Kaki ku yang terkilir telah dibersihkan dan ditutup perban. Obat-obat yang harus kuminum pun telah kuterima. Aku mencoba berdiri dan hendak melangkah pulang. Tapi perawat yang menanganiku tadi menghampiriku lagi. "Mba Elis, tadi dokter Bara berpesan kalau anda disuruh menunggunya sampai selesai operasi" ucapnya. Ada apa lagi dengannya, batinku. Aku pun akhirnya menunggunya sampai selesai tindakan operasinya selesai. "Nggak papa lah nunggu, aku juga belum sempat mengucapkan terima kasih dengan benar padanya" batinku menghibur diri.
Cukup lama aku terduduk di ruang IGD itu. Pasien masuk silih berganti. Semua terlihat sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Mungkin hanya aku saja yang saat itu hanya duduk terdiam.
Seseorang menepuk bahuku dari belakang. "Ayo kuantar pulang" ucapnya masih dengan nada ketus. "Hmmm, nggak usah saja. Nanti malah aku merepotkanmu lagi tuan Bara" sengaja aku menyebut namanya. Sedetik dua detik kutunggu responnya.
"Sudahlah, aku antar. Ini juga sebagai bentuk tanggung jawab telah menyerempetmu tadi" ucapnya dengan nada mulai melunak. Aku tak kuasa menolak, karena bila ditolakpun percuma. Pasti aku akan diseret ke mobilnya, seperti kejadian tadi di pinggir jalan.
Dalam perjalanan pulang, kami lebih memilih banyak terdiam. Tak ada obrolan malah. Lelaki di samping ku ini melajukan mobilnya dengan percaya diri sekali, seolah sudah tau rute ke rumahku. Aku mendiamkannya, karena sejatinya memang aku benar-benar tak berani bersuara. Mungkin karena selama di bui aku kurang istirahat, maka tertidurlah aku selama perjalanan.
"Hei, hei bangunlah...sudah sampai rumahmu tuh" ujarnya berusaha membangunkanku. Aku yang pulas tertidur, sampai terlonjak kaget. "Maaf...maaf aku malah ketiduran" aku membenarkan posisi dudukku. "Turunlah, tuh rumahmu" tunjuknya. "Sebelum turun, bersihkan dulu tuh ilermu. Cantik-cantik ileran" gerutunya. Sesungging senyum di bibirku. Meski mengolokku masih terselip pujian di sana. Boleh dong percaya diri sedikit..he..he...
"Ayo buruan turun. Kalau nggak lekas turun yang ada mobilku bau tau. Pasti kau di sana nggak mandi kan?" tuan Bara masih saja dengan gerutuannya. Tapi memang apa yang dikatakannya semua benar. Aku memang jarang mandi selama di sana..he..he...
Aku turun dengan langkah gontai, rasanya malas saja masuk kembali ke rumah ini. Rumah yang telah kehilangan kehangatan, yang ada hanya hawa dingin masing-masing penghuninya. Aku berbalik menghadap mobil, dan membungkuk. "Tuan Bara, sekali lagi aku mengucapkan terima kasih atas semua pertolonganmu. Entah dengan apa aku bisa membalas kebaikanmu" ucapku tulus kepadanya. "Berbaktilah kepada mama mu. Jangan kau ulangi pekerjaan mu kemarin" tukasnya. Aku hanya mengangguk. Mobil itupun mulai berjalan meninggalkan halaman rumah kontrakan yang kami tinggali.
Aku mengetuk pintu rumah dengan malas. Tak ada sahutan. Coba kuketuk lagi, dan terdengar langkah kaki yang mendekat. Ternyata mama lah yang menyambutku, "Elis...Elis...kau pulang nak" mama menangis menciumiku seakan telah bertahun lamanya tak bertemu denganku. "Tuan Bara benar-benar membuktikan ucapannya" kata mama. "Maksud mama?" selidikku.
