Sigit melakukan break shot pertama setelah memenangkan logging. Pukulannya keras memecah kelompok bola yang ada di tengah meja. Bola 9 dan 2 masuk ke lubang.
Melihat posisi bola yang lain. Sigit memilih bola garis yang menguntungkan posisinya. Membidik bola 11 yang tanpa kesulitan dipukulnya dengan teknik track ball, membuat bola putih bergerak mundur ke arah belakang sekaligus membongkar bola polos 1 yang menghalangi bola 15.
Bola 15 yang diincar Sigit terbuka. Memasukkan ke lubang tengah dengan pukulan spin mengarahkan bola cue putih ke tepi meja. Dia mengincar bola 10 dan 11 yang berdekatan.
Peluang Seti untuk memenangkan game ini terlihat sulit. Dia hanya berharap Sigit gagal di bola 12 yang menempel meja.
Bola 10 dan 11 tanpa kesulitan dimasukkan Sigit. Tinggal tersisa bola 12, 13, dan 14 sebelum dia memasukkan bola hitam 8 untuk memenangkan game.
Doni tampak tegang melihat posisi bola 13 dan 14 yang terbuka lebar.
Sigit bersiap membidik bola 13 ketika tiba-tiba saja Asri dan Joe terlihat masuk mendekati meja permainan. Bola 13 yang dipukulnya masuk, tetapi bola putih terkunci bola 1 milik Seti. Kedatangan Ratih mengganggu konsentrasinya. Wajahnya terlihat kesal, setelah Asri duduk menyebelahi Seti.
Pukulan ban ke arah bola 14 yang dipilihnya gagal mengenai sasaran.
Seti memanfaatkan foul Sigit. Bola yang terbuka memudahkannya memenangkan game.
Satu persatu tanpa kesulitan bola polos dimasukkannya ke dalam lubang, sampai bola 8 yang dibidiknya tepat masuk ke dalam lubang yang ditunjuknya.
Joe yang menari girang menambah kemarahan Sigit di game ke dua. Seti melakukan break sempurna mendapatkan bola garis. Melakukan safety shot, mengetahui bola 8 yang masih terkunci bola 3 polos milik Sigit.
Kali ini strategi Seti berhasil. Pukulan ban Sigit sah, tapi tak ada bola yang masuk, dan bola putih menjadi liar menyentuh bola 3 yang mengunci bola 8.
Merasa bola sudah terbuka semua. Seti menyerang telak dengan menghabiskan semua bola garis yang tersisa. Bola 8 dengan mudah kembali dimasukkan ke arah lubang yang ditunjuknya.
"Double ... !" Merasa panas, Sigit meminta taruhan digandakan. Seti menolaknya. Tahu Sigit akan melakukan break shot.
Game ke tiga Sigit semakin tak bisa mengendalikan emosinya. Dia kalah lagi.
"Double ?" Kali ini Seti membalas tantangan Sigit. Dan sesuai prediksinya, Sigit meladeni tantangannya.
Pukulan break Seti sempurna. Bola 14, 10, dan 9 masuk ke lubang. Semua bola garis dan 8 terbuka. Memudahkannya memenangkan game ini tanpa memberi kesempatan Sigit melakukan satu pukulanpun.
Joe dan Doni berteriak gembira dari sudutnya menambah panas suasana meja billiard Nusa Indah di hari Minggu siang itu. Beberapa penonton mulai berkerumun tertarik dengan keriuhan meja Seti dan Sigit bertarung.
Teman Sigit yang bertato kelihatannya mulai memancing emosi Seti, dengan berulang kali menyenggolnya saat akan memulai game ke lima.
"Ojo ngisruh dab ..." Suara tegas dari kerumunan penonton menciutkan nyali laki-laki bertato itu.
Menyadari suara itu berasal dari sosok yang biasa dipanggil mas Gun semakin ciut nyali Sigit dan temannya ketika kemudian mas Gun duduk di sebelah Asri.
Mas Gun adalah tokoh pemuda yang sangat disegani di Jogja. Bukan karena keberaniannya saja. Tetapi karena dia juga dekat dengan romo Mangun saat merubah kampung kali Code dari sarang gali, penjahat dan pelacur menjadi tempat yang lebih manusiawi dengan arsitektur khas Mangunwijaya.
Siapapun akan berpikir dua kali apalagi membantahnya jika mas Gun sudah berkomentar.
Game ke lima Sigit semakin tak berdaya. Pukulan break-nya gagal memberikan keuntungan. Kali ini Seti memenangkannya lagi.
"Triple ... !" Kali ini mas Gun memojokkan mental Sigit. Mengajaknya menaikkan taruhan tiga kali lipat saat Seti melakukan break ...
...----------------...
Suara canda dan riang terdengar dari warung mbah Jum. Minggu malam itu terlihat berbeda. Mas Gun, Dibyo, Muji, Seti, Doni, dan Joe duduk mengelilingi dua meja yang dijadikan satu. Asri dan mbah Jum duduk bersebelahan memperhatikan percakapan meja itu.
