Veila tak bisa menolak perintah Wilson untuk ikut pulang bersama dengannya. Mau bagaimanapun, tadi Wilson sudah menolongnya, merelakan tangannya terluka.
Jujur, Wilson bisa saja mengabaikannya, lagipula dia bukan tipe pria yang peduli pada seseorang seperti Veila. Namun, entah apa yang memotivasi Wilson untuk datang menghampiri dan membuat luka itu berpindah huni, yang sebenarnya akan menjadi luka Veila. Sampai kapanpun, wanita itu akan terus ingat tentang perkataan mendiang mamanya, bahwa dirinya harus menjadi seseorang yang tahu arti dari balas budi yang sesungguhnya.
Dan kini, ia berhutang banyak pada Wilson. Pria itu membawanya pergi dari Charlie, dan kini menolongnya dari hantaman botol kaca milik sang ayah tiri. Seratus ribu dolar lebih, jumlah yang tidak sedikit dan banyak lembarannya yang tidak mungkin Veila bayangkan. Menuruti titahan Wilson adalah contoh kecil dari pembalasan budi.
Veila cukup kaget, saat ia membuka pintu belakang—Wilson sempat menyuruhnya untuk duduk di belakang, terlihat sosok Leo di dalam, tersenyum ke arahnya lewat kaca spion di tengah mobil. Ia belum mengenal Leo lebih dekat, karenanya, saat Leo tersenyum, Veila hanya menatap dan mengabaikannya. Veila adalah tipikal wanita yang hanya tersenyum pada orang-orang terdekat saja.
Sedangkan senyum Leo perlahan mulai luntur saat sadar jika Veila sama sekali tidak membalas senyumannya. Haruskah aku mengajarkannya cara tersenyum pada orang lain? Dia terlihat menyebalkan, Leo membatin, agak kesal juga karena hanya Veila yang mengabaikan senyuman manisnya.
Tepat setelah Veila masuk dan pintu belakang tertutup, kepala Leo pun menoleh saat pinta lainnya mulai terbuka.
"Apa yang kau lakukan di kursi kemudi, Leo?"
Itu Wilson, dengan tangan yang masih memegang pintu mobil, ia menatap Leo sengit. Kedua sudut alis Wilson menyatu saat ia mendapati sudut bibir Leo terangkat, membuat senyum kecil. Pria yang gila senyum, definisi yang Wilson berikan pada Leo. Tanpa membalas pertanyaan Wilson terlebih dulu, pria itu malah keluar dari mobil.
Wilson kira, Leo ingin langsung bertukar posisi—Wilson tidak suka jika Leo yang mengemudi, alasannya karena ini adalah mobilnya. Namun, nyatanya pria itu malah membalikkan tubuh Wilson, lalu mendorong pundaknya. Ia mendorong Wilson mendekat menuju pintu belakang seraya berkata.
"Tanganmu kan terluka, jadi lebih baik kau beristirahat di kursi belakang."
Mendengar itu, Wilson pun segera menghentikan langkah dan mengeraskan tubuhnya. Duduk di belakang, sepertinya ia akan bersebelahan dengan Veila, tidak, tidak, Wilson tidak mau duduk di samping wanita itu.
"Hei, Leo! Jangan macam-macam! Ini mobilku, dan kau tidak berhak mengaturku," tegur Wilson, tetapi tidak digubris oleh Leo.
Wilson Alexander Hovers, pria itu tidak akan pernah memecat Leo hanya karena hal kecil yang tak perlu dipermasalahkan, seperti halnya sekarang. Leo tahu betul siapa Wilson, mereka sudah mengenal lama dan cukup dekat. Namun, sayang sekali, Wilson tidak tahu jika Leo tengah menjalin hubungan diam-diam dengan sang istri, Maureen.
Veila mengalihkan pandangannya ke arah lain saat matanya menangkap gerak-gerik jika pintu mobil akan terbuka. Wanita itu sempat melihat kekacauan di luar sana, di mana Leo memaksa Wilson untuk duduk di kursi belakang, dan sesuai dengan dugaan Veila, Wilson tidak akan pernah mau duduk bersebelahan dengannya. Jelas, mereka beda kasta.
Wilson hanya mau berbagi kursi dengan seseorang yang selevel dengannya, dan Veila hanyalah salah satu orang yang berada pada kasta terbawah. Mendapati sikap Wilson, Veila merasa bahwa dirinya sangat rendah, sampai-sampai si pria kaya itu tidak mau duduk berdampingan dengannya. Hah, menyulitkan jika harus terlibat dalam situasi seperti ini, momen di mana ia harus berbalas budi pada Wilson.
"Aish, sialan kau Leo Zhang!" Umpatan tersebut terdengar jelas di telinga Veila, yang berarti jika sekarang Wilson sudah duduk di sampingnya. Demi apa pun, Veila tidak mau menoleh atau melirik ke arah kanannya, Wilson terlalu menyeramkan untuk dilirik.
Sesaat setelah Leo masuk dan mulai melajukan kendaraan roda empat tersebut, ia pun bercelatuk.
"Oh, sudut bibirmu juga terluka. Aku akan menepi ke apotek untuk membeli obat. Dan, Hovers, kau mau ke dokter dulu atau mengobati lukamu sendiri?" Leo mengalihkan pandangannya dari Veila ke arah Wilson. Jelas sekali, Leo bisa melihat Wilson yang membuang pandangannya ke arah jendela, seperti tidak bosan melihat jalan raya yang padat.
"Hovers—"
"Berhentilah panggil aku, Hovers! Sudah berapa kali kubilang jika aku tak suka kalau kau memanggil margaku. Kau itu menyebalkan, sungguh. Jika aku tak ingat bahwa kau teman terbaikku, mungkin aku sudah menendangmu keluar dari mobilku," cecar Wilson.
Leo berdehem dengan tangan kiri yang turut mengusap tengkuknya. Tiba-tiba aura di dalam mobil ini menjadi tidak enak. "Baiklah, aku tidak akan memanggil margamu lagi. Lalu Wil, kau mau pergi ke dokter atau—"
"Aku bukan anak kecil yang setiap terluka harus pergi ke dokter. Belikan saja satu set kotak P3K lengkap, aku bisa mengobati luka yang tidak seberapa ini sendiri." Wilson memotong perkataan Leo, membuat si penanya mengangguk dan tak berani bertanya apa pun lagi. Lalu setelah itu suasana pun menjadi hening, mereka bertiga sibuk dengan pikiran masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Phinoethz
lanjut dong
2022-08-28
0
👑Queen Lisa👑
Aku akan up lagi mulai tanggal 1😉
2022-08-26
0
Nenk Mutia
demi apa leo sama mauren?😱😱😱 btw makasih loh thor,up nya bnyak bgt😆
2022-08-19
1