"Maaafin mama Elis, mama sungguh tak tega melihatmu setelah menjengukmu di penjara bersama adikmu" mama mulai bercerita. "Mama mencoba menemui tuan Bara. Ternyata tuan Bara adalah pemilik perusahaan terbesar di negara ini, Dirgantara" lanjut mama. "Hah...?" Elis bengong tak percaya. "Sebenarnya mama tak yakin untuk menemuinya, tapi saat mama kembali teringat padamu. Akhirnya dengan modal nekad mama menemuinya. Keberuntungan berpihak pada mama. Saat mama menunggunya di lobi perusahaan siang itu, mama bisa bertemu langsung dengan tuan Bara. Malah dengan budi baiknya, tuan Bara sudi meluangkan waktu untuk mendengar kisahmu. Akhirnya ya begitulah....kamu sudah tau ceritanya. Tuan Bara mencabut tuntutannya. Bahkan tuan Bara yang juga mengantarkan mama sampai rumah. Katanya dia hendak ke rumah sakit yang sejalan dengan rumah ini" mama mangakhiri ceritanya. Elis lebih bengong lagi. Ternyata ini kedua kalinya tuan Bara sudi mampir ke kontrakan kecil ini.
"Eh...kok malah bengong???" mama menyentil keningku. "Tadi aku juga diantar tuan Bara" tukasku singkat. "Loh...?" mama gantian yang bengong. "Panjang ceritanya Mah. Intinya aku pulang diantar kesini oleh tuan Bara. Malah aku sempat tertidur di mobilnya" ucapku malu. "Mah, Chyntia di mana?" tanyaku mengalihkan fokus pembicaaraan. "Tadi sih bilangnya belajar" jawab Mama. "Mama siapin makan dulu. Kamu lekaslah mandi" Mama beranjak menuju dapur. Aku menciumi bau ketiakku. Aku sampai nyengir dan berasa muntah, padahal itu ketiakku sendiri. Mengingat momen bersama tuan Bara tadi, betapa malunya aku. Bagaimana dia bisa betah di dekatku dengan bau asem dan kecut seperti ini.
Aku menghampiri Chyntia yang ternyata telah pulas tertidur dengan beralaskan buku pelajaran. Aku elus rambutnya, dan dia hanya menggeliat. Adik dengan rahim yang sama walau berbeda papa. Aku mengambil baju ganti dan melangkah ke kamar mandi. Jangan dibayangkan kamar mandi mewah di dalamnya. Bisa mandi dengan air yang masih mengalir saja aku sudah bersyukur. Ku guyur tubuhku dengan gayung. Sengaja aku berlama-lama di kamar mandi, untuk membersihkan diri. "Elis sudah selesai belum? Makanan sudah ada di meja nih" panggil mama. "Iya Mah, bentar lagi" sahutku dari dalam kamar mandi. "Jangan lama-lama, ntar masuk angin" suara mama masih nyaring.
Elis keluar kamar mandi dengan handuk masih melilit rambut basahnya. Asap masih mengepul dari meja makan. "Wah, jadi lapar Mah" seruku. "Makanlah...pasti makanan penjara tidak enak" ucap mama. "Enak Mah, malah di sana tinggal makan nggak usah pakai kerja" ujarku. Mama menjitakku karena asal ngomong. "Mana ada di penjara kok malah senang, ya baru kamu itu" seloroh mama. Meski hanya dengan semangkok mie kuah instan, bagiku rasanya sudah wow banget. Apalagi mama memilihkan rasa soto kesukaanku...menu sederhana jadi istimewa. Aku tidak menanyakan kebaradaan ayah tiriku, karena tidak ingin merusak momen kebahagiaan ini.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
To be continued, happy reading gaessss
Makan kerupuk pakai nasi, kalau jelek jangan dibuli
Nasi hangat lauk ikan teri, mumpung longgar coba updet lagi 🤗
DO THE BEST
💝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Yesi Triyanto
apakah elis jodoh nya Bara masa jdoh bara statua nya dibwh diistri nya sih thor. kuramg seru smntra Bara ama keluarga nya waw bngt. gak akan prmh terjdi klu didunia nya
2022-10-13
2