Bab 16

Lira mengemasi barang - barangnya dengan hati yang tidak iklas, bahkan adiknya sudah memintanya untuk tidak berangkat, namun dia tetap harus berangkat karna dia sudah berjanji pada Radith. Ah lelaki itu, Lira sudah salah menyangkanya sebagai pria baik berdarah hangat. Nyatanya dia sangat dingin dan tidak suka penolakan. Lira sangat membenci hal itu.

"Bosnya Mba Liora kok kejam banget sih Mba? Padahal kan bisa tuh semua yang dia kasih diganti pelan - pelan. Apa jangan - jangan dia bakal celakain Mba? Kalau sampai gitu, mending Aku aja Mba yang maju buat bela mba, aku patahin kepala dia," ujar adik Lira saat Lira menutup koper pemberian Radith.

Lelaki itu tak memintanya membawa banyak karna dia akan memberikan uang untuk Lira belanja di negara itu. Hal itu tentu menguntungkan Lira meski dia sedikit ragu. Bagaimana jika Radith nantinya malah masukkan semua itu ke daftar hutang sampai akhirnya dia tak bisa melunasi semua? Akhirnya malah dia yang dijual untuk melunasi itu.

"Udah, kamu gak usah pikirin itu. Biar Mba yang urus, Mba kan gak bisa ditindas, Mba bisa bela diri. Kamu juga harusnya berterima kasih karna dia bantu kamu buat sekolah, kasih kita tempat tinggal yang layak. Kamu harus bersyukur," ujar Lira pada adiknya. Adiknya tidak bisa menerima itu, namun dia juga tak bisa membantah.

"Kalau Mba pergi terus aku jadi anak yang nakal atau berandalan gitu gimana? Gak usah pergi lah Mba, minta kerjaan lain, biar orang lain yang jagain Luna Luna itu, itu kan bukan urusan Mba. Ya Mba ya?" Adik Lira tahu dia tak bisa hidup tanpa kakaknya dan hanya Lira yang dia punya di dunia ini.

"Mba tahu, tapi kamu itu udah besar,masak kamu selamanya mau ngumpet di punggung Mba terus? Anggap aja ini buat pelajaran kamu hidup sendiri. Toh kamu gak usah masak, kan ada catering tiap hari," ujar Lira yang diangguki oleh adiknya.

"Mba tapi gak lama - lama kan Mba? Aku gak tahu bisa betah apa Enggak loh di rumah ini. Kalau nanti aku gak betah karna gak ada Mba, aku mau pindah ke kontrakan aja, nanti Mba kirim uang buat bayar kontrakannya," ujar Adik Lira yang membuat gadis itu tersenyum cukup lebar.

"Aneh kamu, masak kamu gak betah tinggal di sini dan malah minta tinggal di Kontrakan? Udah jelas di sini lebih luas, lebih bersih, ada TV, ada AC, Kipas angin, masak kamu malah betah tinggal di Kontrakan kita?" tanya Lira yang dijawab gelengan kepala oleh adiknya, jawaban yang membuat Lira menjadi bingung.

"Kodrat manusia itu sebagai makhluk sosial Mba, nah kalau aku hidup di sini, aku mau bersosial sama siapa? Kalau aku bawa teman, bakal bahaya juga kan buat kita? Enakan di kontrakan kalau gitu mah," ujar adik Lira yang melihat semua kemewahan ini dari mata yang lain, hal yang tak disadari oleh Lira.

Banyak orang berpikir mengumpulkan uang dan hidup mewah adalah hal yang terbaik, namun di atas itu semua, hidup bersama orang lain dengan nyaman jauh lebih membuat kebahagiaan itu nyata adanya.

"Udah, kamu gak usah mikir apa - apa. Jalani aja dulu, nanti kalau kangen ya tinggal Vidcall aja sama Mba. Jangan kayak gini dong, kan bikin Mba gak tenang ninggalin kamu sendiri," ujar Lira dengan wajah yang cemberut.

"Iya deh iya, Mba semangat kerjanya. Kalau tuh cewek yang namanya Luna macam - macam atau bikin repot, Mba kurung aja di gudang, terus laporin ke bosnya Mba kalau dia baik - baik aja. Kan gak ada yang tahu. Ya kan? Ya Kan?"