Tanpa sepengetahuan Seti. Asri yang semalam menginap di mbah Jum rupanya menceritakan masalah lapak itu ke mbah Jum. Mendengar cerita Asri, pagi-pagi dia memanggil keponakannya.
Ya ...mas Gun adalah keponakan mbah Jum.
Masih menyembunyikan tentang mas Gun, ... Asri membiarkan Seti berangkat sendiri dulu menemui Sigit.
"Pantaslah kamu memaksa ikut menonton. Rupanya ada mas Gun," Seti berpaling ke arah Asri.
"Ah mbah Jum itu yang bersikeras menyuruhku," Asri memeluk mbah Jum yang terkekeh.
"Mosok anakku lanang susah dibiarkan musuh cah edan." Mbah Jum tertawa semakin keras.
"Maturnuwun mas.... Kalau tak ada mas Gun bisa lain ceritanya," Seti beralih ke arah mas Gun.
"Ah kalian ini, kalau ada masalah di Jogja jangan sungkan menemui aku di Kali Code. Selama kalian fair aku pasti membela kalian," kata mas Gun."Tapi ya sudah. Jangan main judi lagi." Lanjutnya lagi.
Mas Gun rupanya sudah sering mendengar kedekatan Seti dan anak kost dari mbah Jum. Sehingga dia tidak terlalu memikirkan mbah Jum yang sendirian.
Sampai tadi pagi Mbah Jum tiba-tiba saja memanggilnya lewat tetangganya. Tak berpikir panjang dia menemani Asri dan Joe saat mbah Jum menyuruhnya.
"Ini buat mas Gun," Doni menyerahkan amplop ke mas Gun.
"Weit opo iki ?" Mas Gun menolak amplop yang diberikan Doni. "Menang berapa kalian ?" Tanya mas Gun lagi setelah tahu isi amplop itu ada hubungannya dengan billiard Nusa Indah.
"Dua juta dua ratus mas," kata Doni.
"Sebaiknya amplop ini kalian kembalikan ke lawanmu tadi. Paling tidak dia akan segan kepada kalian."
"Sudah kucoba tadi mas. Tapi Sigit menolaknya."
"Ya sudah. Kalian simpan saja buat urusan lapak. Sayang kalau lapak itu dibiarkan terlalu lama tutup. Dagang dan kuliah saja yang bener. Gak usah macam-macam lagi," lanjut mas Gun.
"Ya mas. Kami memang bodoh," Joe menyela.
"Bodoh tapi ngerti duit ..." Mbah Jum mengolok Joe.
Warung mbah Jum semakin ramai dengan olok-olok akrab. Seti sesekali mencuri pandang ke arah Asri yang tampaknya melupakan kegundahannya tentang Joko.
Malam ini Asri menginap lagi di mbah Jum, besok pagi dia akan langsung kuliah diantar Seti dari situ.
...----------------...
Joe dan Doni duduk dikamar Seti. Segelas kopi dan gorengan dari warung mbah Jum ada di depannya. Seti masih ke Kali Code mengantar mas Gun ... Jam di dinding menunjukkan pukul 10 malam.
"Uh ... tak kukira Seti dan Asri sampai sejauh ini menolong kita Joe." Doni membuka percakapan di kamar itu. Kali ini dia terlihat menikmati rokoknya.
"Bukankah kita sudah mengenalnya sejak lama ? Karena itulah kamu kuajak menemuinya saat lapak ruwet olehmu."
"Ya aku memang salah," Doni mengakui kesalahannya. "Sekarang bagaimana caranya kita membalas jasa Seti ?"
"Menurutku, sebaiknya lapak cepat-cepat kita buka Don ... Besok aku belanja kulit ke Shoping, kamu belanja perak ke Kotagede Don. Minggu tenang ini, terpaksa kamu harus kerjakan dompet dan tas, supaya sehabis ujian lapak jalan lagi."
Tak membantah kata-kata Joe, Doni menganggukkan kepala. Gelas kopi yang ada di depannya diteguk pelan-pelan.
Jika ada kelegaan yang paling nikmat, tentu saja adalah setelah lepas dari beban permasalahan dengan cara yang diluar perkiraaan. Tentang pertemanan dan persahabatan adalah salah satu cara di luar perkiraan itu.
Doni tak akan pernah melupakan cara itu. Hati kecilnya berjanji akan merawat semua pertemanan yang singgah di kesusahan perantauannya ...
-------------
*Break shot : pukulan pertama dalam permainan billiard.
*Logging : memantulkan bola putih ke arah depan. Bola putih yang paling dekat garis akan mendapatkan break shot.
*Track ball : memukul bagian bawah bola putih sehingga akan bergerak mundur setelah menyentuh bola lain.
*Spin ball : pukulan ke arah samping kiri atau kanan bola cue.
*Cue : bola tanpa nomor berwarna putih.
*Ban : tepi meja billiard yang berkaret.
*Ojo ngisruh dab : Jangan membuat keributan mas dalam bahasa gaul Jogja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments