Part 7

Seumur-umur, ini kali pertama Veila menginjakkan kakinya di rumah yang bisa dikatakan mewah—sangat mewah malahan. Rumah sekelas mansion yang dibuat dengan spesifikasi bangunan terbaik, berada di lingkungan yang strategis—berada di tengah kota, tetapi terhindar dari hiruk-pikuk jalan raya, diisi dengan perabotan mewah seharga seratus juta, miliyaran, atau bahkan triliunan, membuat Veila beranggapan jika rumah ini memiliki nilai jual yang tinggi, sangat berbeda dari rumah ibunya—yang sudah digadai sang ayah tiri—sangat reot, dan bernilai murah, tak sampai miliaran.

Berbeda dengan rumah Wilson yang mengadopsi konsep modern tropis elegan, kediaman orang tua Wilson malah menggunakan konsep klasik kontemporer. Berbeda, tetapi keduanya sama-sama megah dan indah, membuat siapapun betah berlama-lama hanya untuk sekedar mengamati isi rumah megah itu.

Tadi saja, saat mobil Wilson berhenti di depan pagar—menunggu pagar tinggi tersebut terbuka, Veila sudah bisa menebak jika rumah ini akan lebih megah dari rumah pria itu, Wilson Hovers. Dan kini semuanya terbukti, Veila seakan ditampar dengan fasad yang megah serta pilar yang simetris, mempercantik mansion yang didominasi oleh warna putih. Greek revival, persis seperti kebanyakan mansion di London.

Tidak menggunakan tangga, kini mereka berdua pergi menuju rooftop dengan menggunakan lift. Rasanya aneh, seperti tangga tersebut hanya dijadikan sebagai pajangan semata. Manik Veila jelalatan saat mendapati ada berbagai macam emas murni di dalam lift, maksudnya, ada beberapa benda yang dilapisi emas—tombol lift contohnya. Huh, jika ayah tirinya datang ke sini, mungkin tombol-tombol berlapis emas tersebut sudah raib dia curi.

"Jangan bicara apa pun kepada orang tuaku. Jika ditanya, aku akan menjawab. Kau hanya perlu diam daripada nantinya berbicara yang tidak-tidak." Wilson, pria itu akhirnya membuka suara setelah sekian lama hanya mampu melirik Veila lewat ekor matanya.

Untuk sekelas istrinya, Maureen, mansion ini adalah pemandangan biasa. Wajar, Maureen juga berasal dari keluarga berada, setara dengan Wilson. Malahan, kediaman kedua orang tua Maureen lebih mewah daripada rumah orang tuanya. Ah, mertuanya itu sangat mencintai keindahan, tak suka jika ada rumah lain yang lebih bagus dari rumahnya. Pantas, untuk membangun ulang saja sudah menelan biaya yang setara dengan harga sebuah pulau pribadi milik Wilson—yang ia beli dua tahun silam.

Dan, ah ... Ini kali pertama Wilson berhubungan dengan orang tak mampu seperti Veila. Sejak kecil, lingkaran pertemanan Wilson selalu diisi oleh anak-anak kaya dan pintar, berpakaian rapi serta bermerk, sikap yang sopan dan tidak bar-bar seperti orang di bawah mereka. Maaf saja, tetapi Wilson agak malas jika harus berhubungan dengan orang yang tak sekasta dengannya. Didikan orang tuanya yang sejak dulu membangun karakter Wilson seperti sekarang.

Dilarang bergaul dengan orang yang tidak setara karena itu, merepotkan, inilah aturan yang ditetapkan oleh tuan dan nyonya Hovers.

"Kenapa aku tidak diberi kesempatan berbicara? Aku punya mulut dan suara untuk mengenalkan diriku sendiri," sahut Veila, tidak terima jika Wilson yang harus mengambil alih semua pembicaraan. Kalau seperti ini, untuk apa ia ikut ke sini? Seharusnya dengan memberi fotonya saja sudah cukup jika tahu dirinya hanya akan menjadi manekin pajangan nanti.

Tidak salah lagi, tebakan Wilson tidak meleset sedikit pun. Sejak melihat wanita ini berusaha kabur dari pria brewok itu, Wilson sudah bisa menebak jika Veila adalah wanita keras kepala, tidak penurut, dan pastinya susah untuk diatur. Namun, satu hal yang paling Wilson suka, penakut. Veila adalah salah satu dari sekian banyak wanita yang memiliki kelemahan tersebut. Katakan saja awalnya dia memberontak, tetapi ujung-ujungnya, dia akan bergidik dan diam ketakutan. Ketakutannya lebih mendominasi daripada sifat keras kepalanya. Wilson bersyukur hal itu, pasalnya, ia lebih mudah mengatur Veila sebab wanita itu lemah. Sangat lemah, sampai-sampai ditiup saja jatuh.

