Bab 3

Lira meletakkan kepalanya di meja dengan lelah. dia sudah menghafal separuh dari buku yang diberikan oleh Radith, buku itu bahkan tidak menjelaskan apapun tentang perusahaan, bahkan lebih mirip buku keamanan pemrograman, entah untuk apa Lira menghafalkan semua itu, apakah Radith berharap Lira membobol sistem keamanan di perusahaan ini? Lelaki itu sangat aneh.

" Kerjaan ini belum kelar, masih harus nyiapin semua file berkas, masih harus ini, harus itu. gaji gede tapi rambut rontok. Lama – lama gue kerja buat buat ngumpulin biaya pengobatan," keluh Lira sambil membolak balik kertas yang dia pegang, sesekali melihat ke layar PC dimana pekerjaannya sedang diproses. Pantas saja tidak ada yang betah jadi asisten Radith, pekerjaannya sangat banyak.

" Kamu udah gak kuat? Yah, padahal kamu bakal mengalami hari yang lebih berat dari ini. tapi kalau kamu segini udah nyerah, kamu gak akan kuat sih sama masalah yang ada di kemudian hari," ujar Sekretaris yang kini Lira tahu namanya Veta. Lira tersenyum tipis menjawab hal itu, jika saja tidak ingat gaji yang besar, Lira sudah malas diminta bekerja seperti ini.

" Percaya sama aku, kerja di sini itu enak kok. Kalau kerjanya gak enak pasti kami semua yang ada di sini udah keluar dari lama. Tapi nyatanya kami bertahan, emang pak Radith itu suka nyeleksi siapa yang layak kerja jadi staff inti, makanya sering ngasih job yang gak masuk akal," ujar Veta yang diangguki oleh Lira.

" Semoga saja saya bisa kuat bertahan. Saya juga butuh banyak uang untuk bertahan hidup di kota besar ini, hahaha," ujar Lira mencairkan suasana dan kembali larut dengan pekerjaannya. Bahkan seluruh meja Lira sudah dipenuhi oleh note kecil yang berisi inti buku di tangannya. Dia takut melupakan inti – inti itu dan nantinya akan berakibat fatal.

' masuk ke ruang saya sekarang. Gak pakai protes dan gak usah lihat kanan kiri. Waktu kamu tiga puluh detik dari sekarang.' Lira langsung melotot dan segera bangkit dari duduknya. Sedikit berlari untuk masuk ke ruang CEO.

Lira membuka pintu dengan tergesa dan mendapati Radith yang melepas dasinya dan bahkan hanya mengenakan kemeja santai. Lira dengan napas yang memburu memandang Radith. Lelaki itu mengambil tas kecil dan mengisinya dengan dompet dan ponsel, lalu berjalan ke arah Lira dengan wajah tanpa ekspresi.

" Ambil buku yang saya minta buat kamu hafalkan, lalu susul saya ke bawah. Saya beri waktu kamu lima menit untuk menyusul saya. Bawa ponsel dan dompet kamu, kita harus menemui klien sekarang," ujar Radith dengan datar sambil keluar dari ruangannya meninggalkan Lira yang masih mencerna perintah Radith.

" EMPAT MENIT!" Teriak Radith dari luar ruangan yang membuat Lira langsung panik dan kembali berlari keluar dari ruangan itu. Lira mengambil tas kecilnya dan memasukkan ponslenya ke sana. Gadis itu juga membawa buku yang diperintahkan oleh Radith dan berlari lari menyusul pria itu.

" Mati gue, gue gak tahu harus nyusul dimana. Haduh, mati gue, mati gue," ujar Lira sambil berjalan cepat. Gadis itu menepuk kepalanya berkali – kali dan menuju lift. Dia tak tahu Radith kemana, namun jika urusannya dengan klien, mereka pasti keluar dari gedung ini, Lira harus segera menuju lobby."

