Aku Senang Kamu Akhirnya Datang

..."Aku bukan peramal seperti Dilan. Aku hanya penyusup amatiran yang berusaha memasukkan 'sedikit aku' kedalam hatimu."...

^^^Sajak Dilan^^^

Tubuh mungil gadis itu bergerak meringkuk, merasakan dinginnya udara pagi yang menyusup masuk melalui celah-celah jendela kaca, sekaligus AC (Air Conditioner) yang masih menyala. Tangan kanannya bergerak memeluk bantal dan menenggelamkan wajahnya disana. Setidaknya sedikit mendapatkan kehangatan. Tapi tunggu, seperti ada yang berbeda. Dan ya, ini bukan bantal. Pikirnya.

Masih dengan mata yang berat karena mengantuk, gadis itu meraba sesuatu didepannya. Wangi maskulin, dan suara dengkuran halus. Maura akhirnya membuka mata. Seketika netranya tertumbuk pada dada tegap didepan wajahnya. Karena terkejut, refleks ia mendorong tubuh tegap itu, hingga si pemilik raga akhirnya terbangun.

"Kenapa mendorongku?!."tanya Damar dengan suara serak khas bangun tidur.

Maura tak berniat menjawab. Seperti kesadarannya terkumpul, gadis itu tampak kebingungan melempar pandangan ke sekitar ranjang."Mas, Zayn mana? jangan-jangan dia terjatuh?." pikirnya kemudian dengan panik melihat ke lantai.

Damar yang masih mengantuk sontak duduk ikut dan melihat juga. Tapi bayi itu tidak ada. Damar akhirnya menghela nafas pelan."Mungkin sus Ana sudah membawanya turun." ucapnya kemudian.

"Benarkah?." Maura tak percaya.

Bagaimana bisa mereka tidak tau ketika sus Ana datang mengambil Zayn? Ah, ini pasti karena mereka terlalu lelah begadang menjaga Zayn yang terus menangis dan tak kunjung tidur tadi malam. Sampai-sampai keduanya juga tak menyadari kapan mereka benar-benar terlelap hingga tak sengaja tertidur di atas ranjang bersama.

Maura menguap lebar sambil menutup mulut dengan tangannya. Sementara tangan satunya tertarik ke atas sambil merenggangkan tubuh. Setelah itu ia berbaring kembali. Rasa nyaman berada diatas ranjang itu membuatnya tak ingin beranjak.

Damar melihat jam dinding, ternyata sudah menunjukkan pukul enam pagi. Ia ingin bangkit, tapi tertahan melihat Maura yang sudah berbaring hendak tidur kembali.

"Nyaman??."tanya Damar kemudian.

Gadis itu mengangguk pelan tanpa membuka matanya."Nyaman sekali."

"Baik lah, lanjutkan tidurmu. Tidak perlu bekerja kerja hari ini."

Mendengar kata kerja Maura seketika membuka mata dan bangkit duduk."Jadi aku masih boleh kerja, Mas?."

"Kenapa tidak?."

"Aku pikir ..."

"Aku yang berhak memutuskan mu untuk bekerja kerja lagi atau tidak." jelas Damar tegas memutus kalimat gadis itu.

"Tapi kenapa kemarin kamu diam saja ketika Papa Razdan berkata begitu? aku sempat sedih tau."

"Aku cuma tidak mau berdebat dengan Papa."pungkas Damar melanjutkan langkah ke kamar mandi.

Maura tersenyum menghela nafas lega.

Dilantai bawah ada Bik Imah dan sus Ana tengah duduk sambil mengajak bicara Zayn yang sedang mengoceh diatas ayunan.

"Tuan sama non Maura tidurnya pulas banget. Sampai-sampai saya sudak ketok pintu tapi mereka tidak mendengar." sus Ana tertawa menjelaskan bagaimana tadi dirinya masuk kedalam kamar utama."Kasih Aden minta susu malah dicuekin. Ya, kan, Den?." ucapnya lagi pada Zayn dengan gaya bicara anak kecil.

"Pasti Tuan sama Non Maura tadi malam kewalahan ngurus Den Zayn. Hihihi." Bik Imah terkikik pelan."Tapi tidak apa-apa. Siapa tau dengan adanya Den Zayn diantara mereka, hubungan mereka jadi semakin dekat."

"Kalau tidak, ya sedikit-sedikit bertengkar, sedikit-sedikit ejek-ejekan. Aku lihatnya jadi gemas."Bik Imah menghela nafas pelan."Mudah-mudahan setelah ini mereka lebih dekat, dan rasa cinta diantara mereka pelan-pelan tumbuh."

