Bab 7

"Lo tahu, kalau ada satu hal yang pengen banget gue lakiun, gue Cuma pingin menghabiskan sisa hidup gue sama Luna," ujar Radith yang sudah menurunkan posisi kursinya hingga dia memejamkan mata dengan posisi tertidur di kursi itu. Lira hanya terdiam mendengar perkataan Radith. Lelaki itu tak henti membicarakan Luna sepanjang hari.

"Lo tahu juga gak? Gue gak pernah cerita hal kayak gini ke siapapun, gue gak percaya sama siapapun, tapi ternyata cerita sama orang itu enak, hati rasanya lega banget. Kalau tahu gitu, gue bakal milih buat cerita semua ke orang," ujar Radith tanpa membuka matanya. Jantung Lira mulai berdebar tak normal mendengar apa yang dikatakan oleh Radith.

"Padahal gue gak tahu siapa Lo dan bahkan Lo belum genap satu minggu sama gue, tapi Lo udah bisa dengar banyak cerita tenntang Luna," ujar Radith yang mulai membuka matanya dan menatap ke arah Lira. Lira yang ditatap masih bingung untuk menjawab apa dan memilih untuk diam.

"Lo pasti guna – guna gue kan? Lo bikin gue percaya sama Lo, dan nantinya Gue jatuh cinta sama Lo, jadi cowok alay yang bucin berat ke ceweknya. Iya kan?" tanya Radith dengan tengil dan sengaja merusak suasana agar tidak ada kecanggungan di antara mereka. Radith bahkan sudah melihat wajah Lira menegang.

"Maaf pak Radith, saya tidak tahu apa yang pak Radith maksud dan saya tidak tertarik dengan kehidupan pribadi pak Radith, jadi saya mohon ijin untuk kembali bekerja," ujar Lira yang membuat Radith terkekeh, namun lelaki itu tak mencegah Lira pergi, toh Radith tahu pekerjaan Lira masih banyak karna dirinya.

"Luna, jahat gak sih kalau gue berharap terjadi sesuatu sama Darrel? Misal dia kenapa gitu Lun? Tapi gue emang gak bisa jahat Lun, gue gak bisa berdoa hal yang buruk tentang tunangan Lo itu," ujar Radith yang tak ditujukan oleh siapapun. Lelaki itu menghela napasnya berkali – kali untuk menghilangakn semua pikiran tentang Luna.

Di saat Luna hanya menganggapnya sahabat yang dia gunakan untuk membunuh waktu selagi Darrel tak ada di tempat ini, Radith malah menganggap Luna sebagai batu permata berharga yang harus dia lindungi. Radith sangat membenci fakta dia tak bisa melakukan apapun untuk berhenti menyukai Luna.

"Lo itu terlalu bodoh untuk menyadari Luna bukan buat Lo. Lo terlalu baik karna Lo mau asang badan untuk setiap panah yang ditembakkan ke Luna. Lo sendiri yang pilih buat jadi malaikat pelindung buat Luna, kenapa sekarang Lo ngerasa gak adil?" tanya Radith pada dirinya sendiri saat dia merasa sesak karena memikirkan Luna.

"Pak Radith, saya sudah menyiapkan berkas dan bahan presentasi untuk meeting jam satu siang nanti, karna tempat meeting cukup jauh, kita harus mempersiapkan diri dan berangkat lebih awal. Apa ada hal yang perlu saya siapkan?" Radith menengok ke arah telpon yang otomatis akan mengeluarkan suara jika karyawan di gedung ini memberinya pesan.

"Meeting, kerja, proyek, perluasan, untung, rugi, di umur gue yang masih dua puluh dua tahun, gue harus menjalani hidup stuck kayak gini. Haaahh," ujar Radith yang mengacak rambutnya dan segera mengambil jas miliknya. Radith bukanlah tipe pria yang tahan dengan kehidupan monoton. Namun dia tahu dia membutuhkan banyak uang untuk memulai hidup dan mengangkat keluarganya.

"Lo gak boleh ngeluh, ngeluh gak bikin hidup Lo jadi kaya dan Lo gak bisa ngejalanin semua dnegan beban. Ayo Dith, Lo pasti bisa hadapin semua, semangat, semangat," ujar Radith yang berjalan ke arah kaca dan merapikan rambutnya, lalu keluar dari ruangannya dengan wajah yang sangat menawan.

