Terkadang bahagia itu sederhana, hanya dengan berjalan menyusuri tempat yang selama ini hanya bisa dilihat dari kejauhan dan hanya ada di dalam angan-angan bisa membuat hati seorang manusia merasakan kebahagiaan.
Itulah yang saat ini sedang dirasakan seorang Silvia, senyumannya terlihat mengembang sempurna berjalan dengan tangan yang ditarik oleh Damien karena pemuda itu tidak ingin Via sampai tersesat atau melakukan hal seperti sebelumnya.
Tangan kecil Via nampak di tarik dengan genggaman yang begitu erat seolah tidak ingin dilepaskan. Silvia sendiri tidak merasa keberatan karena dengan begitu dia bisa mengikuti kemanapun arah kaki Damien melangkah saat ini.
Sampai akhirnya, mereka tiba di depan salon kecantikan, salon mewah yang biasa dikunjungi oleh kaum sosialita.
''Tempat apa ini?'' tanya Via menatap ke arah salon.
''Masuk aja,'' jawab Damien datar.
''Nggak, aku gak mau masuk.''
''Silvia, ini namanya salon. Kamu akan di Make over, biar penampilan kamu gak kampungan kayak gini.''
''Ish ... Emang penampilan aku kampungan?''
''Banget, sangat-sangat kampungan.'' Damien penuh penekanan.
''Dih, dasar songong.''
''Ya udah masuk aja, aku temenin ko.''
Damien menarik pergelangan tangan Silvia dengan sedikit bertenaga, hingga tubuh gadis itu sedikit terhempas.
''Ikh, pelan-pelan dong, sakit.'' Rengek Via manja.
Damien tidak menghiraukan teriakan Silvia, dia membuka pintu salon tersebut dan meminta pelayan di sana untuk mengubah penampilan Silvia.
''Mbak, tolong rubah penampilan dia, saya ingin gadis ini berubah dari ujung kaki sampai ujung rambut, oke?'' tegas Damien, menatap Silvia dari ujung rambut hingga ujung kaki. Setelah itu dia pun berjalan keluar dari dalam salon.
''Hey, kamu mau kemana? katanya mau nemenin aku di sini?'' teriak Via namun, diabaikan oleh pemuda itu.
Setelah kepergian Damien, Silvia pun mendapatkan pasilitas VIP dari salon tersebut, Via yang memang baru pertama ama kali mendapatkan perawatan seperti itu nampak merasa risi, apalagi saat ini kedua tangannya nampak di pegang oleh dua pelayan sekaligus, karena akan mendapatkan kuku begitupun dengan kakinya yang saat ini akan mendapatkan perawatan yang sama.
''Kalian mau apa?'' tanya Via menatap pelayanan tersebut dengan tatapan waspada.
''Sebentar Nona, kami akan membersihkan kuku anda,'' jawab pelayan tersebut sedikit terkekeh.
''Gak usah, aku bisa bersihin sendiri.''
''Ga bisa, Nona. Kami di bayar untuk merubah penampilan Nona. Jadi tolong kerja samanya, ya.'' Jawab pelayanan tersebut ramah dan tersenyum.
Mau tidak mau, Silvia pun mengikuti keinginan pelayan tersebut, dia pun duduk di kursi khusus, membiarkan tiga orang pekerja salon membersikan kaki bahkan tangannya meski merasa risi sebenarnya.
Setelah itu, penampilannya pun mulai di make over, make up tebal yang semula memoles wajahnya mulai di bersihkan, hingga kini wajahnya benar-benar polos tanpa make-up.
''Wah, Nona sebenarnya cantik lho,'' ucap pelayan tersebut terpukau dengan kecantikan Silvia.
''Hmm ... Anda orang pertama yang memuji saya kayak gitu,'' jawab Via merasa tersanjung.
''Masa si? emang selama ini gak ada yang menyadari kecantikan Nona?''
''Hmm ... Entahlah, mungkin mereka semua gak punya mata, atau mata mereka katarak,'' jawab Via polos.
Pelayan tersebut hanya terkekeh.
Kini, bukan hanya wajahnya saja yang hendak di make-up, tapi rambutnya pun di rapihkan oleh pelayan yang berbeda, membuatnya merasa menjadi seorang putri kerajaan yang diperlakukan dengan begitu spesial.
Bukan hanya itu saja, kaki dan tangannya pun nampak masih di bersihkan membuat Via kini memejamkan mata dan mulai merasa nyaman dengan apa yang sedang dia terima.
'Hmmm ... Jadi seperti ini rasanya jadi orang kaya, perawatan salon seperti yang di lakukan wanita-wanita di luaran sana? hihihi ... menyenangkan juga,' ( Batin Silvia )
Tanpa terasa, Via kini memejamkan mata dan benar-benar tertidur, kepalanya sedikit menunduk membuat pelayan tersebut sedikit kesulitan untuk memoleskan make-up di wajahnya tersebut.
Dua jam kemudian.
Damien kembali ke salon dimana Silvia berada dengan membawa paper bag kecil, matanya nampak menatap sekeliling mencari sosok Silvia yang semula berada di sana.
Keadaan salon yang tidak terlalu ramai membuat Damien merasa heran karena Silvia sama sekali tidak berada di sana. Akhirnya, dia pun bertanya kepada salah satu pelayan salon yang saat ini nampak sedang melakukan perawatan kepada seorang wanita yang saat ini sedang duduk di depan cermin dengan kepala yang menunduk.
Pakaian wanita tersebut nampak di tutup dengan kain berwarna putih yang akan melindungi tubuhnya dari helaian rambut yang saat ini sedang dirapikan.
''Mbak, maaf. Wanita yang tadi saya bawa ke sini mana? yang saya minta buat di make over?'' tanya Damien dengan mata yang masih menatap sekeliling.
''Hmm ... Maksudnya Nona yang ini?'' jawab pelayan Salon tersebut, menunjuk wanita yang saat ini berada tepat di depannya.
Damien pun terheran-heran, dia sedikit berjongkok agar matanya bisa menatap wanita yang saat ini menundukkan kepalanya seraya memejamkan mata dengan penampilan sudah benar-benar berbeda, rambut Silvia pun nampak berbeda dari sebelumnya.
Rambut yang semula lurus berwarna hitam, kini nampak bergelombang dengan warna yang sedikit kecoklatan, sedangkan wajah Via yang semula di poles makeup tebal kini nampak hanya di poles make-up tipis membuat kecantikannya terpancar begitu menyilaukan.
'Astaga, ini beneran wanita jadi-jadian itu?' ( Batin Damien )
"Nona, silahkan bangun, perawatannya sudah selesai,'' pinta pelayan tersebut, membuka kain berwarna putih yang semula menutup tubuhnya.
Silvia pun seketika membuka mata, mengedipkan pelupuknya pelan dengan mulut yang dibuka lebar, kedua tangannya pun di rentangkan panjang lalu mengangkat kepalanya.
''Haaah ... sudah selesai?'' tanya Via menatap sekeliling.
''Iya, Nona. Sekarang, coba Nona bercermin.''
''Hmm ...'' Via mengangkat kepalanya, menatap wajahnya sendiri dari pantulan cermin.
''Huaaaa ... Ini beneran muka aku?'' teriak Via berdiri lalu mendekati cermin, mengusap wajahnya yang kini terlihat berbeda dari sebelumnya.
''Tentu saja, Nona. Itu beneran muka nona.'' Ucap salah satu pelayan tertawa lucu.
''Aku gak nyangka kalau muka aku akan secantik ini, waaaah ....''
''Udah, jangan narsis. Nih ganti bajunya juga,'' pinta Damien menyerahkan paper bag yang di bawanya.
''Harus ganti baju juga?''
''Iya, buruan.''
''Ish ... Emang ada apa sama baju yang pakai ini,'' jawab Via mengerucutkan bibirnya, menerima paper bag tersebut.
Damien menatap lekat wajah Silvia, wanita yang semula berpenampilan kampungan kini seolah menjelma menjadi wanita cantik dengan kecantikan yang begitu mempesona.
'Ya Tuhan, kenapa dia cantik sekali,' ( Batin Damien )
Silvia pun berjalan menuju ruangan khusus yang memang sengaja disediakan untuk berganti pakaian, dia mengeluarkan pakaian yang ada di dalam paper bag tersebut lalu tersenyum seketika.
''Waaaah ... ini 'kan baju yang tadi di pake sama patung yang di sana,'' gumam Via tersenyum lebar.
♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️♥️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Nana
perhatian kecil Damien yg akan berubah jadi cinta
2022-11-15
0
༄༅⃟𝐐ahNyaak moon.༐༐༅⃟𝓮𝓵
dami perhatian juga ama via..
2022-09-24
0
🌈 єνιʝυℓιє ♓ℹ️🅰🌴
perhatian kecil 🤗
2022-09-24
0