2. Cerita Baru Di Jogja

Suatu sore tiba-tiba Joe datang ke kost Seti dengan membawa dua bungkusan besar plastik yang dipanggulnya. Seti yang sedang membaca materi Geologi menyambutnya riang.

Setelah tiga bulan di Jogja baru ditemuinya Joe lagi. Kesibukan masing-masing sejenak melupakan keakraban pertemanan keduanya.

Seti asik dengan ilmu tentang tanah dan perbumian-nya, Joe berkutat dengan estestika seni rupa.

Jika kabar Hening rutin diketahui dari berbalas surat. Kabar Joe dan Asri justru lama tak diketahui Seti walaupun sama-sama tinggal di Jogja.

"Bawa apa Joe ?" Seti menyapa, lalu meletakkan bukunya ke rak yang rapi berjejer dekat kasur busa di ujung kamar.

"Gipsum buat praktek patung."

"Mahalkah ? Aku pikir cuma corat coret gambar saja kuliahmu," lanjut Seti ingin tahu.

"Murah sih, cuma malas saja kotornya." Jawab Joe sambil merebahkan diri di kasur.

Seti berdiri dari duduknya. Mengambil termos di lemari kecil, bermaksud membuat dua gelas kopi untuk menyenangkan hati sohibnya yang sekian lama tak saling bertemu.

"Eh sudah ke tempat Asri belum Set ?" Masih berbaring, tiba-tiba saja Joe menanyakan tentang Asri.

Pertanyaan Joe barusan membuat sendokan kopi Seti terhenti ... "Ah Asri," hati kecil Seti menyebut nama Asri ..., teringat janji menemui nama itu dulu jika sudah sama-sama tinggal di Jogja.

"Astaga... Aku melupakannya Joe," gumam Seti lagi.

"Lupa atau karena cinta-cintaanmu dengan Hening hahaha ...." Joe tertawa tangannya melemparkan surat terakhir Hening yang ada di kasur dan sudah dibacanya.

"Brengsek kamu Joe," tak bisa mengelak, Seti mengumpat Joe. Salah dirinya juga. Surat terakhir Hening tergeletak begitu saja setelah selesai dibacanya.

"Dasar bodoh ... perempuan cantik yang dekat malah kamu abaikan, ... yang jauh malah kamu urusin," Joe membodohkan Seti.

"Kamu tahu alamat kost Asri ?" Tanya Seti seolah membenarkan olok-olok Joe. Wajah Asri masih melintas di kepalanya.

"Kita cari saja sekarang. Sekalian antar aku ke kost dulu naruh bahan sialan ini," ajak Joe kemudian sambil menunjuk dua plastik besar yang teronggok di pintu.

"OK ... Aku mandi dulu sebentar. Ngopi saja dulu. Jangan ngrokok dalam kamar." Seti mengakhiri obrolan lalu melangkah ke kamar mandi.

...----------------...

Surat menyurat dengan Hening membuat Seti larut dalam kedekatan itu lagi. Ada rasa senang jika Hening tertawa dalam jawaban surat menyurat mereka.

Apalagi saat Hening mengatakan dalam suratnya tentang bertambah tampannya Seti setelah mengirimkan foto plontos kepalanya saat Ospek ... Ah Seti merindukan tawa dan tatapan Hening.

...----------------...

"Cihuuuuy ... tampan ni yeee," Joe tertawa ngakak melihat Seti selesai mandi sambil meletakkan tumpukan lain surat-surat Hening yang ditemukannya dan sebagian sudah dibacanya lagi.

Seti mengumpat sejadi-jadinya tanpa bisa marah, melihat kelakuan Joe yang mencuri baca surat-surat Hening yang lain.

Tak menyangka Joe akan mengunjunginya ..., sebagian surat itu berhasil dicuri baca. Bocah thengil itu memang sejak dulu selalu ingin tahu apa saja yang tergeletak begitu saja.

"Ah sudahlah Joe jangan kamu ceritakan kepada Asri. Susah payah aku menghilangkan semua persangkaannya dulu," pinta Seti. "Lagipula itu surat biasalah gak ada cinta-cintaan," lanjutnya lagi dengan nada penuh harap.

"Hahaha ... hati-hati kamu taruh surat Hening. Suatu saat aku ajak Asri ke sini loh," Joe masih meledek Seti.