"Dan aku yakin, almarhumah non Naomi juga pasti senang disana."

"Ho'oh."sahut sus Ana pelan."Oh, iya, Den Zayn? senang tidak punya Mamida?."ia melihat Zayn yang saat ini menggigit teether (mainan perangsang gigi bayi).

"Apa itu Mamida?." tanya Bik Imah bingung.

"Mami muda. Katanya Non Maura biar keren."terang sus Ana.

"Ya ampun ..."Bik Imah tertawa."Ada saja Non Maura."

Derap langkah sepatu yang perlahan turun terdengar oleh Bik Imah."Yang lagi diceritain turun. Aku harus menyiapkan sarapan dulu."

Setelah Damar turun, tak lama Maura juga turun untuk menyantap sarapan. Ketika itu, Maura sibuk memainkan ponselnya.

"Kamu ngapain?." tanya Damar disela-sela mengunyah sandwich.

"Pesan ojek, Mas."sahut Maura tanpa melihat.

"Tidak perlu. Mulai sekarang kita berangkat sama-sama." kata Damar sambil menggigit sandwich kedalam mulutnya lagi.

Mulai sekarang kita berangkat sama-sama. Tidak ada yang menyadari, Bik Imah yang sedang berdiri tak jauh dari keduanya, dibuat tersipu-sipu mendengar kalimat itu.

"Dan kalau pulang, biar Pak Rudi yang akan menjemputmu."

Maura mengangguk pelan."Baiklah. Terima kasih, mas." ia kembali menyantap sarapannya.

Mobil Mercedes-Benz hitam itu melaju pelan ditengah keramaian kota. Pak Rudi yang duduk di kursi kemudi, sesekali memperhatikan kebelakang pada sepasang suami istri yang baru menikah itu. Keduanya hanya diam seribu bahasa.

Tak lama, mobil berhenti di pelataran Nara House. Maura baru saja turun, ketika itu Deva tampak mengejar menghampirinya. Gadis itu sempat terkejut. Tapi kemudian tersenyum."Chef, baru datang juga?."

"Iya. Aku senang kamu akhirnya datang." Deva tersenyum sambil mengatur nafas yang sedikit ngos-ngosan habis karena berlari.

Mendengar kalimat dari pria tampan itu membuat Maura tak percaya. Pria itu tersenyum kepadanya. Dia sudah tau aku sudah menikah dengan Mas Damar. Tapi kenapa dia tidak cemburu? apa selama ini dia tidak menyimpan perasaan kepadaku?batin Maura sedikit kecewa.

Entahlah, kali ini ia harus merasa sedih atau bahagia. Karena tak seperti biasa, Deva tiba-tiba mendadak hangat dan ramah padanya. Tak apalah, pikirnya. Masih ada harapan baginya untuk membuat pria itu benar-benar jatuh cinta padanya. Setidaknya sampai menunggu satu tahun ini berakhir.

"Ayo, masuk. Selagi restoran sepi. Aku akan mengajarimu memasak. Seperti yang kamu bilang waktu itu." Deva mengambil tangan Maura. Gadis itu terkesiap, tapi kemudian mengikuti langkah kaki pria tinggi itu menuntunnya masuk kedalam restoran.

"Jalan, Pak!." ucap Damar dengan wajah dingin, usai memperhatikan dari kejauhan. Pak Rudi langsung mengangguk mengerti.

