Part 8

"Orang tuanya tengah berada di Spanyol sekarang, mereka tinggal di sana karena pusat bisnisnya di Spanyol, tak bisa sembarangan meninggalkan perusahaan dan memantaunya dari jauh. Zaman sekarang, anak buah pun bisa menipu atasan dengan memalsukan data. Mommy dan Daddy tahu? Sebelum sampai ke tangan atasan, anak buah sudah lebih dulu mengetahui keadaan perusahaan sampai ke dalam-dalamnya. Atasan yang hanya bisa menunggu bisa dibuat bangkrut oleh anak buah yang licik dan haus akan materi."

"Dia lulusan Universitas terbaik di Spanyol. Surat kelulusannya berada di negeri tersebut, ribet jika dibawa ke sini. Lagipula, Veila sudah lama lulus dan sudah mendapat pekerjaan. Mommy lihat wajahnya, apakah dia terlihat seperti orang kampung yang tinggal di emperan? Seperti kriteria yang Mommy dan Daddy maksud, dia cantik dan berpendidikan serta berasal dari keluarga berada. Cocok untuk kunikahi dan cocok untuk menghasilkan keturunan yang mumpuni."

Hati Veila meringis sakit saat mendengar penuturan yang Wilson ucapkan barusan. Jelas, semuanya adalah kebohongan, tidak ada satupun yang benar. Berasal dari keluarga kaya dan menamatkan pendidikan di universitas, itu semua adalah mimpi Veila sejak kecil. Susah payah ia menumbuhkan mimpinya, tetapi nyatanya, mimpi itu terpotong di tengah jalan. Bahkan batang mimpinya belum tumbuh tinggi, dan menyakitkannya itu telah dipotong sejak batang mimpinya baru tumbuh setinggi ibu jari. Hidupnya kelewat menyedihkan dan perlu diberi penghargaan atas ketahanannya.

Apa begitu sulit untuk mengatakan hal yang jujur pada tuan dan nyonya Hovers saat ini? Tinggal katakan jika Wilson membeli Veila dari seorang pria brengsek di kelab malam. Membawanya ke dalam rumah mewah, kemudian menjebaknya dalam lingkaran setan. Dan semua itu hanya akan berakhir dengan Veila yang terluka secara batin maupun fisik.

Mesin pencetak anak, kalimat tersebut sungguh menusuk kalbunya, mencabik semua keberuntungan yang tersisa, serta mengubur fisiknya hidup-hidup. Ia masih bernapas, tetapi rasanya seperti ia sudah menutup mata—mati. Sampai detik ini, Veila tidak mau membayangkan betapa kejinya sosok Wilson Alexander Hovers memperlakukannya. Mungkin nanti, Wilson tidak akan terlibat banyak dalam skenario hidupnya. Pria itu hanya datang menghamili, pergi, lalu setelah bayinya lahir Veila akan ditendang. Benar, 'kan?

"Kenapa sejak tadi kau yang menjawabnya? Kami berdua bahkan belum mendengar suara wanita ini," kesal nyonya Hovers, menatap Wilson dengan dahi berkerut lalu mengalihkan pandangannya ke arah Veila.

Merasa ditatap, wanita itu pun segera menundukkan kepalanya. Wanita paruh baya yang duduk berseberangan dengannya mempunyai aura yang kuat, masih sangat cantik walau wajahnya sudah timbul kerutan-kerutan. Veila dapat menebak, nyonya Hovers ini rutin melakukan perawatan, tidak seperti dirinya.

"Jadi, apa yang membuatmu tertarik dengan ajakan Wilson, Nona Amor? Apa yang dikatakan anakku semuanya adalah dusta? Asal kau tahu Nona, Hovers kecil ini pandai sekali berbohong. Dia membayarmu berapa? Jika tidak dibayar, apa yang membuatmu mau menikah dan menjadi istri keduanya?"

Nyonya Hovers sengaja memberi pertanyaan bertubi untuk Veila, berharap jika ia bisa menemukan beberapa kebohongan yang barusan Wilson sampaikan. Sementara Veila mulai melirik Wilson sekilas lewat ekor matanya. Ia bingung harus menjawab apa.

"Dia tertarik karena aku tampan dan kaya—"

"Mommy tidak bertanya padamu Wilson. Tutup mulutmu sesaat, biarkan mommy mendengar jawaban langsung dari Nona Amor!" seru nyonya Hovers seraya menatap Wilson gemas. Anaknya bertingkah seperti ini pasti karena ada sesuatu yang ditutupi. Lihatlah gerak-geriknya, cukup aneh dan tidak biasa, membuat sang mama terpaksa menaruh curiga.

"Nyonya pernah mendengar tentang cinta pandangan pertama? Aku langsung jatuh cinta pada Wilson saat pertama kali kami bertemu, di cafe. Tubuhnya yang tegap, suaranya yang berat, serta wajah tampannya benar-benar membuatku jatuh hati dan bertekuk lutut," jelas Veila, tidak, ini bukan tentang Wilson. Di sini, ia tengah menceritakan tentang dirinya yang terjatuh dalam lautan cinta seorang Charlie. Dan di sinilah, semua karangan indah Veila dimulai.

"Aku sempat mengutarakan perasaanku pada Wilson, tapi setelah tahu jika dia sudah memiliki seorang istri, aku jadi menghindarinya. Kebetulan sekali, aku tidak tahu seberapa terkenalnya anakmu, Nyonya. Tapi, tak berapa lama setelah itu, Wilson menghubungi, memintaku untuk menikah dengannya, lebih tepatnya, menjadi istri kedua." Veila menceritakan kelanjutan yang diselimuti oleh kebohongan. Lagipula, siapa yang mau menikah dan menjadi seorang madu? Hanya orang yang dimabuk cinta yang mau melakukannya. Terlebih lagi, alasan pernikahan itu hanya untuk menghasilkan keturunan, lalu selesai.

Nyonya dan tuan Hovers saling pandang sesaat setelah mendengar jawaban dari Veila. Tak menyangka jika kisah mereka berdua cukup apik dan pantas dikembangkan oleh para novelis. Lalu sejurus kemudian nyonya Hovers kembali menatap Veila, segurat senyuman sukses terkembang. Tanpa sadar, wanita paruh baya itu tertarik dengan Veila, akan menerima wanita ini sebagai menantu barunya.

"Oh baiklah. Mungkin lain kali kita bisa keluar dan minum teh bersama, Nona Amor," tukas nyonya Hovers dengan senyuman yang tersungging, membuat Wilson bergidik.

Apakah ibunya akan bertingkah seperti itu jika Wilson menuturkan identitas Veila yang sebenarnya? Bahwa, wanita yang tengah disenyumi ibunya ini hanyalah seorang wanita kurang mampu yang ia dapatkan dari kelab malam?

"Jadi, kapan kalian berdua akan menikah? Sudah menentukan tanggal dan tempatnya? Sepertinya mommy harus mengundang seluruh teman arisan—" perkataan nyonya Hovers terhenti karena selaan Wilson.

Pria itu menatap ibunya sengit, tak suka jika sang ibu mempunyai niat untuk mengundang banyak orang.

"Bisakah pernikahan ini dilangsungkan secara tertutup? Hanya keluarga kita saja, jangan sampai bocor ke mana pun? Apa Mommy bangga menyerukan pada teman-teman Mom jika anaknya menikah lagi? Asal Mommy tahu, aku tidak menyukai hal semacam itu." Penuturan Wilson sukses membuat tiga pasang mata itu menoleh, menatap si pria yang baru saja selesai bercelatuk dan kini mulai memotong steak kembali.

"Wilson—"

"Yang dikatakan Wilson ada benarnya. Lagipula jika berbicara tentang ini, kita harus memperhatikan Maureen dan keluarganya. Apa yang akan mereka katakan jika pernikahan kedua Wilson tamunya sebanyak pernikahan anak mereka? Terapkan perasaan tidak enak di hatimu, kali ini aku setuju pada Wilson." Tuan Hovers membuka suara, hal itu membuat nyonya Hovers membuka pikirannya.

Ya, perkataan suaminya memang benar. Ini bukanlah pernikahan pertama Wilson, ini adalah pernikahan kedua dan sepertinya ia tidak perlu mengumbar hal semacam ini. Lagipula mereka semua harus menjaga perasaan Maureen dan keluarganya. Lakukan ini secara tertutup, dan semua akan beres.

"Baiklah, Mommy tidak akan mengatakan hal ini pada siapapun. Jadi, jawab pertanyaan Mommy tentang tanggal dan tempat pernikahan kalian." Nyonya Hovers mulai mengarahkan pembicaraan tentang kapan pernikahan itu berlangsung, membuat Wilson berpikir dan Veila tak berkutik.

"Minggu ini di gereja. Menikah tidak perlu mewah, iya kan, Veila?" Wilson menoleh, menatap persepsi si wanita yang saat ini tengah diam—tak berani membuka suaranya.

Tatapan serta pertanyaan Wilson sukses membuat Veila mengangguk dengan terpaksa. Bagi Wilson, ini adalah pernikahan kedua yang tidak berarti. Namun bagi Veila, ini adalah pernikahan pertamanya dan siapa tahu ini akan menjadi pernikahan pertama dan terakhirnya—ia sudah memutuskan untuk tidak mau menikah lagi setelah ini.

"Hanya di gereja? Yang benar saja Wilson! Setidaknya sewalah sebuah gedung mewah, jangan terlalu pelit dan membuat keluarga kita seperti orang yang tidak mampu menyewa gedung pernikahan!" sela nyonya Hovers, tak terima jika pernikahan kedua ini hanya berlangsung singkat di gereja.

"Mom, pernikahan ini berlangsung secara tertutup. Tadi aku baru saja katakan jika pernikahan ini dihadiri oleh keluarga saja, tidak lebih dan tidak akan mengundang siapapun lagi. Untuk apa menyewa gedung jika yang datang bisa dihitung dengan jari?" Wilson kembali mengingatkan, membuat tuan Hovers bertindak dan mulai mengusap lembut punggung istrinya.

Tuan Hovers memang tak banyak bicara sedari tadi, ia tak mau terlalu ikut campur untuk pilihan Wilson. Anaknya sudah terlampau dewasa dan tidak perlu diatur-atur seperti anak kecil. Mau pernikahannya sederhana ataupun mewah, semuanya akan baik-baik saja, Veila akan tetap menjadi istri sah Wilson.

"Baiklah, terserah kau saja Wilson. Memang dasarnya keras kepala, Mom bisa apa? Selalu saja kalah dan kau tidak mau mengalah pada mommy. Kalau begitu, karena mom tidak bisa mengundang teman-teman arisanku, dan juga pernikahannya masuk dalam kategori kurang dana, maka mom yang akan memilih pakaian pengantin untuk kalian berdua."

Untuk yang itu, Wilson mengiyakan. Lagipula itu bagus karena ia tak perlu repot-repot memesan dan memilih model pakaian pengantin.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!