"Aku tidak akan membiarkan mulutmu mengeluarkan satu kata yang mampu membuat semua rencanaku gagal. Ada banyak hal yang perlu disembunyikan dan direka ulang. Jangan membantah perintahku, paham?" Wilson menekan kata terakhir dari kalimat panjangnya sambil melirik Veila sekilas dan tak lama kemudian segera membuang wajahnya ke arah lain. Dan ya, seperti tebakan Wilson, ketakutan Veila mampu membuat bibirnya mengatup rapat, seolah terkunci dan tak bisa kembali terbuka. Pria itu wajahnya mirip seperti malaikat, tetapi kenapa sifatnya seperti iblis? Sangat menyeramkan, membuat bulu kuduk Veila seketika berdiri karena suara baritonnya.

Bunyi dentingan lift serta pintu yang kemudian terbuka membuat Veila segera mengalihkan perhatiannya dari Wilson. Pada radius sepuluh meter di depan mereka, terdapat sebuah pintu kaca yang akan membawa mereka menuju rooftop yang dihiasi oleh berbagai tanaman hijau. Dari sini saja, Veila bisa melihat berbagai macam tumbuhan hijau, yang hidup subur, terbukti jika tumbuhan itu dirawat dengan baik. Oh baiklah, bolehkah Veila merasa iri dengan berbagai tanaman hijau yang cantik itu?

Tidak banyak bicara, yang Veila lakukan hanyalah mengikuti Wilson dengan jarak satu meter di belakang panggung pria itu. Tidak berusaha untuk dekat-dekat karena memang ia harus memberi jarak antara dirinya dan Wilson. Wanita itu sedikit mempercepat langkahnya saat pintu kaca yang tadinya sempat dibuka oleh Wilson perlahan menutup. Langkahnya otomatis terhenti saat pintu tersebut sudah tertutup rapat. Masalah! Veila tidak tahu bagaimana cara kerja si pintu. Tidak ada gagang seperti pintu-pintu biasanya. Huh, model macam apa ini? Ribet dan sangat membingungkan orang kampungan seperti Veila.

"Bagaimana cara dia membukanya tadi?" gumam Veila, bertanya pada dirinya sendiri dan menelisik berbagai sudut pintu. Ya, siapa tahu ada sebuah tombol yang bisa ia tekan. Namun, Veila rasa semuanya sia-sia, ia tak menemukan satu tombol yang bisa dirinya tekan, yang ada hanyalah sebuah kekosongan, dirinya benar-benar seperti orang bodoh sekarang.

Langkah Wilson terhenti saat kedua orang tuanya, di depan sana, melihat ke arahnya dengan tatapan heran. Tidak, tidak. Wilson yakin jika perhatian kedua orang tuanya bukan tertuju pada dirinya, sebab itulah Wilson menoleh. Sedikit menggeram saat melihat Veila yang masih berada di luar, persis seperti pencuri yang berusaha membobol pintu masuk sebuah rumah.

Kedua orang tuanya pun menoleh ke arah Wilson, seakan mereka berkata, apa yang sedang wanita itu lakukan? Membuat Wilson tersenyum tipis dan berkata, "Sebentar."

Wilson berbalik dan sedikit mempercepat langkahnya, berdiri tepat di depan pintu, lalu membukanya dengan cepat. Veila terkesiap saat pintu itu berhasil terbuka dan menampilkan sesosok Wilson.

"Ck, memalukan sekali. Mana mungkin kau tidak bisa membuka pintunya? Hah, sudahlah, cepat masuk," ujar Wilson pelan sembari memberi isyarat agar Veila ikut masuk dengan langkah cepat.

Beruntung sekali paras cantik dan kemolekan tubuhnya sukses menutupi kekampungan wanita itu. Awalnya, Wilson kira Veila memiliki tubuh ceking, serta tidak menarik. Oke, awalnya Wilson mencap Veila sebagai wanita yang kekurangan gizi atau bergizi buruk. Namun, semuanya berubah ketika ia melihat dengan matanya sendiri—malam itu—jika tubuh Veila tak sekurus yang ia bayangkan. Bolehkah Wilson jujur satu hal? Wanita yang berasal dari kelab malam ini sukses besar menyembunyikan tubuh idealnya.

Veila yang memakai kaus kebesaran dengan Veila yang memakai gaun tidur tipis sangatlah berbeda. Fakta, d*da Veila sedikit lebih besar dibanding dengan Maureen. Wilson seharusnya tahu, wanita kelab malam tidak pernah memiliki tubuh kurus bak orang yang kekurangan gizi.

Aish, sialan, Wilson, sadarkan pikiranmu. Pria itu menggelengkan kepalanya pelan guna membuyarkan pikirannya yang tengah mengscan seorang Veila.

"Jadilah wanita yang elegan di depan orang tuaku. Jangan terlihat tidak berpendidikan, karena itu memalukan," bisik Wilson, tepat di telinga kanan Veila.

Setiap kali, dan terhadap siapapun, jika orang itu tidak setara dengannya—atau berada di bawahnya, Wilson akan menganggap mereka orang yang tidak berpendidikan.

Terpopuler

Comments

Siti Orange

Siti Orange

Waduh Mendikte Pisan K Vella Inimh Wilson

2023-05-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!