Anak Kandung dan Anak Tiri

Daniel dan Ridwan menatap Silvia dengan tertawa, kehidupan seperti apa yang dijalani oleh gadis berusia 20 tahun ini, hingga dia bisa sepolos ini.

Sementara Silvia, dia berbaring terlentang di atas ranjang besar dan menggerakkan kedua tangan serta kakinya layaknya kupu-kupu yang sedang mengibaskan sayapnya seraya menatap lampu gantung megah dengan berhiaskan pernak-pernik yang berada di langit-langit kamarnya.

''Apa aku beneran jadi orang kaya? Miss Billionaire? kayak di film-film itu? ya Tuhan apakah ini mimpi,'' gumam Silvia dengan mata yang berbinar.

Seketika, tatapan matanya mengarah ke sebuah bingkai Poto besar yang tertempel di dinding kamar di belakang ranjang, dia pun bangkit lalu berdiri di atas kasur berjalan menghampiri bingkai tersebut lalu mengusap wajah Richard yang merupakan ayah kandungnya.

''Dia siapa, Om? apa dia--'' tanya Silvia menatap wajah Richard.

''Dia ayahmu, ayah kandungmu,'' jawab Daniel masih terkekeh melihat tingkah Silvia yang kini berdiri di atas ranjang bahkan menginjak bantal.

''Ayah aku? ayah Om juga?''

''Dia ayah kandung kamu, tapi dia bukan ayah kandung Om.''

''Maksudnya? ayah kandung aku, tapi bukan ayah kandung Om? duh tibet amat, jelasin dong.''

''Dia ayah tiri Om,'' jawab Daniel menatap wajah Richard sang ayah tiri yang sudah meninggal 20 tahun yang lalu.

''Ayah tiri? jadi Om itu anak tirinya Ayah aku, gitu?''

''Iya betul.''

''Oh jadi begitu. Jadi kita gak ada hubungan darah sama sekali? kita berdua ini beda ayah dan beda ibu juga?'' Silvia dengan begitu polosnya.

''Ya bisa dibilang begitu.''

''Hmm ... pantas saja wajah Om beda banget sama kakek-kakek yang ada di Poto ini.''

''Kakek-kakek ...? dia ayah kamu Silvia ....''

''Iya, aku tau. Tapi dia tua banget dan lebih pantas jadi kakek aku.''

''Astaga ... Silvia ... Silvia ... ha ... ha ... ha ...'' ucap Ridwan tidak tahan lagi untuk tidak menertawakan Silvia, perutnya bahkan sampai sakit karena terus menertawakan gadis polos ini.

''Om, aku gak bawa pakaian ke sini. Dari kemarin juga aku belum mandi.''

''Belum mandi?'' Daniel membulatkan bola matanya tersenyum.

''He ... he ... he ... Iya ....'' Via tertawa merasa malu.

''Kamu lihat ruangan di sana?''

Daniel menunjuk ruangan kecil di samping pintu kamar mandi dan tatapan Via sontak mengikuti arah mata Daniel.

''Di sana?''

Via turun dari atas ranjang dan berjalan ke arah ruangan yang tadi di tunjuk oleh Daniel diikuti oleh Daniel dari arah belakang.

''Ruangan apa ini? waaaah ...!''

Silvia membuatkan bola matanya, menatap lemari kaca yang sudah terlihat berbagai macam pakaian menggantung di dalamnya, layaknya toko pakaian.

''Ini semua pakaian siapa?'' tanya Via membuka lemari kaca tersebut.

''Pakaian kamu.''

''Serius, Om. Waaah ... aku bahkan belum pernah punya pakaian sebanyak dan sebagus ini, ya Tuhan ....''

Daniel menggelengkan kepalanya, begitupun dengan Ridwan yang masih saja tersenyum melihat tingkah Silvia.

''Dengerin Silvia, semua ini milik kamu, bahkan rumah ini juga milikmu sekarang, masih banyak lagi harta lainnya yang akan segera di ganti menjadi atas nama kamu. Jadi mulai sekarang, kamu tinggalkan kehidupan kamu yang lama dan hidupnya bahagia di sini,'' ucap Daniel.

Seketika, Silvia mengingat sang ibu yang dia tinggalkan di rumahnya, dia bahkan pergi tanpa pamit membuatnya merasa sedih dan seketika merubah raut wajahnya.

''Kamu kenapa, Nona Silvia? apa kamu gak senang sudah jadi orang kaya?'' tanya Ridwan.

''Nggak, bukan begitu. Aku senang ko, Om. Senang banget, tapi--'' Via tidak meneruskan langkahnya.

''Tapi kenapa?''