Episodes
1 1
2 Oppa Saranghaeyo
3 Mayat Hidup
4 Hutang Dulu
5 Bangun lah
6 Hilang Tempat Berpegang
7 Aku Tidak Bisa Hidup Tanpa Dia
8 KAMU HARUS MENIKAH!
9 Aku Akan Menikahinya
10 Kontrak Pernikahan
11 Mawar Merah
12 Waktu Yang Tidak Tepat
13 Tidak Mungkin Aku Mencintainya
14 Huru-hara
15 Aku Senang Kamu Akhirnya Datang
16 Membuat Kimchi
17 Gelayar Aneh
18 Pelampiasan Rindu
19 Pria Itu Menyendiri
20 Gaun Biru
21 Umpatan dan Sumpah Serapah
22 Pikiranmu Sepertinya Sedang Tidak Fokus
23 Duduk Diam atau Kucium?
24 Sate Kambing Favorit
25 Mengigau
26 DASAR PRIA MENYEBALKAN!!
27 Camping I
28 Camping II
29 Camping III
30 MINTA KAWIN
31 Menanti Sebuah Jawaban
32 Bayangan Dari Dalam Tenda
33 Tolong jaga sikapmu!
34 Pingsan
35 Pengakuan Cinta
36 A L B U M
37 Kita Tidak Akan Bercerai
38 Jadilah Istriku Selamanya
39 D I A R E
40 Kamu milikku, Aku milikmu
41 H U K U M A N
42 Cinta Itu Tumbuh Tanpa Kami Sadari
43 Salah Kirim
44 Mbak Bisa Mendapatkan Laki-laki lain. Bukan Suami Orang!
45 Ada Wanita Lain Yang Peduli Denganmu!
46 Jangan Pulang Dulu. Temani Aku
47 Kamu Manisnya Bikin Candu
48 R O L L E R C O A S T E R
49 Api Cemburu
50 OTW Surabaya
51 TEST PACK
52 Aku Ingin Mengenalmu Lebih Dekat
53 T A M U
54 Surat Kepemilikan Nara House
55 Dia Tidak Akan Terluka
56 Gapai Semua Impianmu
57 TERUNGKAP SEGALANYA
58 Zayn Adalah Semangat
59 Lelah dan Kecewa
60 G A U N
61 Ini Bukan Mimpi!!
62 Kembali Pulang
63 Dia Pacarku!
64 rrrrrrr
65 uuuuuu
66 pppp
67 Aku Memahami Perasaanmu
68 Kamu Harus Tanggung Jawab
69 Kemana Dia?
70 I Wanna Grow Old With You (Aku Ingin Menua Bersamamu)
71 Itu Kunci Milikmu
72 Malam Panjang Penuh Cinta
73 Mode Aktif
74 Jangan Berisik
75 Apa Itu Panggilan Spesial Darimu Untuknya?
76 Malam Pertama di kota Hamburg
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1
2
Oppa Saranghaeyo
3
Mayat Hidup
4
Hutang Dulu
5
Bangun lah
6
Hilang Tempat Berpegang
7
Aku Tidak Bisa Hidup Tanpa Dia
8
KAMU HARUS MENIKAH!
9
Aku Akan Menikahinya
10
Kontrak Pernikahan
11
Mawar Merah
12
Waktu Yang Tidak Tepat
13
Tidak Mungkin Aku Mencintainya
14
Huru-hara
15
Aku Senang Kamu Akhirnya Datang
16
Membuat Kimchi
17
Gelayar Aneh
18
Pelampiasan Rindu
19
Pria Itu Menyendiri
20
Gaun Biru
21
Umpatan dan Sumpah Serapah
22
Pikiranmu Sepertinya Sedang Tidak Fokus
23
Duduk Diam atau Kucium?
24
Sate Kambing Favorit
25
Mengigau
26
DASAR PRIA MENYEBALKAN!!
27
Camping I
28
Camping II
29
Camping III
30
MINTA KAWIN
31
Menanti Sebuah Jawaban
32
Bayangan Dari Dalam Tenda
33
Tolong jaga sikapmu!
34
Pingsan
35
Pengakuan Cinta
36
A L B U M
37
Kita Tidak Akan Bercerai
38
Jadilah Istriku Selamanya
39
D I A R E
40
Kamu milikku, Aku milikmu
41
H U K U M A N
42
Cinta Itu Tumbuh Tanpa Kami Sadari
43
Salah Kirim
44
Mbak Bisa Mendapatkan Laki-laki lain. Bukan Suami Orang!
45
Ada Wanita Lain Yang Peduli Denganmu!
46
Jangan Pulang Dulu. Temani Aku
47
Kamu Manisnya Bikin Candu
48
R O L L E R C O A S T E R
49
Api Cemburu
50
OTW Surabaya
51
TEST PACK
52
Aku Ingin Mengenalmu Lebih Dekat
53
T A M U
54
Surat Kepemilikan Nara House
55
Dia Tidak Akan Terluka
56
Gapai Semua Impianmu
57
TERUNGKAP SEGALANYA
58
Zayn Adalah Semangat
59
Lelah dan Kecewa
60
G A U N
61
Ini Bukan Mimpi!!
62
Kembali Pulang
63
Dia Pacarku!
64
rrrrrrr
65
uuuuuu
66
pppp
67
Aku Memahami Perasaanmu
68
Kamu Harus Tanggung Jawab
69
Kemana Dia?
70
I Wanna Grow Old With You (Aku Ingin Menua Bersamamu)
71
Itu Kunci Milikmu
72
Malam Panjang Penuh Cinta
73
Mode Aktif
74
Jangan Berisik
75
Apa Itu Panggilan Spesial Darimu Untuknya?
76
Malam Pertama di kota Hamburg

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!