Bab 14

Radith memegang kepalanya yang tiba – tiba saja terasa pening. Radith tak tahu apa yang ada dipikirannya, dia hanya merasa gelisah tentang hal yang bahkan tak tahu sebabnya. Lelaki itu hanya membolak balik berkas tanpa membacanya, sampai akhirnya dia emosi dan langsung melempar map ituke meja. Radith memejamkan matanya cukup lama untuk menenangkan pikirannya.

"Gue kenapa sih? Kenapa Gue takut kalau tuh anak suka sama Gue? Harusnya Gue bodo amat, kan dia yang suka sama Gue, Gue juga udah kasih peringatan. Kenapa gue malah ngerasa bersalah sama dia sih?" Radith berdiri dari duduknya dan berjalan ke balkon yang ada di ruangan itu, dia ingin mencari udara segar.

"Udah lah, Lo gak usah lagi mikirin dia, Lo harus fokus sama Luna. Bisa gawat kalau tuh anak depresi. Lo harus lakuin sesuatu," ujar Radith pada dirinya sendiri. Radith terdiam beberapa saat sampai akhirnya dia meminta Lira untuk datang ke ruangannya. Dia ingin menegaskan pada Lira untuk menghapus perasaan padanya, Lira tidak boleh menyukai Radith.

"Gue gak mau karna Gue kasihan sama Lo, gue jadi harus berkorban sama hati gue sendiri. Gue gak mau, semoga Lo benci sama Gue," ujar Radith pelan sebelum akhirnya dia membuka mata karna pintu ruanganna terbuka dan Lira masuk ke dalam ruangannya dengan wajah yang sumringah dan senyu yang merekah.

"Kalau kamu senyum – senyum hanya untuk menarik perhatian saya, saya akan membuat kamu tidak bisa tersenyum sama sekali. Selalu ingat apa yang kemarin saya katakan," ujar Radith yang tak membuat Lira melunturkan senyumnya. Lira mendekat ke arah Radith, namun lelaki itu sama sekali tak mau melihat ke arahnya.

"Saya harus profesional dan tersenyum saat menghadap atasan saya, tidak ada yang membawa perasaan di sini, pak Radith tidak perlu merasa terbebani karna saya bukan tipe pengejar cinta yang sampai sebegitunya," ujar Lira dengan tenang dan sorot mata yang penuh kejujuran. Radith sendiri langsung menatap lurus ke arah mata gadis itu.

"Bagus, sekarang, aku akan memberikan tugas yang sesuai dengan passionmu. Kau harus menghafalkan bahasa Korea dan bahasa Jepang seta penggunaaannya," ujar Radith yang tentu membuat Lira terbingung. Dia tidak pernah mengtahui atau mempelajari kedua bahasa itu, dia juga tidak menyukai drama Korea.

"Saya memiliki feeling Luna akan pindah ke salah satu dari dua negara itu, kamu harus mempelajarinya dan nantinya kamu akan saya kirim untuk jadi teman sekaligus penjaganya. Saya tahu kamu punya kemampuan bela diri yang bagus, jadi saya tidak akan khawatir lagi," ujar Radith tanpa beban dan bahkan tak menanyakan pendapat Lira.

"Maaf pak, saya tidak pernah tahu kedua bahasa itu dan bahkan saya tidak mengenal Lunetta. Saya tidak bisa melakukannya, lagipula, dia anak dari keluarga Wilkinson, bukankah keluarga Wilkinson memiliki banyak pengawal hebat? Saya tidak cukup hebat dan pantas untuk melakukan tugas ini," ujar Lira dengan sopan namun sangat tegas.

"Sayangnya saya tidak memberimu pilihan untuk menolak. Saya ingin mengirim kamu ke Korea atau Jepang bersama dengan Lunetta. Saya akan mempercayakan wanita yang saya cintai kepada kamu," ujar Radith yang membuat senyum Lira benar- benar hilang. Sepertinya lelaki itu berusaha untuk menghantam hati Lira agar gadis itu tak menyukainya bahkan jika itu hanya sedikit.

"Sekali lagi maaf pak, saya tidak bisa. Saya memiliki banyak tanggung jawab di sini, saya juga harus menjaga adik saya dan saya juga tidak ingin pergi ke luar negeri. Saya lebih baik mengundurkan diri dari tempat ini dibanding harus meninggalkan adik saya," ujar Lira dengan kalem. Jawaban itu tentu tidak disukai oleh Radith.