''Tiba-tiba aku teringat Mommy.''

''O iya, Om sampai lupa. Bagaimana kabar ibumu?'' tanya Daniel.

''Dia tidak baik-baik saja, Om. Masih sama seperti dulu.''

''Sama seperti dulu? maksudnya?''

''Om ... Boleh aku tanya sesuatu?''

''Boleh, tanya aja.''

''Apa aku anak haram? apa aku anak yang dilahirkan di luar nikah dan tidak diinginkan? mengingat pekerja Mommy yang seorang--'' Via tidak meneruskan ucapannya, tidak kuasa menyebutkan pekerjaan sang ibu yang merupakan wanita penghibur.

''Gak usah mikirin hal itu. Yang penting sekarang, kamu udah jadi orang kaya, Daddy menitipkan semua ini pada Om, dan sekarang Om merasa lega karena telah memenuhi wasiat terakhir Daddy, ayahmu.'' Jawab Daniel tidak ingin membahas terlalu dalam kehidupan sang ayah.

Silvia terdiam menunduk. Mendengar jawaban Daniel membuatnya mengerti bahwa apa yang ada di pikirannya selama ini adalah benar.

Dia adalah anak yang tidak diinginkan dan lahir di luar nikah, dia bahkan tidak yakin bahwa, Dona sang ibu dan ayahnya itu sudah menikah.

''Sekarang kamu mandi, istirahat. Setelah itu kamu turun dan makan, oke ...''

''Aku boleh pake baju yang mana aja 'kan?''

''Tentu saja, semua ini milikmu, jadi kamu bebas pakai baju yang manapun.''

''Baiklah. Tapi kamar mandinya dimana? apa di lantai bawah? terus kalau aku mau mandi harus turun dulu ke bawah gitu?''

''Astaga, Silvia ... Kamar mandinya ada di sini,'' Ridwan menunjuk pintu kamar mandi yang berada tepat di samping ruangan tersebut.

''Oh, iya. He ... he ... he ... Maaf, Om. Soalnya di rumahku yang lama kamar mandinya terpisah.'' Silvia tersenyum malu.

''Kalau gitu, kami turun dulu ya.''

Daniel hendak melangkah keluar.

''Tunggu, Om.''

''Ada apa lagi?''

''Ajarin aku caranya turun mengunakan itu, aku takut terkunci di dalam dan gak bisa keluar dari sana? apa gak bisa kalau aku turun naik tangga aja?'' Silvia dengan begitu polosnya.

''Ha ... ha ... ha ... Astaga Silvia,'' Daniel menepuk jidatnya sendiri dengan telapak tangannya.

❤️❤️

Sementara itu, Damien yang masih tidak terima jika gadis bernama Silvia itu tinggal di sana bersamanya, nampak berjalan mondar mandir di kamarnya.

''Gak ... Aku gak terima kalau gadis kucel itu tinggal di sini, di lantai empat lagi, itu 'kan ruangan kakek,'' gerutu Damien dengan wajah kesal.

Tidak lama kemudian, Mika sang ibu masuk ke dalam kamar dan terheran-heran melihat putranya yang kini terlihat kesal bahkan tidak berhenti berjalan mondar-mandir.

''Damien? kamu kenapa, Nak?'' tanya Mika berjalan mendekat.

''Mommy, tadi Mommy liat 'kan gadis yang di bawa sama Om Ridwan?''

''Nggak, Mommy belum bertemu dia sama sekali, ini Mommy mau ke kamarnya dia, tapi mampir dulu ke sini.''

''Bisa gak Mommy usir aja dia dari sini, dia nyebelin banget, gara-gara dia Papi bentak-bentak aku tadi,'' Damien mengerucutkan bibirnya.

''Huuus ... gak bisa gitu dong sayang? dia akan tinggal di sini juga bersama kita, dia itu putri kakek kamu, sayang. Jadi dia juga Tante kamu.''

''Putri Kakek? aku kira dia anak hasil perselingkuhan Papi dengan wanita lain. Ups ...'' Damien merapatkan kedua bibirnya dan langsung mendapatkan sambaran tatapan tajam dari kedua mata ibunya tersebut.

Visual Damien.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Terpopuler

Comments

Reyhan P

Reyhan P

ganteng tp 🗿
terlalu bnyk di manja jd sombong 🗿

2022-09-25

0

꓄ꋬꋊꉣꋬ ₦₳₥₳♛⃝꙰𓆊

꓄ꋬꋊꉣꋬ ₦₳₥₳♛⃝꙰𓆊

awokawok ngakak kok dibilang haram bikin menghibur dirinya 🤣🤣

2022-09-24

1

꓄ꋬꋊꉣꋬ ₦₳₥₳♛⃝꙰𓆊

꓄ꋬꋊꉣꋬ ₦₳₥₳♛⃝꙰𓆊

kamu kemiskinan ya dek?

2022-09-24

1

lihat semua
Episodes
1 Jengah
2 Istana
3 Miss Billionaire
4 Anak Kandung dan Anak Tiri
5 Songong
6 Rusak
7 Berkelahi Seperti Anak Kecil
8 Kampungan
9 Benar-benar Pergi
10 Mall
11 Make Over
12 Bergetar
13 Sesak
14 Kenangan Pahit
15 Surat Terakhir
16 Pergi Tanpa Pamit
17 Sakit dan Kecewa
18 Terpukul
19 Saling Memuaskan
20 Pesta
21 Surat
22 Kakek Misterius
23 Doa
24 Koma
25 Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
26 Siuman
27 Promosi Novel "Hasrat Tuan Kesepian."
28 Pelan-pelan
29 Berpura-pura
30 Sudah Sembuh?
31 Menyalahkan
32 Membuka Lembaran Baru
33 Pulang
34 Cinta
35 Silsilah Keluarga
36 Pindah
37 Pernyataan Cinta Yang Tiba-tiba
38 Resmi Berpacaran
39 Terpukul
40 Kehidupan Yang Mengenaskan
41 Steel Love You
42 Jujur
43 Gelap Mata
44 Menahan Rasa Kesal
45 Kembali
46 Kembali
47 Pindah
48 Pergi Tanpa Pamit
49 Silvia Yang Sebenarnya
50 Babak Belur
51 Di Bawa Ke Kantor Polisi
52 Bukti Kuat
53 Maaf
54 Diam-diam Menyimpan Dendam
55 Restu
56 Hasrat Terlarang Anak Tiri?
57 Cinta Monyet
58 Merestui
59 Terima Kasih
60 Pertunangan
61 Mencoba Melupakan
62 Sosis Jumbo Kesayangan
63 Menggila
64 Teman Lama
65 Bidadari dari Masa Lalu
66 Kegaduhan
67 Kegaduhan
68 Bersikap Biasa Saja
69 Seperti Dugaan.
70 Seperti Dugaan
71 Berkaca dari masa lalu
72 Janda
73 Pernikahan sederhana.
74 Pernikahan Mewah
75 Tips
76 Akhir Perjalanan (Last Episode)
Episodes

Updated 76 Episodes

1
Jengah
2
Istana
3
Miss Billionaire
4
Anak Kandung dan Anak Tiri
5
Songong
6
Rusak
7
Berkelahi Seperti Anak Kecil
8
Kampungan
9
Benar-benar Pergi
10
Mall
11
Make Over
12
Bergetar
13
Sesak
14
Kenangan Pahit
15
Surat Terakhir
16
Pergi Tanpa Pamit
17
Sakit dan Kecewa
18
Terpukul
19
Saling Memuaskan
20
Pesta
21
Surat
22
Kakek Misterius
23
Doa
24
Koma
25
Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama
26
Siuman
27
Promosi Novel "Hasrat Tuan Kesepian."
28
Pelan-pelan
29
Berpura-pura
30
Sudah Sembuh?
31
Menyalahkan
32
Membuka Lembaran Baru
33
Pulang
34
Cinta
35
Silsilah Keluarga
36
Pindah
37
Pernyataan Cinta Yang Tiba-tiba
38
Resmi Berpacaran
39
Terpukul
40
Kehidupan Yang Mengenaskan
41
Steel Love You
42
Jujur
43
Gelap Mata
44
Menahan Rasa Kesal
45
Kembali
46
Kembali
47
Pindah
48
Pergi Tanpa Pamit
49
Silvia Yang Sebenarnya
50
Babak Belur
51
Di Bawa Ke Kantor Polisi
52
Bukti Kuat
53
Maaf
54
Diam-diam Menyimpan Dendam
55
Restu
56
Hasrat Terlarang Anak Tiri?
57
Cinta Monyet
58
Merestui
59
Terima Kasih
60
Pertunangan
61
Mencoba Melupakan
62
Sosis Jumbo Kesayangan
63
Menggila
64
Teman Lama
65
Bidadari dari Masa Lalu
66
Kegaduhan
67
Kegaduhan
68
Bersikap Biasa Saja
69
Seperti Dugaan.
70
Seperti Dugaan
71
Berkaca dari masa lalu
72
Janda
73
Pernikahan sederhana.
74
Pernikahan Mewah
75
Tips
76
Akhir Perjalanan (Last Episode)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!