9. Dari Banjarejo ke Drini

Ngobrol semalaman  membuat Seti tertidur pulas. Jam empat pagi teriakan Dibyo dari luar kamar membangunkan-nya. 

"Sarapan dulu Set buat ganjal perut." 

Sepiring gaplek goreng berbalut gula merah sudah ada di meja saat Seti keluar kamar. Mengambilnya sedikit. Campuran panas,  gurih dan manis terasa pas di pagi yang masih dingin saat mengunyahnya. . "Nanti bawa ini ke Jogja, Dib" kata Seti. "Di tempatku ada penganan seperti ini. Tapi terlalu keras."

"Harus dikukus dulu, baru digoreng. Supaya tetap empuk kalau sudah dingin. Nanti kita bawa. Masih banyak stok di dalam " Dibyo menggeser segelas teh keroncong hangat ke arah Seti. "Habiskan tehnya dulu lalu kita berangkat. Jangan lewatkan matahari terbit di sana." 

Merasa kenyang dan segar, Seti berdiri mengikuti ajakan Dibyo. Mengeluarkan si Denok  dari rumah. Menghidupkan nafasnya sebentar. 

                               

...----------------...

Menyesal tidak membawa jaket dan hanya bercelana pendek, kabut dingin yang menampar muka dan tubuh Seti membuatnya sedikit menggigil sepanjang perjalanan dari rumah Banjarejo ke pulau Drini.

Pulau dekat Banjarejo yang menurut cerita mistis Dibyo semalam, dinamai Drini karena sejenis pohon yang banyak tumbuh di sana. Orang sana menamai pohon itu Drini. Pohon yang katanya bisa mengusir teluh, santet, dan guna-guna. 

Mirip dengan kayu Dewandaru di Karimunjawa yang mitosnya akan menenggelamkan kapal yang membawanya dari pulau Karimunjawa. Pohon Drini juga bisa membawa sial jika membawanya keluar dari pulau itu.

Sayangnya mitos itu sudah tak berguna di jaman modern ini. Pohon Drini di pulau itu tinggal beberapa batang saja. Harganya yang lumayan mahal membuat banyak orang kota yang memburunya.

Jam lima tepat si Denok sampai di pantai dengan hamparan pasir putih di ujung Selatan Banjarejo.

Dari situ, pulau yang diceritakan Dibyo terlihat menjorok ke laut.  Pulau itu seperti cerita Dibyo seolah-olah membagi laut Selatan menjadi dua bagian dari bibir pantai. Bagian Timur terlihat tenang dan bagian Barat yang bergelombang seakan membenarkan aura mistis pulau itu.

Tak mau berlama-lama kedinginan, Dibyo mengajak Seti berlari turun ke  pantai. Merebahkan badan di pasir putih yang terasa hangat. 

Perlahan dari arah Timur langit mulai memerah. Terpesona pemandangan yang baru dilihatnya, Seti membuka matanya yang sempat terpejam menikmati kehangatan pasir.

Matahari mulai naik perlahan. Siluet pulau Drini  terlihat bergerak dari tempat Seti berbaring. 

Dua perahu nelayan yang bersandar sehabis melaut terlihat jelas setelah matahari benar-benar terbit. Asap unggun sisa semalam masih terlihat di sebelah perahu itu.

Dibyo berdiri, berjalan menghampiri perahu itu. Seti yang mulai merasakan kehangatan matahari hanya terdiam memperhatikan saja. Masih bermalas-malasan dengan kehangatan panas matahari yang mengelus tubuhnya.

Tak lama Dibyo terlihat memamerkan dua ekor ikan pari besar yang ditentengnya dari perahu tadi ke arah Seti sambil tersenyum.

                               

...----------------...

"Perahu orang Gombong Set. Dekat tempatmu," Dibyo meletakkan ikan itu di sayap si Denok.

"Beli atau dikasih Dib ?" Tanya Seti heran.

"Dikasih. Kalau ada perahu nelayan numpang nginap di sini pastii ngasih ikan, kalau orang sini yang minta." Jawab Dibyo. "Yok kita mandi. Airnya hangat di sisi Timur." Ajak Dibyo kemudian. 