"Baik, kalau kamu gak mau, kamu boleh pergi dari perusahaan ini. Tapi saya kasih kamu waktu tiga hari untuk mengembalikans emua yang sya aberikan untuk kamu. Saya memberikan itu sebagai fasilitas kamu yang menjadi pegawai saya, kalau kamu memutuskan untuk pergi secara sepihak, aku tidak bisa memberimu semua fasilitas itu," ujar Radith yang membuat Lira bimbang.

"Saya tidak menyangka semua yang pak Radith berikan ternyata tidak tulus. Baiklah, saya akan melakukaannya, tapi saya minta kenaikan gaji yang sesuai dengan tugas saya, serta jaminan untuk kesejahteraan adik saya," ujar Lira yang membuat Radith sedikit kagum. Radith tak menyangka Lira seperti ini.

"Wah, kamu sangat berani. Tapi baiklah, saya akan kabulkan semua itu dan saya akan beri gaji sesuai permintaan kamu selagi itu wajar. Sekarang kamu silakan pelajari dan saya akan atur bagaimana kamu akan bertemu dengaan Luna. Jangans ampai dia tahu kamu adalah orang saya, dan dekati dia senatural mungkin."

"Saya akan lakukan walau saya tidak ingin melakukannya. Kalau begitu saya kebali ke ruangan saya untuk menghafal bahasa Kora dan Jepang seusai permintaan pak Radith. Saya permisi," ujar Lira yang mendadak dingin dan langsung keluar dari ruangan itu tanpa menunggu jawaban Radith.

"Emang Lo siapa? Lo siapa? Ih, Lo itu ngeselin banget. Ih, mati aja sih Lo." Lira terus memukul sebuah guling kecil dimana foto Radith terpasang di sana. Lira tahu Radith akan melihatnya, namun dia juga yakin Radith tak akan mempermasalahkan hal tersebut. Apalagi Lira terpaksa melakukan perintahnya dan Radith tahu Lira mudah memberontak jika Radith mempersulit dirinya.

*

*

*

Sesuai dengan intruksi yang diberikan oleh Radith, Lira mendatangi sebuah kursus kebudayaan Korea, sepertinya Luna akan pergi ke Korea, hingga dia memilih untuk lebih mempelajari bahasa Korea dibanding Jepang. Lira bersyukur karna otaknya di atas Rata – rata hingga dia mudah menghafal bahasa sekaligus arti dan penggunaannya.

"Annyeong Haseyo, Lira Imnida." Lira menyapa Luna yang tampak kebingungan, namun Luna juga menjawab saapan itu dengan ramah. Mereka sedikit emngobrol untuk perkenalan, dan Luna sendiri langsung kagum karna kemampuan bahsa Lira yang cukup baik, bahkan jauh lebih baik darinya higga Luna mengira Lira sudah menguasahi bahasa itu.

"Ah, Gue belajar Korea karna Gue punya cita – cita untuk pergi ke Korea dan menetap di sana, Gue tertarik dengan semua hal tentang Korea, makanya Gue ikut kursus ini, kalau Lo sendiri gimana?" tanya Lira dengan ramah. Lira menatap setiap inti wajah Luna yang terukir sempurna.

"Wah, sama dong, Gue juga ada pikiran buat menetap di Korea, tapi Gue masih takut dan ragu, makanya Gue mau ikut kursus ini, kalau emang Gue bisa menerima budaya saya, Gue bakal pergi ke sana," ujar Luna yang disambut senyum merekah Dari Lira. Lira menganggukan kepalanya dengan semangat dan memegang tangan Luna.

"Gue harap kita bisa jadi teman dan kalau emang Lo berminat buat pergi ke sana, Gue mau pergi sama Lo, karna yang gue tahu biaya hidup di sana kan mahal banget. Kalau kita mau sama – sama berjuang di sana kan kita bisa bagi dua bayar rumahnya," ujar Lira dengan kekehan, seakan dia tidak tahu Luna anak orang berada.

"Wah, ide bagus. Nanti kalau gue beneran pergi, Gue bakal ajak Lo, Lo juga bisa kerja sama Gue sebagai penerjemah. Oh, atau Lo sukarela karna Lo udah jadi teman gue, hehehe," ujar Luna yang membuat Lira tersenyum dan mengangguk.

