 Pusaka Terakhir
73 Pengkhianat Malwageni
74 Tawaran Kerjasama
75 Sebuah Rencana Besar
76 Dunia Tak Bertuan
77 Lembah Merah Dieng
78 Pendekar Sayap Iblis
79 Wardhana Mulai Bergerak
80 Sabrang vs Li You Fei I
81 Sabrang vs Li You Fei II
82 Masa Lalu Emmy
83 Pertarungan di dasar Jurang Bintang Langit
84 Kekuatan Lingga
85 Pusaka Terakhir Dunia Tak Bertuan
86 Jalan Hidup Arkadewi
87 Kepingan Terakhir itu Bernama Arkadewi
88 Jebakan Arkadewi
89 Pesan Yasha Wirya
90 Wisanggeni
91 Tengkorak Merah Menyerang
92 Sabrang vs Tara Jingga
93 Kitab Sabdo Loji I
94 Kitab Sabdo Loji II
95 Mata Bulan Moris
96 Rahasia Gerbang Kedelapan
97 Moris vs Lakeswara I
98 Moris vs Lakeswara II
99 Minak Jinggo dan Moris Terdesak
100 Ruh Suci Penjaga Nusantara
101 Pendekar Misterius di Masa Lalu
102 Bangkitnya Ruh Suci Penjaga Nusantara
103 Sabrang vs Lakeswara I
104 Sabrang vs Lakeswara II
105 Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa
106 Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa II
107 Latihan Aneh Arya Wijaya
108 Kekuatan Alami Arya
109 Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga I
110 Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga II
111 Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan
112 Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan II
113 Awal Mula Kehancuran Dimensi Tak Bertuan
114 Rencana Besar Jaka Buana
115 Rencana Besar Dimulai
116 Arkadewi Dalam Bahaya
117 Bunga Cahaya Perak
118 Lingga vs Pendekar Sula Geni
119 Lingga vs Pendekar Sula Geni II
120 Ketua Bunga Cahaya Perak
121 Ketua Bunga Cahaya Perak II
122 Arkadewi vs Jaka Buana I
123 Arkadewi vs Jaka Buana II
124 Arkadewi vs Jaka Buana III
125 Arkadewi vs Jaka Buana IV
126 Arkadewi vs Jaka Buana V
127 Serangan Balik Arkadewi
128 Bangkitnya Cakra Loji
129 Sabrang Terdesak
130 Kekuatan Jaka Buana
131 Ingatan Naga Api
132 Api Suci Sula
133 Api Suci Sula II
134 Dimensi Pusat Waktu
135 Pesan Misterius dari Masa Lalu
136 Sang Penjaga Alur Waktu
137 Jebakan Jaka Buana
138 Ruh Wisanggeni Sang Penjaga Dimensi Sula
139 Bulan Darah I
140 Bulan Darah II
141 Bulan Darah III
142 Bulan Darah IV
143 Bulan Darah V
144 Bulan Darah VI
145 Bulan Darah VII
146 Ekstra Bab I : Pengorbanan Arya
147 Pengumuman Novel Baru Sabdo Loji
Episodes

