Bab 15

Ladang uang kita ditangkap nih bang? Apa yang harus kita lakukan?" tanyanya ke orang yang sama-sama berada di parkiran itu. "Kau culik saja adik si Elis. Kalau perlu kita jual saja adiknya" ucap enteng orang yang dipanggil Abang itu.

"Ternyata dia tidak melakukannya sendiri" batin Bara. Bara akan menyelidikinya sendiri kali ini. Mereka salah pilih tempat kalau mau melakukan di wilayahku, gumam Bara. Bara tak langsung kembali ke mobilnya, tapi terus mendengarkan ocehan kedua laki-laki yang berada di balik pilar bangunan mall itu.

"Bang, kayaknya yang menangkap Elis tadi orang yang berpengaruh ya?" masih terdengar obrolan mereka di telinga Bara. "Pastinya" sahut satunya. "Tapi kasihan juga si Elis, padahal dia melakukan semuanya karena hanya ingin menebus hutang-hutang ayah tirinya yang tukang judi itu" ceritanya. "Kan Elis sendiri yang memilih jadi tukang copet daripada dijual ke juragan Darto oleh ayahnya" tukas yang lainnya. "Ya sudahlah, ayo kita lapor aja ke juragan Darto. Biar juragan sendiri saja yang memutuskan adiknya Elis mau diapain" mereka meninggalkan tempat itu tanpa menyadari kalau ada yang menguping pembicaraan mereka.

Berarti mereka berdua berada dalam mall saat aku menyeret wanita tadi. Bara mengambil ponselnya dan mengambil gambar kedua orang tadi. Bara yang awalnya ingin langsung pulang, kembali ke pos keamanan. "Pak, tolong kau telusuri sosok ini di rekaman cctv. Ketemu langsung laporkan padaku" perintah Bara sambil menunjukkan potret kedua orang tadi. Security itu mengiyakan dan tak berani membantah tuan besarnya. Seumur-umur baru kali ini dia didatangi langsung oleh pemilik mall tersebut, batin security itu.

Dalam perjalanan menuju mansion, baru terlintas dalam pikiran Bara. "Kenapa tidak kuikuti saja mereka tadi" sesal Bara. "Bisa saja mereka adalah sindikat yang menjadikan mall Dirgantara sebagai ladang untuk melakukan kejahatannya" Bara terus memikirkannya, sampai terdengar klakson mobil di belakang yang menandakan lampu telah berganti hijau di perempatan itu.

Saat mau membelokkan mobilnya di gerbang utama mansion, ponsel Bara berdering. "Selamat malam dokter, memberitahukan dok kalau ada cito operasi dengan dokter Alex" suara di ujung telpon dan yang pasti berasal dadi instalasi bedah central. "Pasien apa mas?" tanya Bara. "Persalinan macet dokter, pasien juga baru otewe dari ruang bersalin ke sini" jelas mas perawat. "Oke, aku berangkat" jawab Bara. Ternyata ekspektasi kadang tak sesuai realitas. Ekspektasinya ingin langsung memeluk Agni saat sampai mansion, realitanya malah balik rumah sakit ada cito operasi.

Mobil Bara telah putar balik ke arah Suryo Husada. Di tengah perjalanan tak lupa Bara menghubungi Rani baby sitter anaknya. "Ran, tolong kau jaga Agni untuk malam ini. Aku mau ada operasi. Takutnya ntar pulang sudah malem" jelas Bara saat Rani sudah mengangkat panggilannya. "Siap Tuan" tukas Ani. Tak sampai tiga puluh menit, Bara telah sampai di basement Suryo Husada. Tap...tap...tap...terdengar langkah-langkah Bara menuju ruang instalasi bedah central. Anung yang memang kejadwal oncall malam ini datang di belakang dokter Bara. "Malam dok" sapa Anung sedikit memicingkan mata karena silau. "Malam Nung, lekaslah. Kau siapkan dulu pasiennya" perintah Bara ke Anung yang merupakan asistennya di kamar operasi. "Siap dok" jawab Anung selepas ganti baju khusus kamar operasi itu.

Selama menunggu pasien dipersiapkan dan kru lengkap, Bara memainkan ponselnya. Tak sengaja Bara melihat berita yang mengupas dirinya karena berhasil menangkap pencopet. Meski wajah Bara tak terlihat jelas di berita itu, tapi membuat sosok Bara menjadi terkenal. Ponselnya berdering, terlihat Mayong calling.

"Bar, sensasi apa yang kau buat?" tanya Mayong. Pasti kakaknya sudah melihat berita ini, batin Bara. "Nggak ada apa-apa kak, netizen sekarang itu pandai mengolah kata sehingga beritaku menjadi trending" jawab Bara beralasan. "Kak, Alex sudah datang nih. Aku mau operasi. Kalau mau tanya, dilanjut besok saja interogasinya" tukas Bara mengakhiri panggilan Mayong. Sejatinya Bara tersenyum puas dan menebak kalau Mayong sekarang sedang mengumpatinya.

Alex yang memang barusan masuk kamar operasi dengan muka bantalnya hanya membego karena namanya disebut tanpa tau arah pembicaraan Bara. "Bangun Lex, jangan-jangan kau ngigau kali ini" goda Bara. "Ngantuk kak...semalam aku sudah dapat cito operasi tiga. Belum puas tidur siangku tadi, eh ini ada cito lagi" jelas Alex. "Kerja harus ikhlas, ambil spesialis obgyn kan sudah pilihanmu" sahut Bara. "Siapa bilang, aku ambil obgyn karena dipaksa papa ku dan juga dokter Bagus itu. Iya, dokter Bagus adalah kakak kandung dokter Alex. "Sudah kepalang basah, lagian kau juga udah lulus obgyn" tandas Bara.

Anung masuk ruangan dokter, memberi info kalau pasien sudah disiapkan. "Dok, sudah siap semua" lapornya. Bara mengangguk dan mengikuti langkah Anung menuju kamar operasi tiga, di mana pasien sudah dibaringkan di meja operasi. "Ibu...Ibu yang tenang ya. Banyak berdoa. Hanya Allah lah maha penolong. Saya dokter Bara, dokter anesthesi yang akan membius ibu" Bara memperkenalkan diri dan selanjutnya menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan olehnya. "Ibu mengerti??" tanya Bara dan ibu itu mengangguk lemas karena sudah kehilangan banyak tenaga untuk mengejan, tapi bayinya tak mau lahir juga. Bara mengambil jarum spinal dan mulai menyedot obat-obatan yang akan disuntikkan di tulang belakang pasiennya. Pasien telah dimiringlan oleh Anung, dengan sekali tusukan jarum telah berposisi di tempatnya. Tanpa ragu Bara menyuntikkan obat bius sesuai kebutuhan pasien.

Tepat Bara selesai, Alex yang telah mencuci tangan masuk ke kamar operasi. "Bagaimana kak?" tanyanya. "Aman, mulai saja" tukas Bara. Alex memimpin doa saat operasi akan di mulai. Hampir satu jam operasi berjalan. Saat akan menutup kulit terjadilah perdarahan hebat dari jalan lahir. "Mba, periksa kontraksinya" perintah Alex. Perawat yang merupakan asistennya di kamar operasi melakukan apa yang diperintah Alex. "Kontraksi rahim lemah sekali dokter" jawab perawat asisten Alex. "Bagaimana Lex????? Jangan kau biarkan pasien ini mati. Mereka juga manusia" tanya Bara. "Ku akan berusaha. Tapi aku butuh dukunganmu kak. Tolong kau jaga kondisi pasien, aku akan melakulan re open untuk menghentikan perdarahan" sergah Alex. Ya begitulah, operasi yang dipikir operasi biasa ternyata baru selesai selepas tengah malam.

Bara pamitan saat Alex menyelesaikan berkas rekam mediknya. "Lex, duluan" pamit Bara. "Makasih kak, hati-hati di jalan" tukas Alex tulus. "Sama-sama" balas Bara saat keluar dari instalasi bedah sentral rumah sakit Suryo Husada.

Sementara itu di lapas sementara kepolisian, nampak Elis Melati sedang dikunjungi oleh ayah tirinya.

🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

***To be continued, happy reading

Ikan peda ikan patin, hari ini up dua ganti yang kemarin 😊

Vote, like, komen n' jangan lupa kasih bintang lima nya

Lope lope dear 💝***

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Promote
109 Promote Langit dan Jingga
110 Nikah Untuk Bahagia
111 Promote 'My Aluna'
112 Promote 'Bukan Benih Suami'
113 Promo 'Lost Memory'
114 Promo 'Pelabuhan Terakhir Cassanova'
115 Mampir 'FAITHFULNESS'
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Promote
109
Promote Langit dan Jingga
110
Nikah Untuk Bahagia
111
Promote 'My Aluna'
112
Promote 'Bukan Benih Suami'
113
Promo 'Lost Memory'
114
Promo 'Pelabuhan Terakhir Cassanova'
115
Mampir 'FAITHFULNESS'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!