Tepat pukul delapan malam Wilson menginjakkan kaki di rumah mewahnya. Rasa penat menghampiri pundak dengan keningnya, membuat ia benar-benar merindukan pijatan Maureen. Mungkin setelah makan ia akan meminta sang istri untuk memijatnya sebentar.
Wilson menghentikan langkahnya saat kakinya hampir menyentuh ruang makan. Aroma nasi goreng yang begitu harum sukses menusuk indera penciumannya. Apa bibi memasak nasi goreng untuknya? Pertanyaan yang sukses membuat perut Wilson keroncongan lalu bergegas menuju ruang makan.
Awalnya ia merasa senang saat mendapati Maureen yang kini tengah duduk di salah satu kursi meja makan, seperti biasa, sang istri menunggu. Namun, saat ekor matanya sedikit menelisik ke samping, senyumannya seketika luntur. Ada sosok lain yang menemani Maureen di ruang makan, bukan bibi seperti biasa, melainkan si wanita yang kemarin malam sok mengaturnya, menceramahinya, Veila.
"Oh, Wilson! Sudah pulang? Ke sini, mari kita makan bersama," pinta Maureen, menjadi Wilson sebagai pria penurut lalu Wilson pun ikut duduk di depan Maureen, berseberangan dengan dua wanita itu, istrinya dan juga Veila.
Sebenarnya sebelum Wilson duduk, pria itu lebih dulu menyempatkan diri untuk mencium bibir manis istrinya, membuat Veila kembali memalingkan wajahnya karena lagi-lagi mendapat tontonan seperti itu secara gratis.
"Wah, nasi goreng! Seperti biasa, kau tahu makanan apa yang paling kurindukan," ungkap Wilson dengan mata berbinar, sudah lama sekali sejak bibirnya tak lagi mencecap rasa enak dari nasi goreng. Karena itu, saat tahu jika di meja makan ini terdapat satu mangkuk yang menyediakan nasi goreng, Wilson amat senang.
Saat Maureen tengah meletakkan beberapa sendok nasi goreng ke atas piring milik Wilson, tiba-tiba saja suara Leo terdengar, membuat ia menghentikan gerakan tangannya dan menoleh ke sumber suara.
"Hey Hovers! Dokumen pentingmu tertinggal." Itu kalimat yang diucapkan Leo sebelum akhirnya pria tersebut berhenti dan menatap meja makan dengan canggung. Dia masuk di saat situasi yang tidak tepat, membuat dirinya hampir saja memutar balikkan tubuhnya, hendak kembali dan menunggu di ruang tamu saja.
"Leo, sudah makan?" tanya Maureen. Istri Wilson ini memang ramah pada siapapun. Tidak ada yang mengherankan dari gerak-gerik si wanita, ia selalu menawarkan siapapun untuk ikut makan bersama mereka—termasuk beberapa pembantu yang bekerja di rumah ini.
"Habis ini aku akan pergi ke restoran untuk makan," jawab Leo, meletakkan dokumen penting tersebut di sebelah Wilson dan hendak pergi meninggalkan ruang makan.
"Tidak perlu makan di luar, di sini pun tak apa Leo, iya kan, Wilson?" Maureen menoleh, dan kemudian mendapati Wilson yang mengangguk singkat.
"Lagipula maid memasak banyak hari ini. Akan sangat sulit untuk dihabiskan, dan sayang jika dibuang begitu saja." Kali ini Wilson yang bercelatuk, membuat Leo tidak bisa pergi dan akhirnya ikut duduk di hadapan Veila.
Wilson yang menyuapi dirinya sendiri dengan satu sendok nasi goreng mengisyaratkan jika makan malam sudah selesai. Melihat suaminya makan dengan lahap, tergila-gila dengan rasa nasi gorengnya, Maureen pun memberanikan diri untuk bertanya.
"Bagaimana rasa nasi gorengnya, Wilson? Itu masakan Veila, bukankah rasanya enak?"
Uhuk!
Pria yang barusan ditanyai tersebut pun tersedak, membuat beberapa butir nasi keluar dari belah bibirnya. Terkesiap, Maureen pun segera menyodorkan segelas air mineral pada Wilson. Pria itu meneguknya dengan rakus karena rasa tak enak yang melingkupi dadanya—sesak karena tersedak. Pantas saja rasa nasi goreng ini berbeda, lebih enak dan membuat Wilson tak berhenti memuji kelezatannya di dalam hati.
"Tak enak, hambar, aku tak suka. Lebih baik aku makan yang lain saja," katanya, kemudian segera menyingkirkan piring yang berisi nasi goreng, dan setelah itu segera mengambil piring baru lagi.
Tidak pantas mendapatkan pujian, Veila kecewa karena perkataan Wilson. Padahal setahunya, nasi goreng yang ia buat sangat enak, tetapi Wilson malah berkata rasanya hambar. Leo sadar akan hal itu, dan kemudian segera berkata.
"Hei, nasi goreng buatanmu enak, aku suka."
Perkataan yang sukses membuat Wilson melayangkan sebuah tatapan dalam ke arah Leo, dan setelah itu mulai menikmati hidangan barunya
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments