Dona memeluk secarik surat yang baru saja dia baca dengan hati yang sangat terluka sebenarnya, dia, laki-laki yang kini telah tiada, laki-laki yang sangat dia benci dan laki-laki yang telah melukai hatinya begitu dalam sehingga menorehkan luka yang menganga dan masih belum mengering sampai sekarang.
Dia, laki-laki bernama Richard benar-benar telah terlambat mengucapkan kata maaf, terlambat mengatakan bahwa dia sebenarnya mencintai dirinya, setelah 20 tahun lamanya, setelah laki-laki itu telah tiada sungguh membuat hati seorang Dona semakin terluka.
Mengapa tidak dari dulu dia mengakui semua itu? kenapa harus menunggu 20 tahun lamanya setelah dia melewati banyak penderitaan dan penyiksaan yang membuat jiwanya benar-benar terpuruk dan menjadi wanita hina karena harus bekerja sebagai pemuas nafsu laki-laki hanya untuk memenuhi kebutuhan dirinya beserta sang putri.
Andai saja dari dulu Richard Sudi menikahi dirinya, mengakui bayi yang dia kandung waktu itu, mungkin kehidupan naas tidak akan dia rasakan, kemiskinan tidak akan membelenggu keseharian yang dia lewati bersama sang putri.
Dona, wanita yang saat ini menginjakan usia kepala empat itu benar-benar menyesali semuanya, rasa sakit di hati terasa menghimpit dadanya kini, hingga membuat napasnya terasa sesak, dengan dada yang terlihat naik turun, Dona pun menangis sesenggukan memeluk kertas yang kini mulai terlihat basah dengan air mata yang terus saja berjatuhan dengan begitu derasnya.
''Kamu jahat, Om. Kamu benar-benar jahat, aku benci sama kamu Om Richard, hiks hiks hiks ...'' lirih Dona meluapkan rasa kecewanya.
''Aku gak akan pernah maafin kamu, dan aku gak Sudi menerima sepeserpun uang yang kamu tinggalkan,'' lirihnya lagi meremas kertas surat tersebut lalu melemparkan'nya sembarang.
❤️❤️
Keesokan harinya.
Silvia yang semalam tidur bersama sang ibu nampak terkejut karena ketika dia membuka mata, ibunya tersebut kini sudah tidak ada lagi di sana, dia pun menatap sekeliling mencari sosok ibu lalu berteriak memanggil namanya.
''Mom ...'' panggil Silvia, namun, tidak mendapatkan jawaban apapun.
Dia pun bangkit seraya mengusap matanya yang masih terasa ngantuk, merentangkan kedua tangannya dengan mulut yang dibuka lebar, menguap.
''Mommy ... Mommy dimana?'' teriaknya lagi mulai turun dari atas ranjang dan berjalan ke arah kamar mandi berharap bahwa sang ibu akan berada di sana.
Ceklek ....
Pintu kamar mandi pun di buka, Silvia menatap sekeliling ruangan dingin tersebut dan tidak melihat sang ibu di sana. Setelah itu, dia pun kembali menutup pintu dan berdiri mematung tepat di depan pintu kamar mandi.
''Mommy ko gak ada? jangan-jangan dia udah pulang? tapi masa sih? ko Mommy tega pulang gak pamit dulu sama aku,'' lirih Silvia mengerutkan keningnya.
Dia pun kembali menatap sekeliling dengan perasaan yang campur aduk sebenarnya, sampai akhirnya, tatapan matanya tertuju pada secarik kertas tanpa di lipat yang tergeletak di atas meja kecil tepat di samping ranjang.
Gadis yang saat ini memiliki julukan Miss Billionaire itu pun berjalan mendekati meja tersebut lalu meraih kertas dan membacanya.
________________
***Dear. Putriku Silvia
Maaf, Mommy pergi tanpa pamit, Mommy gak sanggup jika harus mengucapkan kata perpisahan sama kamu. Sebenarnya, Mommy ingin kamu pulang sama Mommy, tapi, Mommy gak mau merusak kesenangan yang saat ini sedang kamu rasakan.
Mommy akan menunggu kamu di rumah, sayang. Jika kamu sudah puas menikmati kesenangan dan puas melakukan apapun yang kamu lakukan di sini, maka pulanglah, sayang.
Mommy gak sanggup hidup sendiri, tapi, Mommy juga gak sanggup tinggal di sana, di rumah yang penuh dengan kenangan pahit dan rumah yang penuh dengan luka yang disebabkan oleh ayah kandung kamu.
Jika kamu ingin tau hubungan Mommy yang terjalin bersama ayah mu, maka Mommy akan memberitahukannya sekarang.
Ya ....
Ayahmu adalah pelanggan setia Mommy, dan Mommy hanya melayani dia seorang kala itu.
Hubungan kami juga tidak ada dalam hubungan pernikahan karena ayahmu tidak mau bertanggung jawab kala itu.
Tapi kamu bukan anak haram, Nak. Kamu adalah putri terbaik Mommy, jadi, jangan pernah mengatakan bahwa kamu adalah anak haram, di dunia ini gak ada yang namanya anak haram, karena seorang anak tidak bisa memilih dari rahim siapa dia dilahirkan.
Mommy sayang kamu, Via. Jadi Mommy minta kamu pulang ya, jangan lama-lama tinggal di sana, di rumah yang sebenarnya bukan milik kamu seutuhnya.
Sekali lagi maafkan Mommy, Silvia.
By. Ibumu***
_____________________
Seketika, tangis Silvia pun pecah, dia menoleh menatap potret Richard sang ayah yang masih terpasang di dinding tepat di belakang ranjangnya.
Dia pun naik ke atas ranjang, lalu mendekat bingkai Poto tersebut dan berusaha melepaskan Poto berukuran raksasa itu. Setelah bersusah payah, akhirnya bingkai tersebut berhasil dia lepaskan, Via menatap lekat wajah Richard yang terlihat tersenyum di dalam Poto tersebut, tatapan mata Silvia penuh dengan kesedihan dan pancaran kebencian yang terlihat begitu jelas dengan kelopaknya yang mulai berair.
''Ternyata Daddy orang jahat, aku benci sama Daddy, BENCIIIII ....''
Prank ....
Silvia melemparkan bingkai Poto tersebut ke lantai hingga bingkai Poto raksasa berwarna emas dengan sedikit ukiran di setiap sisi sudutnya itu pun seketika hancur berantakan, wajah Richard yang sedang tersenyum di dalam Poto tersebut pun tertutup oleh serpihan kaca yang memenuhi permukaan bingkai.
''DADDY JAHAAAAAT HIKS HIKS HIKS ...'' teriak Silvia menggelegar diiringi dengan suara tangis yang terdengar sesenggukan dan memekikkan telinga.
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
kasian via 😢😢 ikutan benci am ayah kandung nya.
2022-09-24
0
☠ᵏᵋᶜᶟ🍾⃝ͩ𝐌ᴜᷞʀͧɴᷠᴀᷧ
Silvia jadi membenci ayah kandungnya setelah mengetahui semuanya..
2022-09-24
0
꧁❧❤️⃟Wᵃf ʜꙷɪᷧɑⷮɑͧтᷡʰᵉᵉʳᵅ❦꧂
kenapa mom via harus pergi jika benci sama Ricchad gak harus seperti itu juga
2022-09-24
0