Part 6

Hidup seorang Wilson Hovers sangatlah beruntung. Dia lahir dari keluarga kaya, dianugerahi penampilan fisik yang sempurna, hidup selalu lebih dari kata cukup, berpendidikan tinggi, sukses di usia muda, serta mendapatkan pendamping hidup yang sangat cantik. Pria itu tidak pernah mengenyam sebuah kesialan dalam hidupnya. Mungkin orang-orang yang terlahir dengan sayap kesialan di punggungnya pasti ingin menukarkan hidupnya dengan hidup Wilson. Oh ayolah, siapa yang mau hidupnya sepahit americano? Setiap orang pasti ingin memiliki kehidupan semanis susu, tetapi Tuhan tentunya tidak menyamaratakan jalan kehidupan setiap individu.

Walau begitu, sekarang ini, Wilson tengah dilanda sebuah kesulitan besar. Sejauh ini hidupnya memang terbilang sempurna, ia bahkan tak ingin menukarkan kehidupan super mewahnya ini pada kehidupan orang lain. Ia bangga menjadi dirinya sendiri, dan selalu bersyukur atas apa yang ia miliki sekarang. Namun kenyataannya, ada satu kesulitan kecil yang lama-lama akan melebar dan membentuk sebuah lubang keretakan yang besar.

Keturunan. Wilson tak bisa mendapatkan buah hati dari istrinya sendiri, Maureen Cruz. Wilson tak mau menyalahkan istrinya, semua ini terjadi atas kehendak Tuhan. Terkadang Tuhan itu adil, orang miskin diberi kemudahan dalam mendapatkan keturunan. Bukan sarkas, tetapi sebuah realita dan Wilson Hovers adalah salah satu dari golongan tersebut.

Kini pria itu tengah berdiri di luar mobil dengan badan yang menyender sempurna. Berdiri bak model-model panas sebuah majalah membuat aura manly seorang Wilson Hovers keluar dengan sendirinya. Jika saja dia belum punya istri, mungkin para pelayan yang masih muda-muda ini akan jatuh cinta dan berlomba mendapatkan hati pria itu.

Semua pelayan langsung mengalihkan perhatiannya dari Wilson saat melihat Maureen Cruz yang berjalan mendekat, menghampiri sang suami. Ah, rasa iri akan keberuntungan Maureen Cruz benar-benar melanda para pelayan berumur muda. Tidak ada yang salah, jika kau terlahir cantik, maka kau pasti akan mendapat pacar atau pasangan yang tampan. Visual dibalas visual, serta sifat akan dibalas dengan sifat. Semua pelayan muda yang menganggap itu adalah mitos belaka, kini mulai mempercayai itu setelah melihat pasangan suami istri ini.

"Wilson, dasimu tertinggal," seru Maureen dengan tangan kanan yang terangkat, memperlihatkan sebuah dasi hitam milik Wilson Hovers yang ia temukan di atas kasur. Pada dasarnya, Wilson adalah orang yang sangat teliti. Pria sepertinya tidak mungkin melupakan sesuatu yang sudah menjadi sebuah rutinitasnya—contohnya adalah dasi.

Wilson sengaja meninggalkan barang tersebut agar Maureen datang menghampirinya. Wanita itu tadi terlalu sibuk bergelut di rumah kaca saat Wilson tengah bersiap, tak sempat mengancingkan kemeja, memasangkan jas ataupun menyimpulkan dasi seperti hari-hari biasanya.

"Ah, bagaimana aku bisa lupa dengan itu? Maureen, bisa tolong pasangkan?" pinta Wilson dengan lembut, membuat Maureen terkekeh karena sudah paham betul maksud Wilson.

Hei, mereka sudah mengenal lama dan hidup di bawah satu atap yang sama selama lima tahun. Mereka berdua sudah dikatakan lebih dari dekat. Sedikit berjinjit, Maureen mengalungkan untaian dasi tersebut di leher Wilson, merapikan benda tersebut di antara kerah baju dan mulai membuat sebuah simpulan.