Seti berdiri, berlari menyusul Dibyo yang sudah mencemplungkan diri. Benar kata Dibyo. Air laut di pantai itu hangat.

Matahari yang meninggi semakin memperlihatkan kejernihan air laut saat Seti berenang mendekati pulau Drini. Terumbu karang mulai bermunculan seiring surutnya air. Laguna alam mulai terbentuk di sisi Timur pulau Drini.

Seti menarik Dibyo yang agak kepayahan saat naik ke pulau. Sedikit kerepotan dan ngos-ngosan akhirnya dia berhasil  naik juga.

Dari atas tebing pulau itu barulah kejermihan air laut di sekelilingnya terlihat jelas di sisi Timur yang tenang. Pantai itu sepi. Hanya ada Seti, Dibyo dan dua perahu yang tampaknya akan meninggalkan pantai yang mulai surut.

Dibyo menunjuk sebatang pohon Drini yang patah tak jauh dari tempat Seti duduk berjemur. "Dulu pulau ini dipenuhi pohon Drini Set. Sekarang tinggal yang rusak-rusak saja yang tersisa."

Jam delapan siang, merasa puas menikmati mandi di laut dan hangat berjemur. Dibyo mengajak Seti ke arah Barat menuju ladang Bapaknya.

Menyusurii jalan sepanjang pantai berpayung panas matahari adalah hadiah pagi terindah yang paling berkesan bagi Seti. Tidak menyesal dirinya mengantar Dibyo ke Banjarejo.                    

...----------------...

Ibu Dibyo yang sejak semalam sudah ada di ladang membuat bumbu dari bawang merah, sere, bawang putih yang diambil dari ladang. Terlihat senang menerima dua ikan pari besar yang sudah dibersihkan dan dibelah oleh Seti dan Dibyo. Sebagian diiris tipis-tipis. Digantung di atas asap sabut kelapa yang dibakar di  tungku perapian.

"Kita bakar Set. Sebagian dibuat ikan asap biar awet." Kata Dibyo .... Mulutnya sibuk meniup api dari carang yang diarahkan ke tungku dalam gubug di tengah ladang itu.

Menunggu Dibyo selesai membakar ikan. Seti keluar dari gubug. Berkeliling memperhatikan buah semangka yang bergeletakan di sela-sela batu kapur dan koral. tak jauh dari gubug itu.

Bentang alam di sekitar ladang itu berundak, mengharuskan siapa saja yang berladang untuk mengatur air dan menjaga tanah yang ditanggul susunan koral dan batu kapur. Tanggul itu mencegah air hujan menghanyutkan tanah yang subur ke lembahnya yang berubah menjadi telaga saat penghujan.

Setelah setengah jam berkeliling ladang, Dibyo  terlihat keluar dari gubug. "Makan Set !" teriaknya memanggil Seti.

Masuk ke dalam gubug. Potongan besar ikan bakar tersaji di atas tampah. Irisan sledri dan sambal bawang cabai hijau yang harum membuat siapapun menjadi lapar.

"Sarapan seadanya pakai tiwul nak Seti. Beras mahal." Ada rasa sungkan dari ibu Dibyo saat menawari Seti sarapan.

"Ah Ibu, tiwulnya enak kok. Saya malah minta dibawain gaplek buat di kost," jawab Seti.

"Nanti biar Dibyo yang ambil. Di rumah masih banyak." kata Ibu Dibyo, "Ini saja kalau nak Seti tidak ke sini, belum tentu Dibyo dapat ikan laut."

Makan bersama seadanya di tengah ladang saat kehangatan pagi, menyenangkan semua yang ada di dalam gubug.                             

...----------------...

Jam tiga sore Seti dan Dibyo bersiap kembali ke Jogja. Mandi dilaut dan berbilas di telaga dekat ladang sangat berkesan di hati Seti. Apalagi Bapak dan Ibu Dibyo terlihat senang sekali menerima kedatangan Seti.

