Bab 20

Lira duduk di kursinya dengan khawatir. Dia sudah pulang ke Indonesia, namun kini dia kehilangan kontak dengan Radith. Dia tak tahu bagaimana keadaan Radith, Luna dan semua orang. Dia benar – benar tak bisa menghubungi mereka semua. Tentu saja Lira merasa bersalah karna dialah yang bertanggung jawab untuk keselamatan Luna, namun dia lalai dan akhirnya semua ini terjadi.

Sudah dua hari, dua hari dia tak mendapat kabar sama sekali. Dia bahkan tak tahu apakah mereka semua masih hidup atau tidak, hanya pikiran buruk yang kini berputar di kepalanya. Dia terus berdoa untuk keselamatan mereka semua, terutama Radith, entah mengapa dia lebih khawatir pada lelaki itu dibanding yang lain.

"Bahkan dia udah bilang bakal ngorbanin apapun, ngelepasin apapun buat nyelametin Luna. Gimana kalau dia benar – benar ngelakuin itu? Gimana kalau akhirnya dia benar – benar ngorbanin nyawa buat Luna? Gue gak akan bisa terima dan gak akan pernah maafin Luna kalau sampai itu terjadi. Radith, Gue mohon, Lo bertahan ya."

"Mba, mba gak usah terlalu khawatir kenapa sih? Dia kan bukan siapa – siapa mba, kalaupun dia mati, itu pilihan dia, gak usah terlalu pikirin itu, mba juga belum makan dari kemarin, yang ada malah mba yang mati kelaparan," ujar adik Lira saat melintas di depannya. Lira bahkan tak bisa mendengar suara adiknya.

"Mba, astaga, Mba udah benar – benar suka sama tuh orang ya? Mba kayak orang kerasukan tahu gak sih? Ngomel sendiri, nangis sendiri, ngomong sendiri, ngelamun, sadar mba," ujar adik Lir yang mengguncang tubuh Lira sampai akhirnya gadis itu tersadar. Lira menatap adiknya dengan mata yang berkaca – kaca.

"Aku tahu mba besok pasti dia udah ada kabar. Mba tunggu aja, tapi sambil nunggu, mending mba sambil makan es krim biar dingin tuh kepala, pusing aku lihat mba kayak gitu. Sana – sana." Adik Lira langsung menarik tangan kakaknya itu agar dia bisa pergi untuk mengisi perutnya yang kosong.

"Kenapa kamu yakin kalau besok bakal ada kabar? Kamu dikasih kabar? Kamu tahu darimana?" tanya Lira dengan acak, dia sudah kehilangan sebagian besar dari pikirannya karna perut kosongnya. Adik Lira pun tertawa ringan melihat kebingungan kakaknya itu. Dia sengaja melakukan itu agar kakaknya tidak terlalu kepikiran.

"Ini tuh kayak novel laga yang sering aku baca Mba. Jadi nanti tokoh utamanya bakal ditahan gitu jadi sandera, biasanya emang butuh waktu dua sampai tiga hari buat klimaksnya. Makanya mba tunggu aja deh, aku yakin pasti besok dia udah ada kabar," ujar Adik Lira yang membuat gadis itu mengangguk meski masih lemas dan antara percaya tak percaya dengan teori itu.

"Semoga aja kamu benar. Ya udah, mba mau makan dulu, mba udah lega jadi laparnya baru kerasa sekarang. Mana mba belum masak apa – apa lagi," ujar Lira sambil memegangi perutnya yang sudah berbunyi dan terasa nyeri. Hal itu tentu membuat adiknya memutar bola mata dengan malas, bagaimana bisa dia memiliki kakak yang seperti itu?

"Aku udah pesan makanan mba, tuh ada di meja. Buruan gih makan, keburu dingin juga," ujar adik Lira yang membuat Lira terharu sekaligus senang. Dia senang memiliki adik yang bisa dijadikan teman berkeluh kesah untuk sesuatu yang dia takuti atau dia khawatirkan.

"Kamu memang yang terbaik deh, mba sayang banget sama kamu. Gak sia – sia mba besarin kamu pakai keringat dan air mata," ujar Lira yang membuat adiknya merasa muak dan langsung pergi dari hadapan Lira karna dia sudah mual melihat tingkah Lir ayang berlebihan, makin membuatnya yakin kakaknya itu sudah benar – benar tidak waras hanya karna pria.

"Radith, Lo gak papa kan di sana? Lo makan dengan baik kan? Lo harus janji buat diri Lo sendiri kalau Lo bakal pulang dengan selamat. Gue di sini makan buat ngewakilin Lo Dith, semoga dengan Gue makan, Lo bisa kenyang juga di sana," ujar Lira dengan abstrak dan langsung memasukkan makan ke mulutnya dengan lahap.

