Bab 15

"Lunetta akan pergi ke Korea. Entah kenapa Saya merasa dia akan pergi sebentar

lagi. Beberapa hari ini saya bertemu dengan dia, dia tampak murung dan memantapkan tekatnya untuk pergi ke Korea." Lira yang diminta untuk menghadap Radith, dan menceritakan semua yang dia alami beberapa hari ini. Radith menganggukkan kepalanya saat Lira berhenti bercerita.

"Saya akan urus passport dan visa kamu untuk tinggal di Korea. Kamu harus nyari kerja sampingan dulu ya, biar nanti visanya bisa visa kerja," ujar Radith yang diangguki oleh Lira. Sebenarnya Lira tak mau meninggalkan Adiknya sendiri di negara ini, namun karna diancam oleh Bosnya sendiri, Lira harus menurutinya.

Lira menyiapkan segala keperluannya hingga jika nanti Luna benar - benar ingin pergi ke Korea, dia tinggal berangkat. Jika nantinya pun Luna tidak mengajaknya, Lira akan bermain peran seolah bertemu secara tidak langsung oleh gadis itu agar Luna tak curiga, dan akhirnya Lira akan tetap tinggal bersama dan menjaga gadis itu.

"Memang dia kurang kaya atau bagaimana? Kenapa harus Gue yang diutus sama pak Radith buat jagain dia? Apa ini cara pak Radith buat ngejauh dari Gue? Gak elit banget caranya," ujar Lira yang terus menggerutu jika mengingat apa yang Radith lakukan padanya. Radith memang bos, namun sikapnya sangat menyebalkan.

"Coba aja kalau Gue gak hutang Budi sama dia, Gue udah pergi dari sini. Lo sih, harusnya Lo gak naif, harusnya Lo tahu kalau orang kaya semua tuh mikir bisnis, mana ada orang baik yang tulus di jaman sekarang?" tanya Lira pada dirinya sendiri. Lira duduk di kursinya dan memegang kepalanya yang terasa pusing.

'Kirimkan data diri lengkap kamu sekarang juga. Isi form yang saya kirimkan. Cepat, selagi saya longgar, akan saya kirim agar surat yang kamu butuhkan cepat jadi.' Baru saja Lira menghela napas, Radith sudah memintanya melakukan sesuatu yang lain. Lira akan sedikit Iklas melakukannya jika Radith menyebutkan kata 'tolong', namun lelaki itu sama sekali tak melakukannya.

"Bossy banget sih Dia. Iiih, pantes gak ada yang betah kerja jadi asisten Dia. Emang gajinya besar, tapi harus punya hati dan otak yang besar juga. Haahh, gak guna Lo menyesal sekarang Ra, baru tahu kan Lo sikap asli bos Lo?"

Lira tak benar benar membenci Radith. Dia hanya terus mengungkapkan kejelekan Radith agar hatinya merespon umpatan tersebut dengan menghapus rasa sukanya pada Radith. Dia hanya ingin hidup sebagai pegawai biasa, dan jika nanti hutangnya sudah lunas, Dia ingin pergi dari tempat ini dan bekerja di tempat lain yang lebih manusiawi.

Gadis itu mengerutkan keningnya dan mengambil ponselnya yang berbunyi. Lira melihat nama Luna di sana, namun dia harus segera mengiri form yang diberikan oleh Radith. Lira akhirnya mengangkat panggilan dari Luna sekaligus mengisi form yang diberikan oleh Radith, Lira berkonsentrasi dengan apa yang dia kerjakan agar hal itu segera selesai dan Radith tidak marah marah lagi.

"Li.. Lira, Lo ada waktu gak? Lo, Lo bisa ketemu sama Gue gak? Ka.. Kalau Lo ada waktu, Lo temuin Gue di Cafe Kencana ya? Gue, Gue mau curhat." Lira langsung terdiam dan mendengar apa yang Luna katakan. Lira langsung tahu jika Luna sedang menangis dan gadis itu membutuhkan teman curhat.