"Sudahlah ... ayo kita jalan." Ajak Seti, tak mau berdebat lagi tentang isi surat Hening yang sebagian isinya sudah diketahui Joe.

...----------------...

Dari Samirono si Denok mengantar dua sahabat itu ke Demangan tempat kost Joe.

Kost 10 kamar itu ramai dan penuh dengan berbagai macam lukisan serta patung-patung. Kebanyakan memang anak seni rupa IKIP Karang Malang yang kost di situ.

Joe berbagi kamar dengan Doni teman seangkatan-nya yang dikenal Seti juga karena sama-sama dari Purwokerto.

Singgah sejenak ke kamar Joe dan Doni. Seti larut dalam pernak pernik benda seni yang ada di dalamnya. Mengingatkannya pada studio di rumah Jengki.

...----------------...

Dari Demangan si Denok menyusur jalan Solo lalu berbelok ke arah jalan Timoho mencari jalan ke arah Parang Tritis.

Berputar-putar tanya sana sini. Akhirnya ketemu juga jalan Parangtritis yang masih gelap karena jalan ring road Selatan yang masih dibangun. Lalu sampailah ke sebuah rumah berhalaman luas di Mantrijeron.

Kost putri itu tampak sepi saat Seti memencet bel yang ada di pintu gerbang yang tertutup. Suara intercom yang terdengar mengagetkan Seti dan Joe.

"Eh gimana jawabnya Joe ?"

"Aku juga baru tahu ada alat ini," jawab Joe yang juga tampak kebingungan.

Cukup lama pencet memencet bel yang dilakukan Seti dan Joe, sampai akhirnya pintu rumah itu terbuka. Perempuan gemuk yang muncul memelototi keduanya.

"Kalau ditanya cari siapa jawab dong !!!" Bentak perempuan itu sengit.

"Cari Asri dari Purwokerto mbak." Jawab Joe lirih. Agak ngeri juga dia dengan tatapan perempuan di depannya.

"Maksudnya ... pencet tombol merah itu sambil jawab." Masih dengan nada ketus, perempuan itu menjawab sambil menunjuk tombol merah yang ada di sebelah bel.

Meminta maaf atas ketidaktahuannya, Seti menjelaskan kedatangannya. Perempuan itu menyuruh Seti dan Joe duduk di teras depan yang memanjang. Omelannya masih terdengar jelas saat berbalik masuk sambil menutup pintu.

Joe terkekeh setelah perempuan itu menghilang. "Semprul... belum apa-apa dah kena kartu kuning." Gerutunya.

Seti ikut terkekeh mendengar gerutuan Joe.

...----------------...

Pintu masuk yang terbuka lagi melegakan Seti setelah melihat Asri yang keluar.

Asri terlihat berbeda. Tampak semakin cantik dengan rambut panjangnya yang sudah dipotong pendek.

Leher jenjangnya yang putih bersih terlihat jelas, semakin membuat Seti dan Joe tak mau mengalihkan pandangannya dari bocah perempuan langsat yang tersenyum di depan mereka.

"Duh kemana rambut panjangmu As ?" Joe tak tahan mengomentari dandanan rambut Asri.

"Hihihi... Malas pasang pita saat Ospek kemarin. Kupotong pendek saja biar gak ribet," Asri tertawa menjawab sapaan Joe.

"Tapi aku lebih suka model rambutmu yang sekarang loh... Makin cantik kayak Demi Moore." Joe meneruskan pujiannya.

Seti membenarkan kata-kata Joe, lalu tatapannya beradu dengan Asri yang berpaling ke arahnya.

"Ah rambutmu kemana Set ?" Tanya Asri yang kini terlihat heran dengan penampilan baru Seti dengan rambut yang terlihat pendek. "Kucirmu hilang juga ?" Lanjutnya lagi masih dengan nada yang sama.

Seti hanya senyam senyum saja. Pandangannya masih mengagumi penampilan baru Asri yang semakin membuat hati kecilnya menyesali kebodohannya tidak mengunjunginya setelah di Jogja.

"Ditanya Demi Moore kok malah senyam senyum," Joe menabok kepala Seti akrab.

"Hehehe... iya As. Kena Ospek kemarin," ada kehati-hatian jawaban Seti. Rasa bersalah mengabaikan Asri selama ini mengisi rongga hati kecilnya.