"Ya Tuhan, ini enak banget. Pinter juga adik Gue nyari makanan yang begini. Apa jangan – jangan selama ini dia itu anak gaul yang suka ke resto – resto enak ya? Ah, gak mungkin gak mungkin, gak punya uang dia tuh." Lira mengedikkan bahunya dan berhenti berpikir agar kepalanya tak tambah pusing, dia memilih fokus pada makanannya agar cepat habis.

"Huh, Radith, Gue udah kenyang. Lo kenyang juga kan dimana pun Lo berada? Pokoknya Lo harus sehat, Gue percaya Lo pasti selamat dan kembali ke sini dengan utuh. Gue masih dan akan terus sayang sama Lo Dith."

*

*

*

Lira bangun agak siang, namun dia masih tak menemukan pesan apapun dari Radith, sepertinya lelaki itu masih belum bisa aman, atau mungkin dia sudah selamat namun melupakan Lira yang menunggunya? Bagaimana pun Lira harus mulai menggantikan tugas – tugas Radith, jadi dia harus pergi ke kantor meski sudah terlambat.

Gadis itu memakaai pakaian rapi dan langsung masuk ke dalam mobil, supir langsung mengantarnya ke kantor. Meski dia hanya karyawan biasa, kini dia sudah terlihat seperti bosnya. Terutama karna tugasnya sebagai asisten Radith, dia akan menggantikan semua pekerjaan Radith untuk sementara waktu, tentu saja dengan mendiskusikannya bersama wakil CEO di perusahaan ini.

Untung saja tidak ada sesuatu yang gawat hingga dia tak perlu bersusah payah. Mereka yang ada di kantor itu menanyakan padanya kemana dia pergi selama beberapa bulan ini dan kemana Radith pergi beberapa hari ini. Lira terpaksa berbohong pada mereka agar tidak menimbulkan kekacauan di perusahaan ini.

Lira menghabiskan waktu sehaian dengan berkas yang harus Radith tanda tangani. Dia merapikan berkas itu dan mempelajarinya, lalu meminta wakil CEO untuk memeriksanya. Wakil CEO itu sebenarnya merasa tak enak mengambil alih pekerjaan Radith, namun Lira mengatakan Radith ada keperluan di luar negeri dan beliau yang harus mengambil alih agar semua berjalan normal.

Pukul enam petang. Lira baru saja bangun dari tidurnya dan kini semua orang sudah pergi karna waktu kerja sudah habis. Lira merutuki kebodohannya dan bergegas untuk membereskan barang – barangnya agar bisa lekas pulang. Gadis itu kembali mengecek ponselnya dengan tak semangat karna dia tahu tak akan ada apapun.

Namun dengan iseng dia membuka aplikasi pesan dan membaca pesan dari sebuah nomor yang tidak dikenal. Dia membuka pesan itu dan langsung menutup mulutnya dengan tangan. Dia masih tak menyangka mendapat pesan yang sudah sejak tiga hari lalu dia tunggu.

'Gue baik – baik aja. Jangan balas ini, nanti Gue bakal kabarin lagi.' Meski tak menyebutkan pengirimnya, Lira tahu itu adalah Radith. Dia hanya perlu menunggu lelaki itu memberi kabar lagi padanya. Setidaknya dia tahu Radith baik – baik saja. Apalagi Radith menyempatkan waktu untuk mengabarinya, kini dia merasa sangat bahagia.

*

*

*

Keseokan harinya. Lira bangun lebih pagi dan perasaannya pun sudah berbeda. Dia sangat bersemangat dan berdandan rapi untuk berangkat ke tempat kerja. Dia melihat ada panggilan dari nomor tak dikenal, bahkan kode negara itu tampak asing. Lira langsung mengeluarkan ponsel dan mengecek kode negara itu, rupanya itu kode salah satu negara di Afrika.

"Dia sampai ke Afrika? Gila, ngapain juga dia ke sana? Luna diculik sampai sana?" tanya Lira yang tak sabar lalu melakukan panggilan video dengan nomor itu. Namun tak ada jawaban, mungkin pemilik nomor sedang tidur mengingat perbedaan waktu yang cukup lama antara keduanya.

Lira terus melihat jam dan mengira – ngira kapan Radith sudah bangun dan di sana sudah pagi. Benar saja, ponselnya berbunyi dan nomor yang sama kembali menghubunginya. Lira mengalihkan panggilan ke panggilan Video.

Baru saja Lira hendak menanyakan kabar lelaki itu, Lira dibuat panik dan kaget dengan lengan Radith yang sudah dibalut dan kepala lelaki itu yang terdapat Luka. Lira sampai memekik melihat keadaan Radith yang memprihatinkan, namun Radith langsung meminta Lira diam agar tidak menarik perhatian.

"Lo gaak usah heboh gitu. Ini udah diobatin dan bentar lagi Gue juga pulih. Apa kabar perusahan? Lo gak bikin Gue bangkrut kan?" tanya Radith dengan nada curiga.

