Part 16

Sedari tadi, Leo tidak bisa berhenti mengetukkan pentofelnya pada keramik. Dengan tangan yang bersidekap di depan dada, serta bibir bawa yang ia gigit pelan, pandangannya tak bisa berhenti fokus menatapi tirai merah yang masih tertutup. Ini sudah lebih dari lima menit, dan tidak ada tanda-tanda kehidupan di dalam sana. Huh, Leo hanya bercanda, maksudnya, tidak ada tanda-tanda Veila akan segera keluar dari balik tirai tersebut.

Leo melirik jam yang tengah melingkar indah di tangan kanannya, sudah lewat lima menit dari jam makan siang, itu berarti ia sudah telat lima menit dari janji kencannya. Agak kasihan juga jika Leo tiba-tiba pergi dari butik, memilih untuk meninggalkan Veila sendirian dan memprioritaskan kekasihnya. Agak merasa sedih dan sempat menganggap jika dirinya adalah Veila. Dirinya mungkin akan merasa kecewa saat tak ada satupun di hadapannya di saat penting seperti ini. Baiklah, setidaknya ia harus menghubungi kekasihnya untuk menunda jadwal kencannya sedikit lebih lama lagi, sampai tugasnya benar-benar terlaksana.

"Dia masih di dalam?"

"Ya, sudah lebih dari lima menit dan dia belum juga—astaga Wilson! Kenapa kau tiba-tiba muncul di sini?" Leo kaget lalu segera memasukkan ponselnya ke saku celana saat sadar jika Wilson ada di belakangnya.

Wilson berdehem pelan. "Kau boleh pulang, Leo."

Perkataan Wilson sukses membuat mata Leo membelalak. Ia sudah jauh-jauh mengantar Veila ke sini, lalu seenaknya disuruh pulang tanpa melihat hasil. Ah, Wilson Hovers, kepala Leo rasanya mau pecah.

"P-pulang? Sekarang?" tanya Leo tak percaya dan ditanggapi dengan anggukan oleh Wilson.

"Kenapa? Mau tetap di sini dan melihatnya juga? Kau tertarik dengannya, begitu?" Giliran Wilson yang bertanya, penuh dengan telisikan akibat rasa ingin tahu.

Dengan cepat Leo mengelak, memberikan gelengan pelan dan kemudian segera memundurkan kakinya beberapa langkah. "Baiklah, aku akan pulang," sungut Leo, lalu tanpa menunggu lama ia pun segera berbalik badan dan pergi.

Setelah melihat punggung Leo yang semakin jauh dan akhirnya presensi pria itu tidak dapat terlihat lagi, Wilson pun mulai mengarahkan pandangannya ke arah tirai merah. Satu menit, dua menit, bahkan menit-menit selanjutnya, tidak ada tanda-tanda jika tirai tersebut akan terbuka. Sumpah, Wilson bosan menunggu hal yang tak penting seperti ini. Ia rasa, dirinya juga agak sedikit gila karena tiba-tiba saja mengarahkan kemudi mobilnya ke butik ini. Namun, karena sudah di sini, Wilson tetap menunggu sembari mengumpat dalam hati.

Di saat mata Wilson tengah terfokus pada jamnya, tiba-tiba suara pegawai wanita yang entah kapan sudah berada di luar ruang ganti pun membuat Wilson mendongak.

"Silakan untuk memberi penilaian untuk gaunnya, Tuan." Setelah mengatakan itu, sang pegawai agak terkejut saat melihat Wilson. Pasalnya, yang pertama ia lihat tadi ialah seorang pria yang sedikit lebih pendek dari Wilson—Leo—bukannya si calon suami yang asli.

Tirai perlahan terbuka, memperlihatkan sosok seorang wanita yang kini tengah berdiri dengan gaun pengantin yang melekat pada tubuhnya. Dengan rambut yang disanggul rendah serta flower crown yang melekat di puncak kepala, membuat Wilson diam seribu bahasa, ia tidak bisa berkutik. Apalagi saat Veila mengangkat kepala perlahan dan memperlihatkan wajah terkejutnya, pria itu hanya bisa bergumam dalam hati.

Cantik

Seksi

Sempurna

Wow

Itu yang otak Wilson katakan dengan keras. Oh, Wilson bisa gila saat melihat lekukan tubuh Veila. Gaun ketat yang memperlihatkan bahu polosnya, serta belahan dada yang terlihat. Ah, ****! Wilson tak bisa mengalihkan pandangannya dari d*da Veila, sialan memang. Teringat dengan sosok Maureen yang berada di rumah, Wilson pun segera mengalihkan pandangannya.

"Mom yang memilihnya?" tanya Wilson sembari menjernihkan pikirannya.

"Ya, Mommymu," jawab Veila singkat, dan lagi-lagi hanya sebuah jiplakan.

Tak kuat jika berlama-lama disuguhkan pemandangan indah tersebut, Wilson pun segera bercelatuk, "Sana ganti baju, hush hush."

Setelah itu Veila mengangguk dan tirai merah kembali tertutup, Wilson pun akhirnya bisa menghela napas lega. Gairah seksualnya cukup besar ternyata. Ya, Wilson percaya jika itu cuma nafsu semata, bukan perasaan tertarik.

Sampai kapanpun, Wilson Alexander Hovers tidak akan tertarik pada Veila. Ia sudah melontarkan janji tersebut pada, Maureen Cruz.

Terpopuler

Comments

Siti Orange

Siti Orange

Udh Ajach Wilson Ngaku Ajach Kamu Udh Jatuh Hati Jatuh Cinta Kn K Vella

2023-05-20

0

Crizilla Al

Crizilla Al

Dr mata turun ke hati lama" cinta😂😊

2022-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!