Bab 6

Akhirnya, Bara mengambil keputusan untuk menyetujui tindakan operasi untuk melahirkan bayinya meskipun itu keputusan yang sangat sulit. Bahkan saat ini semua keluarga sudah duduk di ruang tunggu depan kamar operasi itu. Papa Suryo dan mama Clara lengkap dengan besannya yaitu ayah dan ibu Yasmin.

"Nak Bara, shalatlah. Mohon ke Yang Kuasa Sang Pemberi nikmat semoga diberikan yang terbaik" ujar ayah Yasmin yang juga ayah mertua Bara. "Baik Yah, maafkan aku yang tak bisa menjaga putrimu" tukas Bara. Ayah Yasmin mengelus pundak menantunya itu untuk menguatkan. Seperti yang dikatakan ayahnya, Bara berjalan menuju mushola rumah sakit yang berada di samping ruang kamar operasi. Bara menumpahkan semuanya ke Sang Khalik. Memohon ampunan dan juga mendoakan sang istri. Saat mau mengakhiri doanya, sekelebat bayangan istrinya tersenyum ke arahnya. Wajah Yasmin bahkan sangat cantik. Yasmin melambaikan tangan ke arah Bara, sedetik kemudian Yasmin berbalik dan melangkah pergi menjauh. Bara mengusap wajahnya. Firasat apa ini, batin Bara.

Bara kembali ke ruang tunggu kamar operasi. Sesaat setelah itu Bara dipanggil untuk ikut serta masuk ke ruang operasi. Di sana Bara dihadapkan sebuah pemandangan yaitu keriwehan ruang operasi, di mana semua yang ada di sana sedang memberikan pertolongan untuk istrinya. "Tuan Bara, silahkan mendekat ke sini!!" pinta dokter Obgyn yang ternyata bernama Kayla itu. Bara mendekat, saat ini Bara ditunjukkan kondisi di mana Yasmin mengalami syok karena perdarahan setelah bayi dilahirkan. Dokter Kayla dan tim berusaha sekuat tenaga untuk mengembalikan ke keadaan Yasmin.

Tak lama Bara berada di dalam kamar operasi, layar monitor pasien telah menunjukkan sebuah garis lurus. Bara meneteskan air mata. Bara menciumi istrinya yang telah meninggalkannya itu, "Bee, kenapa kau tega meninggalkanku sendiri???" suara Bara mulai serak. Bara terus memeluk tubuh istrinya. "Maafkan kami tuan Bara, kami sudah berusaha" seloroh dokter anesthesi sejawat Bara. Belum ada sahutan jawaban dari mulut Bara. Yang ada hanya isak tangis dari dokter anesthesi tampan itu.

Sementara anggota keluarga yang lain, yang menunggu di depan kamar operasi baru mendapatkan kabar kalau Yasmin tidak tertolong. Suara tangis diantara mereka terdengar. Bahkan Maya yang merupakan sahabat Yasmin dari masa kecil, ikut pingsan di pelukan Mayong suaminya. Ibunda Yasmin histeris menghadapi kenyataan bahwa putrinya telah meninggalkannya. "Mungkin ini sudah jalan terbaik yang Allah kasih bu, anak kita sudah berjuang lama. Ikhlaskan ya bu. Sekarang putri kita sudah tidak kesakitan lagi" ucap ayah Yasmin menguatkan istrinya, meski dirinya sendiri sebenarnya rapuh. Mayong minta ijin, untuk masuk ke ruang operasi menyusul Bara. Dimintanya papa Suryo untuk menjaga Maya dan juga mama Clara. Saat sudah sampai dalam ruangan, dilihatnya Bara menolak para perawat yang berusaha memindahkan Yasmin. "Istriku tidak mati, istriku tidak boleh mati" teriak Bara. "Mau kalian bawa ke mana istriku????" Bara bersuara dalam tangisnya.

Mayong memeluk sang adik yang masih dalam fase denial, karena kehilangan orang yang sangat dicintainya. "Ikhlaskan Bara, biar Yasmin tenang di sana" bisik lirih Mayong mencoba menguatkan sang adik yang baru berduka. "Kak, kenapa Yasmin tega sekali?" Bara masih menangis. Mayong tak menjawab hanya menepuk pelan bahu adiknya itu. Pasti sangat berat beban yang dirasakan adiknya saat ini. "Bara, sedih boleh tapi ingatlah putri cantikmu yang sekarang juga butuh perhatianmu" ucap Mayong. Bara pun mengangguk menerima ucapan kakaknya. Dukungan keluarga lah yang sangat dibutuhkan oleh Bara saat ini.

Jenazah Yasmin telah dipindahkan ke ruang jenazah. Sebelum menyusulnya, Bara menghampiri ruang PICU di mana putri mungilnya berada di sana. Seperti keadaan sang ibu sebelum dinyatakan meninggal, sang putri juga terpasang berbagai macam selang yang menempel di tubuhnya. Bara menitikkan air mata kembali, mencoba ikhlas menerima ketentuan Yang Kuasa.