Radith tak tersenyum pada siapapun dan bahkan dia tak menengok sedikitpun pada kaaryawan – karyawan itu. Mereka langsung tahu jika Radith sedang tidak dalam mood yang baik, mereka memilih untuk tak menatap atau menyapa Radith karna jika Radith 'kumat' tersenyum pun akan membuat mereka pergi meninggalkan tempat ini.

"Emang tempatnya jauh ya? Kemana sih? Kenapa harus jam 1 coba?" tanya Radith yang sudah duduk di dalam mobil dan memposisikan kursi yang dia duduki menjadi kasur. Radith ingin tidur dengan nyenyak selama dia ada di perjalanan agar dia bisa menghadapi klien dengan otak yang fresh.

"Yang saya tahu, orang ini juga merupakan orangnya tuan Wilkinson, sama seperti perusahaan pak Radith, dia juga anak perusahaan keluarga Wilkinson. Bisa dibilang ini sangat penting karna dia berminat untuk menanam saham jika kita bisa mengambil hatinya saat nanti presentasi produk yang akan diluncurkan," ujar Lira yang diangguki oleh Radith.

"Lo hafalin semua isinya ya, nanti Gue presentasi, tapi Lo harus bantu backkup kalau gue bingung atau Lupa apa yang gue omongin," ujar Radith sambil mengulurkan sebuah berkas di tangannya. Lira mengambil berkas itu dan menyetujui. Asal bukan Lira yang harus presentasi, Lira tak mau menambah pekerjaan dengan tugas yang harusnya dilakukan oleh Radith.

"Lo kenapa semangat banget sih? Sampai Lo udah siapin semua dan gue tinggal berangkat. Memang sejauh apa? Gue bahkan gak thu loh soal itu," ujar Radith yang menggulingkan tubuhnya dan membelakangi Lira, Lira sendiri membuka ponsel dan memastikan adiknya tidak mencarinya, sekaligus mengabari pada anak itu jika Lira mungkin pulang terlambat.

"Kita harus pergi ke kota B, maka dari itu saya sudah memperhitungkan waktu yang kita perlukan agar kita tidak membuat orang – orang itu menunggu dan malah mengacaukan kerja samanya. Kita membutuhkan uang saham itu untuk mengembangkan perusahaan dan mulai membuka cabang di kota lain," ujar Lira yang seperti sudah menguasahi hal seperti ini.

"Lo pernah kerja bagian kayak gini kah? Kok Lo udah ahli banget? Jangan – jangan Lo Spy yang menyelinap di perusahaan gue buat ambil sesuatu yang penting di sini?" tanya Radith yang membuat Lira menghela napas dan memutar bola matanya. Teori macam apa itu?

"Ini kali pertama saya bekerja sebagai asisten bos besar sebuah perusahaan, saya sudah menyerap banyak pelajaran dari Karyawan dan asisten pribadi pak Radith yang selalu mengikuti pak Radith kemanapun," ujar Lira yang membuat Radith mangut – mangut dan memilih untuk mengakhiri percakapan yang sama sekali tidak penting ini.

*

*

Rapat berlangsung sangat lama akrna Radith susah untuk meyakinkan orang – orang itu, namun karna dia butuh suntikan dana lagi untuk memperluas sektor usaha, Radith harus mengeluarkan segala kecerdasannya dan meyakinkan mereka. Kali ini Radith bersyukur karna Lira sangat membantu dan bahkan bisa dibilang gadis itu menyelamatkannya dari kegagalan kali ini.

"makasih karna Lo udah bantu gue kali ini. Udah mau malam, mungkin sampai di kota nanti udah malam. Mau makan malam di sini atau nanti aja?" tanya Radith dengan perasaan yang bagus. Mereka hanya perlu merevisi sedikit isi surat dan mereka akan menandatanganinya. Tak ada yang lebih bagus dari hal itu.