Lira tertawa melihat bercandaan itu, dia bahkan tak pernah berpikiran jahat dan akan melakukan hal buruk untuk Luna, namun ternyata malah adiknya yang memiliki ide itu. Lira tak akan melakukannya, dia tak akan menyakiti Luna yang tidak setara dengannya.

"Kalau dia jago bela diri, pasti Mba ngajakin dia gelud. Tapi dia gak bisa apa - apa, Mba jadi kasihan kalau mau nyakitin dia. Mungkin karna itu Mba diminta buat jagain dia, Mba kan bisa.melakukan banyak hal, berkebalikan sama dia," ujar Lira yang tidak disetujui oleh adiknya.

"Kalau menurut Aku nih ya Mba, karna bosnya Mba itu udah percaya sama Mba Liora, jadi dia kirim Mba Liora bukan orang lain. Mungkin dia ngerasa dekat sama Mba Liora, jadi dia tahu Mba Liora bisa jagain dan jadi teman tuh cewek sekaligus," ujar Adik Lira yang membuat Lira tersenyum kecut.

"Percaya sama Mba bagaimana? Itu karna Mba yang paling cepat menghafal sesuatu, dia kan urgent banget buat ngirim orang, jadi dia suruh mba hafalin bahasa Korea yang sebegitu pusingnya dan ngirim Mba ke negara itu. Itu mah karna dia mau nguntungin diri sendiri aja," ujar Lira yang sebenarnya sedikit sakit dengan mengetahui fakta itu.

"Ngapain repot - repot nyuruh Mba? Dia bisa aja minta translator buat ngelakuin itu. Apalagi Wilkinson itu perusahaan besar, masak mereka gak punya orang kepercayaan di negara itu? Pasti ada dong," ujar adik Lira yang tidak disetujui oleh Lira, Lira tahu alasan Radith melakukan itu semua.

"Dia itu mau ngirim Mba tanpa orang di perusahaan Wilkinson tahu, dan lagi pula.." Lira tidak bisa melanjutkan perkataannya. Mana mungkin dia bilang jika Radith ingin mengirimnya jauh agar Lira tidak menyukai Radith? Hal itu tentu akan membuat Adik Lira menjadi marah dan kepikiran tentang nasibnya yang dibuang oleh bos sendiri.

"Mba mau siap siap dulu, sore ini Mba harus ke rumah Luna, terus nanti langsung berangkat ke Korea. Kamu jaga rumah hati hati ya, Gak usah jadi anak yang nakal, sekolah yang benar dan jangan kecewakan Mba yang udah berkorban banyak buat kamu." Lira mengatakan itu dengan mata yang berkaca, namun tidak dengan Adiknya.

"Mba? Mba pasti bakal balik kan? Kok Mba titip pesannya kayak Mba gak bakal balik lagi ke Indonesia sih? Gak mau tahu pokoknya Mba harus pulang, paling lama di sana satu sampai dua tahun aja, gak usah lama - lama, Indonesia itu indah, Mba pasti menyesal kalau gak pulang."

"Halah sok sok an bilang Indonesia Indah, tapi kalau liburan selalu ngomong pengen ke Singapura, gak pernah tuh kamu minta ke Bali atau Lombok, padahal lebih indah loh alamnya," ujar Lira yang membuat adiknya terkekeh, memang dia sudah lama memimpikan pergi ke negeri singa berbadan ikan itu.

"Ya kan biar keren gitu mba, punya passport, Bisa foto sama Singa, Bisa ke Universal Studio juga. Di Indonesia itu kan gak ada yang begitu," ujar Adik Lira membela diri, hal itu tak ditanggapi lagi oleh Lira, Lira lebih fokus untuk menyelesaikan Packing agar dia bisa menata mental untuk perjalanan jauh.

"Ini pertama kalinya Mba pergi ke luar negeri. Mba takut naik pesawat, kalau nanti jatuh gimana?" tanya Lira yangembuat adiknya berdecak. Bahkan adiknya itu sangat ingin pergi menggunakan pesawat, namun karna keadaan, dia tak pernah bisa melakukan itu semua. Uang darimana? untuk makan saja susah.