" Berasa main subway surf, gue yang jadi polisi lagi ngejar anak tengil yang coret – coret badan kereta. Gini amat sih nyari uang," ujar Lira yang sudah lelah karna terburu – buru, gadis itu keluar dari lift dan mendapati Radith yang keluar dari pintu utama gedung itu. Lira langsung berlari untuk mengejar bos yang sama tengilnya dengan tokoh utama di game yang tadi dia sebutkan.

" Bagus, hampir saya meninggalkan kamu karna kamu sudah terlambat, tapi ya sudah, karna kamu sudah di sini, buruan masuk ke mobil itu, saya gak mau satu mobil sama kamu," ujar Radith menunjuk mobil yang ada di hadapannya dengan dagunya. Lira memajukan bibirnya melihat sikap Radith itu.

" Memang saya beneran terlambat pak?" tanya Lira pelan, takut membuat Radith merasa marah atau tak nyaman, namun Radith malah mengangkat bahunya, membuat Lira mengerutkan keningnya melihat respon itu, respon yang menurut Lira sangat ambigu.

" Mana saya tahu, saya kan gak pegang stopwacth. Kalau saya bilang kaamu telat, ya berarti kamu telat, gak ada protes dan gak ada alasan," ujar Radith yang hendak masuk ke dalam mobil. Lira mengepalkan tangannya dan ingin menonjok lelaki itu, namun Radith langsung berbalik dan menatap Lira dengan tajam.

" Mau apa kamu? Mau pukul saya? Sini kalau berani. Ini belum jam empat," ujar Radith yang malah menantang Lira. Gadis itu langsung tersenyum kikuk dan menggerakkan tangannya seolah dia sedang melakukan peregangan. Lira meninju udara dengan ringisan di wajahnya, seolah dia merasa pegal dan melakukan itu untuk mengurangi rasa pegalnya.

" Enggak kok pak. Tadi kelamaan duduk sama pegang PC, tangannya jadi kaku semua," ujar Lira tanpa menghentikan aktivitasnya. Radith langsung memutar bola matanya dan masuk ke dalam mobil, tak lupa menutup pintu mobil itu cukup keras, bahkan sampai membuat Lira terkejut. Gadis itu segera berjalan menuju mobil yang lain dan masuk ke sana.

" Nutup pintu mobil mewah kayak nutup pintu mobil angkot, kerasnya gak kira – kira. Dasar OKB," ujar Lira dengan kesal sambil duduk di dalam mobil itu. supir yang mengantar Lira tentu tertawa mendengar celoteh gadis itu, membuat Lira tersadar dia bukan satu – satunya orang yang ada di sini.

" Pak, jangan kasih tahu Pak Radith ya Pak? Saya baru dua hari kerja pak, kalau pak Radith tahu, saya bisa dikerjain habis – habisan, bisa – bisa gak ada seminggu saya kerja di sini pak," ujar Lira yang mengatupkan kedua tangannya dan menatap pak Supir dengan melas.

" tenang saja nona. Nona bukan satu – satunya orang yang bingung dan kesal dengan tingkah laku ajaib tuan CEO. Tapi Nona harus tahu jika taun CEO orang yang baik, sangat baik. Nona akan merasakan hal itu sendiri nantinya," ujar supir itu yang membuat Lira melega, setidaknya dia tak akan diadukan.

" Lagipula, tanpa saya mengadukan, tuan CEO sudah tahu semua hal yang nona katakan barusan, karna di semua mobil yang dimiliki tuan CEO, terda[at audio yang terhubung satu sama lain dan hanya tuan CEO yang bisa mengaksesnya," ujar supir itu yang membuat Lira melotot, baru saja dia merasa lega, namun kini dia merasa takut lagi.

" Kuajak kau melayang tinggi, dan kuhempaskan ke bumi. Tahu gak pak Rasanya udah diangkat tinggi terus dijatuhkan ke dasar jurang? Nah, kayak pak supir gini nih yang gitu, menyebalkan," ujar Lira yang membuat supir itu tertawa, tidak menjawab apapun dan membiarkan Lira merasa cemas seteleah ini.