"Untungnya enggak. Buruan baik ke Indonesia dan handle semua sebelum nanti akhirnya beneran bangkrut. Gue khawatir banget sama Lo," ujar Lira tanpa sadar. Ekspresi Lira membuat Radith menjadi salah tingkah, dia bisa melihat ketulusan dari mata Lira, dia tak menyangka jawab itu keluar dari mulut Lira.

"Iya, Gue bakal pulang. Gue tahu Lo kangen dan khawatir sama Gue. Lo udah beneran suka sama Gue ya? Resiko ditanggun sendiri, Lo tahu kan sampai kapanpun siapa yang Gue suka?" tanya Radith dengan alis yng terangkat sebelah. Lira menganggukkan kepalanya, dia sudah hafal dialog itu dan tak butuh Radith untuk menjelaskannya.

"Gue khawatir sebagai bawahan Lo, apalagi semua karna Gue yang lalai. Gak usah kepedean deh.gue tutup, di sini sibuk." Lira langsung mematikan panggilan telponnya dan mematikan benda itu dengan kesal.

"Bahkan Gue di sini nyaris gila, tapi Lo dengan baik hatinya ngingetin Gue fakta itu. Gak ada hati emang," ujar Lira lirih karna merasa sedih dengan dirinya sendiri.

Terpopuler

Comments

VanillaLatte

VanillaLatte

yang sabar lira.. hanya saja cinta dan penyesalan radith terlalu dlm pada luna.sampai dia tak pernah sadar akan cinta yang ada di depan mata nya

2020-06-24

0

Nur Fadilah Nasti

Nur Fadilah Nasti

up tiap hari dong:)

2020-06-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Bab 1
2 2. Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Chapt 102
103 Chapt 103
104 Chapt 104
105 Chapt 105
106 Chapt 106
107 Chapt 107
108 Chapt 108
109 Chapt 109
110 Chapt 110
111 Chapt 111
112 Chapt 112
113 chapt 113
114 Chapt 114
115 Chapt 115
116 Chapt 116
117 Chapt 117
118 Chapt 118
119 Chapt 119
120 Chapt 120
121 Chapt 121
122 Chapt 122
123 Chapt 123
124 Chapt 124
125 Chapt 125
126 Chapt 126
127 Chapt 127
128 Chapt 128
129 Chapt 129
130 Chapt 130
131 Chapt 131
132 Chapt 132
133 Chapt 133
134 Chapt 134
135 Chapt 135
136 Karya Baru Gaessss
137 Chapt 136
138 Chapt 137
139 Chapt 138
140 Chapt 139
141 Chapt 140
142 Chapt 141
143 Chapt 142
144 Chapt 143
145 Chapt 144
146 Chapt 145
147 Chapt 146
148 Chapt 147
149 Chapt 148
150 Chapt 149
151 Chapt 150
152 Chapt 151
153 Chapt 152
154 Chapt 153
155 Chapt 154
156 Chapt 155
157 Chapt 156
158 Chapt 157
159 Bab 158
160 Chapt 158
161 Chapr 159
162 Chapt 160
163 Chapt 161
164 Chapr 162
165 Chapt 163
166 Chapt 164
167 Chapt 165
168 Chapt 166 - LAST
Episodes

Updated 168 Episodes

1
1. Bab 1
2
2. Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Chapt 102
103
Chapt 103
104
Chapt 104
105
Chapt 105
106
Chapt 106
107
Chapt 107
108
Chapt 108
109
Chapt 109
110
Chapt 110
111
Chapt 111
112
Chapt 112
113
chapt 113
114
Chapt 114
115
Chapt 115
116
Chapt 116
117
Chapt 117
118
Chapt 118
119
Chapt 119
120
Chapt 120
121
Chapt 121
122
Chapt 122
123
Chapt 123
124
Chapt 124
125
Chapt 125
126
Chapt 126
127
Chapt 127
128
Chapt 128
129
Chapt 129
130
Chapt 130
131
Chapt 131
132
Chapt 132
133
Chapt 133
134
Chapt 134
135
Chapt 135
136
Karya Baru Gaessss
137
Chapt 136
138
Chapt 137
139
Chapt 138
140
Chapt 139
141
Chapt 140
142
Chapt 141
143
Chapt 142
144
Chapt 143
145
Chapt 144
146
Chapt 145
147
Chapt 146
148
Chapt 147
149
Chapt 148
150
Chapt 149
151
Chapt 150
152
Chapt 151
153
Chapt 152
154
Chapt 153
155
Chapt 154
156
Chapt 155
157
Chapt 156
158
Chapt 157
159
Bab 158
160
Chapt 158
161
Chapr 159
162
Chapt 160
163
Chapt 161
164
Chapr 162
165
Chapt 163
166
Chapt 164
167
Chapt 165
168
Chapt 166 - LAST

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!