Berjanji akan datang lagi, Seti meninggalkan Banjarejo diantar senyum Bapak Dibyo. Ibu Dibyo menginap di ladang. Tak ikut mengantar.

Satu besek besar gaplek, dan tiga potong bungkusan ikan asap dipangku Dibyo yang membonceng. Dua semangka besar tergantung di  sayap depan si Denok.

                               

...----------------...

Jam lima sore akhirnya si Denok sampai ke kost Samirono. Muji yang sedang mengetik melongok sebentar. Tampaknya masih sibuk dengan tugas-tugasnya.

Tak mau mengganggu Muji. Seti membuka kamarnya. Berganti baju, merebus air di dapur untuk mengisi termos lalu mandi. 

Dibyo masuk ke kamarnya meletakkan besek dan bungkusan ikan lalu berjalan mengantar satu semangka ke warung mbah Jum. 

                               

...----------------...

"Ngopi ... ngopi ..." Dibyo memanggil Seti yang sedang menulis surat buat Hening.

"Bikin sendiri Dib. Aku sudah buat tadi. Muji buatkan sekalian," balas Seti yang sedang menceritakan Banjarejo dan pulau Drini ke Hening lewat suratnya.

Malam sepulang dari tempat Dibyo, kost Samirono mulai kembali ke kesibukan tiga kamarnya. Muji dengan mesin ketik-nya, Dibyo dengan perhitungan cermat minggu depan, dan Seti dengan surat Jakarta Jogja.

Hanya saja, kali ini makan malam di kost Samirono berbeda. Ada daging asap yang terlalu lezat untuk dilupakan. 

Ngopi ditemani gaplek goreng menjadi akhir pekan yang melelahkan tapi mengasikkan bagi Seti, Dibyo dan Muji.

 ----------------

*Carang : potongan bambu dalam bahasa Jawa.

Episodes
1 1. Jogja 1990
2 2. Cerita Baru Di Jogja
3 3. Teman Baru Jogja
4 4. Kedekatan di Jogja
5 5. Hangat Di Jogja
6 6. Lapak Malioboro
7 7. Melepas Jerat
8 8. Dari Tepus ke Banjarejo Tanjungsari
9 9. Dari Banjarejo ke Drini
10 10. Malioboro
11 11. Kost Mantrijeron
12 12. Ungkapan Rasa
13 13. Jakarta
14 14. Kesulitan Pertama
15 15. Pulang
16 16. Kesulitan Kedua
17 17. Lawan
18 18. Konsekuensi
19 19. Keluar Dari Kesulitan Pertama
20 20. Dari Jakarta Sampai Ke Jogja
21 21. Rumah Wirobrajan
22 22. Tentang Kejujuran
23 23. Tentang Cinta dan Kebencian
24 24. Persinggungan Lapak Malioboro dan Sanggar Seni Ancol
25 25. Tentang Kejujuran dan Kepercayaan
26 26. Sesuatu Yang Seharusnya Tak Perlu Diceritakan
27 27. Tentang Keterbukaan Hati
28 28. Kerinduan
29 29. Sebuah Lorong Waktu
30 30. Isi Hati
31 31. Tentang Suatu Masa
32 32. Kembali Ke Banjarejo
33 33. Dari Beringharjo Ke Pulau Drini
34 34. Jalinan Cerita Baru
35 35. Sanggar Taji
36 36. Awal Cobaan
37 37. Rangkaian Pertanda
38 38. Tentang Niatan
39 39. Tentang Cinta
40 40. Dari Baron Ke Drini
41 41. Noda Di Hari Minggu
42 42. Tentang Ruang Dan Waktu
43 43. Awal Sebuah Dendam
44 44. Naluri Dan Insting
45 45. Pelajaran Hidup Menjadi Dewasa
46 46. Jangan Mundur !
47 47. Perjalanan Selanjutnya
48 48. Awal Hari Baru
49 49. Harapan Baru
50 50. Kegundahan
51 51. Membuka Diri
52 52. Kembali Ke Wonosari
53 53. Awal Perlawanan
54 54. Singgah Di Rumah Banjarejo
55 55. Kedekatan Hati
56 56. Tentang Hati Yang Bersyukur
57 57. Sang Waktu Tak Pernah Kembali
58 58. Persinggungan Di Jogja
59 59. Rangkaian Awal Dilema
60 60. Rencana Pembalasan
61 61. Menjelang Pelepasan
62 62. Strategi Kawan dan Lawan
63 63. Tentang Cinta Dan Rencana Sesudahnya
64 64. Cerita Senja
65 65. Tentang Adab Dan Keberuntungan Pekerjaan
66 66. Kelegaan Perpisahan
67 67. Dunia Baru
68 68. Dari Kokap Ke Panjatan Kulon Progo
69 69. Penghujung 1998
70 70. Tanah Panjatan
71 71. Tentang Keinginan
72 72. Kedekatan Dan Perpisahan
73 Buat pengikut Seti dan Asri
Episodes