"Tapi kamu jadi kelihatan semakin segar Set..." Nada memuji keluar dari bibir basah Asri.

Gelang perak di tangan kiri Asri sekilas terlihat oleh Seti, saat Asri mengambil bantal duduk untuk menutupi lututnya yang terbuka di hadapan dirinya dan Joe.

Toh rok span sebatas lutut itu tetap saja memperlihatkan betis telanjang indah Asri yang memakai sendal japit. Menggoda kelelakian Seti dan Joe untuk tak beringsut sesekali mencuri pandang.

"Kapan ya filem Ghost diputar di Jogja. Kayaknya seru tuh filemnya," lanjut Asri lagi.

"Ghost tuh mak-mak gemuk yang marah-marah tadi As ..." Joe menyela. Teringat omelan perempuan gemuk tadi.

"Oh mbak Yem ... hihihi.. kalian kena semprot ya ?" Asri tertawa.

"Iya As... gara-gara Joe gak paham intercom ahahaha," jawab Seti.

"Mbak Yem baik loh... cuma kalau ada tamu ditanya cari siapa lewat intercom gak jawab pasti ngamuk. Apalagi kalau jam sembilan malam masih ada tamu laki-laki yang bertamu. Pasti diusirnya... hihihi..." Asri mulai dengan cerita tentang suasana kost-nya.

Bertukar cerita baru tentang Jogja saling terucap dari ketiganya. Seti, Joe, dan Asri menikmati malam pertama kebersamaan-nya setelah kuliah.

Ada dua jam perbincangan mereka mengalir akrab di rumah kost Mantrijeron. Kuatir mbak Yem tersinggung lagi dan melabrak lagi, Seti dan Joe pamit setelah berjanji saling berkunjung jika ada waktu senggang.

Asri melepas Seti dan Joe dengan senyum yang menawan. Ada rasa bangga di hatinya melihat tatapan terpesona Seti kepada dirinya dari atas jok si Denok ...

...----------------...