'pantas aja pak Radith sampai gila karna nih anak. Nih anak polos banget dan gampang percaya sama orang asing. Coba kalau gue orang jahat, apa gak gue manfaatin nih anak polos. Polos gini punya daya tarik sendiri.' – batin Lira yang membuatnya makin insecure dan merasa tak pantas ingin memiliki Radith.

"Lo udah jadi teman gue kan? Gue bisa curhat sama Lo gak? Tapi Lo gak boleh mikir gue lebay atau cringe, gue gak mau, Gue gak tahu maau cerita ke siapa, gue gak punya teman yanag dekat lagi sekarang," ujar Luna yang kembali membuat Lira bingung. Lira menganggukan kepalanya dan menunggu Luna mengatakan apa yang mengganjal di hatinya.

"Ah enggak, Gue mau tanya aja sama Lo. Menurut Lo, Lo lebih milih suka sama orang atau disukai sama orang? Terus kalau misal ada orang yang sayang sama Lo, tapi dia malah khianatin Lo buat orang lain, Lo bakal gimana?" tanya Luna dengan wajah bingungnya.

"Kalau Lo tanya Gue, Gue lebih pilih suka dan sayang smaa orang walaupun orang itu gak suka sama Gue. Emang sih sakit, tapi setidaknya gue bahagia kalau orang yang gue suka dan sayang juga bahagia," ujar Lira dengan pandangan yang mengawang. Lira tak menatap ke arah Luna, dia takut Luna bisa membaca sorot matanya.

"Dan kalau tentang pertanyaan kedua. Gue bakal pilih tinggalin dia dan gue maafin dia. Kenapa? Karna kalau dia sayang, dia gak mungkin khianati Lo. Tapi bukan berarti itu jadi alasan Lo benci sama dia. Jadi Lo harus maafkan dia dan gak balik lagi ke dia," ujar Lira yang membuat Luna merenung.

"Gitu ya? Makasih ya pencerahannya, bisa buat pertimbangan gue,besok – besok kalau Gue mau curhat, Gue curhat ke Lo ya?" tanya Luna yang diangguki oleh Lira. Lira awalnya kesal karna harus mengurus bayi besar seperti Luna, namun kini Lira mengerti kenapa Radith sangat mengkhawatirkan Luna.

"Ah iya, Lo tinggal dimana? Gue antar mau gak? Sekalian gue mau tahu rumah Lo biar bisa main," tanya Luna yang ditolak halus oleh Lira. Lira tak akan membiarkan Luna tahu tentangnya dan menyelidikinya. Dia hanyaa perlu menutupi identitasnya di hadapan Luna dan Radith akan mengurus sisanya. Luna sendiri tampak kecewa, namun dia menghormati alasan Lira yang masuk akal.

"Kalau gitu Gue pulang dulu. Makasih udah mau jadi teman baru Gue. Gue bahagia punya temen," ujar Luna yang diangguki lagi oleh Lira. Luna langsung amsuk ke dalam mobilnya dan meninggalkan Lira yang menunggu sampai mobil luna hilang dari pandangannya.

Sebuah mobil berhenti di hadapan Lira dan gadis itu langsung masuk ke dalamnya. Lira tahu jika mobil itu dikirim oleh Radith untuk mengantarnya. Bahkan kini Lira sudah tak tinggal lagi di rumah kumuh itu, Radith membelikan apartemen atas namanya untuk tempat tinggal dirinya dan adiknya. Untungnya adiknya mengerti dan tak banyak bertanya.

"Bagus Lo udah lakuin apa yang gue minta. Gue akan lakukan sesuai dengan perjanjian kita. Tapi Lo harus pastikan adik Lo tutup mulut. Gue gak bisa lakukan apa – apa karna Cuma dia yang Lo punya. Tapi jangan anggap gue terlalu baik hati, pastikan dia tahu batasnya." Baru saja Lira mengangkat panggilan, suara besar itu sudah menganggu telinganya.

"Bisa gak kalau telpon itu ucap salam dulu, yang maanis, yang sopan? Ini bukan jam kejra dan gue masih kerja. Kurang setia apa gue sama Lo?" tanya Lira yang membuat Radith terdiam. Lira yang menyadari kesalahannya langsung gelagapan.