Updated 73 Episodes

1
1. Jogja 1990
2
2. Cerita Baru Di Jogja
3
3. Teman Baru Jogja
4
4. Kedekatan di Jogja
5
5. Hangat Di Jogja
6
6. Lapak Malioboro
7
7. Melepas Jerat
8
8. Dari Tepus ke Banjarejo Tanjungsari
9
9. Dari Banjarejo ke Drini
10
10. Malioboro
11
11. Kost Mantrijeron
12
12. Ungkapan Rasa
13
13. Jakarta
14
14. Kesulitan Pertama
15
15. Pulang
16
16. Kesulitan Kedua
17
17. Lawan
18
18. Konsekuensi
19
19. Keluar Dari Kesulitan Pertama
20
20. Dari Jakarta Sampai Ke Jogja
21
21. Rumah Wirobrajan
22
22. Tentang Kejujuran
23
23. Tentang Cinta dan Kebencian
24
24. Persinggungan Lapak Malioboro dan Sanggar Seni Ancol
25
25. Tentang Kejujuran dan Kepercayaan
26
26. Sesuatu Yang Seharusnya Tak Perlu Diceritakan
27
27. Tentang Keterbukaan Hati
28
28. Kerinduan
29
29. Sebuah Lorong Waktu
30
30. Isi Hati
31
31. Tentang Suatu Masa
32
32. Kembali Ke Banjarejo
33
33. Dari Beringharjo Ke Pulau Drini
34
34. Jalinan Cerita Baru
35
35. Sanggar Taji
36
36. Awal Cobaan
37
37. Rangkaian Pertanda
38
38. Tentang Niatan
39
39. Tentang Cinta
40
40. Dari Baron Ke Drini
41
41. Noda Di Hari Minggu
42
42. Tentang Ruang Dan Waktu
43
43. Awal Sebuah Dendam
44
44. Naluri Dan Insting
45
45. Pelajaran Hidup Menjadi Dewasa
46
46. Jangan Mundur !
47
47. Perjalanan Selanjutnya
48
48. Awal Hari Baru
49
49. Harapan Baru
50
50. Kegundahan
51
51. Membuka Diri
52
52. Kembali Ke Wonosari
53
53. Awal Perlawanan
54
54. Singgah Di Rumah Banjarejo
55
55. Kedekatan Hati
56
56. Tentang Hati Yang Bersyukur
57
57. Sang Waktu Tak Pernah Kembali
58
58. Persinggungan Di Jogja
59
59. Rangkaian Awal Dilema
60
60. Rencana Pembalasan
61
61. Menjelang Pelepasan
62
62. Strategi Kawan dan Lawan
63
63. Tentang Cinta Dan Rencana Sesudahnya
64
64. Cerita Senja
65
65. Tentang Adab Dan Keberuntungan Pekerjaan
66
66. Kelegaan Perpisahan
67
67. Dunia Baru
68
68. Dari Kokap Ke Panjatan Kulon Progo
69
69. Penghujung 1998
70
70. Tanah Panjatan
71
71. Tentang Keinginan
72
72. Kedekatan Dan Perpisahan
73
Buat pengikut Seti dan Asri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!