Tepat jam sepuluh, tim manajemen mall Dirgantara sampai di ruang rapat perusahaan Dirgantara Grub. General manajer sampai berkeringat dingin karena tidak tau apa yang terjadi sehingga dipanggil oleh CEO nya langsung.
Anggun yang menyambut mempersilahkan mereka duduk di ruang rapat, "Silahkan duduk tuan-tuan. Tuan Bara sebentar lagi datang" ujarnya. Mereka saling berbisik tentang masalah apa yang akan dibicarakan oleh CEO Dirgantara Grup sampai sudi meluangkan waktu untuk memanggil mereka semua. Biasanya hanya tuan Iwan sang asisten saja yang menemui mereka.
Bara memasuki ruangan dengan wajah dingin tanpa sesungging senyum sama sekali. "Selamat pagi semua" sapa nya. "Pagi tuan" tukas semua yang hadir di situ. "Pak Darma, sudah diinfo belum sama Iwan tentang apa yang akan kusampaikan hari ini?" tanya Bara. Pak Darma yang disapa sampai gemeteran mendengar suara Bara, "Be..belum tuan" jawabnya.
Bara menatap Iwan. Iwan yang ditatap seakan tau maksud pandangan Bara. Iwan menyalakan monitor besar yang ada di belakang Bara. Di sana nampak sebuah akun media sosial seseorang yang masing-masing di sana tidak mengenal orang yang diprofil sebuah akun itu. Apa maksudnya??? Pertanyaan yang muncul di benak masing-masing.
Hingga akhirnya Iwan menghentikan scrolnya sampai di sebuah status yang diunggah oleh akun itu. "Aku kecopetan di sebuah mall besar dan terkenal. Mall "D". Tulis akun itu.
"Masih belum paham juga?" Bara menelisik para penggedhe manajemen mall Dirgantara itu. Masing-masing masih terdiam. "Begini tuan-tuan. Sesuatu yang ditulis orang itu memang benar real peristiwa yang terjadi beberapa hari lalu. Beruntungnya tuan Bara menghentikannya sebelum tulisan itu menjadi viral. Sekarang tugas kalianlah untuk menyelesaikan masalah di sana. Terutama keamanan. Jangan sampai nama baik Dirgantara Grub tercoreng hanya dengan hal-hal seperti itu" jelas Iwan sejelas-jelasnya.
"Maaf tuan Bara, tapi mall kita sudah mempunyai sistem pengamanan canggih" sanggah kepala keamanan. Bara memicingkan mata dan menatap ke orang yang barusan bicara itu. "Jadi kalian meragukan analisa kita?" tukas Bara. Melihat tuannya mulai naik oktaf suaranya, Iwan mulai menengahi. "Tuan-tuan, jika kalian tidak yakin dengan apa yang terjadi. Buka rekaman cctv canggih kalian di tanggal tiga puluh Agustus sekitar jam makan siang di area food court. Setelah itu laporkan ke kita dan langkah apa yang akan kalian ambil laporkan skalian" jelas Iwan. "Aku tidak mau berlarut-larut. Segera selesaikan!!!" perintah Bara dan beranjak meninggalkan ruangan rapat itu.
"Sebaiknya kita langsung laksanakan apa yang menjadi perintah tuan Bara" ujar pak Darma mengajak anak buahnya kembali. "Jabatan kita akan dipertaruhkan kali ini. Aku rasa tuan Bara juga sudah menyelidiki. Tidak mungkin juga beliau memanggil kita semua di sini untuk hal-hal yang belum terkonfirmasi kebenarannya" imbuh Pak Darma.
Sementara Bara yang berjalan beriringan dengan Iwan..."Hari ini kita sidak ke mall Dirgantara, setelah jadwalku operasi selesai" ujar Bara. "Alamat lembur nih" tukas Iwan. Bara menghentikan langkahnya, "Bonus kutransfer atau ku delete aja" lanjut Bara. "Siap laksanakan tuan, asal bonusnya on time. Waktunya beli susu nenek" Iwan beralasan. "Mana ada, bukannya nenekmu sudah meninggal?" tandas Bara. Iwan hanya cengengesan mendengar ocehan tuannya itu.