Mereka berhenti di sebuah restoran dan Lira langsung turun dari mobil setelah melihat Radith yang berdiri di samping mobilnya. Radith memandang Lira dengan sinis, Lira sendiri langsung membuang muka dan menghindari tatapan mata itu, membuat Radith berdecih dan masuk ke restoran itu dengan kesal. Lira menghendakkan kaki ke tanah sebelum menyusul Radith yang berjalan dengan langkah lebar.

" Gue sengaja nutup keras itu karna gue kesal sama Lo, bukan karna gue OKB. Terus juga Lo tahu, karna Lo ini, supir yang tadi ada di mobil Lo bakal gue pecat, puas kan Lo?" tanya Radith yang mendapat menjadi informal dengannya. Lira terkejut, namun dia lebih fokus dengan apa yang dikatakan oleh Radith.

" Kenapa pak Supirnya dipecat? Pak supirnya kan gak salah apa – apa pak, kasihan dong pak, dia juga cari rejeki untuk keluarganya," ujar Lira dengan tergesa, tanggapan Lira yang berisik membuat Radith mengerutkan keningnya dan menutup matanya.

" Itu peringatan buat Lo. Lo harus jaga mulut dan kelakuan Lo selama jam kerja. Sekarang Lo lihat orang lain yang ak bersalah hrus menanggung akibat dari Lo. Oh tapi dia gak sepenuhnya gak bersalah sih, karna dia juga salah udah jelek – jeleik gue padahal dia tahu kalau ada Audio terhubung."

" Pak, kalau masalah pak Radith dengan saya, pak Radith jangan libatkan orang lain yang tak bersalah pak. Saya siap menanggung semua kesalahan saya, bahkan jika saya harus dipecat, saya akan terima, tapi jangan sampai orang lain yang menanggungnya pak," ujar Lira pelan dan takut, dia merasa bersalah dengan keputusan Radith.

" Makan, kalau kamu bisa habiskan semua yang saya pesan, saya gak akan jadi pecat dia. Sebaliknya, kalau kamu gak bisa habiskan semua, saya bakal pecat dia, sekaligus pecat kamu," ujar Radith dengan dingin dan memisahkan piring ke dua bagian meja yang berbeda. Lelaki itu memesan berbagai jenis makanan dalam uda porsi.

" Tidak adil jika pak Radith hanya meminta saya untuk menghabiskan semua, bagaimana jika sedikit bertaruh, jika saya menghabiskan jauh lebih banyak dari pak Radith, pak Radith harus membatalkan semua itu, tapi jika pak Radith yang leebih banyak, silakan lakukan seperti yang anda mau," ujar Lira dengan berani.

" Lancang sekali. Kenapa aku harus bertaruh denganmu di saat aku bisa melakukan itu tanpa meminta pendapatmu?" tanya Radith yang balik menantang gadis tak tahu malu dan tak kenal takut yang ada di hadapannya. Lira tersenyum manis dan memiringkan kepalanya.

" Jika pak Radith takut, pak Radith bisa menyerah sekarang," ujar Lira dengan nada mengejek.

" Deal," ujar Radith singkat dan mulai memakan makanan yang ada di hadapannya. Lira tersenyum penuh arti dan menatap makanan yan gada di hadapannya. Dia harus menilai mana yang harus dia habiskan terlebih dahulu, dia tidak boleh merasa kenyang atau eneg, dia harus menghabiskan semua secara bertahan.

Lira mengambil piring berisi steak daging, gadis itu mulai memasukkan banyak potongan besr dan mengunyahnya lalu memakannya. Radith yang melihat itu tentu kaget, dia tak menyangka Lira memiliki selera makan yang besar. Lelaki itu mulai merasa terancam dan makin cepat memakan makanan yang ada di hadapannya.

" Sekadar informasi, aku dulu anak SMK dan porsi makanku sangat banyak. Seharusnya kamu berpikir dulu sebelum bertinda," ujar Radith yang meminum cairan dalam gelas yang ada untuk menghilangkan rasa berat di tenggorokannya. Lira tak menyahut, gaids itu fokus pada makanan yang ada di depannya. Lira berhasil menghabiskan satu poris steak beserta sayur – sayurnya.

Satu persatu makanan yang ada di meja itu habis. Lira sudah merasa kenyang, namun dia tetap memaksa makan semua makanan itu, sementara Radith yang sudah lama tidak makan banyak langsung merasa pusing dan meletakkan kepalanya di senderan kursi. Lelaki itu kesulitan bernapas dan merasa begah di perutnya.

" Apa pak Radith menyerah? Pak Radith tidak harus memaksa untuk meenghabiskan semua jika memang tidak sanggup," ujar Lira yang mendapat tatapan sinis dari Radith, namun lelaki itu kembali mengelus perutnya, bahkan perutnya sudah mirip dengan perut ****, kerja kerasnya selama ini langsung sia – sia dalam waktu singkat.

" Jika pak Radith harus menghabiskan banyak makanan, pak Radith jangan terlalu banyak minum, karna pada akhirnya pak Radith akan kenyang karena kembung dan tidak ada ruang tersisa untuk makanan itu," ujar Lira dengan tenang sambil meminum sedikit cairan yang ada di gelasnya. Radith melihat gelasnya dan gelas Lira. Gelas Lira masih penuh sedangkan gelasnya nyaris kosong.

" Oke, saya akui saya kalah kali ini. saya akan menarik semua perintah saya. Kamu menang, say atidak menyangka gadis yang kecil seperti lidi memiliki porsi makan seperti sapi," ujar Radith menggelengkan kepalanya menatap Lira yang tak tampak kenyang sama sekali. Lira tak terima dengan pernyataan itu, namun dia memilih diam agar tak timbul masalah baru.

" Eum pak, pak Radith tadi bilang akan menemui klien, tapi dimana klien itu pak? Dan kenapa saya hanya diminta untuk membawa buku dan bukannya file – file keperluan meeting?" tanya Lira yang baru menyadari hal itu. dia tak melihat kedatangan tamu mereka sedari tadi.

" Tidak ada klien yang datang hari ini. Saya hanya sedikit bosan berada di kantor dan saya ingin mengerjai kamu, malah kamu yang mengerjai saya," ujar Radith tanpa dosa yang tentu tak masuk akal bagi Lira. Lelaki itu berstatus CEO, sikapnya dingin, namun sangat jahil dan ajaib.

" Saya sedang dalam mood yang baik, jadi saya gak akan mempermasalahkan apa yang kamu lakukan ke saya. Tapi jika mood saya sedang buruk, bahkan jika kamu adalah perempuan, saya gak segan menggantung kamu di pohon kelapa dengan posisi terbalik, jadi berhati – hatilah," ujar Radith yang menyeruput sisa cairan yang ada di gelasnya.

" Saya tidak akan berani mengerjai atasan saya sendiri terlepas dari apapun yang pak Radith lakukan pada saya," ujar Lira yang membuat Radith menaikkan sebelah alisnya dengan bingung.

" Memang saya melakukan apa?" tanya Radith tanpa rasa bersalah sedikitpun. Lira menghela napasnya dan kembali meletakkan gelas yang dia pegang.

" Meminta saya melakukan hal – hal yang aneh. Menghafalkan isi buku ini dalam waktu yang singkat. Bahkan meminta saya menyalin buku laporan ke buku lain," ujar Lira tanpa ragu sedikitpun. Dia ingin meminta penjelasan dari semua yang Radith perintahkan kepadanya.

" Aahh, itu bukan salah saya, kamu sendiri yang minta kerjaan kan? Salahkan diri kamu sendiri."