"Kau yakin tidak mau ikut ke rumah orang tuaku? Setidaknya kau harus mendengar semua perkataan orangtuaku tentang wanita itu. Kuyakin, mereka akan memujimu dan membandingkanmu dengannya," tanya Wilson membuat segaris senyum Maureen tercipta.

Dengan tangan yang telaten menyimpulkan dasi, Maureen menjawab, "Tidak. Aku akan tetap di rumah. Lagi pula kau pasti akan menceritakan semuanya padaku nanti."

Wilson sangat tak suka jika ia harus pergi berdua dengan wanita lain, apalagi wanita itu baru saja ia kenal, dan ia pungut di kelab malam. Sebuah stereotipe, semua wanita yang keluar masuk kelab malam pastilah pandai menggoda pria. Wilson tak suka digoda, dan ia amat sangat membenci wanita genit. Tipe Wilson? Tentunya yang baik dan imut seperti istrinya, Maureen.

Sementara Veila Amor pun terpaksa menghentikan langkahnya di depan pintu rumah yang sangat tinggi. Ia tak bisa melanjutkan langkahnya saat melihat Wilson dan Maureen di depan sana. Sedikit terkejut, Veila Amor pun segera mengalihkan pandangannya ke arah lain saat melihat pasangan tersebut saling bertautan bibir dengan mesra. Ini kali pertama ia melihat adegan ciuman secara live. Seumur hidupnya, ia belum pernah berciuman. Untung saja saat berpacaran dengan Charlie mereka belum sempat berciuman, jika itu terjadi maka Veila akan sangat menyesal.

"Kenapa berdiri di sana?"

Sebuah seruan lembut dari Maureen sukses membuat Veila terkesiap dan kembali memalingkan wajahnya, menatap lurus ke arah Maureen dan Wilson.

Lambaian tangan yang lentik bagaikan menyihir Veila membuat dirinya perlahan melangkah mendekat hingga akhirnya berdiri tak jauh dari pasangan itu. Veila menunduk, memberi hormat kepada dua orang yang memiliki kepribadian yang berbeda, yang satu sangat hangat, dan yang satu lagi sangat dingin.

"Sudah lama berada di sana?" Maureen kembali bertanya, berusaha untuk dekat dengan Veila.

Tak mungkin mengabaikan, Veila pun menjawab, "Tidak, hanya seben—"

Perkataan Veila jelas dipotong dengan sengaja oleh Wilson tanpa rasa bersalah sedikitpun. "Maureen, aku pergi dulu. Jaga dirimu baik-baik," pamitnya dan langsung ditanggapi dengan anggukan.

Perilaku Wilson tersebut bisa dikatakan sangat tidak sopan. Seharusnya, petinggi seperti dia tahu bagaimana etika berkomunikasi. Tak baik memotong pembicaraan orang lain apa pun itu alasannya. Namun, Veila tidak bisa melawan, yang ia harus lakukan adalah diam dan mengikuti semua aturan main yang Wilson tetapkan.

Sebelum ia masuk ke dalam mobil, Wilson sempat mendekat ke arah Maureen dan membisikkan sesuatu. "Jangan terlalu terbuka dengannya. Kau tidak tahu seberapa jahatnya wanita klub malam."

Veila tahu Wilson sengaja. Buktinya, bisikan tersebut sampai dengan jelas di telinganya. Perkataan Wilson barusan sungguh melukai hatinya. Sangat menyesal dan menyalahkan diri sendiri karena tak bisa mengganti uang Wilson dan keluar dari rumah ini. Ia bahkan baru sekali menginjak surganya para pemabuk, para pria dan wanita yang berpikir jika having *** adalah sesuatu yang menyenangkan, transaksi narkoba, dan hal-hal sejenis lainnya. Hanya satu kali masuk ke dalam dunia gelap tersebut—tentunya karena paksaan Charlie—ia sudah mendapatkan cap kotor dari semua orang.

"Apa yang kau tunggu? Cepat masuk. Kita sudah telah sepuluh menit dari janji awal," sergah Wilson, membuat Veila kembali menunduk sekilas guna berpamitan pada Maureen sebelum akhirnya masuk ke mobil milik Wilson.