"Ah, Lo tunggu aja di sana. Tapi Gue mungkin sampai sana setengah jam lagi, Gue lagi ada kerjaan. Gini aja, Gue selesaiin ini dulu sebentar, terus Gue samperin Lo di sana. Lo jangan ngapa - ngapain ya, jangan bertindak bodoh." Lira langsung menutup telpon Luna dan segera menyelesaikan Form yang diberikan oleh Radith.

Lira mengambil tasnya dan memasukkan ponselnya ke dalam tas, Lira segera masuk ke ruangan Radith untuk ijin menemui Luna. Radith rupanya tidak sedang berada di kantor, hingga Lira hanya mengiriminya pesan dan langsung pergi dari sana segera. Lira khawatir Luna terlalu bodoh dan nekat melakukan hal gila saat frustasi.

Gadis itu bisa melihat Luna yang duduk dengan air mata yang dia usap berkali kali. Lira langsung berjalan cepat ke arah Luna dan langsung duduk di depan Luna. Luna melihat Lira dengan mata yang kabur, namun saat tahu Lira yang datang, Luna langsung berdiri dan memeluk Lira dengan erat.

"Lira, Lira, maaf ya Gue tiba tiba peluk Lo kayak orang aneh. Kasih Gue waktu buat peluk Lo dulu, Gue, Gue gak tahu harus apa, Gue gak tahu harus gimana lagi Ra. Gue, Gue cuma kepikiran Lo dan Gue langsung telpon Lo." Lira tak menjawab, dia mengelus Luna dan membiarkan Luna menangis sepuasnya.

"Kalau Lo udah selesai, kita pindah dari sini dulu. Lo gak malu dilihatin banyak orang kayak gitu? Pada heran loh lihat Lo kayak gini," ujar Lira pelan dan hanya berbisik di telinga Luna agar Luna tak malu. Luna langsung menghentikan tangisnya.

Luna melepaskan pelukannya dan dengan terisak mengajak Lira untuk pergi dari sana. Lira menurut saja dengan apa yang dilakukan Luna, ternyata Luna mengajak Lira ke dalam mobil dan langsung kembali menangis. Lira sampai tak sabar sendiri karna Luna sangat betah menangis, namun Lira juga tak bisa menghentikan Luna menangis.

"Luna, Lo suruh Gue ke sini cuma buat dengar Lo nangis atau gimana? Gue gak bisa ikut sedih karna Gue gak tahu kenapa Lo nangis. Lo kasih tahu Gue dulu biar Gue bisa ada empati sama Lo," ujar Lira yang membuat Luna teringat akan tujuannya menelpon Lira, untung saja Lira mengingatkannya, kalau tidak, dia akan menangis sampai nanti malam.

"Lo masih ada niat buat pergi ke Korea gak? Gue satu Minggu lagi mau pergi ke Korea, dan kalau Lo minat, Lo bisa pergi sama Gue dan kita bisa hidup di sana berdua, jadi gak usah beli atau sewa rumah sendiri - sendiri. Gimana?" tanya Luna yang langsung pada Intinya, terlalu mendadak bagi Lira untuk mendengar pernyataan itu.

"Kenapa Lo tiba tiba mau pergi ke sana? Lo udah gak sabar mau ketemu Oppa Oppa yang ada di Drakor? Atau Lo mau jadi anak anak hits yang foto pakai baju tradisional Korea?" tanya Lira yang dijawab senyuman kecut dari Luna, gadis itu menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

"Lo ingat gak dulu gue pernah nanya tentang mencintai dan dicintai? Gue nanya itu karna Gue bingung, sampai sekarang Gue suka sama dua orang, yang satu tunangan Gue, yang satu lagi Sahabat gue," ujar Luna dengan gamblang dan tentu mengejutkan untuk Lira, bagaimana bisa Luna menceritakan hal itu dengan mudah?