Yaps, dan jawaban ajaib itulah yang Lira terima. Lira menyerah dan menganggap jawaban itu sebagai angin lalu agar emosinya tak mencuat dan membuat hidung atasannya ini berdarah karna patah.

Terpopuler

Comments

Retno Rosmayanti

Retno Rosmayanti

kasian radit thor

2020-05-16

1

Dematu Elissandri Sihite

Dematu Elissandri Sihite

hahah,,
jadi ceritanya si radith di tonjok kwkw,,

jodoh yg sepadan..

2020-05-14

1

🍀ʀaʀa

🍀ʀaʀa

😂😂😂 lnjut thorrr ..
semoga mereka berjodoh😁

2020-05-14

3

lihat semua
Episodes
1 1. Bab 1
2 2. Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Chapt 102
103 Chapt 103
104 Chapt 104
105 Chapt 105
106 Chapt 106
107 Chapt 107
108 Chapt 108
109 Chapt 109
110 Chapt 110
111 Chapt 111
112 Chapt 112
113 chapt 113
114 Chapt 114
115 Chapt 115
116 Chapt 116
117 Chapt 117
118 Chapt 118
119 Chapt 119
120 Chapt 120
121 Chapt 121
122 Chapt 122
123 Chapt 123
124 Chapt 124
125 Chapt 125
126 Chapt 126
127 Chapt 127
128 Chapt 128
129 Chapt 129
130 Chapt 130
131 Chapt 131
132 Chapt 132
133 Chapt 133
134 Chapt 134
135 Chapt 135
136 Karya Baru Gaessss
137 Chapt 136
138 Chapt 137
139 Chapt 138
140 Chapt 139
141 Chapt 140
142 Chapt 141
143 Chapt 142
144 Chapt 143
145 Chapt 144
146 Chapt 145
147 Chapt 146
148 Chapt 147
149 Chapt 148
150 Chapt 149
151 Chapt 150
152 Chapt 151
153 Chapt 152
154 Chapt 153
155 Chapt 154
156 Chapt 155
157 Chapt 156
158 Chapt 157
159 Bab 158
160 Chapt 158
161 Chapr 159
162 Chapt 160
163 Chapt 161
164 Chapr 162
165 Chapt 163
166 Chapt 164
167 Chapt 165
168 Chapt 166 - LAST
Episodes

Updated 168 Episodes

1
1. Bab 1
2
2. Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Chapt 102
103
Chapt 103
104
Chapt 104
105
Chapt 105
106
Chapt 106
107
Chapt 107
108
Chapt 108
109
Chapt 109
110
Chapt 110
111
Chapt 111
112
Chapt 112
113
chapt 113
114
Chapt 114
115
Chapt 115
116
Chapt 116
117
Chapt 117
118
Chapt 118
119
Chapt 119
120
Chapt 120
121
Chapt 121
122
Chapt 122
123
Chapt 123
124
Chapt 124
125
Chapt 125
126
Chapt 126
127
Chapt 127
128
Chapt 128
129
Chapt 129
130
Chapt 130
131
Chapt 131
132
Chapt 132
133
Chapt 133
134
Chapt 134
135
Chapt 135
136
Karya Baru Gaessss
137
Chapt 136
138
Chapt 137
139
Chapt 138
140
Chapt 139
141
Chapt 140
142
Chapt 141
143
Chapt 142
144
Chapt 143
145
Chapt 144
146
Chapt 145
147
Chapt 146
148
Chapt 147
149
Chapt 148
150
Chapt 149
151
Chapt 150
152
Chapt 151
153
Chapt 152
154
Chapt 153
155
Chapt 154
156
Chapt 155
157
Chapt 156
158
Chapt 157
159
Bab 158
160
Chapt 158
161
Chapr 159
162
Chapt 160
163
Chapt 161
164
Chapr 162
165
Chapt 163
166
Chapt 164
167
Chapt 165
168
Chapt 166 - LAST

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!