Sesuai prediksi Bara, orang itu mulai menjalankan aksi seperti sebelumnya. Kali ini korban adalah wanita yang berpenampilan trendi, baju mewah dan make up tebal menghiasi wajahnya. Bara masih belum mengalihkan pandangan, mengamati akan sejauh mana orang itu berani beraksi. Sungguh dia nekat sekali, batin Bara. "Iwan, panggil kepala keamanan ke sini!!!!" perintah Bara tiba-tiba. Bara tidak akan membiarkan lolos untuk kedua kali, apalagi dia juga berani melakukannya di butik istrinya. Iwan terkaget, apa hubungannya dengan kepala keamanan??? Pikirnya. "Iwan!!!!" panggil Bara melihat Iwan yang belum beranjak. Iwan pun segera beranjak untuk melaksanakan perintah sang tuan.
Sepeninggal Iwan, Bara berjalan mendekati sosok orang itu. Bara mencekal tangannya dan berusaha memelintirnya. Jika sebelumnya Bara gagal karena sosok itu secepat kilat melarikan diri. Tatapan tajam Bara bahkan tidak membuat sosok pencopet itu gentar. Dia berusaha melepaskan diri. "Aku akan teriak minta tolong, karena kau telah berbuat kekerasan" suaranya mengancam. Melihat tatap tajam matanya, meski memakai masker Bara bisa menebak kalau wanita di depannya ini tidak jelek-jelak amat. Kali ini Bara sungguh percaya diri.
"Tolong...tolong....." teriaknya. Semua orang menoleh ke arah sumber suara. Ternyata wanita itu benar-benar menjalankan rencananya. Semua yang di sana bahkan hendak mengeroyok Bara karena Bara mencengkeram erat pergelangan tangan cewek itu. Dengan aktingnya dia mengaduh kesakitan, seakan Bara melakukan KDRT. Tapi tanpa disangka Bara berkata, "Apa mengajak seorang istri pulang adalah kesalahan??? Dia telah meninggalkan anaknya beberapa hari tanpa kabar" jelas Bara sedikit membungkuk ke arah orang-orang itu. Kerumunan itu akhirnya membubarkan diri karena ternyata hanya masalah rumah tangga. Mereka semua menganggap kalau tak perlu ikut campur urusan rumah tangga orang lain
"Hah?????" gantian wanita itu melongo. Istri? Meninggalkan anak???? Tanya wanita itu dalam hati. Untung saja mulutnya tertutup masker. Kalau nggak dia pasti ditertawakan semua orang karena melongo dengan mulut terbuka lebar. Gila ni orang. Seenak sendiri kalau ngomong. Batinnya. Dengan tangan masih dalam genggaman Bara, dia berusaha meronta. Bara semakin erat menggenggamnya, "Ikut aku!!!!" Bara menarik tangan itu dan memaksa untuk mengikuti langkahnya. "Eh, tuan ada urusan apa ya dengan saya?" tanyanya ketus karena merasa tidak ada urusan dengan tuan ini. "Ntar kamu akan tau, tunggu saja" jawab Bara.
Bara turun menuju lantai paling bawah. Cewek itu menaikkan alisnya sebelah, mulai mode waspada. Saat tau akan dibawa ke pos keamanan, dia berusaha melepaskan genggaman Bara untuk melarikan diri. Tapi Bara tak mau tertipu dua kali. Dipasangnya borgol di kedua pergelangan cewek itu. "Tuan, apa yang kau lakukan????" tanyanya mulai terdengar jengah di telinga Bara. Dengan disaksikan oleh para petugas keamanan, Bara meminta rekaman cctv di depan butiknya diputar.
Wanita itu terkejut, karena semua yang dilakukan terekam jelas di sana. "Siapa namamu?" tanya Bara. "Berani-beraninya kau melakukan tindakan memalukan di Dirgantara" wajah Bara mulai memerah tanda emosinya mulai meningkat. Bara menggeledah isi tasnya. Didapatnya beberapa dompet merk terkenal di dalamnya. Bara sampai heran dengan yang dilakukan oleh wanita itu. "Mau langsung ke kantor polisi atau wajahmu kupampang di sosmed???" ucap Bara mulai jengkel.
Kepala keamanan menunduk hormat ke arah Bara. "Pakai nunduk segala, emang dia siapa??" tanya wanita itu dalam benaknya. "Periksa identitasnya. Pastikan polisi mendapatkan bukti otentik untuk menangkapnya. Kalau perlu cari bukti beberapa hari yang lalu" ucap Bara hendak meninggalkan tempatnya berdiri. Terdengar gerutuan dari mulutnya. "Awas saja kau tuan!!" ancam wanita itu. Meski dengan suara berbisik Bara masih mendengarnya. Bara kembali mendekat. "Kupastikan kau akan mendekam di penjara" bisik ancaman Bara. Semua barang yang telah diambil wanita itu, semuanya telah dikembalikan ke empunya.
Wanita itu mendengus kesal. "Elis, Elis Melati namamu?" Bara membuka dompet dan memperlihatkan ke arah wanita itu. Bara terbahak. Sebelum polisi datang untuk menangkapnya, Bara memutuskan untuk bermain dengan wanita itu. Wanita yang telah berani memporak-porandakan keamanan mall Dirgantara.
Bara sengaja menarik kasar masker di wajah wanita itu. Dan dia pun melengos ke lain tempat seakaan tak sudi memandangi Bara. "Hmmmmm...cantik juga kamu, tapi sayang kelakuanmu sungguh keterlaluan" ucap Bara. "Maafin....maafin aku tuan" ucapnya kelihatan bersungguh-sungguh. Tapi Bara tidak mau terperdaya lagi. Bara tetap menyerahkannya ke polisi. Dan wanita bernama Elis itupun digelandang polisi. Sungguh miris bagi Bara. Wanita dengan masa depan masih panjang, akan berakhir di bui.
Wanita itu berjalan sambil meneteskan air mata. Dalam hati Bara sebenarnya tidak tega, tapi kesalahan adalah kesalahan. Itu prinsip Bara.
"Iwan, aku balik dulu. Kamu juga bisa langsung pulang" Bara meranjak dari ruang security. "Tuan, maafkan kelengahan kami" ucap kepala keamanan yang mulai menyadari keteledorannya. "Hmmm...." jawab Bara singkat.
Bara berjalan ke arah basement di mana mobil mewahnya terparkir. Saat hendak membuka handle pintu mobil, sayup-sayup terdengar suara laki-laki ngobrol. "Sepertinya membicarakan Elis, si wanita tadi" gumam Bara. Jiwa kekepoan Bara sungguh membuatnya ingin mendengarkan pembìcaraan orang-orang itu.
"Ladang uang kita ditangkap nih bang? Apa yang harus kita lakukan?" tanyanya ke orang yang sama-sama berada di parkiran itu. "Kau culik saja adik si Elis. Kalau perlu kita jual saja dirinya" ucap enteng orang yang dipanggil Abang itu.
"Ternyata dia tidak melakukannya sendiri" batin Bara. Bara akan menyelidikinya sendiri kali ini.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
To be continued
Sedap malam sangatlah berseri, mekarnya setiap malam hari
*Inginnya update saben hari, apalah daya kesibukan menghalang**i*.
Terima kasih yang masih stay tune di sini. Lope..lope...dech pokoknya.
💝💝💝💝
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Sri Astuti
ternyata ada yg koordinir
2023-03-25
2