"Gak usah kayak orang susah Mba, kalau nanti misalnya nih jatuh, ya Mba tinggal berenang aja. Kalau gak nanti Mba lompat, biar jatuhnya balapan sama pesawat, cepat cepatan gitu sampai ke laut," ujar adiknya dengan nada bercanda, namun Lira yang sedang takut tak bisa menangkap humor itu. Lira menepuk pundak adiknya cukup keras karena kesal.

"Mba udah selesai Packing. Sekarang Mba harus pergi ke rumah Luna. Kamu ingat semua pesan Mba, Mba berangkat dulu," ujar Lira yang kemudian memeluk adiknya cukup lama. Lira melepaskan pelukannya dan langsung keluar dari apartemen itu. Di luar, sudah ada orang yang menunggunya dan bahkan membukakan pintu untuknya.

"Nona silakan masuk, kami diutus oleh tuan muda Radith untuk mengantar Nona ke rumah Nona Muda Lunetta. Kami diberi pesan agar Luna tidak mengungkapkan jati diri atau pun menyebutkan nama Tuan Muda Radith sedikitpun. Silakan Nona," ujar Supir itu yang diangguki oleh Lira. Lira masuk ke dalam mobil sementara barang - barangnya masuk ke bagasi.

Mereka sampai ke sebuah rumah, tidak, sebuah istana yang sangat megah. Bangunan berlantai empat dengan halaman yang mungkin bisa untuk acara lamaran sekaligus dengan panggung organ tunggal yang biasa Lira datangi jika kerabatnya menikah. Lira tahu Luna anak orang kaya, namun siapa sangka ternyata Luna sudah seperti anak sultan.

"Lira! Lo udah datang? Selamat datang di rumah Gue. Ayo masuk dulu, nanti malam kita berangkat ke Korea biar di pesawat bisa tidur aja. Kamu bawa apa aja?" tanya Luna yang menggandeng tangan Lira sementara orang suruhannya membawakan koper Lira untuk masuk ke dalam rumah. Lira tak begitu menangkap apa yang Lu a katakan karna matanya menelusuri tiap sudut rumahnya.

Lira kembali pada fokusnya saat belasan pelayan berbaris rapi di hadapannya. Dia seperti disambut di rumah ini, padahal dia bukanlah presiden atau seorang ratu, namun mereka memperlakukan Lira dengan sangat baik dan sopan. Lira sampai cengo dan canggung sendiri karna mereka.

"Mereka semua itu pelayan di sini. Yang di sini bagian di lantai 1, ini lantai dua, ini lantai 3, ini lantai empat. Yang paling susah yang lantai 3, soalnya kamar Gue ada di lantai 3, berantakan terus." Lira menganggukan kepalanya dan mengikuti Luna yang berjalan ke arah lift.

"Lah terus lantai 1 sama lantai 2? Lantai 4 juga buat apaan?" tanya Lira penasaran. Baru kali ini dia menaiki lift di sebuah rumah. Biasanya dia naik benda ini saat pergi ke Mall. Bahkan Luna memilikinya di rumah ini. Mengapa Luna malah memilih untuk pergi ke luar negeri dibanding istana ini?

"Kamar di lantai satu buat Daddy sama kalau ada tamu, di lantai dua buat bang Jordan. Tapi bahkan mereka udah punya rumah sendiri - sendiri. Bang Jordan di setiap tempat punya rumah, soalnya dia nomeden. Kalau Daddy rumah utama di Inggris. Kapan - kapan Gue ajak Lo ke sana. Di sana ada kembaran gue juga."

"Hah? Lo kembar? Wah gue baru tahu. Ah, jadi Lo pindah karna Lo ngerasa sepi ya? Lo pengen nyari rumah dan suasana yang baru gitu?" tanya Lira yang membuat Luna menggelengkan kepalanya. Bukan itu alasan utama Luna pergi dari negara ini, bahkan dia sudah memberitahukan pada Lira.

"Ah, Gue paham. Maaf udah bertanya. Eum, jadi Lo udah packing semua? Ada yang perlu gue bantuin gak? Atau Lo mau beli keperluan apa dulu gitu?" tanya Lira yang dijawab gelengan kepala oleh Luna. Luna sudah memiliki semua di Korea, dia hanya perlu membawa Pong Pong dan benda penting lain.