Melihat mobil Wilson yang sudah mulai menghilang dari pekarangan rumah, kedua sudut bibir Maureen terangkat, ia tersenyum pahit. Ada alasan kenapa dirinya memilih untuk diam di rumah dan menunggu hasil, karena ia tahu, semua perkataan Wilson barusan hanyalah bualan semata. Orang tua Wilson pastilah akan memuji Veila, apa pun yang terjadi.

***

Kediaman orang tua Wilson nyatanya lebih besar dan mewah daripada rumah Wilson sendiri. Tidak bisa dikatakan sebuah rumah kerena ini lebih bisa dikatakan sebagai mansion milik raja-raja di Inggris. Melihat banyaknya mobil yang terparkir rapi di halaman depan membuat Veila sedikit ragu untuk melangkahkan kakinya. Hingga akhirnya, setelah cukup lama terdiam, seruan Wilson sukses membuat lamunan Veila buyar.

"Apa yang kau tunggu? Jangan norak!" Sarkasannya sukses membuat Veila menunduk rendah dan mulai mendekat dengan perlahan.

Bagaikan tengah berjalan di surga, kanan kiri Veila dipenuhi dengan tanaman hijau indah yang disertai dengan bunga berbagai macam warna.

Wilson sudah tiba lebih dulu di depan pintu, bersidekap, mengetuk pantofelnya pada keramik yang menimbulkan sebuah melodi tak enak. Oh, kenapa wanita ini sangat lelet sekali? Lebih lelet dari siput yang selalu ia temukan di pekarangan rumah dan menjadi teman mainnya saat berumur tujuh tahun.

"Cepatlah, aku bukan bodyguardmu!" sungut Wilson, membuat Veila mulai mempercepat langkahnya.

Wilson berhenti bersidekap dan mengeluarkan ponselnya. Entah apa yang ia utak-atik, yang pasti setelah bergelut sebentar dengan layar ponselnya, pintu utama terbuka dengan sendiri. Veila terkesiap saat ia mendapati banyaknya pelayan berseragam khas yang kini tengah berdiri berjejer, menyambut kedatangan mereka. Benar-benar seorang konglomerat yang tak pernah kekurangan. Wilson Alexander Hovers sangat beruntung.

"Tuan dan nyonya besar sudah menunggu di rooftop," tutur salah satu pelayan sambil membungkuk hormat.

Wilson mengangguk dan kemudian memberi isyarat agar barisan ini dibubarkan. Terlihat sangat berlebihan, Wilson tak suka. Dirinya bukanlah seorang pangeran yang musti diberi hormat seperti tadi. Terkadang orang tuanya juga terlalu berlebihan dalam mempekerjakan orang lain. Lihatlah, rumah ini lebih didominasi oleh para pelayan. Veila menundukkan kepalanya saat seluruh pandangan pelayan tertuju padanya. Diikutinya Wilson dengan jarak yang terbentang cukup jauh, dan sayup-sayup ia bisa mendengar bisikan para pelayan.

"Tuan muda membawa siapa?"

"Kau tidak tahu? Tuan dan nyonya besar berniat menikahkan tuan muda Wilson karena istrinya tidak bisa memberi keturunan."

"Benar sekali, keluarga Hovers akan hancur jika tidak memiliki penerus."

Tertebak, dari sikap Wilson saja Veila sudah bisa tahu jika menikah lagi bukanlah kehendak Wilson. Kedua orang tuanyalah yang memaksa Wilson untuk menduakan Maureen demi mendapatkan keturunan. Tidak ada yang bisa disalahkan, semua ini adalah pilihan.

Keputusan tuan dan nyonya Hovers, keputusan Maureen, serta keputusan Wilson akan membentuk sebuah jaring laba-laba yang akan merekatkan mangsanya, Veila Amor.

Terpopuler

Comments

Siti Orange

Siti Orange

Kasihan Vella

2023-05-19

0

Siti Orange

Siti Orange

Kasihan Vella

2023-05-19

0

Nenk Mutia

Nenk Mutia

nanti lama lama juga jd bucin😁

2022-08-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!