"Kalau boleh, saya mau ditturunkan di dekat kantor saja pak, tidak usah makan malam karna adik saya di rumah juga sudah menunggu, saya takut membiarkan adik saya di rumah sendirian," ujar Lira yang menatap ke arah Radith. Radith baru tahu jika Lira memiliki seorang adik, Radith menyadari dia terlalu gegabah mengambil Lira begitu cepat dan tak mengecek latar belaang gadis itu.

"Udah malam, gue antar Lo ke rumah aja. Luamyan kan hemat uang bensin, Lo gak mungkin juga baik nagkot jam segini, sampa rumah engga, kebegal malah iya," ujar Radith dengan tampang serius. Lira pun mengangguk setuju dan kembali diam.

"Di rumah Lo gak ada makanan kan tapi? Kita mampir dulu buat beli makan dan nanti langsung pulang, bukan buat Lo makanannya, tapi buat adik Lo," ujar radith tanpa melihat ke arah Lira. Apa yang dilakukan oleh Radith membuatnya terpana, bahkan mungkin terpesona, lelaki itu tak menatapnya, namun kalimat yang dilontarkan sangat hangat.

"Es lilin itu enak, dingin, tapi banayk rasanya, dan menyenangkan waktu dimakan, sama kayak Lo, dingin, tapi selalu perhatian," ujar Lira pelan agar Radith tak mendengar suaranya. Namun Radith masih bisa mendengar hal itu, meski dia tak merespon, Radith tersenyum mendengar pengakuan itu, tapi Lira tak tahu karna mereka saling membelakangi.

Mobil Radith memasuki sebuah gang yang cukup sempit, bahkan mereka tak bisa berpapasan sama sekali jika sudah masuk ke gang ini, untung saja ta ada kendaraan lain yang melintas saat mereka masuk ke gang kecil sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Lira. Sampai akhirnya mereka berhenti di sebuh rumah sederhana yang sangat biasa.

"Ini rumah Lo?" tanya Radith dengan reflek saat melihat rumah tersebut. Radith sama sekali tak menyangka Lira bukan anak orang yang berada. Entah bagaimana sekretarisnya mengenal Lira dan gadis itu berani mendaftar sebagai asistennya. Mungkinkah semua ini adalah takdir?

"Iya, ini rumah gue. Gak paapa kan 'Lo – Gue'an? Ini udah di luar jam kantor. Ah ya, maaf kalau gak sesuai ekspetasi Lo, gue bukan anak orang kaya, makanya gue terima aja kerja di tempat Lo, asal gue punya gaji besar buat memulai hidup, gue bakal lakuin apapun," ujar Lira yang tak ragu apalagi takut.

"Iya, gue kira Lo anak berada dan gabut, terus pengen jadi istri gue, makanya Lo daftar. Udah banyak yang kayak gitu, sorry gue udah salah sangka sama Lo," ujar Radith yang membuat Lira terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

Radith melihat jam yang ada di tangannya dan memilih untuk pamit, dia tak enak dengan tetangga yang mengintip dibalik jendela yang tertutup. Hal itu akan membawa masalah untuk Lira jika dia mampir atau berdiri di sini lebih lama. Mulut tetangga jauh lebih pedas dari cabai setan, itu lah yang Radith percaya.

"Gue balik dulu, besok Lo datang agak siang aja, gue juga gak mau ke kantor kepagian, semua juga bakal gue suruh gitu. Sampaikan salam sama dik Lo dan bilang sama – sama ke adik Lo karna udah beliin dia makanan. Gue balik," ujar Radith yang langsung masuk ke dalam mobil tanpa mendengar jawaban Lira.

"Tuh orang aneh banget. Tapi kenapa jantung gue gak berhenti dangdutan waktu ada di sebelah dia? Gak mungkin gue suka sama dia kan? Hahaha, bercenda Lo Lira, gak mungkin Lo suka sama dia," ujar Lira yang memukul pelan pipinya dan masuk ke dalam ruamh dengan bungkusan penuh dengan makanan dan bahan makanan yang tadi mereka beli di jalan.

Sementara itu di dalam mobil, Radith terdiam dengan wajah dinginnya, sangat berbeda dari wajahnya saat menatap ke arah Lira. Lelaki itu mengambil Ipad pribadinya dan menuliskan sesuatu di sana. Dia memegang Ipad itu sampai sebuah nomor menghubunginya.

"Selidiki latar belakang Lira dan keluarganya. Berikan secara detail dan laporkan pada saya besok pagi. Saya tidak mau hal sekecil apapun terlewat."

Radith menghela napasnya dan menatap Ipad miliknya dengan diam, lalu menyimpan benda itu di sebuah tempat yang ada di mobil itu.

" Siapa Lo? Siapa keluarga Lo? Bagaimana Lo berakhir kayak gini?" tanya Radith pada seseorang yang tak ada di sini. Radith akan menunggu sampai besok dan akan mengetahui semua jawaban atas pertanyaannya.

Terpopuler

Comments

VanillaLatte

VanillaLatte

aku pada mu radith. always..

2020-05-22

2

Pipitfi99554952

Pipitfi99554952

hayu donk..up lagi...

2020-05-22

0

Alvi Danis

Alvi Danis

Gue suka cowok model Radith gini

2020-05-21

2

lihat semua
Episodes
1 1. Bab 1
2 2. Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Chapt 102
103 Chapt 103
104 Chapt 104
105 Chapt 105
106 Chapt 106
107 Chapt 107
108 Chapt 108
109 Chapt 109
110 Chapt 110
111 Chapt 111
112 Chapt 112
113 chapt 113
114 Chapt 114
115 Chapt 115
116 Chapt 116
117 Chapt 117
118 Chapt 118
119 Chapt 119
120 Chapt 120
121 Chapt 121
122 Chapt 122
123 Chapt 123
124 Chapt 124
125 Chapt 125
126 Chapt 126
127 Chapt 127
128 Chapt 128
129 Chapt 129
130 Chapt 130
131 Chapt 131
132 Chapt 132
133 Chapt 133
134 Chapt 134
135 Chapt 135
136 Karya Baru Gaessss
137 Chapt 136
138 Chapt 137
139 Chapt 138
140 Chapt 139
141 Chapt 140
142 Chapt 141
143 Chapt 142
144 Chapt 143
145 Chapt 144
146 Chapt 145
147 Chapt 146
148 Chapt 147
149 Chapt 148
150 Chapt 149
151 Chapt 150
152 Chapt 151
153 Chapt 152
154 Chapt 153
155 Chapt 154
156 Chapt 155
157 Chapt 156
158 Chapt 157
159 Bab 158
160 Chapt 158
161 Chapr 159
162 Chapt 160
163 Chapt 161
164 Chapr 162
165 Chapt 163
166 Chapt 164
167 Chapt 165
168 Chapt 166 - LAST
Episodes

Updated 168 Episodes

1
1. Bab 1
2
2. Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Chapt 102
103
Chapt 103
104
Chapt 104
105
Chapt 105
106
Chapt 106
107
Chapt 107
108
Chapt 108
109
Chapt 109
110
Chapt 110
111
Chapt 111
112
Chapt 112
113
chapt 113
114
Chapt 114
115
Chapt 115
116
Chapt 116
117
Chapt 117
118
Chapt 118
119
Chapt 119
120
Chapt 120
121
Chapt 121
122
Chapt 122
123
Chapt 123
124
Chapt 124
125
Chapt 125
126
Chapt 126
127
Chapt 127
128
Chapt 128
129
Chapt 129
130
Chapt 130
131
Chapt 131
132
Chapt 132
133
Chapt 133
134
Chapt 134
135
Chapt 135
136
Karya Baru Gaessss
137
Chapt 136
138
Chapt 137
139
Chapt 138
140
Chapt 139
141
Chapt 140
142
Chapt 141
143
Chapt 142
144
Chapt 143
145
Chapt 144
146
Chapt 145
147
Chapt 146
148
Chapt 147
149
Chapt 148
150
Chapt 149
151
Chapt 150
152
Chapt 151
153
Chapt 152
154
Chapt 153
155
Chapt 154
156
Chapt 155
157
Chapt 156
158
Chapt 157
159
Bab 158
160
Chapt 158
161
Chapr 159
162
Chapt 160
163
Chapt 161
164
Chapr 162
165
Chapt 163
166
Chapt 164
167
Chapt 165
168
Chapt 166 - LAST

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!