Terpopuler

Comments

Teteh Lia

Teteh Lia

semangat Kaka 💪

2023-11-16

0

Nikfyni

Nikfyni

saya hadir Thor, bagus banget tulisan nya

2023-08-18

1

Mba Karin

Mba Karin

saya hadir Thor🥰, tulisan mu bagus,dan saya suka,, tdk CEO an😆🤭🤭

2022-11-20

2

lihat semua
Episodes
1 1. Jogja 1990
2 2. Cerita Baru Di Jogja
3 3. Teman Baru Jogja
4 4. Kedekatan di Jogja
5 5. Hangat Di Jogja
6 6. Lapak Malioboro
7 7. Melepas Jerat
8 8. Dari Tepus ke Banjarejo Tanjungsari
9 9. Dari Banjarejo ke Drini
10 10. Malioboro
11 11. Kost Mantrijeron
12 12. Ungkapan Rasa
13 13. Jakarta
14 14. Kesulitan Pertama
15 15. Pulang
16 16. Kesulitan Kedua
17 17. Lawan
18 18. Konsekuensi
19 19. Keluar Dari Kesulitan Pertama
20 20. Dari Jakarta Sampai Ke Jogja
21 21. Rumah Wirobrajan
22 22. Tentang Kejujuran
23 23. Tentang Cinta dan Kebencian
24 24. Persinggungan Lapak Malioboro dan Sanggar Seni Ancol
25 25. Tentang Kejujuran dan Kepercayaan
26 26. Sesuatu Yang Seharusnya Tak Perlu Diceritakan
27 27. Tentang Keterbukaan Hati
28 28. Kerinduan
29 29. Sebuah Lorong Waktu
30 30. Isi Hati
31 31. Tentang Suatu Masa
32 32. Kembali Ke Banjarejo
33 33. Dari Beringharjo Ke Pulau Drini
34 34. Jalinan Cerita Baru
35 35. Sanggar Taji
36 36. Awal Cobaan
37 37. Rangkaian Pertanda
38 38. Tentang Niatan
39 39. Tentang Cinta
40 40. Dari Baron Ke Drini
41 41. Noda Di Hari Minggu
42 42. Tentang Ruang Dan Waktu
43 43. Awal Sebuah Dendam
44 44. Naluri Dan Insting
45 45. Pelajaran Hidup Menjadi Dewasa
46 46. Jangan Mundur !
47 47. Perjalanan Selanjutnya
48 48. Awal Hari Baru
49 49. Harapan Baru
50 50. Kegundahan
51 51. Membuka Diri
52 52. Kembali Ke Wonosari
53 53. Awal Perlawanan
54 54. Singgah Di Rumah Banjarejo
55 55. Kedekatan Hati
56 56. Tentang Hati Yang Bersyukur
57 57. Sang Waktu Tak Pernah Kembali
58 58. Persinggungan Di Jogja
59 59. Rangkaian Awal Dilema
60 60. Rencana Pembalasan
61 61. Menjelang Pelepasan
62 62. Strategi Kawan dan Lawan
63 63. Tentang Cinta Dan Rencana Sesudahnya
64 64. Cerita Senja
65 65. Tentang Adab Dan Keberuntungan Pekerjaan
66 66. Kelegaan Perpisahan
67 67. Dunia Baru
68 68. Dari Kokap Ke Panjatan Kulon Progo
69 69. Penghujung 1998
70 70. Tanah Panjatan
71 71. Tentang Keinginan
72 72. Kedekatan Dan Perpisahan
73 Buat pengikut Seti dan Asri
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Jogja 1990
2
2. Cerita Baru Di Jogja
3
3. Teman Baru Jogja
4
4. Kedekatan di Jogja
5
5. Hangat Di Jogja
6
6. Lapak Malioboro
7
7. Melepas Jerat
8
8. Dari Tepus ke Banjarejo Tanjungsari
9
9. Dari Banjarejo ke Drini
10
10. Malioboro
11
11. Kost Mantrijeron
12
12. Ungkapan Rasa
13
13. Jakarta
14
14. Kesulitan Pertama
15
15. Pulang
16
16. Kesulitan Kedua
17
17. Lawan
18
18. Konsekuensi
19
19. Keluar Dari Kesulitan Pertama
20
20. Dari Jakarta Sampai Ke Jogja
21
21. Rumah Wirobrajan
22
22. Tentang Kejujuran
23
23. Tentang Cinta dan Kebencian
24
24. Persinggungan Lapak Malioboro dan Sanggar Seni Ancol
25
25. Tentang Kejujuran dan Kepercayaan
26
26. Sesuatu Yang Seharusnya Tak Perlu Diceritakan
27
27. Tentang Keterbukaan Hati
28
28. Kerinduan
29
29. Sebuah Lorong Waktu
30
30. Isi Hati
31
31. Tentang Suatu Masa
32
32. Kembali Ke Banjarejo
33
33. Dari Beringharjo Ke Pulau Drini
34
34. Jalinan Cerita Baru
35
35. Sanggar Taji
36
36. Awal Cobaan
37
37. Rangkaian Pertanda
38
38. Tentang Niatan
39
39. Tentang Cinta
40
40. Dari Baron Ke Drini
41
41. Noda Di Hari Minggu
42
42. Tentang Ruang Dan Waktu
43
43. Awal Sebuah Dendam
44
44. Naluri Dan Insting
45
45. Pelajaran Hidup Menjadi Dewasa
46
46. Jangan Mundur !
47
47. Perjalanan Selanjutnya
48
48. Awal Hari Baru
49
49. Harapan Baru
50
50. Kegundahan
51
51. Membuka Diri
52
52. Kembali Ke Wonosari
53
53. Awal Perlawanan
54
54. Singgah Di Rumah Banjarejo
55
55. Kedekatan Hati
56
56. Tentang Hati Yang Bersyukur
57
57. Sang Waktu Tak Pernah Kembali
58
58. Persinggungan Di Jogja
59
59. Rangkaian Awal Dilema
60
60. Rencana Pembalasan
61
61. Menjelang Pelepasan
62
62. Strategi Kawan dan Lawan
63
63. Tentang Cinta Dan Rencana Sesudahnya
64
64. Cerita Senja
65
65. Tentang Adab Dan Keberuntungan Pekerjaan
66
66. Kelegaan Perpisahan
67
67. Dunia Baru
68
68. Dari Kokap Ke Panjatan Kulon Progo
69
69. Penghujung 1998
70
70. Tanah Panjatan
71
71. Tentang Keinginan
72
72. Kedekatan Dan Perpisahan
73
Buat pengikut Seti dan Asri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!