Bab 17

Lira menghirup udara yang dingin saat baru saja mendarat di Korea Selatan. Mereka berjalan sementara barang – barang mereka dibawa oleh orang suruhan Luna. Mereka langsung menaiki mobil dan berhenti di sebuah rumah yang tak besar, namun tak bisa juga dibilang kecil. Luna memng sangat kaya, Lir mengakui hal itu. Bagaimana bisa dia membeli rumah dengan mudah di negara ini.

"Lo gak ush kaget gitu dong, kan gue udah bilang, gue bukan orang miskin. Makanya Lo juga gak perlu bawa banyak barang, nanti kita beli aja di sini. Kita juga gak usah kerja atau apa, Cuma senang – senang aja, nanti kalau Lo bosan, kita tinggal jalan – jalan aja e pulau Jeju atau kemanapun," ujar Luna yang membuat Lira bingung harus merespon apa.

"Lo serius gak mau kerja atau apa? Lo mau senang – senang terus selamanya? Kalau gitu Lo gak akan ngerasain hidup susah ataupun berusaha dari nol dong, percuma juga Lo pergi ke luar negeri," ujar Lira yang membuat Luna bingung. Sepertinya Lira masih tidak menangkap maksud Luna pergi dari Indonesia.

"Gue pergi dari negara kelahiran gue itu bukan karna Gue mau mandiri atau mau hidup susah. Tapi karna Gue mau lupain semua yang pernah ada di hidup Gue. Lo udah tahu hal itu kan? Lagipula emang Gue gak akan mengalami hidup susah kok. Bahkan ketika bokap Gue bangkrut, dia udh simpan tabungan atas nama Gue yang bisa Gue pakai seumur hidup."

"Seumur hidup? Demi apa? Wah, Gue harus minta bokap Lo angkat Gue jadi anak nih, Gue gak usah susah – susah kerja atau mikir hutang buat hidup." Luna terkekeh melihat wajah Lira yang cengo, Luna tak ingin memperpanjang topik ini dan memilih untuk masuk ke dalam rumah.

Rumah yang Luna beli sudah siap huni, bahkan sudah dalam keadaan bersih karna sebelum mereka sampai, tuan Wilkinson sudah menyuruh orang untuk membersihkannya. Luna mengecek kamar yang ada di sana dan langsung memilih salah satu kamar yang dia yakin menjadi miliknya karna semua warna dindingnya merah muda dan banyak boneka di dalam sana.

"Lo ya, Lo itu udah umur dua puluhan, tapi ternyata masih suka banget dekorasi yang begitu. Gue gak nyangka Lo ternyata begini, haha," ujar Lira yang langsung mengubah cara berpikirnya tentang Luna. Lira kira Luna adalah gadis yang anggun dan menawan namun sedikit manja, ternyata sikap manja itu malah yang mendominasi.

"Eh, Lo bukannya Cuma bawa barang penting? Kenapa Lo juga bawa nih boneka? Padahal boneka di kamar Lo juga udah banyak banget." Luna menatap boneka yang ada di tasnya. Luna tak menjawab pertanyaan Lira, tentu hal itu membuat Lira makin penasaran dan terus bertanya pada Luna.

"Gue sayang banget sama boneka ini, bahkan kalau Gue kehilangan banyak hal di dunia ini, Gue gak mau kehilangan boneka ini. Boneka ini diambil dengan penuh perjuangan, lucu pokoknya," ujar Luna yang ambigu, namun Lira tahu Luna benar – benar tak ingin membicarakannya sehingga dia berhenti bertanya.

Lira dan Luna berleha – leha sebentar sebelum akhirnya mereka memakai baju yang cukup tebal karna suasana yang dingin dan mereka segera keluar dari rumah untuk melihat apa yang ada di sekitar rumah mereka. Luna memang sengaja tidak membeli rumah di tengah kota agar dia tidak merasa pusing dan mencari ketenangan selama di sini.

"Ah, Gue ingat. Eum, Gue harus pulang sekarang, ada hal yang harus gue lakuin. Tapi, Lo gak papa kalau harus main sendiri? Lo udah bisa ngomong pakai bahasa Korea?" tanya Lira yang panik dan khawatir saat mereka sudah ada di luar rumah. Lira baru ingat dia belum menghubungi Radith dan akan menjadi masalah yang besar jika dia membuat lelaki pemarah itu menunggu.

"Yah, tapi kan gue gak kenal siapa – siapa dan bahkan Gue Cuma bisa ngomong Annyeong aja. Emang Lo ada perlu apa sih? Ko ksibuk banget?" tanya Luna yang tampak merajuk karna Lira sangat sibuk bahkan di saat liburan mereka.

"Ya Gue harus laporan ke Bos Gue," ujar Lira yang tanpa sadar membocorkan sedikit Rahasinya. Luna langsung mengerutkan keningnya, apalagi Lira langsung salah tingkah setelah mengatakan hal itu. apakah ada sesuatu yang disembunyikan oleh Lira?

"Gue kan kerja, harusnya Gue laporan kalau Gue mint acuti atau apa. Gue lupa, Gue mau kirim email dulu ke Bos Gue, biar kalau dipecat pun Gue kan dipecat terhormat," ujar Lira yang akhirnya membuat Luna ikut masuk ke dalam rumah. Luna menunggu Lira menyelesaikan urusannya yang membutuhkan waktu setengah sebelum akhirnya mereka berjalan – jalan di kota itu.

*

*

*

"Lo gila ya? Bagaimana bisa Lo bertidnak tanpa sepengetahuan Gue? Kalau Luna curiga, dia neyelidikin dan Gue gak tahu, Gue jawab yang sebenarnya, Lo mau apa? Justru Lo bakal bikin dia makin benci sama Lo." Jordan yang baru tahu fakta itu tentu mengamuk dan langsung memaki Radith yang mengakui semua rencanya.

"Gue pikir Gue bisa nutupin semua, Gue Cuma mau ngelindungin Luna dengan cara Gue sendiri. Lo tahu Luna udah punya orang yang dia sayang, dan gue gak bisa terang – terangan buat ngelindungin Adik Lo itu. Lo tenang aja, Lira itu bersih dan dia bisa diandalkan."

"Lo gila! Ini bukan hanya masalah dia bersih atau bisa jagain Luna. Lo gak bisa kerja sendiri, kalau Lo bahkan gak percaya sama Gue, Lo gak akan bisa bertahan. Jangan karna Lo cinta buta sama Adik Gue, Lo pikir semua orang bakal nentang perasaan Lo ke dia?"

"Maksud Lo apa? Lo gak salahin Gue? Lo? Lo dukung persaan Gue?" tanya Radith yang membuat Jordan menghela napasnya dengan berat. Radith memang sudah tidak waras lagi, lelaki itu tahu dia akan terluka, namun dia masih mau mencintai adiknya. Kenapa dulu dia menyakiti Luna dan sekrang malah mengejar Luna seperti ini?

"Gue gak urusan sama apa yang Lo rasain dan Gue terserah sama Lo mau gimana. Tapi sebagai pihak yang mendukung Lo, Gue gak mau Lo terus terobsesi sama adik Gue. Lo itu ganteng, mapan, gak mungkin susah buat Lo nyari orang lain."

Radith tak mendengarkan apa yang dikatakan oleh Jordan. Bertahun – tahun dia bisa bertahan, bahkan hati Radith sudah tak bisa lagi melihat wanita lain selain Luna. Radith tak bisa jika tak memikirkan Luna, bahkan Radith berpikir akan terus mencintai Luna seumur hidupnya. Entah dia bisa memiliki Luna atau tidak.

"Gue tahu kalau Lo gak akan dengar apa yang Gue bilang, ya udah, yang penting Gue udah tahu tentang hal ini, Gue bakal bantu nutupin identitas Lira dari yang lain. Kalau gitu Gue balik dulu, Lo kalau ada apa – apa ngomong ke Gue. Ini terakhir kalinya Gue harus pulang ke Indonesia Cuma karna masalah ini."

"Eh bang, tunggu deh. Darrel gak tahu ya kalau Luna ada di Korea?" tanya Radith saat Jordan sudah melangkah. Jordan berbalik dan langsung menggelengkan kepalanya. Darrel memang tidak tahu apapun tentang keberadaan Luna, namun dia juga tak yakin jika hal itu akan bertahan lama.

"Tapi Gue gak jamin selamanya dia gak akan tahu. Apalagi bokap Gue ada di pihak dia. Gue sih gak mau tahu urusan Luna yang tentang kalian berdua, kalaupun tahu, Gue gak ikut campur. Karna Gue greget sama Lo aja makanya Gue ke sini. Kalau Lo dengar bokap Gue ke Indonesia, berarti dia bakal kasih tahu Darrel, gitu aja sih," ujar Jordan yang langsung pergi tanpa dicegah lagi oleh Radith.

Radith duduk di kursinya dan meremas rubik yang ada di mejanya. Dia sangat kesal dan marah, dia bahkan tak pernah merasa semarah ini saat melihat Luna bersama dengan Darrel yang notabene adalah tunangannya. Nmaun mengetahui tuan Wikinson masih mendukungnya setelah hal yang dilakukan Darrel, apakah itu adil?

"Dua kali, Dua kali Darrel udah bikin Luna nangis karna cewek lain. Berkali – kali juga Darrel bikin Luna nangis dan selalu ada Gue di saat Luna ngerasa jatuh. Apa bokap Luna gak bisa lihat Gue yang bahkan berkorban nyawa buat anaknya?"

Radith meremas pelipisnya yang tiba – tiba merasa pusing. Dia tak mau menjadi kasar dan serakah. Dia sudah berjanji pada dirinya tak akan membenci Darrel atau Keluarga Wilkinson karna keputusannya. Kini dia lebih baik fokus dengan keselamatan dan kebahagiaan Luna, tujuan utamanya untuk saat ini.

~ting ting ting

Radith yang mendapat email pun langsung membuka email itu. Bibirnya tersenyum. Lira dan Luna sampai ke negara itu dengan selamat, meski dia juga kesal karna Lira mengatakan tak ingin diganggu dulu agar Luna tidak curiga. Berani sekali Lira memerintahnya yang sudah jelas merupakan Bos Lira.

"Dasar anak tengil," ujar Radith dengan senyum di sudut bibirnya. Setidaknya email dari asistennya itu menjadi satu – satunya penghibur di tengah pikiran kalutnya. Radith harus berterima kasih pada anak itu suatu hari nanti.

Episodes
1 1. Bab 1
2 2. Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Chapt 102
103 Chapt 103
104 Chapt 104
105 Chapt 105
106 Chapt 106
107 Chapt 107
108 Chapt 108
109 Chapt 109
110 Chapt 110
111 Chapt 111
112 Chapt 112
113 chapt 113
114 Chapt 114
115 Chapt 115
116 Chapt 116
117 Chapt 117
118 Chapt 118
119 Chapt 119
120 Chapt 120
121 Chapt 121
122 Chapt 122
123 Chapt 123
124 Chapt 124
125 Chapt 125
126 Chapt 126
127 Chapt 127
128 Chapt 128
129 Chapt 129
130 Chapt 130
131 Chapt 131
132 Chapt 132
133 Chapt 133
134 Chapt 134
135 Chapt 135
136 Karya Baru Gaessss
137 Chapt 136
138 Chapt 137
139 Chapt 138
140 Chapt 139
141 Chapt 140
142 Chapt 141
143 Chapt 142
144 Chapt 143
145 Chapt 144
146 Chapt 145
147 Chapt 146
148 Chapt 147
149 Chapt 148
150 Chapt 149
151 Chapt 150
152 Chapt 151
153 Chapt 152
154 Chapt 153
155 Chapt 154
156 Chapt 155
157 Chapt 156
158 Chapt 157
159 Bab 158
160 Chapt 158
161 Chapr 159
162 Chapt 160
163 Chapt 161
164 Chapr 162
165 Chapt 163
166 Chapt 164
167 Chapt 165
168 Chapt 166 - LAST
Episodes

Updated 168 Episodes

1
1. Bab 1
2
2. Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Chapt 102
103
Chapt 103
104
Chapt 104
105
Chapt 105
106
Chapt 106
107
Chapt 107
108
Chapt 108
109
Chapt 109
110
Chapt 110
111
Chapt 111
112
Chapt 112
113
chapt 113
114
Chapt 114
115
Chapt 115
116
Chapt 116
117
Chapt 117
118
Chapt 118
119
Chapt 119
120
Chapt 120
121
Chapt 121
122
Chapt 122
123
Chapt 123
124
Chapt 124
125
Chapt 125
126
Chapt 126
127
Chapt 127
128
Chapt 128
129
Chapt 129
130
Chapt 130
131
Chapt 131
132
Chapt 132
133
Chapt 133
134
Chapt 134
135
Chapt 135
136
Karya Baru Gaessss
137
Chapt 136
138
Chapt 137
139
Chapt 138
140
Chapt 139
141
Chapt 140
142
Chapt 141
143
Chapt 142
144
Chapt 143
145
Chapt 144
146
Chapt 145
147
Chapt 146
148
Chapt 147
149
Chapt 148
150
Chapt 149
151
Chapt 150
152
Chapt 151
153
Chapt 152
154
Chapt 153
155
Chapt 154
156
Chapt 155
157
Chapt 156
158
Chapt 157
159
Bab 158
160
Chapt 158
161
Chapr 159
162
Chapt 160
163
Chapt 161
164
Chapr 162
165
Chapt 163
166
Chapt 164
167
Chapt 165
168
Chapt 166 - LAST

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!