"Ma.. maksud Gue.. itu.. Kurang setia apa gue sama perusahaan Lo.. gitu, jangan, jangan salah paham."

Lira tak mendengar jawaban Radith karna lelaki itu langsung mematikan panggilannya. Lira merasa bodoh dan gegabah, dia sudah mengatakan pada Radith dia tak akan menyukai lelaki itu, namun mulutnya bekerja lebih capet dari otaknya sendiri.

"Bikin malu aja Lo. Duh, Lo tuh gak suka sama Dia. Lo harus sadar, Lo itu terlalu batu kali buat dia yang batu berlian. Sadar diri woy, kentang gak mungkin jadi emas batangan."

Lira terus mengomel pada dirinya sendiri sepanjang perjalanan. Untung saja supir yang mengantar Lira menulikan telinganya hingga dia bahkan tidak tersenyum melihat tingkah Lira.

Terpopuler

Comments

Alvi Danis

Alvi Danis

Lanjut

2020-06-10

1

lihat semua
Episodes
1 1. Bab 1
2 2. Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Chapt 102
103 Chapt 103
104 Chapt 104
105 Chapt 105
106 Chapt 106
107 Chapt 107
108 Chapt 108
109 Chapt 109
110 Chapt 110
111 Chapt 111
112 Chapt 112
113 chapt 113
114 Chapt 114
115 Chapt 115
116 Chapt 116
117 Chapt 117
118 Chapt 118
119 Chapt 119
120 Chapt 120
121 Chapt 121
122 Chapt 122
123 Chapt 123
124 Chapt 124
125 Chapt 125
126 Chapt 126
127 Chapt 127
128 Chapt 128
129 Chapt 129
130 Chapt 130
131 Chapt 131
132 Chapt 132
133 Chapt 133
134 Chapt 134
135 Chapt 135
136 Karya Baru Gaessss
137 Chapt 136
138 Chapt 137
139 Chapt 138
140 Chapt 139
141 Chapt 140
142 Chapt 141
143 Chapt 142
144 Chapt 143
145 Chapt 144
146 Chapt 145
147 Chapt 146
148 Chapt 147
149 Chapt 148
150 Chapt 149
151 Chapt 150
152 Chapt 151
153 Chapt 152
154 Chapt 153
155 Chapt 154
156 Chapt 155
157 Chapt 156
158 Chapt 157
159 Bab 158
160 Chapt 158
161 Chapr 159
162 Chapt 160
163 Chapt 161
164 Chapr 162
165 Chapt 163
166 Chapt 164
167 Chapt 165
168 Chapt 166 - LAST
Episodes

Updated 168 Episodes

1
1. Bab 1
2
2. Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Chapt 102
103
Chapt 103
104
Chapt 104
105
Chapt 105
106
Chapt 106
107
Chapt 107
108
Chapt 108
109
Chapt 109
110
Chapt 110
111
Chapt 111
112
Chapt 112
113
chapt 113
114
Chapt 114
115
Chapt 115
116
Chapt 116
117
Chapt 117
118
Chapt 118
119
Chapt 119
120
Chapt 120
121
Chapt 121
122
Chapt 122
123
Chapt 123
124
Chapt 124
125
Chapt 125
126
Chapt 126
127
Chapt 127
128
Chapt 128
129
Chapt 129
130
Chapt 130
131
Chapt 131
132
Chapt 132
133
Chapt 133
134
Chapt 134
135
Chapt 135
136
Karya Baru Gaessss
137
Chapt 136
138
Chapt 137
139
Chapt 138
140
Chapt 139
141
Chapt 140
142
Chapt 141
143
Chapt 142
144
Chapt 143
145
Chapt 144
146
Chapt 145
147
Chapt 146
148
Chapt 147
149
Chapt 148
150
Chapt 149
151
Chapt 150
152
Chapt 151
153
Chapt 152
154
Chapt 153
155
Chapt 154
156
Chapt 155
157
Chapt 156
158
Chapt 157
159
Bab 158
160
Chapt 158
161
Chapr 159
162
Chapt 160
163
Chapt 161
164
Chapr 162
165
Chapt 163
166
Chapt 164
167
Chapt 165
168
Chapt 166 - LAST

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!