"Sebenernya Gue itu udah mau nikah, tapi tunangan Gue tiba tiba ngebatalin semua rencana itu karna dia udah bikin anak orang hamil. Dan Lo tahu? Yang ada di sisi Gue selama ini cum Sahabat Gue itu, Menurut Lo gue harus gimana?" tanya Luna yang membuat Lira termangu.

"Tunggu, Tunangan Lo ngehamilin anak orang? Serius?" tanya Lira yang tak bisa menahan untuk tak mau tahu urusan Luna. Luna menganggukkan kepalanya dan menghela napasnya dengan berat, dia berusaha keras aga air matanya tak terjatuh lagi karna napasnya sudah sesak terlalu banyak menangis.

"Gue gak tahu itu anak siapa, tapi entah kenapa Gue ngerasa itu bukan anak Tunangan Gue, tapi dia tipe orang yang apa apa diurus sendiri dan bahkan Gue gak tahu apapun, dia gak bisa percaya sama Gue dan malah milih buat batalin pernikahan kami, Gue gak bisa apa - apa."

"Te.. Terus, kenapa Lo gak pacaran sama Sahabat Lo itu aja? Kan Lo suka sama Dia, dia juga selalu ada buat Lo kan? Kenapa Lo masih pertahankan cowok yang kayak tunangan Lo itu?" tanya Lira yang sengaja memancing Luna agar gadis itu mau membuka suara tentang perasaannya ke Radith.

"Karna sahabat Gue itu gak pernah suka sama Gue, gak sedikitpun. Ceritanya panjang banget, pokoknya Gue sama Dia gak mungkin jodoh, dia cuma anggap gue sahabat dan emang dia itu loyal, Gue gak bisa taruh hati ke dia lebih lama atau gue bakal kecewa berkali - kali," ujar Luna pelan.

"Lagipula, Gue udah punya niat dan emang udah mulai gue lakuin, Gue pingin menyerahkan sepenuhnya hati, pikiran dan hidup Gue buat tunangan Gue itu. Tapi, Tapi ternyata dia malah ngelakuin hal itu. Sedangkan Gue juga gak mau terlalu bergantung sama Sahabat Gue, Gue gak mau makin suka sama Dia."

"Karna itu Gue putuskan buat pindah ke Korea, Gue mau nenangin diri sekaligus lari dari semua orang yang ada di sekitar Gue. Gue gak mau bergantung sama siapapun dan akhirnya terluka sendirian, Gue gak mau lagi," ujar Luna yang dijawab anggukan kepala oleh Lira. Lira mengerti apa yang dirasakan oleh Luna.

"Oke, kalau keputusan Lo udah bulat, Gue bakal temenin Lo ke sana. Gue gak tega biarin Lo sendirian di negeri orang, sedangkan bahasa Korea Lo gak Upgrade sama sekali. Setidaknya ada Gue yang bisa jadi temen sekaligus Translator buat Lo," ujar Lira yang membuat Luna tersenyum senang.

"Makasih ya, makasih banget Lo udah mau temenin Gue, makasih Lo udah mau ikut Gue ke sana. Untuk biaya hidup atau apapun Lo gak usah khawatir, Gue bukan orang miskin kok," ujar Luna dengan nada bercanda. Lira pun menanggapinya dengan mengelus dadanya sendiri. Luna mengerutkan keningnya saat melihat apa yang dilakukan oleh Lira.

"Untung aja Lo anak orang kaya, kalau gak Gue yang repot pasti karna tinggal di negara orang gak punya uang smaa sekali, hahahaha." Mereka tertawa bersama, melepaskan sedikit beban yang ada di benak Luna. Namun tidak dengan Lira, batinnya terasa berat dan merasa bersalah setelah mendengar cerita Luna.

Lira merasa dia seharusnya mengatakan bahwa Radith sangat mencintainya, namun Radith tak bisa mengatakan itu. Lira seharusnya meminta Luna untuk bersama dengan Radith agar mereka berdua bahagia, namun Lira tak melakukan itu, Lira bahkan tak mau Luna tahu jika Radith mencintai gadis itu dengan tulus.

'Maaf, maafin gue yang egois kali ini aja. Lagian Lo gak mungkin balik ke Radith setelah Lo batal nikah, Gue gak rela Radith dijadikan pelampiasan. Maafin Gue.' - batin Lira.

Terpopuler

Comments

Eline

Eline

Lunetta...
tp gw baca nya jadi Nutella mulu..
😁😅

2020-12-18

0

Kimyumi

Kimyumi

iss lira Egoiisss

2020-12-15

1

Swastika Yulianti

Swastika Yulianti

ich lira ngeselin banget siii..demi radhit dan luna aku baca novel inii..thor bantuu ya radhit dan luna

2020-06-12

1

lihat semua
Episodes
1 1. Bab 1
2 2. Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Chapt 102
103 Chapt 103
104 Chapt 104
105 Chapt 105
106 Chapt 106
107 Chapt 107
108 Chapt 108
109 Chapt 109
110 Chapt 110
111 Chapt 111
112 Chapt 112
113 chapt 113
114 Chapt 114
115 Chapt 115
116 Chapt 116
117 Chapt 117
118 Chapt 118
119 Chapt 119
120 Chapt 120
121 Chapt 121
122 Chapt 122
123 Chapt 123
124 Chapt 124
125 Chapt 125
126 Chapt 126
127 Chapt 127
128 Chapt 128
129 Chapt 129
130 Chapt 130
131 Chapt 131
132 Chapt 132
133 Chapt 133
134 Chapt 134
135 Chapt 135
136 Karya Baru Gaessss
137 Chapt 136
138 Chapt 137
139 Chapt 138
140 Chapt 139
141 Chapt 140
142 Chapt 141
143 Chapt 142
144 Chapt 143
145 Chapt 144
146 Chapt 145
147 Chapt 146
148 Chapt 147
149 Chapt 148
150 Chapt 149
151 Chapt 150
152 Chapt 151
153 Chapt 152
154 Chapt 153
155 Chapt 154
156 Chapt 155
157 Chapt 156
158 Chapt 157
159 Bab 158
160 Chapt 158
161 Chapr 159
162 Chapt 160
163 Chapt 161
164 Chapr 162
165 Chapt 163
166 Chapt 164
167 Chapt 165
168 Chapt 166 - LAST
Episodes

Updated 168 Episodes

1
1. Bab 1
2
2. Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Chapt 102
103
Chapt 103
104
Chapt 104
105
Chapt 105
106
Chapt 106
107
Chapt 107
108
Chapt 108
109
Chapt 109
110
Chapt 110
111
Chapt 111
112
Chapt 112
113
chapt 113
114
Chapt 114
115
Chapt 115
116
Chapt 116
117
Chapt 117
118
Chapt 118
119
Chapt 119
120
Chapt 120
121
Chapt 121
122
Chapt 122
123
Chapt 123
124
Chapt 124
125
Chapt 125
126
Chapt 126
127
Chapt 127
128
Chapt 128
129
Chapt 129
130
Chapt 130
131
Chapt 131
132
Chapt 132
133
Chapt 133
134
Chapt 134
135
Chapt 135
136
Karya Baru Gaessss
137
Chapt 136
138
Chapt 137
139
Chapt 138
140
Chapt 139
141
Chapt 140
142
Chapt 141
143
Chapt 142
144
Chapt 143
145
Chapt 144
146
Chapt 145
147
Chapt 146
148
Chapt 147
149
Chapt 148
150
Chapt 149
151
Chapt 150
152
Chapt 151
153
Chapt 152
154
Chapt 153
155
Chapt 154
156
Chapt 155
157
Chapt 156
158
Chapt 157
159
Bab 158
160
Chapt 158
161
Chapr 159
162
Chapt 160
163
Chapt 161
164
Chapr 162
165
Chapt 163
166
Chapt 164
167
Chapt 165
168
Chapt 166 - LAST

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!