*

*

*

Malam tiba, Luna dan Lira sudah berdiri di bagian pengecekan dan mereka tidak diantar satu orang pun. Karna memang Niat Luna dari awal adalah 'kabur' dari semua hal yang adai di Indonesia. Dia ingin memulai hidup baru tanpa diketahui siapapun. Luna tak tahu saja mata dan telinga Radith ada di sisinya saat ini.

"Selamat Tinggal Indonesia, semoga banyak hal lain di dunia sana dan kebahagiaan menanti Kami berdua."

Itulah kata kata terakhir Luna sebelum pesawat lepas landas meninggalkan bandara dan melakukan perjalanan menuju negerinya para Oppa tampan.

*

*

*

*

Jangan Lupa Like, Comment, Subcribe, bantu Author untuk mendapat 1000 likes.

terima kasih banyak 🥰🥰🥰

Terpopuler

Comments

Kimyumi

Kimyumi

Negara oopppaaa

2020-12-16

0

Swastika Yulianti

Swastika Yulianti

lanjut thoor aku menanti🥰

2020-06-16

1

taki

taki

lnjutt thor...

2020-06-16

1

lihat semua
Episodes
1 1. Bab 1
2 2. Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Chapt 102
103 Chapt 103
104 Chapt 104
105 Chapt 105
106 Chapt 106
107 Chapt 107
108 Chapt 108
109 Chapt 109
110 Chapt 110
111 Chapt 111
112 Chapt 112
113 chapt 113
114 Chapt 114
115 Chapt 115
116 Chapt 116
117 Chapt 117
118 Chapt 118
119 Chapt 119
120 Chapt 120
121 Chapt 121
122 Chapt 122
123 Chapt 123
124 Chapt 124
125 Chapt 125
126 Chapt 126
127 Chapt 127
128 Chapt 128
129 Chapt 129
130 Chapt 130
131 Chapt 131
132 Chapt 132
133 Chapt 133
134 Chapt 134
135 Chapt 135
136 Karya Baru Gaessss
137 Chapt 136
138 Chapt 137
139 Chapt 138
140 Chapt 139
141 Chapt 140
142 Chapt 141
143 Chapt 142
144 Chapt 143
145 Chapt 144
146 Chapt 145
147 Chapt 146
148 Chapt 147
149 Chapt 148
150 Chapt 149
151 Chapt 150
152 Chapt 151
153 Chapt 152
154 Chapt 153
155 Chapt 154
156 Chapt 155
157 Chapt 156
158 Chapt 157
159 Bab 158
160 Chapt 158
161 Chapr 159
162 Chapt 160
163 Chapt 161
164 Chapr 162
165 Chapt 163
166 Chapt 164
167 Chapt 165
168 Chapt 166 - LAST
Episodes

Updated 168 Episodes

1
1. Bab 1
2
2. Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Chapt 102
103
Chapt 103
104
Chapt 104
105
Chapt 105
106
Chapt 106
107
Chapt 107
108
Chapt 108
109
Chapt 109
110
Chapt 110
111
Chapt 111
112
Chapt 112
113
chapt 113
114
Chapt 114
115
Chapt 115
116
Chapt 116
117
Chapt 117
118
Chapt 118
119
Chapt 119
120
Chapt 120
121
Chapt 121
122
Chapt 122
123
Chapt 123
124
Chapt 124
125
Chapt 125
126
Chapt 126
127
Chapt 127
128
Chapt 128
129
Chapt 129
130
Chapt 130
131
Chapt 131
132
Chapt 132
133
Chapt 133
134
Chapt 134
135
Chapt 135
136
Karya Baru Gaessss
137
Chapt 136
138
Chapt 137
139
Chapt 138
140
Chapt 139
141
Chapt 140
142
Chapt 141
143
Chapt 142
144
Chapt 143
145
Chapt 144
146
Chapt 145
147
Chapt 146
148
Chapt 147
149
Chapt 148
150
Chapt 149
151
Chapt 150
152
Chapt 151
153
Chapt 152
154
Chapt 153
155
Chapt 154
156
Chapt 155
157
Chapt 156
158
Chapt 157
159
Bab 158
160
Chapt 158
161
Chapr 159
162
Chapt 160
163
Chapt 161
164
Chapr 162
165
Chapt 163
166
Chapt 164
167
Chapt 165
168
Chapt 166 - LAST

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!