Jam makan siang, Bara diantar oleh Iwan menuju rumah sakit Suryo Husada. "Kamu tungguin aja, operasiku tidak lama kali ini. Hanya satu dengan dokter spesialis urologi" ucap Bara saat turun dari mobil yang sejenis dengan kendaraan kakaknya itu. "Siap tuan" tukas Iwan. Iwan yang melihat Bara memasuki area rumah sakit, hendak pergi ke kantin karena rasa kantuknya tiba-tiba datang. Iwan kadang iri dengan fisik tuannya itu. Kerja bagai robot hingga tak mengenal waktu, tapi fisiknya kuat-kuat saja.
Ternyata benar apa yang disampaikan Bara. Tak lebih dari tiga puluh menit Bara sudah sampai di samping mobilnya. Bara yang tak melihat Iwan, segera menghubunginya. "Iwan kau di mana. Aku sudah selesai nih" tegur Bara. "Siap tuan, aku bentar lagi ke sana" jawab Iwan. Sementara Bara masih mendengar Iwan meminum kopi.
Iwan yang melihat Bara telah berganti baju kasual dan sepatu sneaker semakin kagum dengan ketempanan tuannya itu. Bara yang melihatnya menyentil kening asistennya itu. "Biasa saja" ujar Bara dan Iwan pun tertawa. "Sungguh tuan, anda berasa lima tahun lebih muda" puji tulus Iwan. "Heleh, mau bonus aja pake acara muji-muji segala...ha..ha..." Bara terbahak. "Tapi kok aneh tuan, pake ganti baju segala?" tanya Iwan penasaran. "Ini namanya penyamaran totalitas tanpa batas" sahut Bara sambil memakai topi dan masker seperti wanita yang meminta tolong padanya tempo hari. Iwan melajukan mobilnya perlahan keluar dari parkiran rumah sakit menuju mall Dirgantara.
Bara turun di lobi tengah mall nya itu. Kali ini Bara sengaja mampir ke butik mendiang istrinya. Sampai sekarang butik itu tetap dijalankan oleh Bara dengan mempekerjakan beberapa desainer ternama. Di tangan Bara, butik itu berkembang pesat bahkan saat ini mulai menjamah pangsa luar negeri. Cita-cita istrinya tidak bisa Bara hentikan begitu saja. Bara yang turun dengan memakai masker dan kacamata hitam terpasang, tak lupa topi yang telah dipersiapkan berasa seperti penampilan artis yang ingin bersembunyi dari para fans nya.
Bara tak sengaja kembali melihat tubuh semampai yang ditemuinya beberapa hari lalu. "Apalagi kali ini???" gumam Bara. Iwan yang terus mengekori ke mana tuannya melangkah itu menjadi bingung. "Tuan kau mau ke mana?" tanyanya. "Iwan, baiknya kau minum kopi aja lagi di food court. Aku ada perlu sebentar" jawab Bara tanpa menoleh ke Iwan. Pandangannya tetap fokus ke tubuh semampai yang berada di ujung sana. Iwan pun mengikuti arah mata pandangan Bara. "Oooooo....ternyata ada yang bening di sana" Iwan tertawa tanpa tau kalau yang diawasi Bara adalah orang yang berada di balik orang yang Iwan maksud. Bara pun mengulangi perintahnya saat Iwan belum beranjak dari tempatnya berdiri.
Sesuai prediksi Bara, orang itu mulai menjalankan aksi seperti sebelumnya. Kali ini korban adalah wanita yang berpenampilan trendi, baju mewah dan make up tebal menghiasi wajahnya. Bara masih belum mengalihkan pandangan, mengamati akan sejauh mana orang itu berani beraksi. Sungguh dia nekat sekali, batin Bara. "Iwan, panggil kepala keamanan ke sini!!!!" perintah Bara tiba-tiba. Bara tidak akan membiarkan lolos untuk kedua kali, apalagi dia juga berani melakukannya di butik istrinya. Iwan terkaget, apa hubungannya dengan kepala keamanan??? Pikirnya. "Iwan!!!!" panggil Bara melihat Iwan yang belum beranjak. Iwan pun segera beranjak untuk melaksanakan perintah sang tuan.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺☕☕☕☕
*empat cangkir kopi di pagi hari, othor akan sempatin apdet tiap hari
Kecubung bikin puyeng, kasih like dong biar othor seneng
t*o be continued, happy reading 💝😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 115 Episodes
Comments
Rohad™
Itu copet kemarin kah?, apakah orang yang sama?
2023-10-11
1