Updated 147 Episodes

1
Prolog
2
Arya Wijaya
3
Pengejaran Perguruan Tengkorak Merah
4
Kemampuan Arya Wijaya
5
Ramalan Kehancuran Dunia Persilatan
6
Kitab Naga Api Abadi
7
Aura aneh Arya Wijaya
8
Sisi Lain Arya Wijaya
9
Sisi Lain Arya Wijaya II
10
Kemunculan Pusaka Pedang Megantara
11
Serat Malwageni
12
Dewi Racun
13
Masa Lalu Dewi Racun
14
Kemunculan Pria Misterius
15
Pendekar Terkuat Masa Lalu
16
Pendekar Terkuat Masa Lalu II
17
Perkembangan Arya Wijaya
18
Kebangkitan Pusaka Terkuat
19
Kebangkitan Pusaka Terkuat II
20
Menuju Bukit Cetho
21
Jurus Badai Api Neraka
22
Rencana menyusup ke Keraton Majapahit
23
Kenyataan Masa Lalu
24
Lembah Tanpa Cahaya
25
Hibata
26
Energi Naga Api
27
Air Terjun Lembah Pelangi
28
Arya Kembali
29
Keputusan Arya Wijaya
30
Rubah Putih
31
Jurus Pedang Jiwa
32
Misi mustahil Arkadewi
33
Awal Pengembaraan Arya
34
Rencana Arya Wijaya
35
Tinju Kilat Hitam
36
Pertemuan kembali
37
Rencana yang dibuat Wardhana
38
Organisasi Dunia Baru Mulai Bergerak
39
Membunuh tanpa Ampun
40
Prajurit rambut putih
41
Arkadewi dalam Bahaya
42
Kemarahan Arya Wijaya
43
Kelompok Latimojong
44
Undangan Rubah Putih
45
Iblis Dalam Tubuh
46
Kekuatan Misterius
47
Keberadaan Sabrang Damar
48
Memasuki Gua Srunggo
49
Memasuki Gua Srunggo II
50
Efek Jurus Mengendalikan Waktu
51
Efek Jurus Mengendalikan Waktu II
52
Misteri Kematian Wardhana
53
Ruang Dimensi Api
54
Keturunan Wardhana
55
Bangkitnya Mata Terkuat I
56
Bangkitnya Mata Terkuat II
57
Arya vs Tengkorak Merah
58
Pernyataan Cinta Arya
59
Terjebak di Dasar Jurang
60
Rencana Tersembunyi Sang Patih Malwageni
61
Dewi Kematian
62
Pusaka Pisau Naga Emas
63
Perangkap Besar Wardhana
64
Perangkap Besar Wardhana II
65
Tebing Kelam Dieng
66
Rahasia Kitab Lembah Terlarang Api Merah
67
Masa Lalu Arya
68
Pengumuman
69
Keberadaan Wardhana
70
Pertemuan Kembali
71
Pertemuan Kembali II
72
Pusaka Terakhir
73
Pengkhianat Malwageni
74
Tawaran Kerjasama
75
Sebuah Rencana Besar
76
Dunia Tak Bertuan
77
Lembah Merah Dieng
78
Pendekar Sayap Iblis
79
Wardhana Mulai Bergerak
80
Sabrang vs Li You Fei I
81
Sabrang vs Li You Fei II
82
Masa Lalu Emmy
83
Pertarungan di dasar Jurang Bintang Langit
84
Kekuatan Lingga
85
Pusaka Terakhir Dunia Tak Bertuan
86
Jalan Hidup Arkadewi
87
Kepingan Terakhir itu Bernama Arkadewi
88
Jebakan Arkadewi
89
Pesan Yasha Wirya
90
Wisanggeni
91
Tengkorak Merah Menyerang
92
Sabrang vs Tara Jingga
93
Kitab Sabdo Loji I
94
Kitab Sabdo Loji II
95
Mata Bulan Moris
96
Rahasia Gerbang Kedelapan
97
Moris vs Lakeswara I
98
Moris vs Lakeswara II
99
Minak Jinggo dan Moris Terdesak
100
Ruh Suci Penjaga Nusantara
101
Pendekar Misterius di Masa Lalu
102
Bangkitnya Ruh Suci Penjaga Nusantara
103
Sabrang vs Lakeswara I
104
Sabrang vs Lakeswara II
105
Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa
106
Kekuatan Pendekar Kembar Trah Dwipa II
107
Latihan Aneh Arya Wijaya
108
Kekuatan Alami Arya
109
Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga I
110
Prinsip Ilmu Kanuragan Lingga II
111
Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan
112
Rahasia Dimensi Gerbang Kedelapan II
113
Awal Mula Kehancuran Dimensi Tak Bertuan
114
Rencana Besar Jaka Buana
115
Rencana Besar Dimulai
116
Arkadewi Dalam Bahaya
117
Bunga Cahaya Perak
118
Lingga vs Pendekar Sula Geni
119
Lingga vs Pendekar Sula Geni II
120
Ketua Bunga Cahaya Perak
121
Ketua Bunga Cahaya Perak II
122
Arkadewi vs Jaka Buana I
123
Arkadewi vs Jaka Buana II
124
Arkadewi vs Jaka Buana III
125
Arkadewi vs Jaka Buana IV
126
Arkadewi vs Jaka Buana V
127
Serangan Balik Arkadewi
128
Bangkitnya Cakra Loji
129
Sabrang Terdesak
130
Kekuatan Jaka Buana
131
Ingatan Naga Api
132
Api Suci Sula
133
Api Suci Sula II
134
Dimensi Pusat Waktu
135
Pesan Misterius dari Masa Lalu
136
Sang Penjaga Alur Waktu
137
Jebakan Jaka Buana
138
Ruh Wisanggeni Sang Penjaga Dimensi Sula
139
Bulan Darah I
140
Bulan Darah II
141
Bulan Darah III
142
Bulan Darah IV
143
Bulan Darah V
144
Bulan Darah VI
145
Bulan Darah VII
146
Ekstra Bab I : Pengorbanan Arya
147
Pengumuman Novel Baru Sabdo Loji

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!