Jenazah Yasmin telah dibawa kembali ke mansion. Banyak kolega bisnis dan juga sejawat dokter yang menyampaikan duka mendalam untuk istri Bara. Dengan mata sembab, Bara menghantarkan sang istri ke tempat peristirahatan terakhir. Bara bersimpuh di samping pusara sang istri. "Terima kasih bee, atas segala kebahagiaan yang telah kau berikan padaku. Namamu akan tetap tersimpan di relung hati ku yang terdalam" ucap Bara lirih. Air mata yang coba dibendungnya akhirnya bobol juga. Mencoba ikhlas, tapi ternyata itu sangat sulit untuk dilakukan. Tapi mengingat putri kecilnya yang sekarang didampingi papa Suryo dan mama Clara di negara S, Bara mencoba bangkit dari sisi pusara dan mencium nisan sang istri. "Akan kujaga putri kita Bee. Kamu yang tenang di sana. I love you" ucap Bara sebelum meninggalkan makam istrinya itu.

Setelah tujuh hari istrinya, Bara kembali ke negara S untuk menjumpai putri kecilnya. Putrinya yang masih terbaring di ruang PICU. Berat yang bahkan nggak ada satu setengah kilo. "Kita berjuang bersama ya sayang" Bara menggenggam lengan yang sangat kecil dan masih kemerahan itu. Bara menitikkan air matanya kembali. Benar adanya, kalau Sang Khalik memang benar-benar Maha membolak balikkan hati.

Papa Suryo dan mama Clara sangat setia menunggu Bara dan cucu nya. "Bar, aku yakin kamu kuat. Allah sudah memberikan yang terbaik untuk Yasmin. Akan kasihan bila Yasmin tetap hidup tapi dengan berbagai macam alat yang menopang kehidupannya. Sekarang fokus lah ke putrimu. Hanya kamu yang bisa mendampinginya" papa Suryo kembali menguatkan putra keduanya itu. "Cobaanku sungguh berat Pah" akhirnya Bara menumpahkan kesedihannya kembali. "Hanya manusia bertaqwa yang percaya takdir Bara. Sang Pencipta tak kan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuan makhluknya. Ingatlah itu" nasehat papa Suryo. "Tapi ini sungguh berat" Bara sudah berurai air mata. "Kemana Bara yang selalu sigap dan kuat. Yang selalu mampu menguatkan pasien-pasiennya. Saatnya sekarang kau membuktikan ke papa Bar, bahwa kau orang yang kuat" papa Suryo menepuk-nepuk bahu Bar.

Tak terasa hampir dua bulan putri kecil itu terbaring di inkubator ruang PICU. Berat badannya sudah naik signifikan. Meski masih di bawah berat normal. Sudah bisa minum tanpa memakai selang sonde. Saat dokter anak visite, "Tuan Bara, beberapa hari ini putri anda sudah sangat pinter minum susu dengan pipet. Kondisi umumnya sangat jauh lebih baik. Jadi hari ini sudah bisa dicoba rawat jalan" jelasnya. "Jadi, boleh KRS (\=Keluar Rumah Sakit) ya dok??" tanya Bara. Dokter anak itu mengangguk. Bara terlihat lega.

Sekarang tinggal mengkondisikan bagaimana perawatan di apartemen tempat tinggalnya di negara S. Tak mungkin juga Bara meminta tolong terus mama Clara untuk menemaninya.

"Bar, mama akan terus mendampingi cucu mama" seloroh Mama Clara. "Jangan Mah, kasihan papa. Papa juga butuh perhatian mama" tolak halus Bara. "Papa dan mama sementara akan di sini Bar, sampai putrimu benar-benar dinyatakan sehat" imbuh papa Suryo tidak mau dibantah. "Oh ya, siapa nama cucu oma yang mungil ini?" tanya mama Clara sambil menoel hidung cucu yang berada dalam gendongannya itu sekarang. Nampak bayi itu menggeliat dan menyunggingkan senyum. "Wah oma jadi gemas" cium mama Clara. Bara hanya menggaruk kepalanya, "Jangan bilang kau belum punya nama untuk putrimu" sindir papa Suryo. Dan dijawab gelengan kepala oleh Bara. "Sudah dua bulan Bara....." papa Suryo hanya bisa menepuk jidatnya sendiri.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

To be continued

Terpopuler

Comments

Isabela Devi

Isabela Devi

sedih bgt

2023-11-17

1

Maria Lay

Maria Lay

aku nangis thor, mengingat perjuangan Bara tuk mendapatkan Yasmin lalu perjuangan mereka tuk memdapat keturunan

2023-04-01

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Promote
109 Promote Langit dan Jingga
110 Nikah Untuk Bahagia
111 Promote 'My Aluna'
112 Promote 'Bukan Benih Suami'
113 Promo 'Lost Memory'
114 Promo 'Pelabuhan Terakhir Cassanova'
115 Mampir 'FAITHFULNESS'
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Promote
109
Promote Langit dan Jingga
110
Nikah Untuk Bahagia
111
Promote 'My Aluna'
112
Promote 'Bukan Benih Suami'
113
Promo 'Lost Memory'
114
Promo 'Pelabuhan Terakhir Cassanova'
115
Mampir 'FAITHFULNESS'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!